Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
mengekspor barang dan jasa ke luar negeri, mengimpor barang dan jasa dari luar
negeri, serta meminjam dan memberikan pinjaman pada pasar modal dunia
Impor ) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain dengan ukuran
Gambar 2.1
Ekuilibrium Pendapatan Nasional Dalam Perekonomian Terbuka
13
EKUILIBRIUM ANTARA
TABUNGAN DAN
INVESTASI (DALAM DAN
LUAR NEGERI)
Keterangan :
s = ∆ S/ ∆ Y = MPS = 0,20
m = ∆ M/ ∆ Y = MPI = 0,30
Keterangan :
14
3. Gambar bawah à menunjukkan titik ekuilibrium antara tabungan dan
dari ekspornya)
Countries)
barang dan jasa secara relatif effisien dan mengimpor barang dan jasa secara
sistematis dari seluruh transaksi ekonomi antara suatu negara dengan negara lain.
Aturan umum dari BoP atau neraca pembayaran pertama transaksi yang
menghasilkan valuta asing yang di catat dalam pos credit (+) dan transaksi yang
menimbulkan pengeluaran valuta asing dicatat dalam pos debit (-). Element utama
dari BoP adalah dari Current Account, yang isinya Impor dan ekspor barang atau
BoT yang komposisinya komoditi primer dan manufaktur, surplus BoT ( X > M )
yang disebut favorable BoT dan deficit Bot ( X< M ) yang disebut unfavorable
BoT. Jasa (shipping dan financial service), pendapatan dari investasi asset di luar
15
atau Borrowing (+) dari pemerintah atau pun swasta, official reserve dana yang
digunakan oleh pemerintah dan bank sentral untuk memanage nilai tukar
Dalam perekonomian terbuka juga tidak lepas dari nilai tukar.karena nilai
tukar sangat menentukan suatu besaran kurs dari setiap negara. Definisi singkat
dari harga suatu mata uang dalam bentuk mata uang lainya, jumlah mata uang
asing yang dapat dibeli dengan 1 unit mata uang domestik. ER (exchange rate)
ditentukan dalam pasar valuta asing (foreign exchange market), dan mata uang
Gambar 2.2
Rp/$
S
E
9000
16
Keterangan : Demand curve slope downward menunjukkan nilai dollar turun
(dan nilai Rp semakin mahal) keseimbangan demand & supply valuta asing
Terminologi perubahan nilai tukar terdiri dari depresiasi, apresiasi, devaluasi, dan
revaluasi.
Ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan dibeli
oleh penduduk Negara lain. Impor adalah barang dan jasa yang diproduksi diluar
negeri dan dikonsumsi di dalam negeri. Ekspor netto ( NX) = ekspor (X) – impor
(M). jika positif menjadi net foreign investement tetapi jika negative menjadi net
foreign borrowing. Faktor- faktor yang mempengaruhi ekspor atau impor yaitu
output GDP – domestic atauluar negeri, nilai tukar (exchange rate) – depresiasi
GDP = C + I + G + NX
Investation )
Model sederhana :
I=S
17
I+G=S+T
I = S + (T – G)
I + NX = S + ( T – G )
NX = S + (T – G) – I
Tujuan utama dari kegiatan ekonomi adalah menyediakan barang dan jasa
terjadi pada naik turunya siklus bisnis, namun dalam jangka panjang
perekonomian tumbuh pesat dalam jangka panjang baik peningkatan GDP riil
dalam suatu perekonomian, yang bergantung pada input yang tersedia (capital,
labour, land, et ) dan effisiensi teknologi dalam suatu perekonomian. GDP actual
dengan kendala adanya perubahan siklus bisnis yang mungkin berubah bisnis
dalam jangka pendek baik internal maupun eksternal. GDP potensial cenderung
tumbuh secara mantap (steady growth), karena input seperti labor, capital dan
18
tidak, mengikuti pola siklus bisnisnya. Saat perekonomian beroperasi pada
kondisi potensialnya, penggunaan faktor produksi yang ada (angkatan kerja dan
dan terbuka, dapat digunakan suatu model ekonomi yang dirancang oleh ekonom
terbuka dari model IS-LM. Kedua model tersebut, menekankan interaksi antara
pasar barang dan pasar uang, serta mengasumsikan bahwa tingkat harga adalah
model tersebut didesain untuk negara yang berperekonomian kecil dan terbuka
perekonomian kecil tingkat suku bunga domestik (rd) akan sama dengan tingkat
berperekonomian kecil dan terbuka tersebut ditentukan oleh tingkat suku bunga
merupakan bagian kecil dari pasar internasional sehingga tidak memiliki pengaruh
19
penduduk negara tersebut mempunyai akses penuh ke pasar uang internasional.
