You are on page 1of 31

Perkembangan Hewan-1

Biologi 2007

Fertilisasi
Fertilisasi
 Merupakan proses peleburan gamet jantan dan betina
sehingga terbentuknya individu baru dengan potensi
genetik berasal dari kedua orang tuanya
 Diperoleh hasil penggabungan gen-gen dari ke-2 orang
tuanya dan individu baru
 Fungsi :
- memindahkan gen-gen dari ke-2 orang tuanya
ke keturunannya
- memberikan langkah awal reaksi2 di dalam sitoplasma
ovum agar terjadi perkembangan lebih lanjut
Konsep Fertilisasi
1. Hubungan dan pengenalan spermatozoid
dan ovum
2. Pengaturan masuknya spermatozoid ke
dalam ovum
3. Peleburan materi genetik dari spermato-
zoid dan ovum
4. Aktivasi metabolik dari ovum untuk
memulai perkembangan
1. Hubungan dan pengenalan
spermatozoid dan ovum
 Sptz (1N) suatu sistem menggerakkan inti &
enzim menyebabkan inti masuk ke dalam ovum
 Sebagian besar sitoplasma sptz dibuang selama
pemasakan, inti haploid amat ramping dengan
DNA yang padat
 Di depan inti yg memadat terdapat gelembung
akrosom (derivat dr aparatus golgi)
mengandung enzim pencerna protein & gula
kompleks u/ meluluhkan selubung luar ovum
Sea urchin
 Daerah ttd molekul aktin terletak
diantara inti & gelembung akrosomal
 Protein : memperluas tonjolan acrosomal
dari sptz selama tahap awal fertilisasi
 Pengenalan sptz dan ovum melibatkan
molekul2 pada tonjolan acrosomal
 Gerakan sptz disesuaikan dgn adaptasi
hewan thdp lingkungan
Ascaris
 Perjalanan sptz c/ gerakan amuboid dari tonjolan
lamellipodial dari m.sel
Sptz spesies lain
 Perjalanan sptz yg jauh menggunakan flagellum
 Bag penggerak utama flagellum = Axonema, dibentuk
o/ mikrotubulus asalnya dr sentriol pd basis inti sptz
 Bahan dasar flegellum adl : Tubulin (dimerik protein
tubulin)
 Kekuatan sptz mendorong dilengkapi o/ dinein
(protein bergabung dgn mikrotubilus)
 Dinein menghidrolisis molekul ATP energi
kemis bebas menjadi energi mekanis yg
mendorong sptz
 Semua material diperlukan diperlukan u/ awal
pertumbuhan & perkembangan hrs disimpan di
dlm ovum yg masak
 Saat sptz membuang sebag besar
sitoplasmanya, ovum sedang berkembang tdk
hanya menyimpan material ttp juga aktif
mengumpulkan lebih banyak material tsb. Dgn
demikian sitoplasma ovum sbg penyimpanan
material yg telah dikumpulkan selama
pemasakannya mengandung : protein, ribosom
& tRNA, mRNA, faktor2 morfogenetik dan zat
kimia protektif
 Membran plasma ovum membungkus sitoplasma mengatur aliran
ion2 selama fertilisasi& hrs mengadakan fusi dgn m.plasma sptz
 Sebelah luar m plasma ovum terdapat m.vitellin (spesies spesifik
binding dr sptz) mengandung sedikitnya 8 glikoprotein yg berbeda
materi pengenalan sptz dgn ovum
 Mamalia, m.vitellin ini terpisah & sbg matriks ekstraseluler (= zona
pellucida)
-ovum mamalia diselubungi o/ lapisan
sel2=cumulus yg terbentuk dr sel2 folikular
ovarium yg memberi makan ovum saat
dilepaskan o/ ovarium
-lapisan dalam sel2 cumulus disebut corona
radiata
 Sebelah dalam m.plasma ovum terdapat lapisan tipis dr
sitoplasma seperti gelatin disebut korteks mengandung
molekul aktin globuler dg konsentrasi tinggi
 Selama fertilisasi : molekul aktin ini mengalami
polimerisasi membentuk mikrofilamen berfungsi untuk
pembelahan sel & membantu sptz masuk ke dlm ovum
bila mikrofilamen tsb membentang di sepanjang
permukaan ovum
 Dalam kortek terdapat granula kortikal yg mengandung
mukopolisakarida, glikoprotein, protein hialin & enzim
proteolitik
 Enzim & mukopolisakarida menjaga agar sptz
lain tdk memasuki ovum yg sdh dimasuki o/ sptz
pertama
 Protein hialin & glikoprotein sbg pembungkus
