You are on page 1of 13

c  

  
    
    
    
 
 

 


Sistem dan mutu pendidikan di negara kita masih tertinggal jauh dibanding negara-negara lain.
Karena masih banyaknya masalah dalam dunia pendidikan kita yang kita hadapi. Dilain pihak
pemerintah sendiri tidak segera membenahi kondisi pendidikan yang ada di Indonesia.
Disamping itu reformasi kurikulum pendidikan yang sudah diadakan pembaharuan juga tidak
membawa dampak positif terhadap perkembangan mutu di dunia pendidikan, sehingga sampai
saat inipun mutu pendidikan kita masih rendah. Ditinjau dari kurikulum 1975, 1984, 1994 masih
memfokuskan padatnya bahan ajar yang harus dikuasai oleh setiap siswa/anak didik, sehingga
beban belajar siswa menjadi sangat berat.Dengan pembaharuan kurikulum tahun 2004 (KBK),
walaupun sudah ada pengurangan bahan ajar, tetapi kesempatan dari peran orang tua juga masih
belum berfungsi penuh terhadap proses pembelajaran di masing-masing tingkat satuan
pendidikan dasar dan menengah sehingga pengaruh terhadap mutu pendidikan belum
terpenuhi.Prinsip dasar KTSP adalah pada pengetahuan yang belum sempurna sehingga harus
disempurnakan melalui proses pencairan, penemuan dan eksperimentasi sesuai dengan konteks
ruang dan waktu. Muatan KTSP meliputi beberapa mata pelajaran yang merupakan beban belajar
bagi peserta didik pada satuan pendidikan, selain itu muatan lokal dan pengembangan diri masih
dalam isi kurikulum. Dengan KTSP pun ternyata belum bisa mengubah mutu pendidikan
kita.Sehingga dapat dikatakan dengan diadakannya pembaharuan kurikulum pun mutu
pendidikan kita masih memprihatinkan atau dapat dikatakan peranan reformasi kurikulum
pendidikan belum membawa dampak terhadap peningkatan mutu pendidikan. Peran pengembang
kurikulum menjadi sangat penting bagi dunia pendidikan dengan memperhatikan 3 jenis peranan
kurikulum yaitu peranan konservatif, peranan kritis dan evaluatif serta peranan kreatif. Jika
ketiganya mempunyai peranan yang seimbang maka akan atau membantu peserta didik menjadi
generasi penerus yang siap dan terampil dalam segala hal.
    

