Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
......................................................
NO.MHS:
PROGRAM STUDI :
JURUSAN :
FAKULTAS ..................................
UNIVERSITAS ...............................................
TAHUN 2010
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
ii
C. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................. 19
D. Variabel Penelitian...................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengusahaan dan penggunaan lahan yang terus menerus tanpa diikuti upaya
kandungan bahan organik karena bahan-bahan organik yang ada di dalam tanah
diserap oleh tanaman. Agar lahan pertanian tetap subur diperlukan penambahan
bahan organik ke dalam tanah untuk menggantikan bahan-bahan organik yang diserap
oleh tanaman.
Sumber bahan organik biasanya diperoleh dari pupuk kandang, namun jumlah
yang diberikan tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan yang ada. Masalah ini terjadi
karena petani sudah jarang memelihara ternak. Selain itu, sumber bahan organik
harganya juga semakin meningkat. Adanya masalah yang demikian perlu dicari
alternatif solusinya, antara lain dengan menemukan sumber bahan organik pengganti
pupuk kandang.
Eceng gondok (Eichornia crassipes Solm) merupakan jenis gulma air yang
sangat cepat tumbuh dan berkembang biak. Tumbuhan ini mempunyai daya adaptasi
terhadap lingkungan baru yang sangat besar, sehingga sering merupakan gulma di
berbagai tempat dan mengganggu saluran pengairan atau irigasi yang sulit untuk
1
dikendalikan. Tanaman ini dapat mempercepat pendangkalan, menyumbat saluran
gangguan langsung dan tidak langsung lainnya terhadap kesehatan manusia serta
organik, jadi perlu dilakukan penelitian atau dikaji tentang kemungkinan pemanfaatan
oleh petani. Dalam penelitian ini, kompos eceng gondok dicoba diteliti
penggunaannya pada tanaman bayam cabut. Hal ini mengingat karena tanaman
bayam cabut (Amaranthus tricolor L) tidak menuntut persyaratan tumbuh yang sulit,
asalkan kondisi tanah subur, penyiraman teratur dan saluran drainase lancar.
Tanaman ini sangat toleran terhadap keadaan yang tidak menguntungkan sekalipun.
Selain itu tanaman ini berumur pendek, sehingga pengaruh dari kompos eceng
2
Dengan meningkatnya wawasan masyarakat tentang kebutuhan pangan, maka
terkontaminasi oleh zat-zat yang merugikan tubuh. Untuk itu pupuk organik atau
kompos dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan produksi
sayuran. Bertitik tolak pada uraian di atas dan dalam upaya meningkatkan produksi
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pokok - pokok uraian pada latar belakang tersebut di atas , maka
cabut ?
cabut ?
3. Apakah kompos eceng gondok dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti pupuk
kandang ?
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klas : Monocotyledoneae
Ordo : Farinosae
Familia : Pontederiaceae
Genus : Eichornia
yang dapat mengapung bebas bila air dalam dan berakar di dasar bila air dangkal.
Tumbuhan tersebut berkembang biak dengan stolon (vegetatif) dan juga secara
generatif, tiap tahun berbunga, dan setelah 20 hari terjadi penyerbukan, buah
masak, lepas dan pecah, biji masuk ke dasar air. Karangan bunga berbentuk bulir,
bertangkai panjang, dan terdapat 10-35 bunga; tangkai dengan 2 daun pelindung
yang duduknya sangat dekat, yang terbawah dengan helaian kecil dan pelepah
5
Morfologi dari tanaman eceng gondok adalah sebagai berikut :
Keterangan :
d
a. Akar,
c b. Tangkai daun,
e
c. Daun,
d. Bunga,
e. Tangkai bunga
tahun 1894. Adanya tumbuhan ini dalam suatu area perairan akan mengganggu
lalu lintas air, mengurangi jumlah dan kualitas air, menimbulkan pendangkalan
ditimbulkan oleh eceng gondok, sangat dirasa perlu adanya suatu pengendalian
dan teknik pengolahan yang memadai. Salah satu usaha untuk pengendalian eceng
6
gondok adalah pemanfaatan eceng gondok agar menjadi sumber daya alam
berguna.
gondok yang masih segar mengandung 95,5 % air; 3,5 % bahan organik; 0,04 %
nitrogen; 1 % abu; 0,06 % fosfor sebagai P2O5 dan 0,20 % kalium sebagai K2O.
