Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
oleh
Nama : Tutik Setiowati
NIM :
Program Studi : Pendidikan Bahasa Jawa
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian
Skripsi.
Pembimbing I Pembimbing II
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang.
Pada hari :
Tanggal :
Ketua, Sekretaris,
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
Semarang, Juli
2007
Tutik Setiowati
iv
PRAKATA
Rasa syukur yang tidak terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunia yang diberikan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan
baik. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan dan bantuan
yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Esti Sudi Utami, M.Pd. sebagai pembimbing I dan Dra. Endang Kurniati,
M.Pd. sebagai pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan
kepada penulis dengan penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi ini;
2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
menyusun skripsi;
3. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberi kemudahan
kepada penulis dalam menyusun skripsi;
4. Para dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah menyampaikan
ilmunya kepada penulis;
5. Ayahanda, ibunda, dan kakak-kakakku semua yang tidak pernah lelah untuk
mendoakanku, atas segala kasih sayang serta dukungan moril yang diberikan;
6. Seluruh pihak sekolah SD Negeri Magersari Kabupaten Rembang yang telah
memberikan bantuan dan motivasinya; dan
7. Teman- teman seperjuanganku indah, desi, dian yang telah memberikan dorongan
dan doa, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
8. Adik-adikku di wisma solikhin nina, wiwik, eka, umi, heni yang telah
memberikan semangat dan telah memberikan arti persahabatan, serta semua pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah yang Maha Kuasa melimpahkan rahmat serta lindungan-Nya
kepada pihak-pihak yang terkait tersebut dan membalasnya dengan yang lebih baik.
Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
¾ Hanya dengan usaha, sabar, dan berdoa keberhasilan akan terwujud (penulis)
¾ Petiklah hikmah di balik semua kejadian yang kita alami dengan menerimanya dengan
tabah, menjalani dengan sabar dan ikhlas serta berusaha dengan keras (penulis)
Persembahan:
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 17. Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus I Pertemuan Kedua ............. 55
Tabel 23. Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus II Pertemuan Pertama ......... 62
ix
Tabel 24. Hasil Keterampilan Membaca Nyaring menggunakan Media
Komik Berbahasa Jawa Siklus II Pertemuan Kedua......................... 65
Tabel 29. Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus II Pertemuan Kedua ............ 71
Tabel 31. Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus I dan Siklus II ..................... 75
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat
saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dapat saling berbagi pengalaman,
saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Oleh
karena itu, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berfikir, alat untuk
berikutnya. Agar pembelajaran di Sekolah Dasar dapat tercapai, maka materi yang
kemampuan membaca yang memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan
belajar di kemudian hari. Kemampuan membaca menjadi dasar utama tidak saja
bagi pembelajaran bahasa itu sendiri, tetapi juga bagi pembelajaran mata pelajaran
sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial, dan
1
2
Membaca merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh siswa sejak
para siswa pada saat ini masih rendah. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan
Kegemaran membaca pada jaman sekarang ini masih kurang, masalah tersebut
dapat terlihat dari kemalasan siswa dalam belajar. Mereka hanya mau belajar pada
saat tertentu saja, misalnya pada saat ulangan atau Pekerjaan Rumah. Kurangnya
gemar membaca, juga terlihat pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
Namun, apabila guru sering memberikan materi bahan untuk membaca, maka
Oleh sebab itu, guru sebaiknya harus menyiapkan diri dalam menyajikan bahan
ajar, menentukan kegiatan yang akan dilakukan bersama para siswanya, mampu
berdasarkan bahan ajar agar mencapai tujuan yang hendak diinginkan. Dengan
bekal tersebut, kita tidak akan memperoleh informasi dan pengetahuan. Tujuan
beberapa faktor, antara lain : faktor guru, siswa, media, metode, dan tempat
mengajar peranan seorang guru sangat penting bagi siswa dalam penyampaian
bahan ajar, dan juga sebagai sosok yang utama dalam interaksi belajar mengajar.
Guru sebagai penyampai bahan ajar dituntut untuk dapat menguasai seluruh
materi yang diajarkan di kelas. Hal tersebut mempunyai peranan penting karena
jaman. Maka, guru harus dapat menguasai teknik membaca yang akan diajarkan
untuk siswanya.
permulaan yang cocok digunakan untuk siswa di Sekolah Dasar yaitu membaca
nyaring, yang perlu diperhatikan dalam membaca nyaring adalah pelafalan vokal
2004).
Sekolah Dasar sampai saat ini masih sangat rendah dan memprihatinkan.
Membaca nyaring siswa mencakup dua hal, antara lain : pelafalan dan intonasi
dalam membaca nyaring. Membaca nyaring bertujuan melatih siswa dengan tepat
nyaring bahasa Jawa. Dalam membaca siswa kurang memperhatikan intonasi dan
sangat disukai oleh anak–anak khususnya komik yang menceritakan hal – hal
yang lucu, seperti kartun atau cerita yang lain. Hal ini mempunyai tujuan agar
penulis ini adalah keterampilan membaca nyaring pada bacaan berbahasa Jawa
5
mengenai kurang minatnya siswa dalam membaca bacaan berbahasa Jawa, siswa
Jawa.
Dari permasalahan yang telah disebutkan di atas, dalam skripsi ini peneliti
Rembang.
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat, yaitu
1 Manfaat teoretis
2 Manfaat praktis
nyaring.
membaca, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Ekowati (2000), Muryati
cerita bergambar masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata tes hanya
6,08. Berdasarkan hasil siklus I perlu dilakukan penelitian ulang, yaitu siklus II
7
8
hasil tes 7,14. Dengan demikian langkah yang ditempuh dari siklus I sampai
Keterampilan Membaca Nyaring Melalui Media Kartu Huruf Pada Siswa Kelas I
kartu huruf pada siswa kelas I SD 3 Pasuruhan Lor Kecamatan Jati Kabupaten
Kudus, tentang hal pelafalan,intonasi, dan kecepatan mata yang tinggi dalam
membaca nyaring. Hal ini terbukti mencapai peningkatan dengan hasil pretes skor
rata-rata 5,29, siklus I rata-rata adalah 5,72, siklus II skor rata-rata 6,59, dan siklus
III skor rata-rata adalah 7,74. Kondisi awal sampai siklus III mengalami skor
sebesar 2,45. Hasil observasi dan wawancara siswa kelas I SD 3 Pasuruhan Lor
positif. Perubahan tersebut terlihat pada tidak ragu-ragu lagi dalam membaca
nyaring.
keterampilan membaca pemahaman pada siswa masih rendah. Hal ini terbukti dari
hasil tes awal 5,85 dan hasil tes akhir siklus I menunjukkan 6,43. Perbandingan
antara hasil tes awal, siklus I, dan siklus II terlihat adanya peningkatan dari tes
awal ke tes akhir siklus I ada kenaikan sebanyak 9,91 % dari tes siklus I ke tes
9
siklus II ada kenaikan 11,51%. Dengan demikian terbukti bahwa dengan langkah
banyak dikaji oleh para peneliti sebelumnya. Namun, penelitian yang terdahulu
keterampilan membaca nyaring sangat penting bagi siswa yang masih duduk di
kelas rendah atau pada permulaan membaca. Untuk itu, penelitian ini akan
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit dan melibatkan banyak
hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas
melihat serta memahami apa yang tertulis dengan melisankan atau dalam hati.
Membaca dapat pula diartikan sebagai metode yang kita pergunakan untuk
berkomunikasi dengan diri kita sendiri maupun dengan orang lain (Tarigan,
1986:8).
anak cara membaca berarti memberi anak tersebut sebuah masa depan yaitu
memberi suatu teknik bagaimana cara mengekplorasi “dunia” mana pun yang dia
Dari beberapa definisi membaca yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
sebagai berikut :
details or facts);
b. Membaca untuk memperoleh ide- ide utama (reading for main ideas);
(reading to classitfy);
compare or contrast);
sesuai atau dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa itu
sendiri.
berikut :
1. kesenangan;
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang
stuktur teks;
proses yang kompleks. Proses ini melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental.
membedakan secara visual di antara simbol-simbol grafis (huruf dan kata) yang
yang memiliki pengalaman banyak akan mempunyai kesempatan yang lebih luas
terbatas. Oleh sebab itu, guru maupun orang tua sebaiknya memberikan
pengalaman tentang tempat, benda, dan proses yang dideskripsikan dalam materi
bacaan sehingga materi bacaan akan mudah mereka serap. Pengalaman langsung
terdapat dalam materi bacaan. Untuk itu, ia harus mampu berpikir secara
memberikan bacaan yang menjadi minat mereka. Tanpa perhatian yang penuh
ketika membaca, siswa sulit mendapatkan sesuatu dari bacaan. Motivasi dan
bacaan.
dengan penggunaan sensori dan perseptual dengan latar belakang pengalaman dan
tanggapan afektif serta membangun makna teks yang dibacanya secara pribadi.
