You are on page 1of 28

Mengelola Emosi

E mosi sangat menentukan kualitas hidup dan jalinan


hubungan seseorang dengan orang lain. Demikian
pentingnya, emosi dapat mempengaruhi tatanan kehidupan
masyarakat—menyelesaikan berbagai permasalahan dan konflik.
Kemarahan yang muncul tidak terlepas dari kemampuan untuk
mengelola—mengendalikan emosi sehingga habis kadar rasio yang
dimiliki. Alhasil munculnya berbagai konflik antarpribadi,
antarsuku, antarbangsa bahkan antarnegara. Kerapkali kita sering
menggunakan cara-cara dekstruktif untuk menyalurkannya emosi
bukan menggunakan nalar yang sehat. Sebagaimana yang terjadi
pada konflik di Poso, Ambon, Sampit, Sambas, Papua, Aceh dan
tempat lainnya.
Semua pihak yang memiliki kepentingan atas konflik itu
tentulah para mastermind yang mengerti benar tentang kekuatan
kemarahan massa dengan menyulut api kebencian, kekecewaan
dan penolakan yang sulit untuk diredakan. Marah, jengkel, benci,
sakit hati, sedih, dan takut menjadi sesuatu yang mudah
dieksploitasi dan mendorong tindakan desktruktif—anarkis. Oleh
karena itu, kemampuan mengendalikan perilaku ini dalam kadar
tertentu akan membantu upaya lain untuk menurunkan intensitas
masalah—konflik dengan cara-cara yang rasional dan sehat.

Topik ini memberikan pengalaman bagi pemimpin dan tokoh


masyarakat untuk meningkatkan kualitas—pengendealian emosi
(emotional maturity) dalam menyelesaikan berbagai masalah dan
konflik. Kematangan emosi bagi seorang pemimpin memiliki daya
ungkit yang luar biasa dalam membangun kondisi kelompok,
komunitas, dan masyarakat yang damai—kebersamaan dan
mendorong kekuatan positif lainnya.
323
TUJUAN
Peserta memahami pentingnya mengelola emosi dalam
meningkatkan hubungan antarpribadi dan penyelesaian konflik
dalam masyrakat.
Peserta memiliki keterampilan praktis mengelola kualitas emosi
dalam menghadapi konflik dan membangun situasi yang lebih
baik.

POKOK BAHASAN
☺ Pentingnya Pengetahuan Emosi
☺ Mengenal Kematangan Emosi
☺ Langkah Praktis dalam Mengelola Emosi

WAKTU
Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran 3 X 40 menit

METODE
Metode yang digunakan diantaranya
☺ Berbagi Pengalaman

☺ Self Assessment

☺ Refleksi-relaksasi

MEDIA DAN SUMBER BELAJAR


☺ Flipchart, spidol, kertas plano dan metaplan

☺ Lembar Media 14.1-8

☺ Lembar Kasus 14.1: “Telp 651-3131”

☺ Lembar Permainan 14.1: “Penyadaran Emosi”

☺ Bahan Bacaan 14.1: “Mengelola Kualitas Emosi: Mengenal


Dinamika dan Pengendalian Emosi”

☺ Bahan Bacaan 14.2: “Seputar Emosi Marah”


324
PROSES PEMBELAJARAN
Kegiatan 1: Pentingnya Pengetahuan Emosi

1. Menjelaskan kepada peserta tujuan dan proses yang akan


dilakukan dalam sessi ini.

2. Tayangkan gambar, filmstrip, video tentang peristiwa


penting—bencana alam, konflik dan kekerasan.