tinkgat suku bunga internasional sebagai eksogen dalam model ini. Akhirnya, satu
hal hal yang perlu dicatat dalam model ini adalah perilaku perekonomian akan
tergantung pada sistem nilai tukar yang diadopsi oleh negara yang bersangkutan.
mobilitas modal sempurna dapat dijelaskan dua model persamaan sebagai berikut
keseimbangan di pasar uang (sekotr moneter), dan akan menghasilkan kurva LM*
Variabel eksogen dalam model ini adalah variabel kebijakan fiskal (G dan T) ,
variabel kebijakan moneter (M), tingkat harga (P) , dan tingkat bunga dunia (r*).
Sedangkan variabel endogen adalah pendapatan nasional (Y) dan nilai tukar
nominal (e)
Gambar 2.3
LM*
ERe
IS*
20
Eq*
0
Ye
Sumber (Mankiw,2005:295)
Hubungan kedua model dalam persamaan (1) dan (2) dapat dejelaskan
dalam gambar 2.3 dimana keseimbangan untuk perekonomian terjadi Eq*, atau
titik potong kurva IS* dan LM*. Titik potong ini menunjukkan nilai tukar
nominal dan tingkat pendapatan nasional pada saat sektor riil dan sektor moneter
membuat satu asumsi penting dan ekstrim : perekonomian yang sedang dipelajari
adalah perekonomian terbuka kecil dan ada mobilitas modal sempurna, berarti
pasar keuangan dunia, dan karenanya, tingkat bunga perekonomian dikontrol oleh
tingkat bunga dunia, dinotasikan secara matematis sebagai r = r*. Satu pelajaran
penting model ini yaitu kinerja perekonomian bergantung pada sistem kurs yang
sebagai berikut :
21
Asumsi 1:
Asumsi 2:
menganalisis jangka pendek (P). Ini berarti kurs nominal proporsional terhadap
kurs riil.
Asumsi 3:
Jumlah uang beredar ditentukan secara eksogen oleh Bank Sentral (M).
Assumsi 4:
Kurva LM* akan vertikal karena kurs tidak masuk ke dalam persamaan LM*.
Gambar 2.4
22
Kurva IS* miring ke bawah karena kurs yang lebih tinggi mengurangi ekspor neto
Gambar 2.5
23
Gambar 2.5 Menderivasi Kurva Mundell-Fleming LM*
24
Gambar 2.6
25
Gambar 2.7
26
Model Mundell-Fleming menunjukkan kebijakan fiskal tidak
27
menyebabkan mata uang apresiasi, mengurangi ekspor neto dan mengatasi
kurs tetap. Tiap usaha ekspansi jumlah uang beredar sia-sia, karean jumlah uang
beredar harus menyesuaikan untuk memastikan kurs bertahan pada tingkat yang
diumumkannya.
Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau
nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya (Salvatore 1997:9).
Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang
asing. Penurunan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut depresiasi atas mata
uang asing. Ada dua mekanisme nilai, yaitu mekanisme pasar dan penetapan
pemerintah. Jika nilai tukar mata uang suatu negara ditetapkan berdasarkan
mekanisme pasar, maka negara tersebut dikatakan menganut system nilai tukar
ditetapkan pemerintah, maka negara tersebut menganut nilai tukar (kurs) tetap
(fixed exchange rate). Tetapi ada juga negara yang membiarkan nilai tukar mata
28
Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh pemerintah, ada beberapa jenis,
antara lain:
Sistem nilai yang ditahan secara tahap oleh pemerintah atau berfluktuasi di
dalam batas yang sangat sempit. Jika nilai tukar berubah terlalu besar,
koreks. Koreksi atas nilai tukar yang dinilai terlalu tinggi disebut
devaluasi. Sedangkan koreksi untuk nilai tukar yang terlalu rendah disebut
koreksi atas nilai tukar, seperti halnya dengan apresiasi dan depresiasi.
pasar.
