Professional Documents
Culture Documents
profdeddy@yahoo.com
ABSTRACT
kasus korupsi saja, yakni kasus BLBI penakluknya, baik dalam pakaian,
(Bantuan Likuiditas Bank Indonesia), perhiasan, kepercayaan, dan adat istiadat
uang sebesar 159 trilyun (atau 159.000 lainnya. Hal ini disebabkan adanya
milyar) tidak jelas penyelesaian keinginan untuk menyamai mereka yang
nya.Hanya di Indonesia, terdapat telah mengalahkan dan menaklukkannya.
kebiasaan orang-orang beramai-ramai Orang-orang taklukan menghargai para
menyiramkan bensin kepada pencuri penakluknya secara berlebihan. Kalau
kelas teri yang tertangkap, lalu keyakinan ini bertahan lama, hal itu akan
membakarnya hingga gosong. Sebagian membekas dalam dan lama dan akan
dari tabiat-tabiat negatif tersebut pernah membawa pada peniruan semua ciri
dibahas oleh Mochtar Lubis dalam penakluknya. Mereka ini yakin bahwa
bukunya, Manusia Indonesia (1981), peniruan atas segala yang dilakukan sang
yang menandai manusia Indonesia penakluk akan menghapuskan segala
sebagai: munafik, tak bertanggung jawab, penyebab kekalahannya" (Mulyana,
berjiwa feodal, percaya takhayul, artistik, 1999:43).
berwatak lemah, boros. Media massa Seorang pengirim E-mail pernah
Malaysia bahkan mempunyai julukan melukiskan kerendahdirian bangsa kita
baru, Indon, untuk menandai bangsa kita ini dengan ilustrasi sbb. Nafa Urbach
yang liar, beringas, dan suka melanggar penyanyi seksi kita merasa bangga karena
hukum. para penggemarnya mengasosiasikannya
Konsep-diri kolektif adalah inti dari dengan penyanyi Britney Spears,
budaya kita, sedangkan aspek-aspek sementara Siti Nurhaliza, penyanyi
budaya lahiriah mencerminkan nilai-nilai Malaysia yang lebih berbakat merasa
yang kita anut tersebut. Dari segi ini, saya bangga sebagai wanita Melayu dan tidak
kira bangsa kita tidak mempunyai jati diri mau disamakan dengan siapa pun. Fakta
yang kuat. Kita adalah bangsa yang tidak bahwa khalayak kita begitu menggemari
percaya diri, dan bahkan cenderung para pemain film dan sinetron berwajah
membebek kepada bangsa-bangsa asing. Indo (seperti Meriam Bellina, Sophia
Dr. Sudjoko pernah berujar, bangsa kita Latjuba, Tamara Bleszynski, Ari
menderita krocojiwa yang rendah diri di Wibowo, Indra Brugman, dan Cinta
hadapan Barat yang mereka kagumi, yang Laura) dalam beberapa dekade terakhir
secara membabi-buta mereka tiru (dalam ini, juga menunjukkan gejala krocojiwa
sikap, perilaku, dan penampilan), dsb. tersebut. Ironis bahwa film Roro Mendut
Kita boleh jadi mewarisi perasaan rendah garapan Ami Proyono tahun 1983 yang
diri ini dari nenek moyang kita yang didasarkan novel Y.B. Mangunwijaya
pernah dijajah bangsa Barat selama diperankan oleh Meriam Bellina. Padahal,
ratusan tahun, yang kita internalisasikan Roro Mendut dilukiskan sebagai wanita
secara subtil dari berbagai sumber Jawa asal pesisir yang “berkulit seperti
(orangtua, lingkungan sebaya, lembaga kayu jati muda atau hitam manis”
pendidikan, media massa). Sinyalemen (Sunindyo, 1997:334).