3. Mintalah kepada peserta untuk mengamatinya dengan


seksama.
4. Setelah selesai, peserta diberikan instruksi untuk
menunjukkan respon atas tayangan tersebut secara bebas.
Ajukan pertanyaan berikut;
• Apa yang Anda rasakan dalam diri Anda setelah melihat
tayangan peristiwa itu?
• Bagaimana reaksi Anda ?
5. Catatlah—tulis dalam metaplan reaksi yang ditunjukan
peserta. Hasilnya ditempelkan di dinding untuk dibahas
dalam pleno.
6. Berikan kesempatan kepada peserta untuk menanggapinya.
Kemukakan kecenderungan reaksi emosional yang muncul
dari peserta.
7. Buatlah hikmah atau inti pelajaran dari kegiatan ini dan
mengkaitkan dengan sessi selanjutnya.

Variasi:

Beberapa cara dapat ditempuh dengan memberikan informasi,


brosur, foto, gambar, feature, rekaman audio tentang berbagai
peristiwa dunia yang mengundang reaksi (marah, sedih,
senang). Cara lain dengan meminta peserta untuk melakukan
sosiodrama tentang berbagai isu, fakta, dan peristiwa krisis-
konflik di bidang politik, ekonomi, budaya, keamanan dan lain-
lain

Kegiatan 2: Mengenal Kematangan Emosional

1. Menjelaskan kepada peserta tujuan dan proses yang akan


dilakukan dalam sessi ini dengan mengaitkan pokok
bahasan sebelumnya.
325
2. Bagikan kepada peserta lembar penilaian diri (Emotional
Maturity Assessment-EMA). Berikan kesempatan—waktu yang
cukup untuk mengisinya.

3. Lakukan analisis dari hasil pengukuran untuk mengetahui


profil kematangan emosi peserta. Kemudian presentasikan
hasilnya untuk dibahas dalam pleno.

4. Berdasarkan profil tersebut, jelaskan kepada peserta tentang


pentingnya kematangan emosional dalam menghadapi
berbagai situasi sulit dan tekanan. Berikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya, mengkritisi dan menklarifikasi
hal-hal yang tidak dipahami.

5. Buatlah rangkuman dan kesimpulan dari pembahasan yang


telah dilakukan.

Kegiatan 3: Langkah Praktis Mengelola Emosi-Marah

1. Menjelaskan kepada peserta tujuan dan proses yang akan


dilakukan dalam sessi ini dengan mengaitkan pokok bahasan
sebelumnya.

2. Mintalah peserta untuk melakukan latihan penyadaran emosi


dengan mengikuti intrusksi fasilitator. Sebagai panduan
gunakan lembar permainan 14.1.

3. Setelah permainan selesai, berikan kesempatan untuk


bertanya, memberi komentar dan mengajukan pendapat.
Sebagai bahan pengayaan gunakan lembar media yang telah
disediakan.

4. Buatlah rangkuman atau kesimpulan dari pembahasan yang


telah dilakukan
326
Pengelolaan dan pengendalian emosi menjadi salah satu permasalahan yang sering
dihadapi oleh siapapun terutama dalam situasi tertekan—sulit dan tingkat dinamika
konflik yang tinggi. Pembelajaran emosi perlu dilakukan dalam situasi terkontrol
dengan menerapkan beberapa latihan penyadaran diri, pengaruh persepsi dan
tindakan. Peserta diarahkan untuk mengembangkan kecerdasan emosional (EQ)
dengan mengungkapkan beberapa kasus dan melakukan penilaian diri (self
assessment) untuk mengukur modalitas emosi dalam berbagai situasi. Lembar
penilaian diri (EMA) disarankan agar peserta jujur dalam mengisi sesuai dengan
dengan kondisi yang dirasakan. Disarankan untuk mengisi daftar penilaian tersebut
pada saat istirahat atau di luar sessi pelatihan agar tidak membuang waktu.
Peserta dapat mempelajari beberapa kasus umum yang muncul
akibat ketegangan dan tindakan yang menimbulkan reaksi
emosional yang berlebihan—terjadi pada saat berinteraksi dengan
dengan kelompok, komunitas, pemerintah dan pihak terkait
lainnya. Fasilitator dapat memberikan pengetahuan dasar tentang
pendekatan psikologi dalam menangani kemarahan dan reaksi
destruktif agar peserta memiliki gambaran yang benar tentang
pengaruh emosi dalam penyelesaian konflik.
327
Lembar Kasus 14.1