29
b. Sistem Nilai Tukar Mengambang ( Managed floating exchange
rate )
Sistem nilai tukar ini yang terletak diantara fixed dan freely floating, tetapi
uang tidak berubah terlalu banyak dan tetap dalam arah tertentu .
fleksibel terhadap suatu mata uang. Lalu menurut Krugman dan Obstfeld
membuat nilai tukar dalam kondisi tetap. Dan telah dikatakan dalam
maka mata uang tersebut akan semakin mahal (mengalami apresiasi). Bila
Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh tekanan pasar, tanpa intervensi
dari pemerintah.
30
Sistem nilai tukar dimana nilai tukar uang domestic dipatok secara tetap
Memilih diantara berbagai sistem nilai tukar harus di lihat juga 3 aspek-
1. Dalam jangka pendek, dengan sistem nilai tukar tetap sebuah Negara
tidak menggunakan kekuatanya dalam mengontrol tingkat bunga dan nilai tukar.
uang akan mendorong investor untuk meminta tingkat bunga yang sangat tinggi.
tukar mungkin dapat berubah banyak dan mungkin sulit untuk di control.
tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Faktor-faktor tersebut
adalah :
barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga
perubahan harga dalam negeri yang relative terhadap harga luar negeri dipandang
sebagai factor yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing. Misalnya, jika
amerika sebagai mitra dagang Indonesia mengalami tingkat inflasi yang cukup
tinggi maka harga barang Amerika.Juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis
31
Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar
mata uang asing adalah laju pertumbuhan riil terhadap harga-harga luar negeri.
Laju pertumbuhan riil dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata
menarik bagi para penanam modal dalam negeri maupun luar negeri. Terjadi
semuanya tergantung pada besarnya perbedaan tingkat suku bunga di dalam dan
luar negeri, maka perlu dilihat mana yang lebih murah, di dalam atau luar negeri.
kenaikan kurs mata uang asing terhadap mata uang dalam negeri.
d. Kontrol Pemerintah
bersangkutan.
32
• Untuk membuat kondisi nilai tukar domestic di dalam batas-batas
yang ditentukan .
e. Ekspektasi
ekspektasi atau nilai tukar masa depan. Sama seperti pasar keuangan yang lain,
pasar valas beraksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan.
stabilitas ekonomi makro. Karena dalam dunia nyata, selalu ada interaksi antara
awal adanya ketidakstbilan sektor moneter. Tetapi tidak ada masalah ekonomi
yang mendadak mucul. Karena itu biasanya gejala ketidakstabilan di sektor dapat
Dalam sistem nilai tukar tetap kebijakan moneter kurang efektif karena
karena ekspor dianggap sebagai variabel eksogen sehingga tidak dipengaruhi oleh
fluktuasi nilai tukar, sedangkan impor sebagai fungsi dari pendapatan. Peranan
33
neraca transaksi berjalan digantikan oleh cadangan devisa yang berfungsi sebagai
turunnya suku bunga akibat ekspansi kebijakan moneter pada akhirnya tidak dapat
negeri yang cukup tinggi terhadap aliran modal internasional yang seharusnya
Dalam sistem nilai tukar tetap, kebijakan moneter tidak efektif baik dalam
situasi perfect capital mobility maupun dalam perfect capital immobility. Sebagai
ilustrasi, dalam system nilai tukar tetap, dampak dari ekspansi moneter dapat
Dalam situasi demikian, kebijakan moneter tidak efektif karena tidak dapat
riil masyarakat.Namun karena suku bunga tidak elastis sempurna terhadap aliran
modal, maka penurunan suku bunga tersebut tidak mengakibatkan aliran modal
34
BOP defisit tergantung pada marginal propensity to import (MPI). Semakin besar
rasio MPI, semakin besar pula defisit BOP yang akan terjadi. Oleh karena sistem
nilai tukar harus dipertahankan, maka defisit overall BOP tersebut harus dibiayai
dengan cadangan devisa. Akibatnya, cadangan devisa menurun dan jumlah uang
bunga pada posisi semula sehingga kebijakan moneter tidak efektif. Dalam situasi
bunga terhadap investasi lebih besardari pada rasio marginal prospensity to impor
(MPI).