Lebih lanjut dikemukakan pula bahwa percobaan analisis kimia tumbuhan eceng
gondok atas dasar bahan kering menghasilkan 75,8 % bahan organik; 1,5 %
nitrogen; dan 24,2 % abu. Analisis terhadap abu yang dilakukan menunjukkan 7.0
% fosfor sebagai P2O5; 28,7 % kalium sebagai K2O; 1,8 % natrium sebagai
membawa perubahan yang lebih baik bagi dunia pertanian. Tujuan pemberian
kompos pada suatu lahan antara lain untuk memperkaya bahan makanan bagi
tanaman dan memperbaiki sifat fisik tanah akibat pencucian. Tujuan tersebut akan
terpenuhi jika bahan yang akan dikomposkan mengandung unsur-unsur hara yang
Hasil analisis kompos eceng gondok atas dasar bahan kering adalah 2,05
% nitrogen; nisbah karbon (C) dan nitrogen (N) adalah 13:1 ; 1,1 % fosfor
7
Kompos dibuat dengan cara membusukkan bahan sisa tumbuhan atau
C/N tanah sebelum digunakan sebagai pupuk. Jadi dari pengertian itu dapat
dikatakan bahwa prosesnya berlangsung pada keadaan yang diatur sehingga akan
serta kegiatannya.
4. Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara sehingga tidak mudah larut
8
untuk memperbanyak mikroorganisme dan kegiatannya. Dengan meningkatnya
Pada proses pengomposan akan berlangsung cepat jika substrat halus dan
c. Kelembaban
tidak boleh terlalu rendah, karena itu dalam proses pengomposan perlu
9
mengandung air, keadaannya berubah menjadi anaerob yang tidak
Pada tahap akhir pengomposan akan dihasilkan bahan yang sudah stabil
yang disebut sebagai kompos. Kompos yang matang akan ditandai dengan warna
gelap, tidak berbau, struktur remah, berkonsentrasi gembur, serta tidak larut
dalam air.
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Familia : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Bentuk tanaman bayam cabut adalah terna (perdu), tinggi tanaman dapat
mencapai 1,5-2 meter, berumur semusim atau lebih. Sistem perakaran menyebar
agak meruncing serta urat-urat daun kelihatan jelas. Bayam banyak mengandung
vitamin dan garam-garam mineral penting yang diperlukan tubuh, seperti dapat
10
Tabel 1. Kandungan gizi pada bayam cabut
Kalori 36 kal
Protein 3,5 gram
Lemak 0,5 gram
hidrat arang 6,5 gram
vitamin B1 908 mgr
vitamin A 6,090 S.I
vitamin C 80 gram
Ca 267 mgr
Fosfor 67 mgr
Fe 3,9 mgr
Air 86,9 gram
Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, baik pada dataran rendah maupun
tinggi, namun demikian bayam lebih baik dibudidayakan di dataran rendah dan
merupakan bentuk sayuran komoditas dataran rendah. pH tanah yang sesuai untuk
adalah 35-400 C.
Sayuran daun banyak menyerap unsur N,P,K dan mineral Mg,Ca,Fe. Jenis
tanah yang baik untuk tanaman bayam cabut adalah tanah pasir berlempung
pertumbuhan fase vegetatif yaitu kualitas bagian tanaman yang bernilai ekonomi.
Maksudnya adalah bagian tanaman yang dapat dikonsumsi atau di makan, yaitu
11
Dari segi produksi yang menguntungkan di pasaran terutama sebagai
sayuran segar maka bobot basah sangat menentukan. Air merupakan komponen
terbesar dari sitoplasma dan sangat berpengaruh terhadap bobot basah tanaman.
Kualitas sayuran ditentukan pula oleh warna daun. Ditinjau dari ilmu gizi
sayuran yang pucat dianjurkan untuk tidak dibeli karena yang kaya akan gizi
adalah yang berwarna hijau tua. Lebih lanjut Oomen juga menyatakan bahwa
kandungan gizi dari tanaman merupakan bagian dari bobot kering tanaman. Hasil
bahan kering tanaman merupakan gambaran dari unsur hara yang diserap tanaman
karena semua bahan yang dihasilkan tanaman berasal dari pecahan karbon hasil
sayuran yang bebas atau tidak terkontaminasi oleh zat-zat yang merugikan tubuh.
12
hanya dicapai bila diberikan unsur-unsur hara tambahan atau pemupukan karena
jaringan pembentuk tanaman tidak lain adalah unsur-unsur hara yang diserapnya.
pupuk buatan, atau pupuk organik dan an organik. Pupuk organik adalah pupuk
yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia. Pupuk organik dapat
berupa pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk kompos. Pupuk organik terutama
digunakan untuk memperbaiki struktur tanah, daya meresapkan air hujan, daya
ikat air, tata udara tanah dan sifat fisik. Dengan terbentuknya humus maka pupuk
tanah. Pupuk organik mengandung unsur hara lengkap meskipun dalam kadar
rendah.