embrio awal & memberikan dukungan
terjadinya segmentasi
 Gikoprotein u/ mengaktifkan sptz
 Sifat2 dr selubung ovum tsb siap menerima sptz
& dpt melanjutkan perkembangannya
2. Pengaturan Masuknya Sptz ke
dalam Ovum
a. Daya tarik sptz thdp ovum: sekresikan
molekul2 terlarut
b. Eksositosis akrosomal u/ melepaskan enzimnya
c. Terikatnya sptz ke selubung ekstraseluler ovum
d. Lewatnya sptz melalui selubung ekstraseluler
e. Fusi m.plasma ovum & sptz
Arbacia punctulata,
mekanisme kemotaksis sbb :
 Satu molekul kemotaktik 14 asam amino peptida
= resact
 Resact berdifusi di dlm air laut. Spesies ini
mempunyai reseptor pd m.plasma yg dpt
mengikat resact, shg sptz dpt berenang
mencapai ovum
 Resact juga dpt bekerja sbg peptida pengaktif
sptz krn mempengaruhi pe+an kecepatan
respirasi & gerakan sptz
Sea urchin : Reaksi akrosomal
 Ovum ditutupi o/ suatu lapisan yg tebal disebut jelly coat
(peptida, glikoprotein & polisakarida mengandung
fukosa sulfat
 Sptz bertemu jelly coat dari ovum mengalami perubahan
yi : merangsang reaksi akrosomal dr sptz yg dipicu o/
fukosa sulfat polisakarida dr jelly coat
 Suatu peptida dikenal sbg Speract dlm jelly coat u/
meningkatkan permeabilitas m.plasma sptz thdp ion Ca
& peningkatan konsentrasi ion Ca intraseluler yg
menyebabkan terjadinya fusi antara m.akrosomal dg
m.plasma dan berakhir dg pecahnya membran
Lanjutan reaksi akrosomal
 Terjadinya perubahan masuknya ion Na yg dirangkaikan
dg keluarnya ion H c/ pH intraseluler meningkat dr sptz
 Naiknya pH merangsang terjadinya polimerisasi g-
aktin(aktin globular) ke dalam daerah subacrosomal
menjadi f-aktin (aktin filamen) yg merupakan dasar
terbentuknya tonjolan akrosomal yg menjulur dr kepala
sptz
 Tonjolan akrosomal ditutupi o/ satu lapisan “bindin”
(protein sbg derivat dr isi akrosomal yg memediatori
sperma mengikat permukaan ovum)
Gambar. Reaksi akrosomal dr
spermatozoid Sea urchin
Terbentuknya Kerucut Fertilisasi
(Fertilization Cone)
 Saat sptz menembus jelly coat, bertemu dg m.vitelllin
(suatu lapisan non-seluler diantara jelly coat dg
m.plasma ovum) Komposisi m.vitellin: molekul
glikoprotein sbg tempat species-spesific binding u/ sptz
 M.vitellin hanya hanya membolehkan sptz dg spesies yg
sama membuahi ovum
 Setelah reaksi akrosomal selesai & mempunyai
hubungan dg m.vitellin, sptz yg melekat tadi mencerna
jalam menuju m.vitellin dg menggunakan enzim
akrosomal yi Lysins
 Kemudian sptz mengadakan hub dg m.plasma ovum
Lanjutan Fertilization Cone
 Hubungan pertama dibuat diantara tonjolan
ackrosomal & mikrovilli berasal dr permukaan
ovum
 Dibantu o/ gerakan berenang, sptz menekan
ovum lebih keras sampai dimulainya fusi antara
m.plasma & m.ovum
 Permulaan tahapan fusi ini, sekelompok
mikrovilli di dekat kepala sptz menelan
spermatozoid, menyebabkan ia menonjol ke
luar, daerah fusi tersebut dikenal sebagai
Fertilization Cone
Gambar. Fertilization Cone
Fast Block to Polyspermy
 Saat sptz pertama mengadakan hubungan dg ovum, ovum
perlu menjaga agar sptz lainnya tdk mengadakan
hubungan dgnya
Berarti ovum mengadakan Bock to Polyspermy.
Polispermi : 1 ovum dibuahi o/ > 1 spermatozoid
 Polispermi dpt dicegah secara cepat dg jalan depolarisasi
m.plasma secara sementara (2-3 detik & berakhir sekitar
60 detik) disebabkan o/ influks ion Na ke dalam sel
menyebabkan adanya perubahan potensial membran lokal
dr -70mV s/d +10mV dan dalam waktu 2-3 detik potensial
membran seluruh ovum berubah menjadi +10mV
 Dgn potensial m.ovum yg tdk lebih lama tsb membolehkan
fusi dr spz lainnya ke permukaan m.plasma tsb
Slow Block to Polyspermy
