Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi
lapisan sensornya dibentuk diatas oksida aluminium substrat yang dapat mendeteksi
atau merasakan. Sensor ini adalah suatu chip yang tergabung dengan suatu alat
pemanas terintegrasi. Bila terdapat suatu gas, maka daya konduksi sensor akan
udara. Suatu untai elektris sederhana dapat mengkonversi dalam perubahan daya
konduksi untuk suatu isyarat keluaran yaitu sesuai dengan memasang gas konsentrasi.
Sensor TGS 2610 memerlukan dua tegangan masukan yaitu pemanas voltase
(VH) dan voltase sirkit (VC). Alat pemanas Voltase (VH) diterapkan kepada alat
merasakan temperatur spesifik yang mana kondisi optimal untuk merasakan saja.
Sirkit Voltase (VC) yang diberlakukan untuk pengukuran voltase (VRL) kebagian
suatu tahanan resistor (RL) yang dihubungkan secara urut dengan sensor. Suatu
kebutuhan elektrik sensor. Adapun nilainya tergantung pada tahanan resistor yang
digunakan (RL) untuk bias divariasikan pada sensitivitas sensor terhadap detektor,
sensitivitasnya dapat diketahui dengan (P) tentang semi penghantar di bawah suatu
batas 15mW. Untuk pengukuran sensitivitas (P) untuk variasi paling tinggi ketika
nilai R memadai sama dengan RL diatas ekspos untuk ketentuan kadar gas yang
gas hidrokarbon, pendeteksi yang sangat ideal untuk LPG sebagai monitoring. Dalam
kaitan kepekaan rendahnya uap air alkohol (suatu campur tangan pada gas
dilingkungan yang lebih aman), sensor ini ideal untuk konsumen pasar dengan
TGS 2610 merupakan suatu sensor untuk mengetahui kadar gas LPG diudara.
Biasanya sensor ini digunakan untuk mendeteksi kebocoran dari gas LPG.
Jika molekul gas LPG mengenai permukaan sensor maka satuan resistansinya akan
mengecil sesuai dengan konsentrasi gas. Sebaliknya, jika konsentrasi gas menurun
akan diikuti dengan semakin tingginya resistansi maka tegangan keluarannya akan
perbedaan inilah yang dijadikan acuan bagi pendeteksi gas berbahaya ini.
Adapun spesifikasi dari sensor TGS 2610 ini adalah sebagai berikut:
berteknologi memori non-volatile (tidak kehilangan data bila kehilangan daya listrik).
Set instruksi dan kaki keluaran AT89S51 sesuai dengan standar industri 80C51 dan
80C52. Atmel AT89S51 adalah mikrokontroler yang sangat bagus dan fleksibel
dengan harga yang rendah untuk banyak aplikasi sistem kendali. berkerapatan tinggi
mikrokontroler 8031 yang terkenal dan banyak digunakan dan telah menjadi standar
AT89C51/
AT89C52/
8 X 256 byte
AT89S52 8 Kbyte Tidak
b) Terdapat memori flash yang terintegrasi dalam sistem. Dapat ditulis ulang
AT89S51 memiliki 40 buah kaki (pin) yang terintegrasi dalam 1 chip. Adapun fungsi
Pin 1 – 8 adalah port 1 yang merupakan saluran atau bus I/O 8 bit dua arah dengan
mengendalikan empat input TTL. Port ini juga digunakan sebagai saluran alamat
Merupakan masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan
Pin 10 – pin 17 merupakan saluran atau bus I/O 8 bit dua arah dengan internal
pull-ups yang memiliki fungsi pengganti. Bila fungsi pengganti tidak dipakai
maka dapat digunakan sebagai port paralel 8 bit serbaguna. Selain itu, sebagian
port 3 dapat berfungsi sebagai sinyal kontrol saat proses pemrograman dan
verifikasi.