Makna dibangun berdasarkan pada teks yang dibacanya, tetapi tidak seluruhnya
ditemui dalam teks. Teks tersebut ditransformasikan oleh pembaca dari informasi
yang diambil dari teks afektif yang berbeda akan menghasilkan makna yang
Ada tiga jenis membaca yaitu : (1) membaca nyaring atau membaca bersuara,
kertas dan sebagainya, dan kemudian memproduksikan suara yang tepat dan
bermakna.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan membaca nyaring adalah cara
pengelompokan kata atau frase ke dalam satuan-satuan ide, kecepatan mata, dan
ekspresi.
siswa dalam mengubah lambang-lambang tertulis menjadi suara atau ucapan yang
menurun frekensinya pada saat kelas tinggi Sekolah Dasar dan kegiatan membaca
penggunaannya. Hanya sedikit orang yang dituntut untuk membaca nyaring dalam
kegiatan rutin sehari-hari. Mereka itu adalah : penyiar radio, penyiar televisi, dan
pendengaran, dan ingatan. Membaca nyaring itu sendiri menjadi alat atau sarana
16
bagi para pembaca atau pendengar untuk menangkap dan memahami informasi,
tidak terkesan hambar, seorang pembaca nyaring harus mengusahakan apa yang ia
uraian yang jelas, menarik atau sedikit humor yang segar, maupun suatu kata yang
dibaca, akan mampu menjadikan seseorang menjadi pembaca nyaring yang baik.
Salah satu contoh membaca nyaring dengan penghayatan yang tepat terhadap isi
2.2.2 Media
Dalam subbab ini akan diuraikan tentang (1) pengertian media, (2)
pengertian komik, (3) dasar pemilihan media komik sebagai alat pembelajaran.
Media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar yang
pengajaran dapat tercapai dengan lebih baik dan lebih sempurna (Daryanto
1993:1).
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad
2002 : 3).
17
menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri atas buku, tape recorder, kaset
video camera, vise recorder slide, komputer, TV, VCD film, foto, gambar grafik.
penyebar ide atau gagasan itu sampai pada penerima. (Hamijaya dalam Rohani
1997: 2).
Komik adalah cerita bergambar dalam majalah, surat kabar, dan buku yang
Komik adalah Media untuk bercerita dan sebagai media hiburan yang
murah meriah dengan tujuan untuk menghibur pembacanya, namun bukan hanya
sebagai media untuk menghibur saja, komik juga dapat digunakan sebagai media
mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang
erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberi hiburan kepada
pembaca. Komik merupakan suatu bentuk cerita bergambar yang terdiri atas
berekspresi secara verbal dan visual akan tetapi sebagai media seni, komik tetap
berada dalam batas-batas komunikasi. Komik juga diartikan sebagai bentukan dari
media komik adalah alat menyampaikan suatu ide atau gagasan berupa buku yang
upaya untuk menarik daya minat baca pada anak agar mengalami suatu
peningkatan dalam memahami suatu isi bacaan. Komik dipakai sebagai alat
pembelajaran karena dirasa komik merupakan buku yang banyak digemari usia
memiliki kriteria:
1. Ekonomis
3. mudah diperoleh
4. bersifat fleksibel
19
yang dilihat, siswa dapat menuturkan peristiwa yang terjadi dengan mengarahkan
segala kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya. Oleh sebab itu, siswa harus
kembali apa yang telah dibacanya dari cerita yang ada di dalam komik tersebut,
menggunakan intonasi kata, pelafalan kata, dan suara dalam membaca serta sikap
dalam membaca.
guru maupun orang tua perlu mengarahkan mereka untuk tidak sembarangan
memilih atau membaca komik. Komik-komik yang komersial dan tidak baik
mutunya tidak sesuai dengan usia anak dapat mempengaruhi perilaku siswa.
Komik memiliki ilustrasi yang menarik, kata-kata yang ringkas dan mudah
20
gerak-geriknya, maupun gaya dan kata-kata yang diucapkan para tokoh. Bila ada
kata-kata buruk pada komik tersebut, maka siswa juga akan merekam dalam
memuaskan.
sumber belajar dan dapat juga dibaca sebagai hiburan penghilang rasa tegang,
bosan, dan jenuh. Oleh sebab itu, guru harus mengarahkan siswa untuk membaca
komik yang bermutu dan sesuai dengan daya tingkat berpikir siswa dan sajian
ceritanya harus disesuaikan dengan karakter siswa Sekolah Dasar, sehingga komik
akan menjadi bermanfaat bagi mereka. Komik yang disajikan dapat membentuk
kebiasaan sikap membaca, suara dalam membaca dan itu penting sebagai bekal
menuntun siswa memahami isi bacaan. Hal ini akan membuat siswa akan
dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa akan isi bacaan yang sedang dibacanya.
Diharapkan penyajian komik akan dapat mempermudah siswa untuk membaca isi
bacaan menjadi lebih lancar dan lebih baik. Sikap membaca dan suara dalam
tindakan pada penelitian ini adalah jika siswa diberikan proses pembelajaran
METODE PENELITIAN
dalam kelas. Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memperbaiki masalah
-masalah yang sedang dialami oleh siswa di dalam kelas. Untuk itu diadakan
upaya untuk mewujudkan perbaikan tersebut dengan cara yaitu proses pengkajian
berdaur. Proses pengkajian tersebut ada empat tahap atau langkah, yaitu (1)
perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Begitu pula dalam
P RP
R SK I T R SK II T
O O
Keterangan :
SK I : Siklus I
SK II: Siklus II
P : Perencanaan
T : Tindakan
O : Observasi
22
22
23
R : Refleksi
RP : Revisi Perencanaan
Pada proses tindakan kelas siklus I dilakukan dalam empat tahap, yaitu
1) Perencanaan
nyaring.
Siklus I ini akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan peneliti
sebagai pengajarnya.
Dalam siklus I ini indikator pencapaian yang akan dicapai adalah 65%.
siklus II.
2) Tindakan
24
kegiatan.
a. Apersepsi
berbahasa Jawa. Di dalam tindakan ini, guru menjelaskan tata cara membaca
nyaring dengan benar dan tepat sesuai dengan aspek intonasi, pelafalan, jeda, dan
b. Kegiatan
Dalam tahap ini dilakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Pada tahap ini guru membagikan komik berbahasa Jawa. Kemudian
jumlah tokoh yang ada dalam komik tersebut, kemudian siswa secara bersautan
membaca nyaring dialog yang ada pada komik. Setelah siswa melaksanakan cara
seperti itu barulah satu persatu siswa diperintah untuk membaca nyaring didepan
digunakan sebagai data nontes kepada siswa. Setelah kegiatan membaca selesai
25
sedang, dan terendah. Wawancara dilakukan di luar jam pelajaran atau pada waktu
jam istirahat.
pada siswa meliputi benar tidaknya pelafalan, intonasi, jeda, dan kelancaran dalam
membaca nyaring dan perilaku siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Tindakan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I. Siswa yang
belum tepat dalam membaca nyaring dengan benar diberikan perhatian khusus
1)Revisi Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan evaluasi perencanaan pada siklus I untuk dijadikan
nyaring.
Pada siklus ini dilaksanakan dua kali pertemuan dengan peneliti sebagai
pengajarnya.
27
Dalam siklus II ini indikator pencapaian yang akan dicapai adalah 70%.
2) Tindakan
ditentukan. Pada proses tindakan penelitian ini, diawali apersepsi yang dilanjutkan
a. Apersepsi
berbahasa Jawa. Di dalam tindakan ini, guru menjelaskan tata cara membaca
nyaring dengan benar dan tepat sesuai dengan aspek intonasi, pelafalan, jeda, dan
b. Kegiatan
Siklus II ini hampir sama dengan tindakan yang dilakukan pada siklus I,
yaitu guru memberikan bacaan komik berbahasa Jawa yang judul dan isinya
berbeda agar siswa tidak bosan dengan materi yang diberikan oleh guru. Guru
dengan jumlah tokoh yang ada dalam komik tersebut. Setelah terbagi kelompok
dilaksanakan maka secara berurutan berdasarkan urutan tempat duduk siswa maju
jurnal agar diperoleh data deskriptif. Setelah semua kegiatan selesai peneliti
dan terendah. Wawancara dilakukan di luar jam pelajaran atau pada waktu jam
istirahat.
dilakukan. Hal-hal yang dicatat adalah seberapa besar perubahan atau peningkatan
Rembang.
2.)Siswa kelas IV mengalami kesulitan membaca nyaring hal ini tampak terlihat
kurang lancar, serta membacanya tidak memperhatikan jeda pada tanda baca.
nyaring berbahasa Jawa hal ini nampak yaitu tidak tersedianya media buku yang
a.Variabel input-output
yang disajikan dengan tujuan agar siswa dapat terampil dalam membaca nyaring.
Pada kondisi awal keterampilan siswa dalam membaca nyaring berbahasa Jawa
cenderung rendah sehingga perlu perubahan ke arah yang lebih baik, maka dengan
Jawa ini diharapkan dapat berubah kearah yang lebih maju. Dalam keterampilan
berbahasa Jawa sesuai aspek penilaian, yaitu: (1) intonasi, (2) pelafalan, (3) jeda,
(4) kelancaran.
b.Variabel proses
berikut :
(1) Guru memilih sebuah komik berbahasa Jawa yang tingkat keterbacaannya
sesuai dengan usia siswa di Sekolah Dasar, (2) Siswa disuruh membaca komik
secara bergantian satu persatu maju ke depan, (4) Ketika membaca nyaring di
berbahasa Jawa. Bagaimana intonasi, pelafalan, jeda, dan kelancaran pada saat
membaca nyaring, (5) Siswa lain menyimak bacaan sambil menunggu giliran
mereka maju ke depan kelas, (6) Setelah semua siswa maju ke depan untuk
1) Lembar Observasi
siswa meliputi benar tidaknya intonasi, pelafalan, jeda, dan kelancaran dalam
membaca nyaring.