 Akan terjadi reaksi korteks setelah adanya mobilisasi ion Ca ke tempat
masuknya sptz
 Stl reaksi korteks ini, granula korteks pecah yg melepaskan isinya ke
dalam rongga yg mengelilinginya (rongga perivitellin), akibatnya ikatan
antara m.vitellin & m.korteks putus
 Pd saat yg sama , mukopolisakarida sulfat afinitasnya tinggi untuk air
sehinggamenggelembung/membengkak, mendesak m.vitellin sehingga
terlepas dr m.plasma. Proses ini dikenal dg pembentukan m.fertilisasi
 Lepasnya enzim ovoperoksidase dr granula korteks & hidrogen
peroksida pd saat reaksi korteks, m.fertilisasi tsb akan diuraikan oleh
hidrogen peroksida sbg media o/ ovoperoksidase akibat dari cross-
linking dr group tirosin dr protein yg mengakibatkan terjadinya
pengerasan dr m.fertilisasi ke dalam m.vitellin.
 Efek lain dari pelepasan hidrogen peroksida o/ ovum adl membunuh
banyak sptz yg telah menetrasi m.vitellin
Gambar. Proses Pembentukan
Membran Fertilisasi
3. Fusi Material Spermatozoid
dengan Ovum
 Saat kepala sptz masuk ke dalam kerucut fertilisasi ovum, m.inti mulai mengalami
disintegrasi
 Materi ini berinteraksi dg sitoplasma ovum & kromatin berpencar dr keadaan
sebelumnya rapat
 Suatu membran baru terbentuk disekeliling pronukleus jantan
 Komponen sitoplasma lainnya terbawa o/ sptz, mitokondria & ekornya tdk berperan
lebih lanjut di dlm perkembangannya
 Sentriol & pembentukan aster spermatozoid adl bagian yg dipertahankan krn
berperan u/ mendekatkan pronukleus jantan & betina
 Aster spermatozoid, memancarkan mikrotubuluas berasal dr sentriol sptz berperan
banyak di dlm membantu migrasi nukleus
 Meluasnya mikrotubulus aster mendorong menjauhi permukaan dalam dr m.plasma
ovum & membantu memindahkan pronukleus jantan menuju bag pusat ovum
 Inti ovum setelah menjadi haploid = pronukleus betina
 Stl kedua pronukleus bertemu, ke-2 m.pronukleus melebur & menyatukan ke-2
kromosom. Prosesnya disebut Peleburan Pronukleus, terjadi replikasi DNA
kromosom u/ mempersiapkan pembelahan sigot
4. Aktivasi Metabolik Ovum u/
Memulai Perkembangan
 Fungsi utama sptz di dlm tahapan awal proses fertilisasi :
mengaktivikasi ovum, dimulai saat ion Na masuk krn depolarisasi
membran sbg akibat pencegahan polispermi secara cepat
 Hal ini menyebabkan keluarnya ion Ca merupakan stimulus utama
u/ serangkaian kejadian :
- meningkatnya konsumsi oksigen 3-5 kali
(berkaitan dg pembentukan hidrogenperoksida)
- aktivasi enzim NAD kinase u/ mempermudah biosintesis
membran lipid baru
- masuknya kedua kali ion Na diimbangi o/ keluarnya ion
H dalam sel
- menyebabkan meningkatnya pH intraseluler (kejadian2 tsb terjadi
1-5 menit stl sptz mengadakan kontak dg ovum)
Peningkatan pH menyebabkan
meningkatkan sintesis protein, aktivasi
tranpor sistem di dlm ovum & sintesis
DNA menandai persiapan pembelahan
pertama
Semua kejadian metabolik ini
mempersiapkan ovum u/ mengadakan
fusi genetik dr ovum & sptz
Fertilisasi Manusia di Ampula
(12-24 jam)
 Spermatozoa akan mengalami 2 proses :
1. Kapasitasi : suatu periode dimana
lapisan glikoprotein & protein dlm
seminal plasma berpindah keluar dr
m.plasma menutupi akrosom
Proses ini terjadi 7 jam stl berada dlm alat
reproduksi betina & lebih sempurna bila telah
terjadi proses berikutnya
2. Reaksi akrosom. Terjadi bbrp saat sptz kontak dg
lapisan2 ovum. Pd saat ini terjadi pelepasan substansi
: Hyaluronidase (melisis lap corona radiata), trypsin like substances
(melisis lapisan zona pellucida), Zona Lysine yg melekat pd inner
surface dr m.akrosom dibutuhkan pd saat sptz menembus zona
pellucida
Proses Fertilisasi Manusia : 3 fase