Mikrokontroler ini memiliki seluruh rangkaian osilator yang diperlukan pada chip,
kecuali rangkaian kristal yang mengendalikan frekuensi osilator. Oleh karena itu,
pin 18 dan 19 ini sangat diperlukan untuk dihubungkan dengan kristal. Selain itu
XTAL 1 juga dapat digunakan sebagai input untuk inverting osilator amplifier dan
5. Pin 20
Pin-pin ini adalah port 2 yang merupakan saluran atau bus I/O 8 bit dua arah
dengan internal pull-ups. Saat pengambilan data dari program memori eksternal
atau selama pengaksesan data memori eksternal yang menggunakan alamat 16 bit
7. Pin 29
untuk mengakses program memori eksternal agar masuk ke dalam bus selama
8. Pin 30
memori eksternal (pada port 1) selama mengakses ke memori. Pin ini juga
pemograman.
9. Pin 31
Pin 31 adalah External Access Enable (EA) merupakan sinyal kontrol untuk
pembacaan memori program. Apabila diset rendah (L) maka mikrokontroler akan
diset tinggi (H) maka mikrokontroler akan melaksanakan seluruh instruksi dari
memori program internal ketika isi program counter kurang dari 4096. Port ini
pemograman.
Pin 32-pin 39 adalah port 0 yang merupakan saluran bus I/O 8 bit open collector,
dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama
AT89S51 mempunyai memori yang terdiri dari RAM internal dan Special
Function Register. RAM internal pada mikrokontroler AT89S51 memiliki ukuran 128
byte dan beralamatkan 00H-7FH serta dapat di akses menggunakan RAM address
register. RAM internal terdiri dari delapan buah register (R0-R7) yang membentuk
register banks. Special Function Register yang berjumlah 21 buah berada di alamat
80H-FFH. RAM ini berbeda pada lokasi dengan Flash PEROM dengan alamat 000H-
7FFH.
mikrokontroler 8031 dan memiliki susunan pin seperti gambar di berikut ini ini :
kesempurnaan fasilitas yang diberikannya. Berikut ini adalah diagaram blok dari
mikrokontroler AT89S51 :
Pada diagram blok tersebut, terlihat bahwa terdapat 4 port untuk I/O data dan tersedia
pula akumulator , register, RAM, Stack Pointer, Arithmatic Logic Unit (ALU),
Pengunci (Lacth), dan rangkaian osilasi yang membuat AT89S51 dapat beroperasi
Untuk mengubah data dalam bentuk analog kedalam bentuk digital, maka dibutuhkan
suatu peralatan tambahan yang disebut Analog to Digital Converter (ADC) yang
terkemas dalam bentuk chip IC. ADC berfungsi untuk mengubah sinyal analog
menjadi sinyal digital. Umumnya digunakan ADC 0804 8 bit untuk mengubah
untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal - sinyal digital. IC ADC 0804
dianggap dapat memenuhi kebutuhan dari rangkaian yang akan dibuat. IC jenis ini
spesifikasi yang harus diberikan dan dapat mengkonversikan secara cepat suatu
juga perlu diperhatikan dalam penggunaan ADC ini adalah tegangan maksimum yang
dapat dikonversikan oleh ADC dari rangkaian pengkondisi sinyal, resolusi, pewaktu
masukan analog yang sebenarnya adalah selisih dari masukan kedua pin
{analog Vin = Vin(+) – Vin(-)}. Jika hanya satu masukan, maka Vin(-)
d. Memiliki koneksi ground yang berbeda antara tegangan digital dan analog.
Secara singkat prinsip kerja dari konverter A/D adalah semua bit-bit diset kemudian
diuji, dan bilamana perlu sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan. Dengan
rangkaian yang paling cepat, konversi akan diselesaikan sesudah 8 clock, dan
keluaran D/A merupakan nilai analog yang ekivalen dengan nilai register SAR.
selesai konversi yang berlogika rendah. Sisi turun sinyal ini akan menghasilkan data
digital yang ekivalen ke dalam register buffer. Dengan demikian, keluaran digital
akan tetap tersimpan sekalipun akan di mulai siklus konversi yang baru.