Di bawah ini diuraikan skor penilaian membaca nyaring melalui media komik
berbahasa Jawa.
cukup
0-10 Pelafalan kata Kurang
kurang baik
2) Lembar Jurnal
Lembar Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jurnal siswa.
Aspek-aspek yang akan diungkap dari jurnal siswa, yaitu (1) ketertarikan siswa
Jawa, (2) menarik atau tidak topik yang terdapat dalam komik berbahasa Jawa
tersebut, (3) kesulitan siswa pada saat membaca nyaring dengan menggunakan
komik berbahasa Jawa, (4) perasaan siswa setelah membaca nyaring dengan
menggunakan komik berbahasa Jawa, (5) pesan dan kesan terhadap guru pada saat
mengajar.
3)Pedoman wawancara
33
perubahan tingkahlaku siswa melalui tanya jawab secara langsung dan terpimpin.
Pengambilan data dengan wawancara tidak dilakukan pada semua siswa, tetapi
membaca nyaring, siswa yang tetap atau tidak mengalami suatu peningkatan atau
dalam membaca komik, (2) tanggapan tentang bacaan komik, (3) komik yang
disukai oleh siswa, (4) keaktifan siswa dalam membaca nyaring dengan
menggunakan bahasa Jawa, (5) kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa pada saat
digunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu, pengamatan atau observasi, jurnal,
dan wawancara.
3.6.2 Jurnal
Jurnal digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap materi dan cara
Jawa selesai. Aspek-aspek yang akan diungkap dari jurnal siswa, yaitu (1)
komik berbahasa Jawa, (2) menarik atau tidak topik yang terdapat dalam komik
berbahasa Jawa tersebut, (3) kesulitan siswa pada saat membaca nyaring dengan
nyaring dengan menggunakan komik berbahasa Jawa, (5) pesan dan kesan
3.6.3 Wawancara
tetapi hanya dilakukan kepada siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, sedang,
dan nilai terendah saja. Wawancara dilakukan di luar jam pelajaran, misalnya
dalam membaca komik, (2) tanggapan tentang bacaan komik, (3) komik yang
disukai oleh siswa, (4) keaktifan siswa dalam membaca nyaring dengan
menggunakan bahasa Jawa, (5) kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa pada saat
persentase dari data yang ada. Data yang ada kemudian dianalisis, data tersebut
berbahasa Jawa.
dibawah ini:
36
Jawa.
∑ NX 100%
S
Keterangan:
deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif yang diperoleh dari aspek
perilaku siswa pada saat mengikuti pembelajaran membaca nyaring melalui media
membaca nyaring melalui media komik berbahasa Jawa tersebut diperoleh melalui
Pada subbab ini diuraikan tentang kondisi awal, kegiatan siklus I, dan
nyaring siswa melalui media komik berbahasa Jawa, dilakukan observasi pada
saat penelitian, yaitu dengan menyuruh siswa maju untuk membaca nyaring
Pada tabel di atas jumlah dari rata-rata aspek intonasi, pelafalan, jeda, dan
kelancaran membaca nyaring seluruhnya sebesar 62,83. Jumlah itu diperoleh dari
skor tiap-tiap aspek keterampilan membaca nyaring siswa, yaitu aspek intonasi,
37
38
a.Aspek Intonasi
dalam membaca nyaring. Hasil aspek intonasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata kelas pada aspek
intonasi sebesar 15,56. Kesalahan aspek intonasi siswa terletak pada tinggi
rendahnya intonasi pada saat siswa membaca. Kesalahan aspek intonasi yang
datar, intonasi kalimat berita diintonasikan dengan kalimat tanya begitu juga
Salah Benar
-Eh, sesuk ulang taune Putri ya! - Eh, sesuk ulang taune Putri ya?
-Ehm, tumbaske kado ulang taun wae! -Ehm, tumbaske kado ulang taun
wae.
39
b. Aspek pelafalan
berupa vokal maupun konsonan yang digunakan siswa dalam membaca nyaring.
Berdasarkan tabel di atas skor 21-25 dicapai 1 siswa atau sebesar 2,78%,
skor 16-20 dicapai 8 siswa atau sebesar 22,23 %, skor 11-15 dicapai 23 siswa atau
sebesar 63,88 %, sedangkan skor 0-10 dicapai oleh 4 siswa atau sebesar 11,11%,
Kesalahan pada aspek pelafalan terdapat pada pengucapan yang tidak benar baik
Salah Benar
c. Aspek jeda
Skor aspek jeda berdasarkan tanda baca koma dan titik pada
kalimat disaat siswa membaca nyaring. Hasil aspek jeda dapat dilihat pada
tabel berikut.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui skor rata-rata kelas pada aspek
jeda yaitu 15,08. Berdasarkan kondisi awal, siswa dalam membaca masih kurang
memperhatikan tanda baca koma maupun titik yang ada pada kalimat. Sehingga
pada saat membaca sering terjadi kesalahan dalam membaca nyaring, masih
terdapat jeda yang terlalu lama, bahkan ada juga siswa yang membacanya terlalu
cepat dan tidak memperhatikan tanda baca yang terdapat pada kalimat.
41
- Wah aku seneng banget dina iki, padha eling ulang taunku wae aku
’Wah saya senang sekali hari ini, semua ingat hari ulang tahunku saja saya
Penjelasannya:
sebagai berikut.
- Wah aku seneng banget dina iki, wis.... pada eling ulang taunku wae aku
’Wah saya senang sekali hari ini, semua ingat hari ulang tahunku saja saya
Penjelasannya:
Setelah kata ’wis’ terdapat ketidak lancaran siswa dalam membaca yaitu
tindakan prasiklus. Hasil siklus I berupa (1) hasil observasi, yang meliputi
Jawa dan perilaku siswa selama pembelajaran membaca nyaring selesai, (2) hasil
wawancara, dan (3) hasil jurnal siswa. Hasil siklus pada pertemuan pertama dan
membaca nyaring melalui media komik berbahasa Jawa, dan perilaku siswa
dengan menggunakan media komik berbahasa Jawa dan perilaku siswa selama
1.Keterampilan Membaca
aspek, yaitu intonasi, pelafalan, jeda dan kelancaran membaca nyaring. Rata-rata
perolehan skor tiap aspek pada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel
berikut.
Pada tabel di atas jumlah dari rata-rata aspek intonasi, pelafalan, jeda, dan
kelancaran membaca nyaring seluruhnya sebesar 67,83. Jumlah itu diperoleh dari
skor tiap-tiap aspek keterampilan membaca nyaring siswa, yaitu aspek intonasi,
a. Aspek Intonasi
dalam membaca nyaring. Hasil aspek intonasi siklus I pertemuan pertama dapat
Pada tabel di atas diketahui bahwa skor rata-rata pada aspek intonasi siswa
15,56. siswa sebanyak 1 siswa atau 2,78 % memperoleh skor 21-25, siswa
36,11% memperoleh skor 11-15. Kesalahan pada aspek intonasi masih saja sering
terjadi, tetapi tidak sesering pada saat kondisi awal. Kesalahan dalam aspek
intonasi dapat dilihat pada tinggi rendahnya suara pada saat siswa melafalkan
kalimat, siswa sering mengucapkan kalimat tanya dengan intonasi kalimat berita,
begitu juga sebaliknya kalimat berita diucapkan dengan intonasi kalimat tanya.
Salah Benar
-Aja ngomong apes, ora apik Ton. -Aja ngomong apes, ora apik Ton!
-Lha, apa kuwi sing gedhe! -Lha, apa kuwi sing gedhe?
45
-’belum, Ton!’
b.Aspek Pelafalan
vokal maupun konsonan yang digunakan siswa dalam membaca nyaring. Hasil
15,39. Siswa sebanyak 1 siswa atau 2,78 % memperoleh skor 21-25 , sebanyak
siswa 15 atau 41,67 % memperoleh skor 16-20, sebanyak 20 siswa atau 55,55 %
memperoleh skor 11-15 , dan siswa yang memperoleh skor 0-10 tidak ada lagi.
Kesalahan pada aspek pelafalan kata yang dilakukan siswa sebagai berikut.
Salah
-Lha, wis awit esuk mau iwak siji wae ora nyentel blas!
Benar
46
-Lha, wis awit esuk mau iwak siji wae ora nyenthel blas!
b. Aspek Jeda
Skor aspek jeda berdasarkan tanda baca koma dan titik pada kalimat disaat
siswa membaca nyaring. Hasil aspek jeda dapat dilihat pada tabel berikut.
jeda yaitu 16,17. Berdasarkan observasi, siswa dalam membaca masih kurang
memperhatikan tanda baca koma maupun titik yang ada pada kalimat. Sehingga
pada saat membaca sering terjadi kesalahan dalam membaca nyaring, masih
terdapat jeda yang terlalu lama, bahkan ada juga siswa yang membacanya terlalu
cepat dan tidak memperhatikan tanda baca yang terdapat pada kalimat.
-Hore....hore aku entuk iwak, ayo mulih ndang digoreng iwake selak wis kepengin
mangan.
’Hore...hore saya dapat ikan, ayo cepat pulang ikannya digoreng sudah tidak sabar
makan.’