Ibnu Khaldun, sosiolog Muslim abad ke Kenyataannya begitu Orde Baru
14 yang menulis buku Muqaddimah yang runtuh, kita gamang kemana kita akan
monumental itu mungkin benar bahwa, melangkah. Alih-alih membangun nilai-
"Orang-orang taklukan selalu meniru nilai positif, kita membiarkan bangsa lain
mapan.Coba kalau dari dulu, kita sangat berarti bagi warga desa yang
mengembangkan industri pertanian, merupakan sebagian besar penduduk
perkebunan, dan perikanan. Boleh jadi Indonesia, yang masih kekurangan
kita lebih makmur sekarang ini. gedung sekolah dan guru. Dengan
Industri pesawat terbang, saya kira, kelebihan-kelebihannya (langsung,
hanya cocok bagi bangsa-bangsa yang simultan, akrab, lincah, luwes) itu televisi
berbudaya konteks-rendah, seperti bisa menciptakan kontak pribadi antara
Amerika, Inggris dan Jerman, yang guru TV dan siswanya. Seperti dikatakan
ditandai dengan komunikasi langsung, Rhodes (dalam Mulyana, 2008:35),
lugas, dan terus-terang serta sikap dan televisi dapat mengalihkan konsep,
perilaku menepati waktu (Waktu sumber daya, dan manusia dari satu lokasi
Monokronik). Sementara bangsa kita ke lokasi lain, dan dapat menunjukkan
berbudaya konteks-tinggi yang ditandai kepada pemirsa secara akurat apa yang
dengan komunikasi tidak langsung, harus mereka perhatikan.Televisi dapat
berbelit-belit, penuh basa-basi, dan tidak pula memanfaatkan media lain, seperti
tepat-waktu alias selalu ’ngaret’ (Waktu gambar, grafik, slide, film, video tape,
Polikronik). Tanpa punya disiplin dalam model. Oleh karena itu, hampir setiap
menggunakan waktu, yang sebenarnya pelajaran dapat disajikan lewat televisi,
sesuai dengan ajaran agama, khususnya baik itu Matematika, Fisika, Kimia,
Islam, kita sulit mengembangkan dan Biologi, Geografi, bahasa asing, atau
menerapkan teknologi secara benar, pelajaran lainnya. Kelincahannya
cermat, dan selamat. Sebagai contoh, memungkinkan pemirsa memandang
dalam satu dekade terakhir ini, betapa objek kajiannya lebih dekat, lebih jauh
banyak kecelakaan kereta api yang terjadi atau lebih luas. Acaranya dapat disiarkan
di negara kita akibat para petugasnya lalai langsung dari tempat awalnya dan
dalam mengantisipasi waktu mengenai sekaligus direkam untuk penyiaran
kapan kereta api akan berangkat, tiba di berikutnya. Pendeknya, televisi dapat
stasiun, atau berpapasan dengan kereta menyajikan pelajaran berkualitas tinggi
api yang lain. Bandingkan dengan lebih kepada jumlah siswa yang tidak terbatas,
dari 2000 pesawat yang terbang dan dengan waktu lebih efisien daripada
mendarat di Bandara O’Hare di Chicago, waktu yang digunakan guru di sekolah
AS, atau lebih dari 2000 kereta api yang biasa.
berangkat dan tiba di Stasiun Tokyo, Berbagai riset membuktikan bahwa
Jepang. Di kedua terminal itu jarang pengajaran via televisi tidak kalah
sekali terjadi tabrakan antarkendaraan efektifnya dibanding dengan pengajaran
karena para petugasnya berdisiplin dan konvensional. Wilbur Schramm adalah
punya sikap yang benar terhadap waktu. salah satu dari sekian banyak ahli yang
Kembali kepada televisi, coba kalau telah banyak meneliti keefektifan televisi
kita sejak dulu menggunakan televisi sebagai media instruksional. Salah satu
untuk pengajaran (Instructional kesimpulan dari hasil penelitiannya
Television atau ITV), bangsa kita akan adalah: "...kami dapat mengatakan
jauh lebih cerdas dewasa ini. Kebutuhan dengan yakin bahwa dalam 65 persen dari
Televisi Pengajaran mungkin tidak begitu sejumlah perbandingan antara pengajaran
dirasakan oleh warga kota, namun akan lewat televisi dan pengajaran di kelas,
juga aspirasi anak-anak dari suatu kelas sesuai dengan karakteristik budaya
sosio-ekonomi tertentu juga boleh jadi masyarakat yang bersangkutan. Dalam
berubah beberapa dekade kemudian, konteks pertanian, petani di suatu daerah
begitu juga pola asuh orang tua terhadap boleh jadi masih fatalistik, maka mereka
anak-anak mereka; dan semua ini terlibat tidak terlalu tertarik pada informasi
dalam jaringan rumit interaksi yang tentang inovasi teknologi pertanian. Mau
terpaksa akan mengalami perubahan berhasil panen atau tidak, terserah kepada
(Philips, 1987:51). Maka, suatu Tuhan, begitu pikir mereka.
generalisasi yang "benar" tahun 1970-an, Sosialisasi informasi perlu
mungkin setengah "benar" pada tahun dilakukan dengan berbagai konteks
1980-an, dan ternyata ngaco pada tahun komunikasi, dimulai dengan komunikasi
2000-an. massa (surat kabar lokal, radio lokal), lalu
diikuti dengan kelompok (ceramah,
diskusi) dan akhirnya komunikasi tatap-
4. Penutup muka dengan melibatkan para pemuka
pendapat (tokoh-tokoh masyarakat) yang
Dalam pengembangan dan juga memberikan contoh teladan dan
penerapan IPTEK kepada masyarakat, dengan menggunakan informasi yang
kita perlu bertanya: Apa yang mereka disebarkan. Seperti kita ketahui,
ketahui tentang informasi (nilai dari komunikasi massa tidak terlalu efektif
IPTEK) yang akan kita sebarkan? untuk mengubah sikap atau perilaku.