sehingga menghasilkan deficit overall BOP. Selain itu, dengan asumsi perfect
capital mobility, menurunnya suku bunga akan mendorong aliran modal ke luar
merupakan keseimbangan jangka panjang karena pada titik ini overall BOP
overall BOP. Oleh karena nilai tukar harus dipertahankan konstan, maka defisit
overall BOP tersebut harus dibiayai dengan cadangan devisa sehingga jumlah
uang beredar menurun. Menurunnya jumlah uang beredar akan mendorong suku
bunga kembali bergerak pada posisi semula yang lebih tinggi dan mengakibatkan
35
kontraksi kegiatan ekonomi. Ekuilibirum jangka panjang akan terjadi pada titik
elastisitas suku
bunga terhadap investasi lebih besar dari pada elastisitas suku bunga terhadap
Gambar 2.8
BP
r
LM
Y
r Eo LM1
ro E1
IS
Y
Y Y11
36
Gambar 2.9
BP
r I
MY
LM1
Eo BP
r
E1
ro
L
S
Y
Y Y11
Kebijakan fiskal dalam sistem nilai tukar tetap dan dalam perfect capital
bertambah. Naiknya suku bunga kan mendorong aliran modal masuk dan overall
BOP menjadi surplus sehingga cadangan devisa meningkat dan jumlah uang
beredar bertambah. Kebijakan fiskal semakin kurang efektif jika elastisitas aliran
keadaan perfect capital immobility, kebijakan fiskal tidak efektif sama sekali
37
karena suku bunga tidak memiliki hubungan dengan aliran modal internasional.
pendapatan riil masyarakat karena overall BOP yang defisit harus diimbangi
Para ekonom membedakan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata
uang asing menjadi dua, yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar
nominal adalah harga relative mata uang dua Negara. Sedangkan, nilai tukar riil
adalah harga relative barang-barang di kedua Negara, atau kadang kala disebut
term of trade. Hubungan antara kedua nilai tukar ini dirumuskan sebagai berikut
(Mankiw 2005) :
ε = e x Pd / P f (1)
Dimana,
38
Ekspor bersih = output nasional – pengeluaran domestik
NX = Y – ( C + I + G ) (3)
domestic. Karena apabila terjadi selisih, maka selisihnya dapat diekspor (NX
Hubungan antara nilai ekspor bersih dengan nilai tukar riil dapat dirumuskan
sebagai :
NX = f (ε ) (4)
Negara. Atau, investasi asing bersih sama dengan total pinjaman yang diberikan
masyarakat dari luar negeri. Jadi, investasi asing bersih mencerminkan arus dana
S–I = NX (5)
mendanai akumulasi modal serta arus barang dan jasa internasional adalah dua
sisi mata uang yang sama, jika tabungan melebihi investasi, maka tabungan yang
tidak membutuhkan, hai ini akan menyebabkan surplus perdagangan bagi Negara
39
investasi tersebut harus didanai dengan dana pinjaman luar negeri. Dengan dana
pinjaman dari luar negeri ini, memungkinkan Negara yang bersangkutan untuk
mengimpor lebih banyak barang dan jasa dari luar negeri dari pada
Volatilitas nilai tukar yang lebih di kenal dengan anam teori Over-Shooting
Exchange Rate. Dalam teorinya ini diasumsikan terdapat dua jenis barang, yaitu
dapat mengakibatkan Overshooting nilai tukar, yang terjadi nilai tukar menajuh
dari titik keseimbangan barunya sebelum dia kembali lagi.Volatilitas nilai tukar
adalah ketidakstabilan harga dari suatu mata uang akibat dari penawaran dan
permintaan mata uang suatu negara seperti contoh uji Kausalitas-Granger antara
sektor keuangan dan volatilitas ekonomi menitik beratkan pada hubungan satu
dilakukan uji kausalitas dilakukan terlebih dahulu uji kointregrasi antara variable
berubahnya nilai tukar, yaitu seberapa sering dan seberapa besarnya fluktuasi nilai
40
Variance di disini sebagai besaran yang menunjukan besarnya perubahan varian
antar waktu.
