You are on page 1of 20

KEKERASAN

TERHADAP PEREMPUAN

Oleh : Nuraini Ariswari


Ketua UPIPA GOW Wonosobo
DATA KOMNAS PEREMPUAN:
Tahun 2004  14.020 kasus
Tahun 2005  20.391 kasus
Tahun 2006  22.517 kasus
Tahun 2007  25.522 kasus
Tahun 2008  54.425 kasus
HDI/IPM DI 7 (TUJUH) NEGARA ASEAN TAHUN 2007
1 0.922
0,894
0,9
0,781 0,811
0,771
0,8 0,728 0,733
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0 VIETNAM FILIPINA THAILAND MALAYSIA BRUNEI D. SINGAPURA
INDONESIA

HDI 2007 SEBESAR 0,728 MENEMPATI URUTAN KE 107 DARI 177


NEGARA DI DUNIA, DAN URUTAN KE 7 DARI 7 NEGARA ASEAN

Sumber: Laporan UNDP 2007


HDI = Human Development Index
IPM = Indeks Pembangunan Manusia
HDI MENURUT PROVINSI, TAHUN 2007
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

DKI Jakarta 1 76,3


Sulut 2 74,4
Riau 3 73,8
DIY 4 73,7
Kalteng 5 73,4
Kaltim 6 73,3
Kepri 7 72,8
Sumut 8 72,5
Sumbar 9 71,6
Jambi 10 71,3
Bengkulu 11 71,3
Babel 12 71,2
Sumsel 13 71,1
Jabar 14 70,3
Jateng 15  70,3
Indonesia 70,1
Bali 16 70,1
Maluku 17 69,7
NAD 18 69,4
Lampung 19 69,4
Jatim 20 69,2
Banten 21 69,1
Sulten 22 68,8
Sulsel 23 68,8
Gorontalo 24 68
Sultra 25 67,8
Kalsel 26 67,7
Malut 27 67,5
Kalbar 28 67,1
Sulbar 29 67,1
Irjabar 30 66,1
NTT 31 64,8
NTB 32 63
Papua 33 62,8

Sumber: KPP & BPS, Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2007


ANGKA KEMATIAN IBU MELAHIRKAN (AKI),
TAHUN 1997-2007

350 334
307
300

250
228
200

150

100

50

0
TH.1997 TH.2003 2007

Sumber: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)


500
493
455 459
435 446
400 431 421
395

300

200

100
101
65 65 64
29 39 45 57
0
TH.1977 TH.1982 TH.1987 TH.1992 TH.1997 TH.1999 TH.2004 TH.2009

JUMLAH PEREMPUAN JUMLAH LAKI-LAKI

Sumber: Cetro
PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN (%)

3.08

3.07

3.06

Urban Rural Total

PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DI PERKOTAAN RELATIF SAMA DENGAN


DI PERDESAAN

Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006


TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
MENURUT JENIS KEKERASAN (%)

70
65.3 64.7 65.8

60

50

40

30
25.3
23.3
20.7
20 17.9 17.7 18 18.2
16.2
14.5
12.8
11.3 10.2
10

0
Penganiayaan Penghinaan Pelecehan Penelantaran Lainnya

Total Perkotaan Pedesaan

JENIS KEKERASAN YANG TERBANYAK DIALAMI PEREMPUAN ADALAH


”PENGHINAAN” (65,8%) DAN PENGANIAYAAN (25,3%)

Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006


TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
MENURUT PENYEBAB UTAMA (%)
40
3 5.1
35 3 3 .1

30 2 8 .1

2 3 .9
25

20

14 14 .3 14 14
15 12 .9
10 .5
10

0
Ke s ulita n Tida k P a tuh P rila ku B uruk C e m buru La innya
Eko no m i

P e rko ta a n P e de s a a n

PENYEBAB KEKERASAN YANG TERBANYAK ADALAH ”KESULITAN EKONOMI”


(PERDESAAN 33,1%, PERKOTAAN 35,1%)

Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006


TINDAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
MENURUT PEMBERI PEMULIHAN TERAKHIR (%)

90
77.5 75.5
80 73
70
60
50
40
30
19.8
20 17
14.6

10 2.6 1.8 2.1 3.6 5.7 4.8


0.9 0.4 0.6
0
RS Toga/Toma LSM/Peksos Lainnya Tidak ada

Perkotaan Pedesaan Total

75,5% PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN TIDAK MEMPEROLEH PEMULIHAN


(PERDESAAN 73%, PERKOTAAN 77,5%)

Sumber: KNPP bekerjasama dengan BPS, Susenas 2006


TAHUN JUMLAH P21 PELAKU KORBAN

KASUS DEWASA ANAK

2004 76 35 83 103 -

2005 71 27 83 125 18

2006 84 59 155 496 129

2007 177 88 240 333 150

2008 53 38 11 8 22
(s.d Maret08)