Penjelasannya:
siswa dalam membaca nyaring. Hasil aspek kelancaran membaca nyaring dapat
siswa pada siklus I pertemuan pertama memperoleh skor rata-rata 19,72. Pada
lebih lancar dalam membaca nyaring daripada pada saat pembelajaran pra siklus.
Akan tetapi, siswa masih ada yang mengalami kesulitan dalam membacanya yaitu
Kesalahan pada aspek kelancaran membaca nyaring dapat di lihat dibawah ini.
- Penjelasannya:
pada kalimat tersebut terjadi kesalahan dalam membaca, yang seharusnya ’entuk
2 Perilaku Siswa
perilaku siswa selama proses pembelajaran. Perilaku siswa yang diamati selama
konsentrasi.
No Perilaku Siswa f %
1 Melamun 6 16,67
2 Bersenda gurau 8 22,22
3 Berjalan-jalan 9 25
4 Suka menganggu teman 2 5,56
5 Mengantuk 5 13,89
6 Bermain-main sendiri 2 5,56
7 Memperhatikan dengan penuh 4 11,11
konsentrasi
36 100
Dari tabel di atas dapat diketahui siswa yang melamun sebanyak 6 siswa
atau sebesar 16,67 %, siswa yang bersenda gurau sebanyak 8 siswa atau sebesar
22,22%. Siswa yang berjalan-jalan sebanyak 9 siswa atau sebesar 25%, siswa
yang suka mengganggu temannya sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,56%, siswa
yang mengantuk sebanyak 5 siswa atau sebesar 13,89, siswa yang bermain-main
sendiri sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,56 %, siswa yang memperhatikan dengan
masih belum tertarik dengan media yang telah digunakan dalam pembelajaran
membaca nyaring pada siklus I ini, semua itu ditunjukkan dengan hanya 4 siswa
49
atau sebesar 11,11 % yang memperhatikan dengan penuh konsentrasi. Hal itu
dikarenakan siswa masih belum mengerti tentang komik dan siswa masih
merasakan asing dengan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Oleh sebab
itu, perlu pengenalan lebih lanjut mengenai komik berbahasa Jawa tersebut.
nyaring siswa. Hal ini ditunjukkan dengan pendapat siswa bahwa siswa merasa
senang, tertarik dengan media komik berbahasa Jawa yang telah disajikan. Bagi
siswa, media komik berbahasa Jawa merupakan materi baru bagi siswa karena,
mereka sebelumnya belum pernah mendapatkan sebuah komik yang berisi bahasa
Jawa.
Kesulitan yang dialami oleh siswa dalam membaca nyaring adalah siswa
malas dengan pelajaran bahasa Jawa karena pelajaran bahasa Jawa membosankan,
dan mereka lebih senang membaca bacaan yang berbahasa Indonesia dibanding
merasa senang dengan menggunakan media komik berbahasa Jawa karena secara
dengan menggunakan media komik berbahasa Jawa tidak tertarik untuk membaca
nyaring dengan menggunakan media komik berbahasa Jawa dengan alasan sangat
tertarik dengan gambar yang ada pada komik tersebut, dan pembelajarannyapun
Pada siklus I pertemuan kedua akan dibahas mengenai (1) hasil observasi
berbahasa Jawa dan perilaku siswa selama pembelajaran membaca nyaring, (2)
membaca nyaring dan perilaku siswa siklus I pertemuan kedua sebagai berikut.
kedua diperoleh dari skor masing-masing aspek, yaitu aspek intonasi, pelafalan,
jeda, dan kelancaran membaca nyaring. Rata-rata perolehan skor tiap aspek pada
Pada tabel di atas jumlah dari rata-rata aspek intonasi, pelafalan, jeda, dan
kelancaran membaca nyaring seluruhnya sebesar 74,08. Jumlah itu diperoleh dari
skor tiap-tiap aspek keterampilan membaca nyaring siswa, yaitu aspek intonasi,
a.Aspek Intonasi
dalam membaca nyaring. Hasil aspek intonasi dapat dilihat pada tabel berikut.
18,72. Siswa sebanyak 4 siswa atau 11,11 % memperoleh skor 21-25 , siswa
memperoleh skor 11-15 dan 0-10 sudah tidak terlihat lagi pada siklus I pertemuan
kedua ini. Pada aspek intonasi kesalahan masih saja terjadi, namun tidak sesering
pada pertemuan pertama. Kesalahan dalam hal intonasi dapat dilihat pada tinggi
rendahnya suara siswa pada saat membaca nyaring, Siswa mengucapkan kalimat
tanya dengan intonasi kalimat berita begitu juga sebaliknya kalimat berita
Salah
Benar
b.Aspek Pelafalan
vokal maupun konsonan yang digunakan siswa dalam membaca. Hasil aspek
Pada aspek pelafalan kata siklus I pertemuan kedua, skor rata-rata sebesar
17,47. Siswa sebanyak 3 siswa atau 69% memperoleh skor 21-25, sebanyak 27
siswa atau 75% memperoleh skor 16-20, sebanyak 6 siswa atau 16,67%
memperoleh skor 11-15, dan yang memperoleh skor 0-10 tidak ada lagi.
1. Salah
-Aku krungu saka rusmin saiki Danu wis dhuwe toko roti neng pasar.
Benar
-Aku krungu saka Rusmin saiki Danu wis duwe toko roti neng pasar.
’saya dengar dari Rusmin sekarang Danu sudah punya toko roti di pasar.’
2. Salah
Benar
d. Aspek Jeda
Skor aspek jeda berdasarkan tanda baca koma dan titik pada kalimat disaat
siswa membaca nyaring. Hasil aspek jeda dapat dilihat pada tabel berikut.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui skor rata-rata kelas pada aspek
jeda yaitu 17,63. Berdasarkan observasi, siswa dalam membaca masih kurang
memperhatikan tanda baca koma maupun titik yang ada pada kalimat. Sehingga
pada saat membaca sering terjadi kesalahan dalam membaca nyaring, masih
terdapat jeda yang terlalu lama, bahkan ada juga siswa yang membacanya terlalu
cepat dan tidak memperhatikan tanda baca yang terdapat pada kalimat.
Penjelasannya:
Cara membaca siswa kurang sesuai dengan jeda, yang seharusnya ’karo blanja’
kemudian jeda dahulu sejenak, akan tetapi siswa membacanya lansung karo blanja
sisan.
Penjelasannya:
Cara membaca siswa terlalu lama menggunakan jeda, jadi terkesan patah-patah
siswa dalam membaca nyaring. Hasil aspek kelancaran membaca nyaring dapat
siswa pada siklus I pertemuan kedua ini memperoleh skor rata-rata 20,25. Pada
siklus I pertemuan kedua ini lebih lancar dibandingkan dengan siklus I pertemuan
pertama.
2.Perilaku Siswa
perilaku siswa selama proses pembelajaran. Perilaku siswa yang diamati selama
konsentrasi. Hasil observasi perilaku siswa siklus I pertemuan kedua dapat dilihat
Dari tabel di atas dapat diketahui siswa yang melamun sebanyak 6 siswa
atau sebesar16,6 %, siswa yang bersenda gurau sebanyak 5 siswa atau sebesar
13,8 %, siswa yang berjalan-jalan sebanyak 7 siswa atau sebesar 19,4%, siswa
yang suka mengganggu temannya sebanyak 1 siswa atau sebesar 2,78%, siswa
yang mengantuk sebanyak 4 siswa atau sebasar 11,11 %, siswa yang bermain-
main sebanyak 3 siswa atau sebesar 8,33 %, dan siswa yang memperhatikan
sudah mulai tertarik dengan media komik berbahasa Jawa yang disajikan oleh
dengan penuh konsentrasi dari pertemuan pertama sebanyak 4 siswa atau sebesar
siswa. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai rendah selama ini kurang
bahasa Jawa, karena menurut mereka masih kesulitan dalam membedakan ejaan a
dengan o.
57
menggunakan media komik berbahasa Jawa ini, siswa merasa senang dan tertarik
karena tidak membosankan dan menurut mereka suatu hal yang baru.
komik berbahasa Jawa dan 7 siswa merasa tidak tertarik dengan pembelajaran
komik berbahasa Jawa ini dikarenakan merasa senang dengan media komik yang
disajikan, pembelajaran terkesan baru bagi mereka, menarik karena komik yang
disajikan bergambar dan lucu. Sedangkan menurut siswa yang merasa tidak
antara vokal o dan a, mereka juga malas jika ada pelajaran bahasa Jawa dan
dijadikan sebagai refleksi untuk menentukan langkah pada siklus II, sehingga
tindakan siklus I. Hasil siklus II berupa (1) hasil observasi, yang meliputi
keterampilan membaca nyaring siswa melalui media komik berbahasa Jawa dan
58
perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung, (2) hasil wawancara, dan (3)
hasil jurnal siswa. Hasil siklus II pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua
Pada siklus II pertemuan pertama akan dibahas tentang (1) hasil observasi
berbahasa Jawa dan perilaku siswa, (2)hasil wawancara, dan (3) hasil jurnal siswa.
melalui media komik berbahasa Jawa dan perilaku siswa selama pembelajaran
aspek membaca, yaitu aspek intonasi, aspek pelafalan, aspek jeda dan aspek
kelancaran membaca nyaring. Rata-rata perolehan skor tiap aspek pada siklus II
kelancaran membaca nyaring seluruhnya sebesar 79,61. Jumlah itu diperoleh dari
skor tiap-tiap aspek keterampilan membaca nyaring siswa, yaitu aspek intonasi,
siswa.
a Aspek Intonasi
dalam membaca nyaring. Hasil aspek intonasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Berdasarkan tabel di atas aspek intonasi siswa, untuk skor 21-25 dicapai
15 siswa atau 11,6%, skor 16-20 dicapai 21 siswa atau sebesar 58,4%, skor 11-15
60
dan skor 0-10 tidak ada. Skor rata-rata kelas untuk aspek intonasi yaitu20,16.