Pendidikan di negara kita ini sangatlah memprihatinkan jika dibandingkan dengan


negara-negara lain seperti Korea Selatan, Singapora, Jepang, Taiwan, India, China dan
Malaysia ataupun negara-negara lain yang sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat
pada bidang pendidikan. Pada satu sisi, betapa dunia pendidikan di Indonesia saat ini
dirundung masalah yang besar, sedangkan pada sisi lain tantangan memasuki milenium
ketiga tidak bisa dianggap main-main.
Menurut Sudarminta, SJ masalah yang dihadapi pada dunia pendidikan di Indonesia saat ini
meliputi :
1. Mutu pendidikan kita masih rendah
2. Sistem pembelajaran di sekolah-sekolah yang belum memadai
3. Krisis moral yang melanda masyarakat Indonesia
Sedangkan tantangan yang dihadapai agar tetap ³hidup´ memasuki milenium ketiga adalah
perlunya diupayakan :
1. Pendidikan yang tanggap terhadap situasi persaingan dan kerjasama global.
2. Pendidikan yang membentuk pribadi yang mampu belajar seumur hidup.
3. Pendidikan yang menyadari sekaligus mengupayakan pentingnya pendidikan nilai.
Mantan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Abdul Malik Fajar pun mengakui
kebenaran penilaian bahwa sistem pendidikan di Indonesia sangatlah terburuk di kawasan
Asia, seperti yang diberitakan KOMPAS, 5 September 2001.
Dengan kondisi pemerintah sekarang yang masih harus menanggung beban krisis yang
begitu berat, rasanya tidaklah tepat apabila kita menunggu kebijakan dari pemerintah pusat
untuk membenahi kondisi pendidikan kita. Sehingga semua pihak yang bertanggung jawab
atas kondisi dan sistem pendidikan yang ada di negara kita hendaknya ikut memikirkan
bagaimana caranya agar pendidikan di Indonesia dapat mengalami kemajuan seperti negara-
negara lain.
Berdasarkan uaraian diatas alangkah berdosanya kalau kita sebagai guru tidak ikut
bertanggung jawab atas sistem pendidikan di negara kita tercinta ini. Di samping itu kita
akan melihat kurikulum pendidikan di Indonesia yang sudah beberapa tahun ini mengalami
reformasi kurikulum yaitu dari kurikulum tahun 1975, 1984, 1994, 2004 dan KTSP 2006
hingga sekarang.
Dalam pembahasan nanti kita akan melihat beban dan isi dari masing-masing kurikulum
tersebut, sehingga kita akan mengetahui kelemahan ataupun kelebihan dari masing-masing
kurikulum tersebut.
Bila kurikulumnya di desain dengan sistematis dan komprehensif serta integral dengan segala
kebutuhan pengembangan dan pembelajaran anak didik, tentu out put pendidikan akan
mampu mewujudkan harapan. Tetapi bila tidak, kegagalan demi kegagalan akan terus
menghantui dunia pendidikan.
Secara singkat pada makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang :
I. Pengertian Pendidikan dan Tujuan Pendidikan.
II. Pengertian Kurikulum.
III. Beban dan Isi kurikulum tahun 1975, 1984 dan 1994.
IV. Kurikulum 2004.
V. KTSP tahun 2006.
VI. Peranan kurikulum dari tahun 1975 sampai KTSP 2006 terhadap mutu pendidikan di
Indonesia.
VII. Fungsi dan Peran Pengembangan Kurikulum.
    
