Professional Documents
Culture Documents
Pada Gambar 2 ditunjukkan perbandingan nilai investasi yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah sampai dengan 2002, sekedar contoh seberapa besar perhatian pemerintah
dalam usaha pemenuhan kebutuhan air. Tampak bahwa dari nilai investasi sebesar USD
40,29 milyar untuk pengembangan infrastruktur sumberdaya air, hanya USD 0,04 milyar
(0,10%) diantaranya berupa pengembangan infrastruktur untuk pemenuhan air DMI.
Sedangkan yang lainnya, infrastruktur irigasi USD 31.80 milyar (78,92%), infrastruktur
bendungan dan bendung USD 7,38 milyar (18,32%), dan infrastruktur pengendalian
banjir
dan pengaman pantai USD 1,07 milyar (2,66%).
Gambar 2 Investasi pengembangan infrastruktur SDA s/d 2002
KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai kesimpulan untuk arahan pengembangan dan pengelolaan sumberdaya air di
masa
mendatang, berikut disampaikan beberapa hal;
1). Air merupakan sumber yang sangat potensial di mana setiap pihak (individu maupun
kelompok) mempunyai hak untuk dapat mengakses dengan mudah serta berkeadilan .
2). Kebijakan pengembangan sumberdaya air dalam lingkup nasional perlu diarahkan
sedemikian sehingga nuansa dan karakteristika terpadu dan berkelanjutan dapat
terwujud/terselengara.
3). Pengembangan sumberdaya air secara terpadu perlu diartikan sebagai pengembangan
sumberdaya air yang menerapkan konsep one river-one plan–one management,
melibatkan banyak sektor dan stakeholders terkait, malalui proses peran serta
termasuk proses pembuatan keputusan.
Pengembangan dan Manajemen Sumberdaya Air Berwawasan Terpadu dan Berkelanjutan
Djoko Legono, Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, FT-UGM 6
4). Pengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan perlu memasukan pertimbangan
aspek ekonomi secara pemahaman yang holistik, dimana paradigma sosial (termasuk
lingkungan dan budaya) dan paradigma ekonomi dapat dipertimbangkan secara
proporsional.
5). Pemenuhan kebutuhan air untuk berbagai kebutuhan (irigasi, domestik, munisipal,
dan industri) harus disusun sedemikian hingga keberlanjutan atas ketersediaan air dan
kebutuhan air selalu berada pada imbangan yang baik, memperhitungkan
pertumbuhan jumlah penduduk dan distribusinya.
6). Dalam hal distribusi penyaluran air dalam fungsi ruang, metode struktural dan
nonstruktural
perlu dikembangkan dalam rangka menyediakan air yang mempunyai
keberlanjutan tinggi, serta memperhitungkan kondisi lokal (baik sumberdaya
manusia, sumberdaya peralatan, serta kemampuan/kapasitas pendanaan), baik untuk
masyarakat rural, sub-urban, maupun urban.
7). Karena bencana air diduga akan menjadi sangat intensif (karena dampak pemanasan
global dan perubahan cuaca), maka alokasi anggaran yang diperuntukan untuk
mengantisipasi bencana air (terutama banjir dan kekeringan) sudah sewajarnya
ditingkatkan. Namun demikian suatu pendekatan (metode, instrumen hukum, dll)
untuk menilai manfaat terhadap usaha mitigasi dampak tersebut perlu disiapkan.
8). Hal-hal yang terkait dengan pengembangan institusi perlu diartikan sebagai tidak saja
menyediakan institusi baru namun juga memberdayakan institusi secara utuh berikut
aset yang dimilikinya. Keistimewaan (feature) era otonomi dan paradigma ekonomi
pengelolaan sumberdaya air sangat tergantung pada kinerja institusi, sehingga
pengembangan institusi secara utuh berupa human and institution development sangat
diperlukan.
9). Dalam hal pengembangan kesadaran dan kemampuan masyarakat, mengingat
heterogenitas kapasitas (kemampuan ekonomi, intelktualitas, budaya, serta sifat lokal
masyarakat), teknik pengembangan peran serta masyarakat perlu di lakukan dengan
sistematis dan kontinyu. Model-model pengembangan dan pengelolaan sumberdaya
air melalui pengembangan dan peran serta masyarakat (community development)
merupakan langkah jitu dalam rangka usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui sektor sumberdaya air.
Pengembangan dan Manajemen Sumberdaya Air Berwawasan Terpadu dan Berkelanjutan
Djoko Legono, Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, FT-UGM 7
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan pada Bapak Dr.Ir. Donny Azdan M.A., M.S., Direktur
Pengairan dan Irigasi, Badan Perencanan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), atas
kesempatan yang diberikan kepadan penulis untuk ikut menyumbangkan sedikit
pemikiran
tentang penyusunan RPJMN 2010-2014 Bidang Sumberdaya Air. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada segenap Panitia Penyelengara Diskusi Pakar dalam Penyusunan
RPJMN 2010-2014 Bidang Sumberdaya Air, atas kesabarannya menunggu sampai
dengan
makalah ini selesai disusun.
DAFTAR PUSTAKA
1. Asia Pacific Water Forum, Message from Beppu, 1st Asia-Pacific Water Summit,
Beppu-Japan, December, 2007.
2. BAPPENAS, Perumusan Strategi Pembangunan dan Pembiayaan Infrastruktur Skala
Besar, 2003
3. Legono, D., Important issues on sediment-related disaster management in Indonesia,
International Symposium on Fluvial and Coastal Disaster, Kyoto University,
Japan, December 1-2, 2005.
4. Legono, D., Research on sedimentation issues and countermeasures in some
reservoirs
in Central Java and DIY, Second Workshop on Countermeasures for
Sedimentation in the Wonogiri Multipurpose Dam, Solo, Indonesia, September 8,
2005.
5. Loebis, J., Soeharto, Mahbub, B., and Ilyas, M.A., Review of the problem of reservoir
sedimentation in Indonesia, Workshop on Reservoir Sedimentation, Bandung,
Indonesia, September 22-24, 1987.
6. Mahmood, K., Reservoir sedimentation: impact, extent, and mitigation, World Bank
Technical Paper Number 71, ISBN-0-8213-0952-8, 1987.
7. Mardjono, S., and Sutadi, G., Case study on planning and design of the Wonogiri Dam,
Workshop on Reservoir Sedimentation, Bandung, Indonesia, September 22-24,
1987.
8. Salter, Shifting paradigm in emergency management, Australian Journal in Emergency
Management, 1998
9. Whitten, A.J., The ecology of Java and Bali, Oxford University Press, 1997.