Sumber : Bareskrim Polri 2008


KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN

 KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN


(VIOLENCE AGAINST WOMEN) ACAPKALI
DISEBUT JUGA SEBAGAI KEKERASAN
BERBASIS JENDER (GENDER BASED
VIOLENCE) SEPERTI TERCANTUM PADA
REKOMENDASI UMUM NO.19 KOMITE
PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK
DISKRIMINASI TERHADAP PEREMPUAN
(1992) TENTANG KEKERASAN TERHADAP
PEREMPUAN
Definisi / Batasan
 KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
 Setiap tindakan berdasarkan pembedaan jenis kelamin yang berakibat atau mungkin berakibat
kesengsaraan atau penderitaan tertentu, pamaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-
wenang, baik yang terjadi didepan umum maupun dalam kehidupan pribadi. (deklarasi penghapusan
kekerasan terhadap perempuan (1993),pasal 1)

 KEKERASAN BERBASIS JENDER


 Kekerasan yang langsung ditujukan trhdp seorang perempuan secara tidak proporsional. Hal
tersebut termasuk tindakan-tindakan yang mengakibatkan kerugian atau penderitaan fisik, mental
dan seksual atau ancaman-ancaman seperti itu, paksaan dan perampasan kebebasan lainnya.

 KORBAN
 Orang yang menjadi obyek dari sebuah tindakan yang merupakan kekerasan terhadap perempuan
atau pelanggaran terhadap hak-hak perempuan lainnya. Beberapa kelompok perempuan, seperti
perempuan dalam kelompok minoritas, perempuan masyarakat adat, pengungsi, migran, perempuan
yg di pedesaan atau pedalaman, perempuan papa, perempuan dalam LP atau tahanan, perempuan
kanak-kanak, perempuan cacat, lanjut usia dan perempuan dalam situasi konflik.

 PELAKU
 Orang (individu atau kelompok) yang melakukan sebuah tindakan yang merupakan kekerasan
terhadap perempuan. Pelaku dapat merupakan aktor negara (misalnya pemerintah, aparat
kepolisian/tentara) ataupun aktor non begara (misalkan majikan, suami, paman, kakek). Peralatan
yang dipergunakan dapat berupa benda nyata (misalkan pisau,senapan) maupun sesuatu yg abstrak.
AKAR PERMASALAHAN
Kekerasan terhadap perempuan bersumber pada
ketimpangan posisi dan hubungan kuasa antara
perempuan dan laki-laki yang telah terkonstruksi
secara sosial, yang bersumber dan terus diperkuat
oleh nilai-nilai patriarki yang dianut secara luas
dalam masyarakat.
 Patriarki
 Jender
 Peran Jender
 Maskulin
 Feminim
LOKUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
Merupakan pengkategorian kekerasan berdasarkan konteks tempat terjadinya, mencakup
ranah domestik, komunitas/publik dab kekerasan oleh negara

 KEKERASAN DALAM RANAH DOMESTIK (LIHAT JUGA KDRT)


 Kekerasan ini banyak terjadi dalam hubungan relasi personal, dimana pelaku adalah
orang yang dikenal baik dan dekat dg korban. Misal : suami thdp istri, orang tua trhdp
anak, paman trhp ponakan, kakek trhdp cucu. Dan bisa terjadi juga dalam hubungan
pacaran, atau pun pembantu oleh majikan.

 KEKERASAN DALAM RANAH PUBLIK/KOMUNITAS


 Kekerasan dalam komunitas meliputi antara lain, kekerasan yang terjadi di tempat kerja
(misal perlakuan diskriminatif terhadap perempuan, PHK secara sewenang-wenang,
pelecehan seksual, atau bentuk-bentuk eksploitasi dan kesewenang-wenangan lain), di
tempat umum (misal pelecehan seksual terhadap perempuan di jalan pasar.

 KEKERASAN OLEH NEGARA


 Kekerasan yg dilakukan oleh negara, antara lain muncul dalam bentuk pembuatan
aturan perundangan dan atau kebijakan yg tidak berpihak pada kebutuhan perempuan
(khususnya perempuan korban kekerasan). Hal ini secara langsung berpengaruh pada
perilaku aparat penegak hukum dan budaya penegakan hukum
BENTUK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
Merupakan pengkategorian kekerasan berdasarkan sasaran kekerasan yang dailakukan, yg
mencakup fisik, psikologi/mental, seksual dan penelantaran ekonomi.