I. Pengertian Pendidikan dan Tujuan Pendidikan.
a. Pendidikan.
Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran anak didik agar memperoleh suatu ilmu
pengetahuan yang memadai dan berorientasi pada pengembangan anak didik dalam
rangka memelihara dan meningkatkan martabat manusia dan budaya demi
memuliakan Tuhan.
Pendidikan dilaksanakan sesuai dengan perkembangan anak. Kecepatan
perkembangan masing-masing tidak selalu sama. Sehingga dalam hal ini tidak lepas
dari perhatian pendidik. Pendidikan memberi perhatian kepada kemampuan masing-
masing anak didik. Anak didik kita tidak sama dalam kemampuannya. Oleh karena
itu pendidikan hendaknya melayani kebutuhan anak-anak yang begitu bervariasi.
b. Tujuan Pendidikan.
Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah untuk membantu generasi muda menjadi
manusia yang utuh dan pandai dalam pengetahuan, bermoral, berbudi luhur, peka
terhadap orang lain, beriman pada Tuhan Yang Maha Esa.
Oleh karena itu tujuan pendidikan tidak hanya menekankan pada segi pengetahuan
saja (Kognitif) tetapi harus juga menekankan segi emosi, rohani, hidup bersama dan
lain-lain. Pendidikan yang hanya menekankan segi pengetahuan akan mengakibatkan
anak didik tidak bisa berkembang menjadi manusia utuh. Akibatnya nanti bisa terjadi
suatu tindakan yang tidak baik seperti tawuran, perang, ketidak adilan, menyontek
dan lain-lain.
II. Pengertian Kurikulum.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar
mengajar. Kurikulum dipandang sebagai program pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan dalam mencapai tujuan pendidikan. Apabila masyarakat dinamis, kebutuhan
anak didikpun akan dinamis sehingga tidak tersaing dalam masyarakat, karena memang
masyarakat berubah berdasarkan kebutuhan itu sendiri.
Kurikulum juga sebagai pedoman mendasar dalam proses belajar mengajar di dunia
pendidikan. Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan, mampu tidaknya seorang anak didik
dan pendidik dalam menyerap dan memberikan pengajaran, dan sukses tidaknya suatu
tujuan. Bila kurikulumnya didesain dengan sistematis dan komprehensif serta integral
dengan segala kebutuhan pengembangan dan pembelajaran anak didik untuk
mempersiapkan diri mengahadapi kehidupannya, tentu hasil / output pendidikanpun akan
mampu mewujudkan harapan. Tetapi jika tidak, kegagalan demi kegagalan akan terus
menerus membayangi dunia pendidikan.
III. Beban dan Isi Kurikulum tahun 1975, 1984 dan 1994.
Kita sangat prihatin akan kondisi pendidikan yang ada di Indonesia. Ternyata dengan
perubahan kurikulum di negara kita dari kurikulum 1975, 1984, 1994 hanya
mementingkan pada materi kurikulum. Materi yang ada pada kurikulum tahun tersebut
dirasakan terlalu padat sehingga padatnya materi beban pelajar siswa menjadi sangat
berat. Hal demikian tidak hanya dirasakan oleh siswa saja tetap juga dirasakan oleh orang
tua siswa. Karena orang tua harus memenuhi kebutuhan anaknya untuk membelikan buku
teks. Dengan padatnya kurikulum juga berakibat pada guru, karena masing-masing guru
harus membahas seluruh pokok bahasan dengan tatap muka di kelas. Kita sebagai guru
tidak boleh hanya sekedar menyampaikan materi kepada siswa, tetapi harus memikirkan
juga sejauh mana siswa kita, dapat menyerap materi yang sudah kita ajarkan. Sehingga
dengan padatnya materi yang ada mungkin daya serap yang bisa diterima oleh siswa kita
tidak dapat mencapai 100%
IV. Kurikulum 2004.
Pada kurikulum 2004 merupakan lahirnya KBK yang meliputi Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM), penilaian berbasis kelas, dan pengolahan kurikulum berbasis sekolah.
Dalam hubungannya dengan KBM, proses belajar tidak hanya berlangsung di lingkungan
sekolah tetapi juga dilingkungan keluarga dan masyarakat. Seperti yang tertuang dalam
Peraturan Menteri (Permen) Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2005 tentang Standar Isi
(SI) untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang selama ini dipermasalahkan,
karena terlambat disosialisasikan, hanya memberi kesempatan peranan orang tua dalam
pelaksanaan kurikulum. Struktur pendidikan dasar dan menengah (SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA) yang menurut Permen itu adalah :
1. Mata pelajaran.
2. Muatan local.
3. Pengembangan diri.
Jika peluang diatas dapat dimanfaatkan, banyak kesempatan untuk melibatkan orang tua
siswa dalam kegiatan persekolahan. Kurikulum 2004 sangat memberi kesempatan bagi
orang tua untuk peduli dan terlibat dalam proses pembelajaran sejak jenjang TK hingga
pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Selain itu sekolah juga perlu didukung oleh
pemangku kepentingan (Stake Holders) seperti Komite Sekolah dan mereka yang
berwawasan dalam memahami substansi dan nilai-nilai pendidikan.
Sesuai dengan aturan baru yang sudah digariskan Departemen Pendidikan Nasional,
dimana penyusunan kurikulum didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
Standar Isi (SI) hasil rumusan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) maka
sekolah/madasah, sejak SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA (sederajat) dapat menyusun
kurikulum sendiri sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah yang bersangkutan.
V. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tahun 2006.
Pada prinsipnya KTSP merupakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pilihan pada
Kurikulum Berbasis Kompetensi dilandasi oleh kenyataan bahwa lulusan pendidikan
dalam kenyataannya tidak menguasai kompetensi dasar yang seharusnya mereka kuasai.
Hal ini mengakibatkan pada sulitnya lulusan yang bisa menembus pasar kerja ataupun
mengembangkan usaha sendiri.
KTSP adalah suatu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan dan silabus.
Pemerintah melakukan perubahan kurikulum dilandasi oleh kenyataan bahwa semakin
kuat persaingan dunia global maka warga masyarakat harus dipersiapkan dengan baik
melalui pendidikan yang berkualitas. Kurikulum yang selama ini dijadikan rujukan
pembelajaran cenderung menjadi kurikulum yang statis, seragam dan kurang akomodatif
terhadap perbedaan bakat yang dimiliki siswa dan perbedaan kebutuhan stake holders.
Prinsip dasar KTSP adalah pengetahuan yang belum sempurna sehingga harus
disempurnakan melalui proses pencarian, penemuan dan eksperimentasi, sesuai dengan
konteks ruang dan waktu. Dengan demikian sekolah bukan hanya sekedar institusi tempat
proses ³transfers of knowledge´ melainkan juga menjadi ³pabric of meaning´ dan
produsen ilmu pengetahuan yang baru.
Dalam struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
tertuang dalam standar isi meliputi lima kelompok mata pelajaran antara lain :
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Kelompok mata pelajaran estetika.
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.
Kelompok mata pelajaran di atas dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 17. Muatan KTSP meliputi
sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi
peserta didik pada satuan pendidikan. Disamping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Dengan demikian diharapkan guru-
guru mampu mengembangkan KTSP dengan baik dan konsisten dalam
mengimplementasikan dalam proses pembelajaran, sehingga bisa menghasilkan lulusan
dari sekolah-sekolah yang memiliki kompetensi yang kuat.
VI. Peranan Kurikulum dari tahun 1975 sampai KTSP 2006 Terhadap Mutu Pendidikan di
Indonesia.
Ditinjau dari tujuan pendidikan disetiap jenjang adalah meningkatkan pengetahuan siswa
untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan mengembangkan diri
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta
meningkatkan kemampuan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan sekitarnya.
Kata kunci yang menarik untuk diperhatikan dari rumusan tujuan pendidikan diatas
adalah ³mengembangkan diri´. Betulkah kurikulum dalam praksisnya telah
mengembangkan diri para peserta didik? Atau justru membebani para peserta didik?
Kritik pada kurikulum pendidikan di negara kita pada tahun 1975, 1984, dan 1994 justru
membebani belajar siswa karena materi kurikulum yang terlalu padat. Sehingga siswa
tidak bisa mengembangkan dirinya sesuai kemampuan siswa masing-masing, maka
peranan kurikulum pada tahun tersebut dirasa kurang berhasil dalam meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia.
Oleh karena itu pemerintah mengambil sikap untuk membenahi kurikulum pada tahun
tersebut, akhirnya lahirlah kurikulum 2004 yang terkenal dengan lahirnya KBK. Pada
kurikulum 2004 ini materi kurikulum sudah agak longgar, sehingga tidak begitu
membebani belajar siswa. Pada kurikulum ini siswa dituntut untuk bisa mengembangkan
potensinya sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Karena pada kurikulum ini,
orang tua diberi kesempatan dalam kegiatan persekolahan tersebut, walaupun peran orang
tua dalam kegiatan persekolahan tersebut masih sedikit terbatas. Apalagi kalau banyak
kesempatan yang diberikan kepada orang tua untuk selalu aktif berperan dalam kegiatan