Kesalahan dalam hal intonasi dapat dilihat pada tinggi rendahnya suara pada saat
siswa melafalkan kalimat, masih ada siswa yang mengucapkan kalimat tanya
dengan intonasi kalimat berita, begitu juga sebaliknya intonasi kalimat berita
Benar
Salah
b. Aspek Pelafalan
vokal maupun konsonan yang digunakan siswa dalam membaca nyaring. Hasil
16,67%, skor 16-20 dicapai siswa atau sebesar 80,6 %, sedangkan skor 11-15 dan
0-10 tidak terlihat lagi. Skor rata-rata kelas pada aspek pelafalan kata yaitu 18,83.
Salah Benar
-Lho, kok si Rio dhurung ketok dhewe? -Lho, kok si Rio durung ketok
dhewe?
c. Aspek Jeda
Skor aspek jeda berdasarkan tanda baca koma titik pada kalimat disaat
siswa membaca nyaring. Hasil aspek jeda dapat dilihat pada tabel berikut.
aspek jeda yaitu 18,86. Berdasarkan observasi, siswa dalam membaca masih
kurang memperhatikan tanda baca koma maupun titik yang ada pada kalimat.
Sehingga pada saat membaca sering terjadi kesalahan dalam membaca nyaring,
masih terdapat jeda yang terlalu lama, bahkan ada juga siswa yang membacanya
terlalu cepat dan tidak memperhatikan tanda baca yang terdapat pada kalimat.
Penjelasannya:
Penjelasannya:
siswa dalam membaca nyaring dapat dilihat dari tabel sebagai berikut.
skor 21-25 dicapai 30 siswa atau sebesar 83,34 %, sedangkan skor 16-20 dicapai 6
siswa atau sebesar 16,66%, sedangkan skor 11-15 dan 0-10 tidak ada. Skor rata-
rata kelas untuk aspek kelancaran membaca nyaring yaitu 21,75. Pada siklus II
pertemuan pertama ini siswa masih mengalami kesulitan membaca nyaring pada
sering mengulang kata yang sudah diucapkan, dan masih ada jeda yang terlalu lam
Berikut kesalahan yang masih terjadi pada aspek kelancaran membaca nyaring.
Penjelasannya:
Siswa pada saat membaca masih terjadi kesalahan dalam membaca yaitu bisa
dibaca ’isa’ kemudian diulangi kembali sehingga menjadi terbata-bata pada saat
membaca.
2.Perilaku Siswa
perilaku siswa selama proses pembelajaran. Perilaku siswa yang diamati selama
No Perilaku Siswa f %
1 Melamun 4 11,11
2 Bersenda gurau 1 2,78
3 Berjalan-jalan 3 8,33
4 Suka menganggu teman 2 5,55
5 Mengantuk 2 5,55
6 Bermain-main sendiri 3 8,33
7 Memperhatikan dengan penuh 21 53,83
konsentrasi
36 100
64
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang melamun sebanyak 4
siswa atau sebesar 11,11%, siswa yang bersenda gurau sebanyak 1 siswa atau
sebesar 2,78%, siswa yang berjalan-jalan sebanyak 3 siswa atau sebesar 8,33 %,
siswa yang suka mengganggu temannya sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,55 %,
siswa yang mengantuk sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,55 %, siswa yang
58,33%.
nyaring siswa. Namun yang menjadi kendala selama proses pembelajaran dengan
media komik adalah lingkungan kelas yang kurang mendukung sehingga dapat
pada siswa yang sedang mendapatkan giliran maju ke depan kelas untuk membaca
nyaring adalah siswa masih tersendat-sendat pada saat membaca, kurang lancar
dalam membacanya, masih terdapat jeda yang terlalu lama, dan pelafalannya
berbahasa Jawa untuk pembelajaran membaca, karena secara tidak langsung siswa
merasa mendapatkan materi baru yang sebelum belum pernah dilakukan yaitu
nyaring.
menggunakan media komik berbahasa Jawa merasa mudah memahami dan dapat
merasa senang dan sangat tertarik dengan media komik berbahasa yang digunakan
cukup menarik perhatian mereka untuk membaca isi cerita yang ada dalam komik
tersebut.
Jawa dan perilaku siswa, (2) hasil wawancara, dan (3) hasil jurnal siswa.
dengan menggunakan media komik berbahasa Jawa dan perilaku siswa selama
Hasil observasi aspek keterampilan membaca nyaring dan perilaku siswa pada
berbahasa Jawa siswa pada siklus II pertemuan kedua diperoleh dari skor masing-
masing aspek, yaitu aspek intonasi, aspek pelafalan, aspek jeda, dan aspek
Pada tabel di atas jumlah dari rata-rata aspek intonasi, pelafalan, jeda, dan
kelancaran membaca nyaring seluruhnya sebesar 93,88. Jumlah itu diperoleh dari
skor tiap-tiap aspek keterampilan membaca nyaring siswa, yaitu aspek intonasi,
menggunakan media komik berbahasa Jawa siswa pada siklus II pertemuan kedua.
a.Aspek Intonasi
dalam membaca nyaring. Hasil aspek intonasi dapat dilihat pada tabel berikut.
oleh semua siswa di kelas. Skor intonasi rata-rata kelas untuk aspek intonasi yaitu
23,19. Pada siklus II pertemuan kedua ini, masih juga ditemukan siswa yang
pelafalan kalimatnya masih menggunakan intonasi yang datar, dan siswa yang
tanya.
68
Salah
-Kok bisa!
Benar
-Kok bisa?
’Kok bisa?’
Salah
Benar
b. Aspek Pelafalan
nyaring. Hasil aspek pelafalan kata pada siklus II pertemuan kedua dapat
Berdasarkan tabel di atas aspek pelafalan kata untuk skor 21-25 dicapai 33
siswa atau sebesar 91,67%, skor 16-20 dicapai 3 siswa atau sebesar 8,33%, dan
untuk skor 11-15 dan 0-10 tidak ditemukan lagi. Skor rata-rata kelas untuk aspek
pelafalan kata yaitu 22,94. Pada siklus II pertemuan kedua ini masih terjadi
berikut.
Salah
Benar
Salah
Benar
Salah
Benar
c. Aspek Jeda
Skor aspek jeda berdasarkan tanda baca koma dan titik pada
kalimat disaat siswa membaca nyaring. Hasil aspek jeda dapat dilihat pada
tabel berikut.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor rata-rata kelas pada
aspek jeda yaitu 22,86. Berdasarkan observasi, siswa dalam membaca masih
kurang memperhatikan tanda baca koma maupun titik yang ada pada kalimat.
Sehingga pada saat membaca sering terjadi kesalahan dalam membaca nyaring,
masih terdapat jeda yang terlalu lama, bahkan ada juga siswa yang membacanya
terlalu cepat dan tidak memperhatikan tanda baca yang terdapat pada kalimat.
Penjelasannya:
Penjelasannya:
tidaknya siswa dalam membaca. Hasil aspek kelancaran membaca nyaring dapat
untuk skor dicapai oleh semua siswa yang berjumlah 36 siswa atau sebesar 883 %,
Skor rata-rata kelas untuk aspek kelancaran membaca nyaring yaitu 23. Pada
1.Perilaku Siswa
No Perilaku Siswa f %
1 Melamun 0 0
2 Bersenda gurau 0 0
3 Berjalan-jalan 0 0
4 Suka menganggu teman 0 0
5 Mengantuk 0 0
6 Bermain-main sendiri 4 11,11
7 Memperhatikan dengan penuh konsentrasi 32 88,89
36 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa perilaku siswa yang melamun,
bersenda gurau, berjalan-jalan, begitu juga dengan siswa yang mengantuk tidak
ditemukan lagi. Namun, masih ada 4 siswa atau sebesar 11,11% yang terlihat
dengan komik yang disajikan oleh peneliti. Siswa yang nilainya rendah mengaku
berbahasa Jawa ini membuat mereka bosan. Sehingga mereka membuat aktivitas
nyaring dengan menggunakan media komik berbahasa Jawa ini adalah siswa
melalui media komik berbahasa Jawa ini karena mendapatkan suatu hal yang baru
Hasil analisis jurnal menunjukkan semua siswa merasa tertarik dan senang
berbahasa Jawa, dengan alasan komik yang dipergunakan sangat lucu dan mereka
menggunakan media komik berbahasa Jawa ini, maka pada siklus II pertemuan
kedua ini merupakan siklus terakhir dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti
berbahasa Jawa.
74
4.2 Pembahasan
Aspek yang diamati dalam keterampilan membaca nyaring ini meliputi aspek
intonasi, aspek pelafalan, aspek jeda, dan aspek kelancaran dalam membaca
nyaring.