Mengapa pada masa lalu mereka enggan Komunikasi antarpersona paling efektif
menggunakan informasi berharga demi untuk tujuan itu. Dalam kaitan ini,
kemajuan hidup mereka? Dan apa dibutuhkan para penyuluh yang dapat
pendapat mereka tentang pentingnya mengampanyekan penggunaan informasi
informasi bagi peningkatan kehidupan yang dimaksud. Seluruh jajaran
mereka? Makna simbolik apa yang pemerintahan lokal (RT, RW dan desa,
terdapat pada informasi, inovasi teknologi dsb.) perlu dilibatkan untuk mendorong
komunikasi yang telah dan akan usaha penyebaran informasi tersebut.
digunakan? Kepercayaan tertentu, bahkan Terpenting, justru para pemimpin lokal
yang tidak masuk akal, boleh jadi dianut itulah yang harus memulai kebiasaan
masyarakat setempat mengenai informasi menggunakan informasi yang disebarkan
tentang berbagai hal (teknologi, untuk memberdayakan masyarakat.
pariwisata, ekonomi, dsb.) yang potensial. Masyarakat kita adalah masyarakat yang
Pengenalan sistem nilai yang dianut paternalistik. Mereka mudah mencontoh
masyarakat lokal ini penting sebagai kebiasaan yang dilakukan para
dasar pengetahuan untuk menerapkan pemimpinnya.
strategi komunikasi yang sesuai untuk Sasaran utama penyebaran
mensosialisasikan informasi apa pun. informasi seyogianya adalah “generasi
Kita tidak mungkin menerapkan baru” masyarakat tersebut. Misalnya, jika
suatu sistem strategi diseminasi informasi kita akan mensosialisasikan ”sekolah
yang bersifat seragam (nasional) di semua jarak jauh lewat internet” (E-learning)
daerah di Indonesia. Diperlukan modifi- yang murah (cost effective) atau inovasi
kasi dan cara penyebaran informasi yang teknologi pertanian yang dapat melipat-
gandakan produksi pertanian (beras) yang efisien. Lebih dari itu, akan tumbuh juga
pada gilirannya akan lebih meningkatkan rasa saling memiliki dan saling
kesejahteraan mereka, generasi mudalah menghormati. Hal ini sendiri akan
yang harus menjadi sasaran utama. menjadi pendorong yang kuat untuk
Penggunaan sekolah atau pelatihan lewat merampungkan kegiatan dan mencapai
internet dan penggunaan inovasi tujuan yang telah dicanangkan.
teknologi pertanian akan lebih mudah
ditanamkan kepada orang-orang yang
praktik dan cara belajarnya atau 5. Pustaka
bertaninya belum relatif lama: seperti
para pemuda. Kebiasaan lama yang sudah Cole, Michael, John Gay, dan Donal W.
mendarah daging memang sulit untuk Sharp. The Cultural Context of
diubah. Learning and Thinking: An
Diseminasi informasi ini perlu Exploration in Experimental
dilakukan secara terus-menerus, dengan Anthropology. New York: Basic
menggunakan berbagai sarana Books, 1971.
komunikasi, juga harus didukung sistem Hamelink, Cees J. Cultural Autonomy in
komunikasi yang baik dalam lembaga Global Communications. New
yang melaksanakannya. Banyak proyek York: Longman, 1983.
masyarakat atau kegiatan pembangunan
yang gagal, karena usahanya hanya usaha Lubis, Mochtar. Manusia Indonesia,
sesaat, bukan usaha yang berkesinam- Jakarta: Yayasan Idayu, 1981.
bungan. Padahal tujuan pembangunan Lull, James. Media Komunikasi
tersebut adalah perubahan sikap dan Kebudayaan: Suatu Pendekatan
perilaku (unsur budaya nonfisik) yang Global. Jakarta: Yayasan Obor
biasanya membutuhkan waktu yang Indonesia, 1998.
relatif lama karena sikap sebelumnya Mulyana, Deddy. “Prolog: Bercinta
yang harus diubah juga sudah tertanam dengan Televisi”. Dalam Deddy
lama. Komunikasi yang baik antara agen Mulyana dan Idi Subandy Ibrahim,
pembaharu dengan masyarakat setempat ed. Bercinta dengan Televisi: Ilusi,
(a.l. dengan mempertimbangkan nilai- Impresi, dan Imaji Sebuah Kotak
nilai budaya yang dianut masyarakat) Ajaib. Bandung: Rosda, 1997, hlm.
akan memudahkan usaha tersebut. Dalam 1-8.
kaitan inilah, usaha diseminasi informasi
Mulyana, Deddy. Nuansa-nuansa
yang akan dilakukan oleh Departemen
Komunikasi: Meneropong Politik
terkait, perlu didukung oleh suatu tim
dan Budaya Komunikasi
yang padu yang terdiri dari ahli-ahlinya
Masyarakat Kontemporer.
yang terampil, seperti konseptor,
Bandung: Rosda,1999.
perencana, jurnalis, sosiolog, antropolog,
ahli komunikasi, ahli grafis, dsb. Mulyana, Deddy. Komunikasi Massa:
Informasi akurat yang diterima oleh Kontroversi, Teori, dan Aplikasi.
pihak-pihak yang berkepentingan pada Bandung: Widya Padjadjaran,
gilirannya akan membuat proyek 2008.
diseminasi informasi berjalan lancar dan