sekolah atau proses pembelajaran mungkin kompetensi masing-masing anak bisa lebih
berkembang.
Melihat uraian diatas ternyata kurikulum 2004 pun belum mempunyai peranan yang
utama dalam mutu pendidikan kita. Karena jika kita lihat mutu pendidikan di negara kita
masih tertinggal jauh dibanding negara-negara lain, seperti Amerika Serikat. Di Amerika
Serikat telah dikembangkan ³less is more´ yaitu jumlah bahan dikurangi supaya siswa
dapat meniliti secara mendalam. Dengan less is more siswa tidak diburu waktu sehingga
mereka mempunyai kesempatan untuk berpikir kritis dan berefleksi.
Peranan KTSP pada mutu pendidikan di negara kita juga belum ada pengaruhnya. Karena
peringkat Indonesia masih dibawah jauh dari negara-negara seperti Korea, Singapura,
Jepang, Taiwan, China, India, Malaysia dan masih banyak negara lain yang peringkatnya
ada diatas negara kita. Salah satu penyebabnya adalah kurang berperannya guru didalam
mengembangkan KTSP ini dengan baik. Masih banyak guru yang menggunakan metode
ceramah sehingga cara berfikir anak serasa mati. Selain itu juga kurang tanggung
jawabnya seorang guru pada mata pelajaran yang mereka berikan. Sebagian besar guru
masih ada yang hanya memikirkan materi yang menjadi tanggung jawabnya itu selesai
tepat waktu sesuai dengan silabus dan program semester tetapi tidak memikirkan apakah
materi yang mereka sampaikan itu bisa difahami dan diserap oleh siswa dengan baik atau
tidak. Sehingga tidak relevan dengan tujuan KTSP itu sendiri dimana guru harus mampu
mengembangkan KTSP yang bisa menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang
kuat.
Disamping itu pihak pemangku kepentingan dalam meningkatkan mutu pendidikan juga
tidak bisa berperan aktif. Sehingga sampai saat ini pun mutu pendidikan di negara kita
masih sangat rendah dan terpuruk, walaupun sudah diadakan reformasi kurikulum
pendidikan di negara kita. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa reformasi kurikulum
pendidikan yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah kita belum mampu mengubah mutu
pendidikan yang lebih baik dan berhasil guna.
Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tuntutan adanya kurikulum
yang sesuai dengan zamannya menjadi relevan. Penguasaan Bahasa Inggris dan Bahasa
Indonesia mestinya mendapatkan perhatian yang lebih. Pengajaran bahasa yang lebih
berorientasi pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi akan membantu siswa belajar
menkomunikasikan pemikiran dan pengaetahuannya secara sistematis.
Penguasaan Bahasa Inggris yang baik dalam diri siswa atau guru akan dapat
mengembangkan pengetahuan lewat informasi dari buku-buku asing. Keterampilan
menggunakan komputer dan internet perlu ditingkatkan pada setiap guru dan siswa
sehingga siswa terbantu untuk secara mandiri mengambil informasi dan pengetahuan dari
negara-negara lain. Sekolah perlu memfasilitasi peralatan dan pengajaran komputer,
sehingga siswa dapat mengenal peralatan mutakhir tersebut dan dapat menggunakannya
sebagai salah satu cara untuk meningkatkan cara belajar siswa sesuai kemajuan teknologi
dan komunikasi.
VII. Fungsi dan Peran Pengembangan Kurikulum.
1. Fungsi Pengembangan Kurikulum.
Dalam aktivitas belajar mengajar kedudukan kurikulum sangatlah penting, karena
dengan kurikulum anak didik akan memperoleh manfaat (benefits). Namun demikian,
disamping kurikulum bermanfaat bagi anak didik, ia juga mempunyai fungsi-fungsi
lain yaitu.
a. Fungsi Kurikulum dalam Rangka Pencapaian Tujuan Pendidikan.
Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan sekolah. Artinya bila tujuan yang dinginkan belum
tercapai orang akan meninjau kembali alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut, misalnya dengan meninjau kurikulumnya.
Dalam pencapaian tujuan pendidikan yang dicita-citakan, tujuan-tujuan tersebut
mesti dicapai secara bertingkat dan saling mendukung, sedang keberadaan
kurikulum disini adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan.
b. Fungsi Kurikulum bagi Anak Didik.
Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun yaitu suatu persiapan
bagi anak didik. Anak didik diharapkan mendapat sejumlah pengalaman baru
yang dikemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak,
agar dapat memenuhi bekal hidupnya nanti.
Sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan, kurikulum diharapkan mampu
menawarkan program-program pada anak didik yang akan hidup pada zamannya,
dengan latar belakang sosio historis dan kultural yang berbeda.