 Kekerasan fisik
Perbuatan yg mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat (uu23/2004,pasal6)
Bentuk kekerasan yang menjadikan tubuh perempuan sebagai sasaran . Contoh : Dalam relasi kerja dan kemasyarakatan,
kontek budaya atau kepercayaan tertentu, dalam konflik bersenjata maupun dalam kontek hub. Personal. Smua dapat tidak
meninggalkan bekas fisik, namun hampir selalu memiliki implikasi psikologis dan sosial yg serius pada korbannya.
 Kekerasan psikis / psikologis / emosional / mental
Perbuatan yg bisa mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya,
dan atau penderitaan psikis berat pada seseorang {uu23/2004, pasal 7}
Kekerasan psikologis dapat muncul dalam bentuk ucapan-ucapan menyakitkan, kata-kata kotor, bentakan, penghinaan, ancaman.
 Kekerasan seksual
a.) Pemaksaan hubungan seksual yg dilakukan terhadap orang yg menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut.. B.)
pemaksaan hub. Seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dg orang lain unt tujuan komersial
dan/atau tujuan tertentu (uu23/2004.pasal 8)
Contoh : Pemerkosaan, pemaksaan hub seks, pemukulan dan bentuk-bentuk kekerasan lain yg mendahului, saat atau setelah
hubungan sekx, pemaksaan aktifitas sek tertentu, pornografi, penghinaan terhadap seksualitas perempuan melalui bahasa
verbal, ataupun memaksa istri untuk terus-menerus hamil.
 Penelantaran / Deprivasi ekonomi
Salah satu aspek pembatasan/pelarangan yg disasarken pada aspek kehidupan ekonomi korban perempuan..
Misalkan : istri tidak diberi nafkah secara rutin, atau dalam jumlah yg cukup untuk kebutuhan sehari-hari, pemaksaan
atau larangan bagi perempuan untuk bekerja, pembatasan penggunaan uang atau barang.
 Kekerasan tunggal
Satu bentuk kekerasan yg terjadi pada korban.
 Kekerasan berlapis
Sejumlah bentuk kekerasan yg terjadi pada korban yg sama dalam rentang waktu tertentu. Antara lain satu kekerasan
dg kekerasan yg lain kadang memiliki hubungan sebab akibat, namun terkadang juga tidak ada kaitanya sama sekali.
DAMPAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
Merupakan akibat yang terjadi pada fisik, psikologis, seksual/reproduksi, ekonomi,
sosial, sipil-politik, hukum atau lainya dari perempuan korban, karena kekerasan
yang dialaminya.

 Dampak Secara Fisik


Akibat dari tindak kekerasan yg megnacu pada bagian tubuh yg terkena sasaran tindak kekerasan, yg dapat merupakan
kondisi yg permanen (cacat) maupun tidak permanen.
 Dampak Psikologis
Akibat pada kondisi psikologis atau kejiwaan atau mental korban. Misal merasa tidak berharga, malu ,
tertekan/stress, ketakutan, kehilangan rasa percaya diri, kehilangan kemampuan untuk bertindak, merasa
tidak berdaya.
 Dampak Seksual / Reproduksi
Akibat dari tindak kekerasan pada gangguan fungsi/kerusakan organ seksual/reproduksi, baik pada bagian
dalam dan/atau luar, yg dapat merupakan kondisi permanen maupun sementara.
 Dampak Ekonomi
Akibat dari tindak kekerasan pada kondisi ekonomi korban. Misalnya, menurunya kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup atau bahkan hilangnya sumber mata pencaharian.
 Dampak Sosial
Akibat dari tindak kekerasan yg menyebabkan terganggunya posisi sosial, relasi sosial dan modalitas sosial korban.
 Dampak Sipil dan Politik
Akibat dari tindak kekerasan yg menyebabkan terhalangnya pemenuhan hak sipil dan politik korban.
 Damapk Secara Hukum
Akibat dari tindak kekerasan pada pemenihan hak korban sesuai dg peraturan dan perundangan yg berlaku.
KEKERASAN DALAM RUMAH
TANGGA (KDRT)
 Definisi (uu no.23/2004,pasal 1[1]).
 Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga
(uu no.23/2004,pasal 2[1]).
 Lingkup rumah tangga (uu no.23/2004, pasal 1 [4])
 Korban KDRT (uu no 23/2004, pasal 1[3])
 Perlindungan (uu no 23/2004, pasal 1[4])
 Perlindungan sementara (uu no 23/2004, pasal 1[5])
 Perintah perlindungan (uu no 23/2004, pasal 1[6])
 Hak korban KDRT (uu no 23/2004, pasal 10)
 Kewajiban Masyarakat
 Dampak KDRT bagi anak
PENUTUP
 PEREMPUAN adalah MITRA LAKI-LAKI
 PERAN PEREMPUAN:
- INDIVIDU
- ISTERI DAN/ATAU ANGGOTA KELUARGA
- ANGGOTA ORGANISASI
- ANGGOTA MASYARAKAT
 PERAN PEREMPUAN:
- OBYEK PEMBANGUNAN
- SUBYEK PEMBANGUNAN
TERIMA KASIH
A MM II
G II K
K A
D U
U N
N G S AANN
ND EK
LLIIN E RRAA S
K E KE
A RRI
I K
D
D A

You might also like