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu prasiklus, siklus I, dan
siklus II. Pada tahap prasiklus untuk mengetahui kondisi awal keterampilan
media komik berbahasa Jawa tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II kelas IV SD
Melalui Media Komik Berbahasa Jawa Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II.
komik berbahasa Jawa tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II juga dapat dilihat
25 23.14
21.67 20.89 20.05 19.96
20 18.67
17.14 16.43 16.9
15.56 15.06
15 13.75 pra siklus
SKOR
silkus I
10 siklus II
0
intonasi pelafalan jeda kelancaran
membaca
Aspek Penilaian
76
nyaring melalui media komik berbahasa Jawa tahap prasiklus, siklus I dan siklus
II dapat dilihat bahwa rata-rata skor mengalami peningkatan dari prasiklus, siklus
I dan siklus II. Pada prasiklus skor rata-rata aspek intonasi sebesar 15,56. Setelah
dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 17,14 atau sebesar 10,15%
dari prasiklus ke siklus I. Pada siklus II skor rata-rata aspek intonasi meningkat
menjadi 21,67 atau meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 26,42%. Jadi
prasiklus dengan skor rata-rata sebesar 13,75. Setelah dilakukan tindakan pada
siklus I meningkat menjadi 16,43 atau meningkat menjadi 20,89 atau meningkat
dari siklus I ke siklus II sebesar 27,14%. Jadi peningkatan dari prasiklus ke siklus
II sebesar 51,92%. Aspek jeda pada prasiklus dengan skor rata-rata sebesar 15,08.
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 16,9 atau meningkat
sebesar 12,06%. Pada siklus II skor rata-rata aspek jeda 20,86 atau meningkat dari
sebesar 38,32%. Aspek kelancaran membaca nyaring pada prasiklus dengan skor
menjadi 19,98 atau meningkat sebesar 7,02%. Pada siklus II skor rata-rata aspek
berbahasa Jawa ini merupakan bukti keberhasilan media komik berbahasa Jawa
keterampilan membaca nyaring melalui media komik berbahasa Jawa pada siswa
pembelajaran dapat dilihat dari hasil observasi perilaku siswa pada tabel 31
berikut.
Pada siklus I pertemuan pertama perilaku siswa yang melamun pada saat pelajaran
melamun pada saat pembelajaran membaca, pada siklus II pertemuan kedua tidak
ada siswa yang melamun pada saat pembelajaran berlangsung. Pada siklus I
pertemuan pertama siswa yang bersenda gurau pada saat pembelajaran sebanyak 8
siswa, pada siklus II pertemuan pertama sebanyak 1 siswa yang bersenda gurau
siswa yang bersenda gurau tidak ditemukan lagi, pada siklus I pertemuan pertama
pada siklus II pertemuan pertama masih ditemukan sebanyak 3 siswa yang masih
pertemuan kedua sudah tidak lagi ditemukan siswa yang berjalan-jalan pada saat
2 siswa yang suka mengganggu temannya, namun pada siklus II pertemuan kedua
sudah tidak lagi ditemukan, pada siklus I pertemuan pertama siswa yang
siswa, sedangkan pada siklus II pertemuan kedua tidak lagi ditemukan siswa yang
media komik berbahasa Jawa ini mampu mengubah perilaku siswa ke arah yang
kondisi awal dan siklus I berubah menjadi perilaku positif pada siklus II.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Peningkatan ini dapat dilihat dari setiap aspek membaca nyaring. Aspek intonasi
pada prasiklus skor rata-rata 15,56, sedangkan pada siklus I menjadi 17,14 dan
siklus II meningkat menjadi 21,67, aspek pelafalan pada prasiklus skor rata-rata
17,75, sedangkan pada siklus I skor rata-rata kelas menjadi 16,43 dan pada siklus
prasiklus skor rata-rata 15,08, sedangkan pada siklus I menjadi 16,9 dan pada
siklus II meningkat menjadi 20,86, pada aspek kelancaran membaca nyaring juga
melalui media komik berbahasa Jawa dari prasiklus ke siklus I sebesar 11,74%,
80
81
melalui media komik berbahasa Jawa terlihat adanya perubahan perilaku siswa ke
arah positif.
media komik berbahasa Jawa dalam pembelajaran membaca nyaring siswa kelas
5.2 Saran
peneliti sampaikan.
menggunakan media komik berbahasa Jawa, agar para siswanya tertarik pada
materi yang sedang diajarkan sehingga tidak membuat bosan dan justru
menyenangi pelajaran Bahasa Jawa. Hal ini sebagai modal utama agar dapat
RENCANA PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Jawa
Pokok Bahasan : Membaca Nyaring
Kelas / semester : IV (empat) / II
Pertemuan : I
Alokasi waktu : 2x35 Menit
A. Standar Kompetensi
- Mampu membaca dan memahami berbagai teks bacaan dengan berbagai
teknik membaca bersuara, membaca cepat, membaca indah, dan membaca
huruf Jawa.
B. Kompetensi Dasar
- Membaca bersuara
C. Indikator
- Membaca bersuara teks bacaan dengan menggunakan lafal dan intonasi yang
tepat
D. Materi Pembelajaran
- Membaca nyaring bacaan komik dengan judul Mancing Iwak
E. Skenario Pembelajaran
No Kegiatan Waktu Metode
I. Pendahuluan
1) Guru 10 Menit Tanya jawab
memberikan
apersepsi
dengan
bertanya jawab
tentang komik,
misalnya;
Sinten ingkang
ngertos komik
menika napa,
Sinten ingkang
sampun nate
maca komik,
komik napa
mawon
ingkang
sampun dipun
waca.
II Kegiatan Inti
1) Guru 25 Menit Penugasan
memberi
contoh cara
yang tepat
dalam
membaca
nyaring
dengan
menekankan
pada aspek
intonasi,
pelafalan,
jeda, dan
kelancaran
dalam
membaca
nyaring.
2) Siswa diberi
materi teks
komik yang
berjudul
Mancing Iwak
3) Siswa diberi
kesempatan
oleh guru
untuk
mendalami
teks komik
tersebut
4) Guru
membentuk
kelompok,
masing-
masing
kelompok
berjumlah
sama dengan
jumlah tokoh
dalam komik
tersebut
5) Masing-
masing
kelompok
yang sudah
terbagi 25 Menit Penugasan
menurut
tokoh dalam
komik
tersebut,
kemudian
secara
bergantian
membaca
bersuara
dengan
menekankan
pada aspek
intonasi,
pelafalan,
jeda, dan
kelancaran.
6) Setelah secara
bersama-sama
membaca
nyaring, siswa
secara
berurutan
maju kedepan
kelas dan
dinilai
ketepatan
membaca
nyaringnya
berdasarkan
empat aspek
yaitu intonasi,
pelafalan,
jeda, dan
kelancaran
7) Guru
mengoreksi
cara membaca
nyaring siswa
dari aspek
intonasi,
pelafalan,
jeda, dan
kelancaran
dalam
membaca
nyaring.
III Penutup 10 Menit Diskusi
1) Guru
mengevaluasi
dan mengulas
hasil
pembelajaran
saat itu.
2) Setelah
pembelajaran
selesai, siswa
ditugaskan
untuk mengisi
jurnal yang
diberikan guru.
3) Setelah siswa
mengisi jurnal,
guru melakukan
wawancara
dengan siswa
F. Media
- Teks cerita komik dengan judul Mancing Iwak
G. Sumber Pembelajaran
- Teks bacaan dari komik
H. Penilaian
• Penilaian Proses :
Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran berlansung.
Aspek yang dinilai :
1. Intonasi
2. Pelafalan
3. Jeda
4. Kelancaran
LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING SISWA
Aspek Kebahasaan
No Nama Siswa
I II III IV
Keterangan :
I : Intonasi
II : Pelafalan
III : Jeda
IV : Kelancaran
RENCANA PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Jawa
Pokok Bahasan : Membaca Nyaring
Kelas / semester : IV (empat) / II
Pertemuan : II
Alokasi waktu : 2x35 Menit
A. Standar Kompetensi
Mampu membaca dan memahami berbagai teks bacaan dengan berbagai teknik
membaca bersuara, membaca cepat, membaca indah, dan membaca huruf Jawa.
B. Kompetensi Dasar
- Membaca bersuara
C. Indikator
- Membaca bersuara teks bacaan dengan menggunakan lafal dan intonasi yang
tepat
D. Materi Pembelajaran
- Membaca nyaring bacaan komik dengan judul Bakul Roti
E. Skenario Pembelajaran
No Kegiatan Waktu Metode
I. Pendahuluan
1. Guru mengulas 10 Menit Tanya jawab
kembali
penjelasan
pada
pertemuan
yang terdahulu
II Kegiatan Inti
1) Guru memberi 25 Menit Penugasan
contoh cara
yang tepat
dalam
membaca
nyaring dengan
menekankan
pada aspek
intonasi,
pelafalan, jeda,
dan kelancaran
dalam
membaca
nyaring.
2) Siswa diberi
materi teks
komik yang
berbeda dari
pertemuan
terdahulu yaitu
yang berjudul
Bakul Roti
3) Siswa diberi
kesempatan
oleh guru
untuk
mendalami
teks komik
tersebut
4) Guru
membentuk
kelompok,
masing-masing
kelompok
berjumlah
sama dengan
jumlah tokoh
dalam komik
tersebut
5) Masing-masing
kelompok yang
sudah terbagi
menurut tokoh
dalam komik
tersebut, 25 Menit Penugasan
kemudian
secara
bergantian
membaca
bersuara
dengan
menekankan
pada aspek
intonasi,
pelafalan, jeda,
dan
kelancaran.