c. Fungsi Kurikulum bagi Pendidik.
Guru merupakan pendidik profesional yang secara implisit telah siap untuk
memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang ada di pundak para orang tua.
Adapun fungsi kurikulum bagi guru / pendidik adalah :
- Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasi pengalaman
belajar pada anak didik
- Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak
didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan.
Dengan adanya kurikulum sudah tentu tugas guru sebagai pengajar dan pendidik
lebih terarah. Pendidik merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dan
sangat penting dalam proses pendidikan dan merupakan salah satu komponen
yang berinteraksi secara aktif dengan anak didik dalam pendidikan.
Kurikulum merupakan alat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dapat
meringankan sebagian tugas pendidik dalam proses belajar mengajar yang efektif
dan efisien, karena itu kurikulum mempunyai fungsi sebagai pedoman. Pedoman
yang dijadikan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, karena memuat tentang
jenis-jenis program apa yang dilaksanakan di sekolah, bagaimana
menyelenggarakan jenis program, siapa yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaannya dan perlengkapan apa yang dibutuhkan.
d. Fungsi Kurikulum bagi Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah merupakan administrator dan supervisor yang mempunyai
tanggung jawab terhadap kurikulum. Fungsi kurikulum bagi Kepala Sekolah dan
para pembina lain adalah :
- Sebagai pedoman dalam supervisi memperbaiki situasi belajar.
- Sebagai pedoman dalam supervisi menciptakan situasi belajar anak ke arah yang
lebih baik.
- Sebagai pedoman dalam supervisi kepada guru.
- Sebagai pedoman dalam administrator.
- Sebagai pedoman dalam mengadakan evaluasi atas kemajuan belajar.
e. Fungsi Kurikulum bagi Orang Tua.
Kurikulum difungsikan sebagai bentuk partisipasi orang tua dalam membantu
usaha sekolah memajukan putra-putrinya. Dengan membaca dan memahami
kurikulum sekolah, orang tua dapat mengetahui pengalaman belajar yang
dibutuhkan anak mereka sehingga partisipasi orang tua pun tidak kalah penting
dalam menyukseskan proses belajar mengajar di sekolah.
f. Fungsi bagi Sekolah Tingkat Atas nya.
Fungsi kurikulum dalam hal ini dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan.
Pemahaman kurikulum yang digunakan oleh suatu sekolah pada tingkat
diatasnya dapat melakukan penyesuaian di dalam kurikulum, misalnya :
- Jika sebagian kurikulum sekolah bersangkutan telah diajarkan pada sekolah
dibawahnya, sekolah dapat meninjau kembali perlu tidaknya bagian
tersebut diajarkan.
- Jika ketrampilan tertentu diperlukan dalam mempelajari kurikulum suatu
sekolah belum diajarkan pada sekolah dibawahnya, sekolah dapat
mempertimbangkan masuknya program ketrampilan ke dalam kurikulum.
b) Penyiapan tenaga baru.
Jika suatu sekolah berfungsi menyiapkan tenaga pendidik bagi sekolah yang
berada dibawahnya, perlu sekali sekolah tersebut memahami kurikulum
sekolah yang berada dibawahnya
g. Fungsi bagi Masyarakat dan Pemakai Lulusan Sekolah.
Dengan mengetahui kurikulum suatu sekolah, masyarakat, sebagai pemakai
kelulusan dapat melaksanakan :
- Ikut memberikan kontribusi dan memperlancar pelaksanaan program pendidikan
yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang tua dan masyarakat.
- Ikut memberikan kritik dan saran kontruktif dan penyempurnaan program
pendidikan sekolah.
2. Peran Pengembang Kurikulum.
Kurikulum mengemban peranan penting bagi pendidikan, paling tidak ditentukan 3
jenis peranan kurikulum,antara lain:
1) Peranan konservatif.
Kurikulum bisa dikatakan konservative, karena mentransmisikan dan menafsirkan
warisan sosial kepada anak didik atau generasi muda.
2) Peranan kritis dan evaluatife.
Maksudnya kurikulum selain mewariskan atau menstranmisikan nilai-nilai kepada
generasi muda juga sebagai alat untuk mengevaluasi kebudayaan yang ada.
3) Peranan kreatif
Kurikulum melakukan kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti menciptakan
dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan
masa mendatang dalam masyarakat.
Ketiga peran diatas harus dilaksanakan secara seimbang, sehingga tercipta keharmonisan
diantara ketiganya. Dengan demikian kurikulum dapat memenuhi tuntutan waktu dan
keadaan untuk membantu peserta didik menuju kebudayaan yang akan datang, sehingga
mereka menjadi generasi yang siap dan terampil dalam segala hal.
Ö   