 Fase Penetrasi pd Corona Radiata.


-Sptz menembus lapisan pelindung
pertama dari ovum yi corona radiata
karena adanya enzim Hyaluronidase &
dibantu o/ enzim2 dr sptz & mukosa tuba
Early Developmental Stages-Egg
 The mammalian egg
(oocyte) is surrounded by
a few layers of adhering
follicular cells, collectively
called the corona radiata,
which nourish the egg
when it was in a follicle of
the ovary.
 Next the egg has an
extra-cellular matrix
called the zona pullucida
just outside the plasma
membrane, but under the
corona radiata.
2. Fase Fase Penetrasi pd Zona
Pellucida (ZP) atau Reaksi Zona
 Sptz menembus lapisan ke-2 yi ZP dg bantuan enzim
Trypsin Llike Substances dan Zona Lysine
 Penembusan tsb terjadi secara cepat-tepat di reseptor
pd bag aktif &reseptor yang menjadi tidak aktif
 Sebagai akibatnya reseptor inaktif ini menyebabkan
bag yg tdk kontak dg sptz akan mengeras, sehingga
tidak tertembus o/ sptz lain
 Pd saat itu juga terjadi pula penyempurnaan meiosis
II, polar bodi di dalam akan lepas dan ke luar,
sehingga ovum mempunyai jumlah kromowom
tunggqal (1N)
Lanjutan Proses Fertilisasi Manusia
 Fase Fusi Membran Spermatozoa-Ovum
- Spermatozoa bergerak menuju ke arah
m.ovum, ke-2 m.plasma akan elakukan
fusi. Ttp m.plasma yg menutupi akrosom
di kepala sptz sdh tdk ada lagi saat proses
reaksi akrosom
- Seluruh bagian sptz (kepala-badan-ekor) masuk
ke dalam sitoplasma ovum, ttp m.plasma
ditinggal di dekat permukaan m.ovum,
sedangkan m.sel ditinggal di luar sitoplasma
Reaksi Ovum Saat proses Fusi : 3
Proses
. Reaksi Korteksdan Zona
1

- Hasil pelepasan dr cortical oocyte granules, meliputi :


a. Membran oosit menjadi tidak dpt di penetrasi o/ sptz lain
b. Terjadi perubahan struktur& komposisi lapisan ZP sehingga hanya 1
reseptor ys spesifik u/ sptz
2. Proses Meiosis II
- Saat terjadi kontak dg sptz, oosit akan menyelesaikan pembelahan meiosis
II dg cara mengeluarkan polar bodi dr sitoplasma sehingga didapatkan
oosit yg mempunyai jlm kromosom tunggal (22 + X) dengan pronukleusnya
3. Metabolisme dalam Ovum
- Setelah terjadinya fusi, akan terjadi aktivitas molekul2 dlm ovum
yg menandai awal dari proses embriogenesis juga terjadinya fusi antara
pronukleus jantan dan betina, maka kromosom nya menggabung hingga
jumlah kromosom ganda & terjadi duplikasi DNA serta dimulainya proses
mitosis hingga didapatkan pembelahan sel berkelanjutan

You might also like