6) Setelah secara
bersama-sama
membaca
nyaring, siswa
secara
berurutan maju
kedepan kelas
dan dinilai
ketepatan
membaca
nyaringnya
berdasarkan
empat aspek
yaitu intonasi,
pelafalan, jeda,
dan
kelancaran.
7) Guru
mengoreksi
cara membaca
nyaring siswa
dari aspek
intonasi,
pelafalan, jeda,
dan kelancaran
dalam
membaca
nyaring.
III Penutup 10 Menit Diskusi
1 Guru
mengevaluasi
dan mengulas
hasil
pembelajaran
saat itu.
F. Media
- Teks cerita komik dengan judul Bakul Roti
G. Sumber Pembelajaran
-Teks bacaan dari komik
H. Jenis Penilaian
• Penilaian Proses :
Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran
LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING SISWA
Aspek Kebahasaan
No Nama Siswa
I II III IV
Keterangan :
I : Intonasi
II : Pelafalan
III : Jeda
IV : Kelancaran
Mengetahui
Kepala Sekolah Peneliti,
SD Negeri Magersari,
A. Standar Kompetensi
Mampu membaca dan memahami berbagai teks bacaan dengan berbagai teknik
membaca bersuara, membaca cepat, membaca indah, dan membaca huruf Jawa.
B. Kompetensi Dasar
Membaca bersuara
C. Indikator
Membaca bersuara teks bacaan dengan menggunakan lafal dan intonasi yang
tepat
D. Materi Pembelajaran
Membaca nyaring komik dengan judul Pisah Kelas
E. Skenario Pembelajaran
No Kegiatan Waktu Metode
I. Pendahuluan
1. Guru memberikan 10 Menit Tanya jawab
apersepsi dengan
bertanya jawab
komik yang telah
dipelajari pada
pertemuan
sebelumnya
II Kegiatan Inti
1. Guru memberi 25 Menit Penugasan
contoh cara yang
tepat dalam
membaca nyaring
dengan
menekankan pada
aspek intonasi,
pelafalan, jeda, dan
kelancaran dalam
membaca nyaring.
2)Siswa diberi materi
teks komik yang
berjudul Pisah
Kelas
3) Siswa diberi
kesempatan oleh
guru untuk
mendalami teks
komik tersebut
4)Guru membentuk
kelompok, masing-
masing kelompok
berjumlah sama
dengan jumlah
tokoh dalam komik
5) Siswa yang terbagi
dalam kelompok
ditugaskan untuk
membaca nyaring
sesuai dengan
masing-masing
tokoh dalam komik
tersebut.
6)Masing-masing
kelompok yang
sudah terbagi
menurut tokoh
dalam komik
tersebut, kemudian
secara bergantian
membaca dengan
bersuara dengan
menekankan pada
aspek intonasi,
pelafalan, jeda, dan 25 Menit Penugasan
kelancaran dalam
membaca nyaring
7)Setelah secara
bersama-sama
membaca nyaring
siswa secara
berurutan maju
kedepan kelas
menurut urutan
tempat duduk
masing-masing dan
barulah dinilai
ketepatan membaca
nyaringnya
berdasarkan empat
aspek yaitu
intonasi, pelafalan,
jeda, dan
kelancaran dalam
membaca
nyaringnya
8)Guru mengoreksi
cara membaca
nyaring siswa dari
aspek
intonasi, pelafalan,
jeda, dan
kelancaran dalam
membaca nyaring.
III Penutup 10 Menit Diskusi
1) Guru
mengevaluasi
dan mengulas
hasil
pembelajaran
saat itu.
2) Setelah
pembelajaran
selesai, siswa
ditugaskan
untuk mengisi
jurnal yang
diberikan guru.
3) Setelah siswa
mengisi jurnal,
guru melakukan
wawancara
dengan siswa
yang dijadikan
sebagai
responden
F.Media
- Teks cerita komik dengan judul Pisah Kelas
G.Sumber pembelajaran
Teks bacaan dari komik
H.Jenis Penilaian
• Penilaian Proses :
Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran
-Mengamati aktivitas siswa saat proses pembelajaran
-Menilai siswa saat proses tanya jawab
• Penilaian hasil
Penilaian hasil yaitu penilaian hasil berupa keterampilan siswa dalam membaca
nyaring berupa bacaan komik berbahasa Jawa secara lancar dan benar.
Mengetahui
Kepala Sekolah Peneliti,
SD Negeri Magersari,
A. Standar Kompetensi
Mampu membaca dan memahami berbagai teks bacaan dengan berbagai teknik
membaca bersuara, membaca cepat, membaca indah, dan membaca huruf Jawa.
B. Kompetensi Dasar
Membaca bersuara
C. Indikator
Membaca bersuara teks bacaan dengan menggunakan lafal dan intonasi yang
tepat
D. Materi Pembelajaran
Membaca nyaring dengan judul komik Cangkriman Sardi lan Kuncung
E. Skenario Pembelajaran
No Kegiatan Waktu Metode
I. Pendahuluan
1. Guru memberikan
10 Menit Tanya jawab
apersepsi dengan
bertanya jawab
tentang materi yang
telah dipelajari pada
pertemuan
terdahulu
II Kegiatan Inti
1) Guru memberi
25 Menit Penugasan
contoh cara yang
tepat dalam
membaca nyaring
dengan
menekankan pada
aspek intonasi,
pelafalan, jeda, dan
kelancaran dalam
membaca nyaring.
2) Siswa diberi materi
teks komik yang
berjudul
Cangkriman Sardi
lan Kuncung
3) Siswa diberi
kesempatan oleh
guru untuk
mendalami teks
komik tersebut
4) Guru membentuk
kelompok, masing-
masing kelompok
berjumlah sama
dengan jumlah
tokoh dalam komik
5) Siswa yang terbagi
dalam kelompok
ditugaskan untuk
membaca nyaring
sesuai dengan
masing-masing
tokoh dalam komik.
6) Masing-masing
perwakilan
kelompok
ditugaskan
mengambil undian
giliran untuk maju
membaca nyaring
teks komik sesuai
peran tokoh.
7) Kelompok yang
diberi kesempatan
untuk membaca
nyaring, ditugaskan
untuk membaca
didepan kelas,
kemudian
kelompok yang lain
ditugaskan untuk
mengoreksi sesuai
aspek intonasi,
pelafalan, jeda, dan
kelancaran dalam
membaca nyaring.
8)Setiap siswa
ditugaskan untuk
mengamati teman-
teman yang
membacanya sama
sesuai tokoh dalam
komik dari aspek
intonasi, pelafalan,
jeda, dan
kelancaran dalam
membaca nyaring.
9)Hasil penilaian 25 Menit Penugasan
siswa yang diambil
dari aspek
pelafalan, intonasi,
jeda, dan
kelancaran dalam
membaca, ditulis
dan dikumpulkan.
10)Beberapa hasil
penilaian atau
komentar siswa
kemudian dibaca
dan dibahas guru
bersama siswa.
11)Guru mengoreksi
cara membaca
nyaring siswa dari
aspek
intonasi, pelafalan,
jeda, dan
kelancaran dalam
membaca nyaring.
III Penutup 10 Menit Diskusi
1)Guru mengevaluasi
dan mengulas hasil
pembelajaran saat
itu.
2)Setelah
pembelajaran
selesai, siswa
ditugaskan untuk
mengisi jurnal yang
diberikan guru.