Volatilitas nilai tukar nominal selalu menjadi perhatian penting bagi para
Dimana :
St = nilai tukar spot mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing
41
2.1.5 Teori Natural Real Exchange Rate (NATREX)
Dalam pembahasan sebelumnya tentang trend nilai tukar yang efektif dan
diamati. Nilai tukar efektif riil terhadao fundamental ekonomi makro yang
mendasarinya. Oleh karena itu, kami menggunakan konsep Equilibrium real kurs
Paladino, 1998). Jadi patokan keseimbangan ini tidak berasasl dari proses
atheoretical, sebagai model Stein dan Paladino (1998) yang telah menekankan
penegas. Model ini bersifat positif, dibutuhkan kebijakan pemerintah seperti yang
ditentukan oleh riil fundamental economic di setiap suatu Negara. NATREX akan
bergerak pada keseimbangan nilai tukar, lengkap kontras dari hipotesis yang
bahwa tingkat equilibrium pada titik waktu ini akan dianggap sebagai bukti mata
uang yang misalignment tersebut. Oleh akrena itu mata uang ini beragumen, harus
42
sejajar jika perusahaan tingkat nyata diamati tidak dapat di benarkan oleh
ketidakseimbangan dari current account. Dalam jangka panjang utang luar negeri
dan modal menstabilkan evolusi yang nyata dari nilai tukar model NATREX
dR / dt = [ Rk dk / dt + RF dF / dt ] + Rz dZ / dt (1)
dimana : Rk, RF dan Rz adalah turunan parsial terhadap modal, utang dan dasar
persamaan 1 dan persamaan 4, lintasan kurs riil dalam model ini sehingga dapat
terhadap nilai tukar riil.variabel (∂R / ∂k) dk /dZ dan (∂R /∂F) dF /dZ adalah efek
dari variabel fundamental untuk kurs riil melalui dampaknya terhadap k dan f
43
Kami mengacu pada kurs riil di tentuan oleh variable fundamental riil
dalam ekonomi sebagai tingkat ekuilibrium nilai tukar riil natural (ERER). Modal
secara umum dari ERER adalah satu persamaan seperti model ekonometrik
sebagai berikut :
erert = f ( Zt ) (3)
dimana : Zt adalah vector fundamental ekonomi : { g, r*, prd, tot and pol }.
belanja pemerintah yang nyata, r* adalah tingkat bunga riil dunia. prb adalah
produktifitas, tot adalah segi perdagangan dan pol adalah variable dummy. Dari
sebagian besar aktif kebijakan (g) . variabel ini yang dipilih juga cukup umum
(4)
variabel (g, r*, PRD dan tot) di definisikan sebelumnya reer adalah log
alami,bunga tukar effektif (REER) dan t adalah variabel tren waktu. Persamaan 8
adalah mencari paling cocok dari pada relevan REER ekonomi fundamental
eksogen suatu Negara. β 0 dan ε t adalah kesalahan istilah konstan dan masing-
44
masing tren waktu (t) ditambahkan untuk menangkap efek dari hilang
juga diperkenalkan untuk menangkap perubahan mendadak dalam tren REER dari
ada,sebagai berikut :
lokal.
meningkatkan di luar itu dari mata uang local di dominasi asset (r),
Mengingat segala sesuatu yang lain tetap sama, tingkat riil dolar suatu
bunga .
45
2.1.6 Pengukuran Keseimbangan Nilai Tukar Rupiah
Perilaku Nilai Tukar Rupiah dan Alternatif Perhitungan Nilai Tukar Riil
Keseimbangan.
awalnya dibutuhkan pengukuran nilai tukar riil (RER atau REER) aktual. Dalam
kaitan ini, terdapat beberapa alternatif definisi nilai tukar riil yaitu eksternal RER
dan internal RER. “External” RER diukur sebagai nilai tukar nominal yang
disesuaikan dengan perbedaan tingkat harga luar negeri terhadap dalam negeri.
Pengukuran external RER dapat berupa PPP-based RER berdasarkan CPI, the
goods RER yang berdasarkan relative unit labor cost industri manufaktur, WPI,
atau export unit values. Sedangkan “internal” RER didefinisikan sebagai sebagai
harga relatif dari traded goods terhadap nontraded goods, atau didefinisikan
sebagai harga relatif dari exportable and inportable goods in term of nontraded
salam studi-studi empiris karena umumnya data indeks harga konsumen mudah
46
tersedia di bernagai negara sehingga memungkinkan perhitungan REER dengan
mitra negara.
