Professional Documents
Culture Documents
Menghadapi Bencana
DREaM - 15.02.2008,
Disusun Oleh :
Didik S Mulyana & Fredy Chandra
Melakukan kegiatan simulasi untuk menghadapi ancaman dan potensi bencana memiliki
tujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapsiagaan komunitas dalam menghadapi
ancaman yang berpotensi menjadi bencana. Terdapat 4 komponen penting sebagai
parameter apakah sebuah kesiapsiagaan telah terbangun dengan baik atau belum,
parameter tersebut adalah 1) Sistem komunikasi dan peringatan dini, 2) Mobilisasi
penduduk dan jalur evakuasi, 3) Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dan 4)
Manajemen Barak Pengungsian.
Tantangan yang seringkali muncul dalam sistem peringatan dini adalah bagaimana
menterjemahkan informasi teknis menjadi informasi yang mudah diterima dan dipahami
oleh masyarakat, sehingga masyarakat dapat bertindak pada saat yang tepat. Tantangan
tersebut sebenarnya dapat di reduksi melalui keterlibatan komunitas yang terancam dan
pihak yang berwenang dalam memberikan informasi tersebut. Untuk itu maka sebuah
sistem informasi peringatan dini harus memiliki parameter sebagai berikut: 1)
menjangkau sebanyak mungkin anggota masyarakat, 2) segera, 3) tegas, jelas dan tidak
membingungkan dan 4) bersifat resmi atau disepakati oleh semua pihak.
Seringkali dalam kondisi darurat akibat bencana, jumlah penderita gawat darurat lebih
banyak daripada penolong, untuk itu perlu menentukan prioritas dalam melakukan
pertolongan pertama. Beberapa hal sebagai pertimbangan dalam menentukan skala
prioritas dalam memberikan pertolongan adalah sebagai berikut:
1. Mendahulukan penderita yang membutuhkan perawatan ringan sehingga dapat
membantu memberikan pertolongan atau meminta bantuan ke pihak lain
2. Memilih penderita yang paling mampu ditolong berdasarkan pada kondisi korban
dan kondisi lingkungan yang disesuaikan dengan kemampuan penolong
3. Memberikan perhatian yang lebih kepada penderita yang mengalami ketakutan
dan kepanikan yang tinggi sehingga tidak mengganggu jalannya pertolongan
4. Apabila posisi penderita tertimbun reruntuhan atau tertutup sesuatu, maka yang
pertama ditemukan, dialah yang ditolong
5. Apabila menemukan korban yang sudah meninggal, usahakan tidak ditangani
lebih dahulu, waktu sebaiknya digunakan untuk mencari penderita yang masih
bisa diselamatkan
6. Bila menemukan penderita dengan luka/cedera lebih dari satu, maka urutan
prioritas penanganannya sebagai berikut: 1) Gangguan pernafasan, 2) Pendarahan,
3) Gangguan kesadaran, 4) Patah tulang, 5) Shock , 6) Lainnya
7. Apabila menemukan korban yang telah meninggal, sebaiknya tempatkan
jenasahnya di tempat yang mudah terjangkau sehingga akan memudahkan
penanganan selanjutnya.
Manajemen Barak
Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan kebutuhan penduduk yang terkena dampak
bencana. Yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah kebutuhan para kelompok
rentan yang berbeda dengan kebutuhan masyarakat biasa.
Dalam pengelolaan tempat pengungsian beberapa hal yang perlu diketahui adalah sebagai
berikut:
1. Memilih lokasi pengungsian.
Memilih lokasi pengungsian merupakan salah satu kegiatan utama. Dalam
memilih lokasi pengungsian beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan antara
lain:
o Jumlah pengungsi/penduduk yang terancam