Transistor
2. Transistor N-P-N
Dalam keadaan kerja normal, transistor harus diberi polaritas sebagai berikut :
1. Pertemuan Emitter - Basis diberi polaritas dari arah maju seperti yang ditunjukkan
C C
B B
E E
(a) (b)
amplitudo suatu sinyal, bila dimasukkan isyarat ac yang lebih besar daripada isyarat
masukannya dengan frekuensi yang sama. Agar operasi transistor tetap linier, emiter
harus lebih dibias forward dan kolektor selalu dibias balik (reverse). Transistor pada
Dalam sistem tingkat bagian akhir adalah penguat sinyal besar (large signal),
dimana penekanan adalah pada penguatan daya. Transistor yang digunakan dalam
penguat sinyal kecil disebut transistor sinyal kecil yang digunakan dalam penguat
daya disebut penguat daya. Biasanya transistor sinyal kecil mempunyai disipasi daya
kurang dari setengah watt dan transistor daya lebih dari setengah watt.
Dengan fungsinya sebagai saklar, transistor dioperasikan hanya pada dua titik
kerjanya yaitu pada daerah saturasi dan pada daerah cut-off. Pada daerah saturasi
antara kolektor dan emitter secara idealnya sama dengan nol. Kondisi ini
menyebabkan Vcc sama dengan nol, tetapi pada kenyataanya Vcc pada saat saturasi
Pada saat cut-off transistor berada pada daerah cut-off. Hal tersebut dikarenakan
resistansi antara kolektor emitter adalah tak terhingga .Keadaan terbuka ini
menyebabkan Vcc sama dengan Vcc (tegangan kolektor) sehingga arus tidak
mengalir. Tetapi pada kenyataanya Vcc pada saat cut-off kurang dari tegangan
Diagram rangkaian dasar transistor yang dioperasikan sebagai saklar serta kurva
VCC VCC
Ic RC RL
RB
VB
Ib Ie
IB = 100
25 IB = 80
IB = 60
20
IB = 40
15
IB = 20
10
0
Tc = 250 C 10 20 30 40 Vce (v)
2.5. Relay
Relay adalah suatu rangkaian switching magnetik yang bekerja bila mendapat
catu dari rangkaian trigger. Relay memiliki tegangan dan arus nominal yang harus
Konstruksi dalam suatu relay terdiri dari lilitan kawat (coil) yang dililitkan
pada inti besi lunak. Jika lilitan kawat mendapatkan arus, inti besi lunak menghasilkan
medan magnet dan menarik switch kontak. Switch kontak mengalami gaya tarik
magnet sehingga berpindah posisi ke kutub lain atau terlepas dari kutub asalnya.
Keadaan ini akan bertahan selama arus mengalir pada kumparan relay. Dan relay akan
kembali ke posisi semula yaitu normally-off, bila tidak ada lagi arus yag mengalir
padanya. Posisi normal relay tergantung pada jenis relay yang digunakan. Dan
pemakaian jenis relay tergantung pada keadaan yang diinginkan dalam suatu
rangkaian/sistem.
- Change Over (CO); relay ini mempunyai saklar tunggal yang normalnya
tertutup yang mana bila kumparan 1 dialiri arus maka saklar akan terhubung
terhubung ke terminal B.
Analogi rangkaian relay yang digunakan adalah saat basis transistor ini dialiri
arus maka transistor dalam keadaan tertutup yang dapat menghubungkan arus dari
disini adalah untuk melindungi transistor dari tegangan induksi yang bisa mencapai
100 sampai 150 volt dimana tegangan ini dapat merusak transistor.
Gambar berikut menunjukkan simbol relay dan pemakaian relay secara umum
sebagai driver yang dikendalikan transistor. Jika transistor pada basis tidak ada arus
maju, transistor cutt-off (terbuka) sehingga arus tidak mengalir dari kolektor ke
emitter, relay tidak bekerja karena tidak ada arus yang mengalir pada gulungan kawat.