Nilai tukar kesimbangan menurut Nurkes adalah suatu nilai tukar yang
persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu: tidak ada restriksi perdagangan, tidak ada
inseftip khusus untuk capital inflow dan outflow, dan tingkat pengangguran yang
wajar. Secara konseptual dapat dibedakan antara RER aktual dan keseimbangan
RER jangka pendek (SRER) dan keseimbangan RER jangka panjang (LRER).
Nilai RER aktual dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mungkin bersifat
kebijakan dan variabel eksogen. SRER merupakan nilai RER yang telah bersih
dari predeterminant variabel yang bersifat stationer dan kebijakan dan variabel
LRER
Power Parity (PPP). Teknik yang digunakan dalam pendekatan PPP sangat
sederhana dimana nilai tukar menurut PPPadalah yang menyamakan nilai produk
PPP juga didasarkan pada asumsi yang sederhana yaitu (i) jenis dan mutu
barang yang dipetukarkan sama, (ii) tidak ada biaya transport dan restriksi
47
perdagangan internasional, (iii) struktur ekonomi, teknologi dan permintaan
pendekatan ini pada dasarnya untuk memperoleh nilai tukar yang bersih dari
memperoleh nilai tukar keseimbangan yang bebas dari transitory shocks diperoleh
dapat diabaikan (negligible). Penentuan tahun dasar dalam pendekatan ini menjadi
sangat penting karena nilai tukar riil aktual dalam periode tahun dasar dianggap
sebagai nilai tukar keseimbangan riil estimasi, sedangkan nilai tukar nominalnya
dapat diperoleh setelah disesuaikan dengan perbedaan laju inflasi dalam dan luar
negeri. Permasalahan yang mungkin timbul dari pendekatan ini adalah pemilihan
menentukan bahwa RER pada tahun dasar mendekati LRER. Disamping itu
(FEER) yang mendefinisikan keseimbangan jangka panjang nilai tukar riil sebagai
internal dan eksternal. Keseimbangan internal dicapai bila aktual output mencapai
potential output (full employment). Kondisi ini ditandai dengan laju inflasi yang
tidak terlalu tinggi dan konsisten dengan penyerapan tenaga kerja yang mendekati
48
natural full employment. Keseimbangan eksternal dicapai bila saving- investment
gap berada pada tingkat yang normal. Kondisi ini dapat diartikan adanya defisit
lebih realistis. Adapun keterbatasan operasional dari pendekatan ini adalah hasil
estimasi sangat bergantung pada spesifikasi dari model makro dalam arti sangat
nilai tukar ekuilibrium dengan metode single equation reduced form (Elbadawi
(1994), Elbadawi dan Soto Ahlers and Hinkle Perilaku Nilai Tukar Rupiah dan
49
pendekatan struktural adalah pendekatan ini lebih sederhana dalam menggunakan
latar belakang teori dan data. Pendekatan ini juga memperhatikan perilaku nilai
tukar riil efektif untuk memperoleh nilai tukar keseimbangan yang mencerminkan
nilai tukar riil jangka panjang dalam penelitian Elbadawi (1994) dan Baffes et al
perdagangan antara home country dengan pasar dunia (terms of trade, trade
non-traded goods, dan terms of trade sebagai variabel yang menetukan neraca
berjalan (variabel X), dan memperlakukan stok NFA sebagai variabel eksogen.
Nilai estimasi nilai tukar riil diperlakukan sebagai nilai trend, bukan sebagai nilai
keseimbangan.