‘Telp 651-3131’
Sebuah kisah lucu berikut akan mengingatkan Anda tentang perlunya mengendalikan
emosi;
Anda seorang laki-laki yang bekerja pada sebuah perusahaan besar jauh di luar kota.
Karena jauhnya, baru sebulan kemudian Ia berinisiatif untuk menelepon ke rumah
untuk mengabari istrinya. Pada kali pertama yang menjawab adalah seorang pembantu.
Dengan heran ia bertanya/
“Sudah berapa lama kamu bekerja disini?”
“Baru satu hari”. Jawab pembantu itu;
“Terus”. Laki-laki itu bertanya lagi. “...dimana istri saya?”
“Oh istri bapak ada di kamar atas bersama laki-laki lain”. Jawab pembantunya lagi.
“Apa?... Dengan laki-laki lain? Kurang ajar.....! Begini tolong bantu Saya beri pelajaran
pada laki-laki itu. Kamu cari pemukul bisbol atau tongkat apapun. Naik ke atas dan
pukul keras-keras kepala laki-laki jahanam itu. Jangan tutup telepon ini, saya mau
tunggu laporanmu!.” si laki-laki berteriak.
Karena takut pembantu itupun menjawab. “Baik tuan!” Setelah menunggu beberapa
saat. Kembalilah pembantu itu dengan tergesa-gesa.
“Sudah Saya lakukan Tuan, tetapi nyonya Julia jadi marah besar kepada Saya!.”
Laki-laki itu lalu menjawab dengan heran. “Nyonya Julia?. Bukankah ini nomor telepon
651-3131?.
“Dengan lunglai pembantu itu menjawab. “Bukan Tuan ini nomor teleponnya 651-
3137”. Langsung saja laki-laki itu menutup teleponnya.
Silahkan Anda pikirkan bagaimana kisah selanjutnya.
328
Lembar Permainan 14.1

‘Penyadaran Emosi’
Format : Individu
Waktu : 5 — 10 Menit
Tempat : Di dalam ruangan
Materi : Kertas HVS, Metaplan, Spidol
Peserta : 20 — 25 orang

Deskripsi
Peserta diminta untuk melakukan latihan penyadaran emosi diri dengan mengidentifikasi beberapa
indikator jika seseorang mengalami kemarahan. Bagaimana reaksi emosional mempengaruhi kondisi
fisik. Latihan dimulai dengan menunjukan reaksi marah dengan cara menutup mata kemudian
membayangkan peristiwa atau kejadian yang membuat marah. Kemudian peserta diminta untuk
memberikan tanda pada gambar orang, bagian mana yang dirasakan mengalami ketegangan secara
fisik. Setelah selesai menandai kemudian dibandingkan dengan jawaban yang banyak diberikan
oleh peserta. Latihan ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan mendeteksi emosi.

Tujuan
1. Menunjukkan bahwa setiap orang akan memberikan reaksi marah yang berbeda-beda
terhadap peristiwa dan kejadian yang dialaminya.

2. Memahami bahwa perilaku marah akan mempengaruhi reaksi fisik.

3. Memahami bahwa identifikasi dan pengenalan terhadap emosi akan membantu merasakan
emosi dan mengendalikannya untuk menghindari konflik.

4. Melatih kemampuan personal tentang kesadaran emosi dan reaksi yang ditimbulkannya.
329
Cara Permainan
1. Berikan penjelasan umum kepada peserta tentang permainan yang akan dilakukan.
Mintalah mereka untuk berdiri semua.

2. Ambil beberapa kertas koran bekas lalu gulunglah sampai membentuk seperti sebuah
tongkat.

3. Mintalah peserta untuk menutup mata dengan kain saputangan.

4. Duduklah bersadar pada kursi dengan tenang—relaks. Kemudian pandulah peserta untuk
membayangkan suatu peristiwa—kejadian atau orang lain yang pernah membuat Anda
sangat marah.