Salah satu pembentuk tanah adalah bahan organik. Jadi jelaslah betapa
pentingnya peranan bahan organis ke dalam tanah, seperti kita ketahui bahan
organis terbentuk dari sisa tanaman, hewan atau kotoran hewan, juga sisa jutaan
mahluk kecil yang berupa bakteri, jamur, ganggang, hewan satu sel maupun
banyak sel. Sisa hewan atau tumbuhan ini sebelum menjadi bahan organis akan
Sebelum mengalami proses perubahan sisa hewan dan tumbuhan ini tidak
berguna bagi tanaman, karena unsur hara terikat dalam bentuk yang tidak dapat
diserap oleh tanaman, oleh sebab itu perlu dikomposkan terlebih dahulu. Selama
proses perubahan dan peruraian bahan organis, unsur hara makanan akan bebas
13
E. Pertumbuhan Tanaman Bayam Cabut
termasuk perubahan bentuk pada tumbuhan. Pertambahan ukuran dan berat kering
jumlah selnya.
Berkenaan dengan sel tanaman, peristiwa ini mencakup fotosintesa, absorbsi, dan
traslokasi zat hara, penyusunan dan perombakan protein komplek dan lemak dari
meristematik pada titik-titik tumbuh bagian batang, dan ujung-ujung akar, serta
pada kambium. Bertambahnya ukuran sel terjadi karena adanya pembesaran sel-
sel baru. Proses ini dipengaruhi oleh pemberian air, hormon dan adanya gula.
Oleh karena itu, jaringan meristem harus memperoleh pangan, vitamin dan
tersedia hormon untuk dapat membuat sel-sel baru dan memperbesar ukurannya.
penyimpanannya. Fase ini terutama terjadi pada perkembangan akar, daun dan
batang baru, dan berhubungan dengan pembelahan sel, perpanjangan sel dan
14
tahap pertama dari differensiasi sel. Untuk perkembangan ini diperlukan
dibentuknya.
2. Pertumbuhan fase reproduktif. Fase ini terjadi pada saat pembentukan dan
disisakan untuk perkembangan bunga, buah dan biji. Untuk keperluan ini
tanaman membutuhkan suplai karbohudrat yang berupa pati dan gula. Pada fase
dibentuknya.
unsur kimia tertentu yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan normal. Tidak
15
Setiap tanaman memerlukan paling sedikit 16 unsur hara penting atau
a) Unsur hara makro yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
b) Unsur hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalamn jumlah
hidup tanaman, baik unsur makro maupun unsur mikro. Beberapa unsur beserta
nitrogen.
Zn : Biosintesa Hormon
16
G. Hipotesis Penelitian
kandang.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Lokasi penelitian
dengan ketinggian tempat ±140 m dpl yang merupakan daerah yang cocok
untuk tanaman bayam cabut, karena bayam cabut banyak ditanam pada
2. Waktu penelitian
Tanaman bayam dapat tumbuh dengan baik di bulan apapun, asalkan kondisi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik
18
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
2. Sampel Penelitian
Sampel dari penelitian ini adalah tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dari penelitian ini yaitu kadar pemberian 0 gram, 100 gram,
200 gram, 400 gram, dan 800 gram kompos eceng gondok dalam setiap 1 kg
media tanam..
2. Variabel tergantung
berat basah bayam cabut dan berat kering bayam cabut pada akhir
percobaan. Hasil bahan kering merupakan gambaran dari unsur hara yang
19
E. Disain Penelitian
rancangan pola RAL (Rancangan Acak Lengkap), karena materi yang percobaan
relatif homogen. Semua variasi dalam penelitian ini mendapat perlakuan yang
X0 = perlakuan dengan tanpa kadar kompos eceng gondok dalam media tanam,
X1 = perlakuan dengan kadar kompos eceng gondok 100 gram dalam media
tanam,
X2 = perlakuan dengan kadar kompos eceng gondok 200 gram dalam media
tanam,
X3 = perlakuan dengan kadar kompos eceng gondok 400 gram dalam media
tanam,
X4 = perlakuan dengan kadar kompos eceng gondok 800 gram dalam media
tanam.
20
F. Analisis Data
pertumbuhan dan produksi tanaman bayam, data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan analisis varian. Jika ada pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan uji
DMRT yaitu untuk mengetahui lokasi perbedaan atau perlakuan terbaik pemberian
dengan :
μ : mean populasi
Y ..2
FK t
r
i 1
i
t ri
JKT Yij2
i 1 j 1
21
Untuk menghitung Jumlah Kuadrat Perlakuan dengan menggunakan rumus :
t
Yi 2
JKP FK
i 1 ri
22
DAFTAR PUSTAKA
Jody M. (1990). Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Jakarta: Rajawali press.
Yusni Bandini dan Nurudin Azis. (1995). Bayam. Jakarta : Penebar Swadaya.