a. Simpulan.
Dengan kondisi pendidikan di Indonesia yang makin terpuruk ini ternyata ada 3 hal yang
mempengaruhi dunia pendidikan kita yaitu mutu pendidikan yang masih rendah, sistem
pembelajaran di sekolah yang belum memadai dan krisis moral yang masih melanda
masyarakat kita. Sehingga mutu pendidikan di Indonesia masih menduduki peringkat
bawah dibanding negara-negara Korea, Singapura, Jepang, Taiwan, , India, China dan
Malaysia, walaupun sudah diadakan perubahan kurikulum pendidikan oleh pemerintah
kita, dari kurikulum 1975 sampai dengan KTSP 2006 hingga saat ini.
Semua itu disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Peranan guru yang belum optimal terhadap kelangsungan proses pembelajaran
ditingkat satuan pendidikan.
2. Peran dari pemangku kepentingan (stakeholders) ditingkat satuan pendidikan
tidak aktif.
3. Perubahan kurikulum pendidikan yang yang tidak membawa dampak positif
terhadap mutu pendidikan.
4. Masih banyak sekolah-sekolah yang belum bisa memfasilitasi, peralatan
mutakhir untuk kemajuan mutu pendidikan.
5. Masih banyaknya guru dan siswa yang belum terampil dalam menggunakan
komputer dan internet sebagai salah satu sarana proses kegiatan belajar
mengajar.
Dengan memperhatikan faktor-faktor diatas maka dapat dikatakan bahwa mutu
pendidikan di negara kita ini masih rendah, bila dibandingkan dengan negara-negara lain.

a. Saran.

Agar tercapai tujuan pendidikan di Indonesia secara merata dan supaya mutu pendidikan
di negara kita bisa lebih baik dari tahun sebelumnya sekiranya perlu diadakan
pembenahan beberapa hal antara lain :
1. Ditinjau kembali isi dan tujuan dari kurikulum yang saat ini digunakan di dunia
pendidikan.
2. Ditingkatkan lagi ketrampilan dalam penggunaan komputer dan internet bagi guru
dan siswa pada masing-masing tingkat satuan pendidikan.
3. Lebih ditingkatkan peran aktif dan tanggung jawab pemerhati sekolah disetiap
satuan pendidikan.
Dengan memperhatikan hal-hal diatas, Insya Allah mutu pendidikan di Indonesia bisa
bersaing dengan negara-negara lain.

 
- Paul Suparno, SJ, R. Rohadi, G. Sukadi dan St. Kartono, „ 
 
, Yogyakarta
: Kanisius, 2006
- Dr. Abdullah Idi, M.Ed.,


   
   , Yogyakarta : Ar-
ruzz Medra, 2007
- Nugroho,


 


  
  
  , 2008

You might also like