5. Sambil tetap fokus pada peristiwa atau kejadian itu, pukul-pukulkan tongkat koran itu ke
meja atau lantai sambil mengatkan berulang kali. “Saya marah!..... Saya marah.....!,
kemudian cobalah rasakan apa yang terjadi.

6. Ajukan pertanyaan sebagai berikut;

• Manakah bagian dari tubuh Anda yang terasa tegang?

• Tandailah pada gambar orang—bagian tubuh mana Anda yang merasakan ketegangan
secara fisik?

7. Setelah selesai, bandingkanlah dengan peserta lain untuk melihat kecenderungan reaksi
yang ditunjukan.

8. Galilah hikmah dari permainan ini dan kaitkan dengan fungsi dan peran Anda sebagai
masyarakat.

Diskusi
1. Apa yang dipikirkan oleh peserta ketika melakukan latihan penyadaran emosi ?

2. Kesulitan apa saja yang dirasakan oleh kelompok dalam menghadapi kemarahan yang
memuncak ?

3. Apa yang dirasakan peserta secara fisik pada saat marah ?

4. Kecenderung reaksi fisik—bagian tubuh pada saat Anda marah ?

5. Pelajaran apa yang dapat diambil dari permainan ini ?

Variasi
Berikan ruang bagi peserta untuk meningkatkan penghayatan untuk mendorong reaksi spontan
dan kemarahan. Permainan ini dapat diawali dengan penayangan gambar—poster, video, film,
rekaman kaset atau bermain peran untuk membantu penghayatan peserta. Misalnya kasus
pelecehan di tempat kerja, perselisihan dalam rumah tangga, kekerasan dan lain-lain.
330
Kunci
Permainan ini memberikan pengalaman tentang hubungan kemarahan dengan kondisi fisik
seseorang. Reaksi marah dapat ditimbulkan melalui rangkaian peristiwa atau kejadian luar biasa
yang dapat mendorong sensitivitas, kesedihan, ketidaknyamanan dan kemarahan. Kondisi ini akan
memudahkan dalam mengamati reaksi fisik yang ditimbulkan dari emosi marah. Melalui permainan
ini peserta dilatih untuk mengenal reaksi fisik dan upaya untuk mengendalikannya pada saat
kemarahan memuncak.
331
332
NO PERTANYAAN SKALA PENGUKURAN

1. Memperlihatkan kepekaan terhadap perasaan dan keberadaan orang lain, termasuk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Mampu mengendalikan diri pada saat emosi memuncak sehingga tidak menunjukan
2. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
kata-kata atau perbuatan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain

Mengekspresikan perasaan secara jujur dan jelas tanpa mengabaikan dan meren-
3. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
dahkan orang lain

Mampu mengontrol emosi dengan baik, khususnya dalam menghadapi situasi atau
4. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
orang tertentu yang membuat Anda jengkel atau marah

Tidak merasa sensitif atau mudah terluka oleh kata-kata, sikap, dab tindakan orang
5. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
lain yang dirasakan kurang menyenangkan.

6. Mudah mengungkapkan atau mengekspresikan di depan orang lain 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Mampu mengenali dan memberikan reaksi positif terhadap perasaan orang lain,
7. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
khususnya yang tidak terungkap oleh orang lain

8. Menunjukan sikap dan perilaku yang menghargai terhadap dirinya sendiri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

9. Tidak mengalami banyak kesulitan dalam untuk mengungkapkan pikiran serta pen- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10. Menghargai dan terbuka terhadap masukan dan pandangan orang lain yang berbeda. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11. Mempercayai kemampuan diri dasn mampu menampilanm sikap dan perbuatan yang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

12. Bersikap terbuka—menerima terhadap berbagai kritikan atau masukan dari orang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

13. Memiliki reputasi yang ditunjang oleh karakter diri yang baik, jujur dan dapat dui- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

14. Menerima kelemahan dan kelebihan dirinya dan orang lain 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


333
NO PERTANYAAN SKALA PENGUKURAN

Menenunjukkan penghargaan dan pujian yang tulus atas kesuksesan dan


15. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
keberhasilan orang lain.