3)Setelah siswa
mengisi jurnal, guru
melakukan
wawancara dengan
siswa
F. Media
Teks cerita komik dengan judul Cangkriman Sardi lan Kuncung
G. Sumber Pembelajaran
Teks bacaan dari komik
H. Jenis Penilaian
• Penilaian Proses :
Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran yang berlansung
Mengetahui
Kepala Sekolah Peneliti,
SD Negeri Magersari,
Kriteria Penilaian
No Responden Nilai Kategori
1 2 3 4
001 18 15 17 20 70 BAIK
002 19 15 16 20 70 BAIK
003 14 12 14 19 59 CUKUP
004 18 15 17 19 69 CUKUP
005 18 18 19 19 74 BAIK
006 16 15 17 17 65 CUKUP
007 16 17 15 17 65 CUKUP
008 14 12 14 18 58 CUKUP
009 18 21 18 20 77 BAIK
010 11 11 10 18 50 KURANG
011 17 18 17 20 72 BAIK
012 14 12 14 17 57 CUKUP
013 18 18 19 20 75 BAIK
014 14 12 14 20 60 CUKUP
015 14 12 15 17 58 CUKUP
016 15 12 13 17 57 CUKUP
017 19 16 18 20 73 BAIK
018 13 10 12 20 55 CUKUP
019 16 15 17 17 65 CUKUP
020 14 11 18 20 55 CUKUP
021 20 19 18 20 77 BAIK
022 13 10 12 20 55 CUKUP
023 14 13 13 20 60 CUKUP
024 16 13 14 17 60 CUKUP
025 15 12 16 17 60 CUKUP
026 13 19 11 17 60 CUKUP
027 18 15 18 20 71 BAIK
028 13 11 13 18 55 CUKUP
029 17 12 15 18 62 CUKUP
030 17 12 16 17 62 CUKUP
031 16 12 15 17 60 CUKUP
032 14 9 12 20 55 CUKUP
033 14 11 13 20 58 CUKUP
034 16 18 16 20 70 BAIK
035 17 13 15 18 63 CUKUP
036 11 9 12 18 50 KURANG
Jumlah 560 495 543 672 2262
Rata-rata 15,56 13,75 15,08 18,67 62,83
Keterangan:
1: Aspek Intonasi, 2: Aspek Pelafalan,3: Aspek Jeda, 4: Aspek Kelancaran
Lampiran 10
Keterangan:
1: Aspek Intonasi, 2: Aspek Pelafalan,3: Aspek Jeda, 4: Aspek Kelancaran
Lampiran 11
No. Kriteria Penilaian
Nilai KATEGORI
Resp. 1 2 3 4
001 21 20 19 21 81 BAIK
002 20 19 19 20 78 BAIK
003 19 15 17 21 72 BAIK
004 19 17 18 20 74 BAIK
005 20 19 21 22 82 BAIK
006 19 19 18 20 76 BAIK
007 20 19 19 22 80 BAIK
008 19 17 17 22 75 BAIK
009 21 21 21 21 84 BAIK
010 17 15 16 20 68 CUKUP
011 20 18 20 20 78 BAIK
012 17 17 16 19 69 CUKUP
013 20 21 19 19 79 BAIK
014 17 15 18 19 69 CUKUP
015 20 18 17 21 76 BAIK
016 17 17 16 20 70 BAIK
017 16 20 19 22 77 BAIK
018 18 16 17 20 71 BAIK
019 20 17 17 19 73 BAIK
020 17 15 16 20 68 CUKUP
021 18 21 21 22 82 BAIK
022 19 15 16 20 70 BAIK
023 19 17 15 19 70 BAIK
024 16 17 18 20 71 BAIK
025 21 17 17 19 74 BAIK
026 17 17 15 19 68 CUKUP
027 21 18 18 21 78 BAIK
028 17 17 16 21 71 BAIK
029 20 18 17 20 75 BAIK
030 19 16 19 19 73 BAIK
031 18 17 18 20 73 BAIK
032 18 16 17 20 71 BAIK
033 17 16 16 22 71 BAIK
034 19 19 18 20 76 BAIK
035 20 18 17 20 75 BAIK
036 18 15 17 19 69 CUKUP
Jumlah 674 629 635 729 2667
Rata-
rata 18,72222 17,47222 17,63889 20,25 74,08333
Keterangan:
1: Aspek Intonasi, 2: Aspek Pelafalan,3: Aspek Jeda, 4: Aspek Kelancaran
Lampiran
No. Kriteria Penilaian
Nilai KATEGORI
Resp. 1 2 3 4
001 23 21 20 23 87 SANGAT BAIK
002 22 20 21 23 86 SANGAT BAIK
003 20 18 19 22 79 BAIK
004 21 19 19 21 80 BAIK
005 21 19 21 23 84 BAIK
006 20 20 19 22 81 BAIK
007 21 18 21 23 83 BAIK
008 20 18 19 23 80 BAIK
009 23 21 19 23 86 SANGAT BAIK
010 19 19 18 22 78 BAIK
011 21 20 21 21 83 BAIK
012 19 21 18 21 79 BAIK
013 21 19 21 20 81 BAIK
014 18 20 18 23 79 BAIK
015 17 18 19 22 76 BAIK
016 20 21 19 21 81 BAIK
017 23 17 18 20 78 BAIK
018 20 18 19 22 79 BAIK
019 19 18 19 21 77 BAIK
020 20 21 17 23 81 BAIK
021 22 15 17 22 76 BAIK
022 19 18 20 23 80 BAIK
023 17 18 18 20 73 BAIK
024 21 18 17 21 77 BAIK
025 20 19 17 23 79 BAIK
026 21 17 18 23 79 BAIK
027 18 18 18 22 76 BAIK
028 22 17 20 22 81 BAIK
029 18 19 19 21 77 BAIK
030 21 18 18 21 78 BAIK
031 20 17 18 23 78 BAIK
032 19 20 17 22 78 BAIK
033 19 21 19 21 80 BAIK
034 20 19 18 20 77 BAIK
035 21 20 18 20 79 BAIK
036 20 18 22 20 80 BAIK
Jumlah 726 678 679 783 2866
Rata-
rata 20,16667 18,83333 18,86111 21,75 79,61111
Keterangan:
1: Aspek Intonasi, 2: Aspek Pelafalan,3: Aspek Jeda, 4: Aspek Kelancaran
Lampiran
Wawancara ke : 1
Responden : Fajar Ayu Lestari Subagyo
Nilai : 84 (tertinggi)
Hari/tanggal : 12 Mei 2007
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu sering membaca bacaan Sering
komik?
2. Apakah kamu suka dengan bacaan Suka
komik?
3. Komik apa sajakah yang kamu sukai? Sincan, Doraemon
4. Seringkah kamu membaca nyaring Sering sekali
dengan menggunakan bahasa Jawa?
5. Apakah kamu kesulitan jika membaca Tidak sama sekali, karena saya
komik dengan menggunakan bahasa orang jawa dan sudah biasa bicara
Jawa? dengan menggunakan bahasa
Jawa
Lampiran 14.
Wawancara ke : 2
Responden : Alfan Dwi Setiawan
Nilai : 69 (Sedang)
Hari/tanggal : 12 Mei 2007
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu sering membaca bacaan Kadang-kadang
komik?
2. Apakah kamu suka dengan bacaan Tidak begitu suka
komik?
3. Komik apa sajakah yang kamu sukai? Subasa
4. Seringkah kamu membaca nyaring Jarang
dengan menggunakan bahasa Jawa?
5. Apakah kamu kesulitan jika membaca Tidak sulit, biasa saja
komik dengan menggunakan bahasa
Jawa?
Lampiran 15.
Wawancara ke : 3
Responden : Fathi Ainurrabbani
Nilai : 55 (Terendah)
Hari/tanggal : 12 Mei 2007
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu sering membaca bacaan Sering
komik?
2. Apakah kamu suka dengan bacaan Suka
komik?
3. Komik apa sajakah yang kamu sukai? Subasa
4. Seringkah kamu membaca nyaring Tidak pernah
dengan menggunakan bahasa Jawa?
5. Apakah kamu kesulitan jika membaca Ya kesulitan, karena saya sudah
komik dengan menggunakan bahasa terbiasa dengan menggunakan
Jawa? bahasa Indonesia sehari-hari
Lampiran 16.
Wawancara ke : 4
Responden : Putut Tri Aditya S
Nilai : 100(tertinggi)
Hari/tanggal :26 Mei 2007
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu sering membaca bacaan Sering sekali
komik dengan menggunakan bahasa
Jawa seperti yang telah kamu baca tadi?
2. Apakah kamu menyukai komik Suka
berbahasa Jawa yang telah kamu baca
tadi?
3. Seringkah kamu membaca komik Sering, membaca majalah jawa
dengan menggunakan bahasa Jawa? dan juga bacaan bahasa Jawa
4. Adakah kesulitan disaat kamu membaca Tidak sama sekali,selain saya asli
nyaring dengan menggunakan bahasa Jawa saya juga lebih senang
Jawa? memakai bahasa Jawa.
5. Bagaimana perasaan kamu setelah Sangat senang, karena saya baru
membaca nyaring dengan menggunakan mendapatkan pelajaran baru
media komik berbahasa Jawa yang telah
kamu baca tadi?
Lampiran 17.
Wawancara ke : 5
Responden : Ari Prasetyo Budiono
Nilai : 87(Sedang)
Hari/tanggal : 26 Mei 2007
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu sering membaca bacaan Belum pernah
komik dengan menggunakan bahasa
Jawa seperti yang telah kamu baca tadi?
2. Apakah kamu menyukai komik Suka, gambarnya lucu
berbahasa Jawa yang telah kamu baca
tadi?
3. Seringkah kamu membaca komik Tidak pernah
dengan menggunakan bahasa Jawa?
4. Adakah kesulitan disaat kamu membaca Ya, ada yang sulit bacaannya
nyaring dengan menggunakan bahasa
Jawa?
5. Bagaimana perasaan kamu setelah Senang sekali, apalagi saya dapat
membaca nyaring dengan menggunakan komiknya
media komik berbahasa Jawa yang telah
kamu baca tadi?
Lampiran 18.
Wawancara ke : 6
Responden : Yunita Setyorini
Nilai : 73 (Terendah)
Hari/tanggal : 26 Mei 2007
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu sering membaca bacaan Tidak pernah
komik dengan menggunakan bahasa
Jawa seperti yang telah kamu baca tadi?
2. Apakah kamu menyukai komik Kurang begitu suka
berbahasa Jawa yang telah kamu baca
tadi?
3. Seringkah kamu membaca komik Jarang
dengan menggunakan bahasa Jawa?
4. Adakah kesulitan disaat kamu membaca Lumayan sulit membaca dengan
nyaring dengan menggunakan bahasa bahasa Jawa
Jawa?
5. Bagaimana perasaan kamu setelah Biasa
membaca nyaring dengan menggunakan
media komik berbahasa Jawa yang telah
kamu baca tadi?
.....................................................................................................................................
Lampiran 19.