50
Sementara itu, Stein (1995) dengan formulasi NATREX (natural real
exchange rate) menjelaskan gerakan nilai tukar jangka menengah dan panjang
yang terkait dengan efisiensi dan produktivitas variabel fundamental riil, dengan
sebagai fungsi dari deviasi US real long term rate dari rata-rata tertimbang
Stein menghitung nilai estimasi dari hubungan jangka panjang dimana nilai tukar
yang sangat besar antara nilai aktual dan nilai estimasi antara tahun 1977 dan
1982 serta antara 1983 dan 1986. Model juga tidak mencakup apresiasi besar yang
ekonomi yang dapat Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, September 1999
51
Dimana :
St = nilai tukar nominal mata uang luar negeri per mata uang domestik
π = risk premium
ditentukan oleh tiga komponen yaitu ekspektasi nilai tukar pada periode t,
perbedaan suku bunga riil dengan jangka waktu t dan risk premium. Risk
nilai tukar, Et [∆qt+k ] dipengaruhi oleh fundamental ekonomi jangka panjang, Zt,
dan macDonald (1997). Faktor fundamental tersebut antara lain terms of trade
52
(tot), harga relatif traded goods terhadap non-traded goods dan aktiva luar negeri
bersih (nfa).
+ + +
q = f( tot , tnt ,nfa ) ……………….................………………… (4)
Dari persamaan (1) – (4) dapat dihasilkan persamaan umum sebagai berikut:
value of export) terhadap harga impor (unit value of import). Terms of trade
berdampak positif terhadap prilaku nilai tukar riil. Perbaikan terms of trade akan
b. Produktivitas (tnt)
Dari sisi penawaran, determinan nilai tukar riil diwakili oleh relatif faktor
sektor tradable lebih cepat dari pada sektor nontradable (dibandingkan dengan
luar negeri) akan mendorong apresiasi nilai tukar riil.Dengan asumsi bahwa
nontradable dan berlakunya the law of one price pada tradable goods, maka
kenaikan upah pada sektor tradable. Adapun perfect mobility of labor antar
53
sektor, hal ini pada gilirannya akan meningkatkan harga nontradable, mendorong
cadangan devisa yang dimiliki maka kepercayaan luar negeri atas kemampuan
negara kita untuk mengatasi external shock akan meningkat, sehingga dapat
menekan berspekulasi atas mata uang domestik dan nilai tukar riil cenderung akan
menguat.
d. Resiko (risk)
keputusan investasi yang akan dilakukan di negara tersebut. Makin tinggi risk
premium suatu negara maka akan semakin mahal untuk melakukan investasi di
e. Perbedaan suku bunga riil dalam negeri dan luar negeri (ridf)
Perbedaan suku bunga riil dapat menjadi daya tarik bagi investor untuk
mendapatkan return yang lebih tinggi bagi investasinya. Jika perbedaan suku
bunga dalam dan luar negeri makin membesar diperkirakan akan mampu menarik
54
Misalignment nilai tukar riil merupakan komponen penting yang dapat
misalignment nilai tukar dapat terukur dengan baik, maka otoritas moneter akan
Semakin banyak menarik perhatian ilmu ekonomi internasional. Hal ini bukanlah
esuatu yang baru. Karena, ‘isu’ Pengaruh Resiko Nilai Tukar mempunyai
misalnya, Pengaruh Resiko Nilai Tukar, adalah salah satu argumentasi utama
dampak resiko akibat terjadinya transaksi pertukaran antar mata uang yang
banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Salah satu kajian teoritis yang menjadi
teori dasar dalam penelitian ini diberikan oleh Hooper & Kohlhagen (1978).
55
Chusman (1983), Gotur (1985), Stockman (1995), Arize (1997) Baum (1999), dan
Klassens (1999).
hubungan jangka panjang antara harga saham dan Nilai tukar efektif untuk
Pakistan, Korea, India and Philippines. Mereka menggunakan data dari Januari
1985 hingga Juli 1994. Penelitian ini tidak menemukan hubungan jangka panjang
untuk pakistan dan korea, tetapi menemukan hubungan jangka panjang untuk
India dan Filipina. Mereka juga menggunakan uji kausalitas antara harga saham
dan nilai tukar. Dengan menggunakan uji kausalitas Granger, mereka menemukan
hubungan kausalitas searah dari nilai tukar pada harga saham untuk pakistan dan
bahwa hubungan kausalitas searah dari nilai tukar pada harga saham untuk India,
tetapi di filipina terjadi hubungan arah yang terbalik dari harga saham pada nilai
tukar.