Memiliki integritas tinggi dalam berkomunikasi dimana tidak ada pesan atau pikiran
16. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
negatif yang tersembunyi selain apa yang dikatakan.

Menjadi pendengar yang baik khususnya dalam mendengarkan ungkapan—perasaan


17. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
orang lain yang tidak terucap.

Objektif—mampu membedakan antar pendapat pribadi dengan kenyataan


18. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
sesungguhnya dalam mempertimbangkan suatu masalah atau menemukan solusinya.

Mudah membangun proses komunikasi yang menyenangkan dan humoris dengan


19. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
orang lain dan cenderung luwes (tidak kaku) dalam pergaulan..

Membangun hubungan yang harmonis dan mendalam sehingga orang lain tidak
20. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
sungkan untuk mengutarakan perasaan dan masalah yang bersifat pribadi.

Mampu memulai serta memelihara hubungan persaudaraan—persahabatan yang


21. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
jujur dan dapat dipercaya.

Mampu memberikan penguatan dan mendorong orang lain dalam menghadapi


22. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
kesulitan atau masalah dalam hidupnya.

Tidak mudah merasa frustasi oleh kegagalan, tantangan dan kesulitan yang
23. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
dihadapu ditengah masyarakat.

Berani menerima tanggung jawab pribadi atas kesalahan yang dilakukan tanpa
24. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
menyalahkan orang lain atau situasi.

25. Tidak dikuasai perasaan takut, khawatir dan cemas yang berlebihan. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak menjadi lumpuh akibat kegagalan yang pernah dialami ataupun oleh
26. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
kesuksesan yang membuatnya tidak mau mencoba lebih baik lagi.

Tidak bersikap anti kritik dan dapat menerima secara positif masukan negatif yang
27. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
berguna untuk perkembangan dirinya.

28. Mampu memberikan kata-kata penguatan—semangat untuk bangkit dari kegagalan. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Petunjuk Pengisian skoring dan penilaian


1. EMA terdiri dari 28 pernyataan yang menggambarkan katagori sebagai berikut;
• Pertanyaan 1-7 : Emotional Awareness
• Pertanyaan 8-14 : Emotional Acceptance
• Pertanyaan 15-21 : Emotional Affection
• Pertanyaan 22-28 : Emotional Affirmation
2. Jumlahlahkan hasil jawaban untuk stiap item pertanyaan. Jumlahkan skor hasil setiap peserta
berdasarkan jenis assessment yang telah dilakukan. Jika Anda menggunakan assessment ini
untuk kepentingan orang lain seperti rekan kerja, atasan, atau bawahan (penilaian lebih dari
satu). Jumlahkan seluruh skor kemudian hitunglah rata-rata hasil assessment mereka.
3. Skoring dilakukan pada setiap pernyataan no 1 hingga 28.
4. Dalam laporang umpan baliknya terdapat:
334
• Skor sesungguhnya.
• Barchart yang menggambarkan tinggi rendahnya skor pengukuran.
• Interpretasi skor (Sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi)
5. Panduan umum untuk menentukan skor sebagai berikut;
• 1.0`-`2.5 = Sangat Rendah
• 2.6`-`4.5 = Sangat Rendah
• 4.6`-`6.5 = Sedang
• 6.6`-`8.5 = Tunggi
• 8.6`-`10 = Sangat Tinggi

.
335
Mampu memperlihatkan kepekaan terhadap orang lain termasuk kepada rekan sejawat,
atasan dan mitranya, terbuka, dalam tutur kata, sikap dan tindakan.
336

You might also like