tukar dan harga saham untuk 9 negara di Asia (Japan, Hong Kong, Taiwan,
56
menggunakan data bulanan dari Januari 1980 hingga Juni 1998 dengan
dan nilai tukar hanya ditemukan di Singapur dan filipina. Namun mereka
menjelaskan, terdapat lack yang dihasilkan dari hasil model tersebut, yang
memberikan hasil yang bias karena melalai satu variabel penting (omission of
important variabels). Pada saat variabel suku bunga dimasukkan dalam model
kointegrasi mereka menemukan bahwa harga saham, nilai tukar dan suku bunga
fluktuasi nilai tukar terhadap ekspor. Penelitian pada masa nilai tukar
perdagangan. Sementara itu, penelitian pada masa nilai tukar mengambang bebas
ketidakpastian nilai tukar efektif riil mempunyai dampak yang signifikan terhadap
ekspor riil non migas, sedangkan pada jangka pendek ketidakpastian nilai tukar
efektif riil tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ekspor riil.
signifikan secara statistik antara volatilitas nilai tukar dan perdagangan (hal.100).
Calvo dan Reinhart (2000a) dalam Siregar dan Rajan (2002) Melakukan tinjauan
57
ulangterhadap beberapa studi dan memperoleh kesimpulan yang sama. Di sisil ain
sejumlah besar studi empiris menunjukkana danya dampak negatif dari volatilitas
nilai tukar terhadap total perdagangan, ekspor dan impor, sementara yang lain
adanya konsistensi pengaruh negatif antara volatilitas nilai tukar terhadap ekspor
dan impir. Studi lain seperti yang dilakukan oleh Klein(1990), McKenzie (1998),
Baile, Tavlas dan Ulan (1987), Koray dan Lastrapes (1989), McKenzie dan
menemukan bukti bahwa ketika volatilitas nilai, baik terhadap ekspor maupun
(2001) dalam hal ekspor Inggris ke Amerika Serikat sepanjang periode 1889–
1999.
Volatilitas nilai tukar nominal selalu menjadi perhatian penting bagi para
pengambil kebijakan yang dalam beberapa dekade terakhir memiliki dampak yang
58
a. Terhadap inflasi: Consumer Price Index(CPI) terutama terhadap produk
impor, atau barang input yang komponen luar negerinya sangat besar, dan
lain-lain.
tukar diantaranya :
barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing dan apabila
di hubungkan dengan volatilitas nilai tukar ini yang berdasarkan teori yang sudah
ada, biasa menjadi perubahan harga dalam negeri yang relatif terhadap harga nilai
tukar luar negeri yang dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi pergerakan
kurs valuta asing yang bisa menimbulkan ketidakstabilan harga dalam negeri dan
59
Laju pertumbuhan riil dalam negeri diperkiraan akan melemahkan kurs
mata uang asing. Sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan
atas volatiltas nilai tukar dalam negeri apabila mempengaruhi perimintaan dan
menarik bagi para penanam modal dalam negeri maupun luar negeri. Dan factor
ini lah yang mempengaruhi stabilitas harga nilai tukar dari suatu mata uang yang
bisa mengakibatkan penawaran dan permintaan mata uang suau atu negera
menjadi lebih dominan atau bisa mempengaruhi volatilitas nilai tukar di suatu
negara.
dalam bentuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing dan menghindari
hambatan luar negeri dan melakukan intervensi di pasar uang seperti menjual dan
member mata uang. Dan dalam hal ini kontrol pemerintah sangat berhubungan
erat dalam menjaga kelangsungan penawaran dan permintaan terhadap mata uang
asing yang beredar di valas. Karena volatilatas nilai tukar dapat mempengaruhi
2.3.3. Hipotesis
60
1. Pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap volatilitas nilai
2008.IV
Model yang dipakai dalam penelitian ini adalah mengacu pada jurnal yang
ditulis oleh Reza Y. Siregar and Choo Lay Har, Juni 2001 tentang Fundamental
reer t = F (Zt)
dan transaksi perdagangan. Maka nilai tukar merupakan fungsi dari pengeluaran
pemerintah (g), tingkat suku bunga dunia (r), tingkat produktivitas (prd),dan
61
Persamaan regresi berganda (multiple regression) dapat dirumuskan sebagai
berikut :
dimana :
reert = riil efective exchange rate periode 2001.I sampai dengan 2008.IV
a0 = konstanta
r*t = tingkat suku bunga dunia periode 2003.I sampai dengan 2009.IV
2009.IV
2009.IV
εt = error term
62