You are on page 1of 1

Abstrak

Beberapa desa di Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah,


merupakan desa yang dapat dikategorikan mengalami kesulitan air bersih untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terutama pada musim kemarau. Untuk
memenuhi kebutuhan airnya, masyarakat memanfaatkan beberapa mata air atau
rembesan yang ada jauh di sebelah hulu, kemudian dialirkan melalui selang
plastik atau paralon hingga ke desa / bak penampung (distribusi) atau perumahan
masing-masing. Kondisi ini kadang-kadang mengalami kendala, antara lain:
mengecilnya debit pada musim kering, masyarakat setempat (sekitar mata air)
yang merasa memiliki mata air lebih prioritas untuk pengairan sawahnya
(daripada untuk konsumsi masyarakat dibagian hilir), bocor atau lepasnya
sambungan-sambungan selang / paralon. Agar kontinyuitas ketersediaan air
bersih bagi masyarakat dapat terjamin, perlu dibantu dengan pembuatan sumur
bor airtanah-dalam. Pada tahun anggaran 2008, Kementrian Negara Riset dan
Teknologi bekerja sama dengan Pusat Diseminasi IPTEK Nuklir (PDIN) –
BATAN dan Pemerintah Kabupaten Magelang melaksanakan kegiatan
Penyediaan Air Bersih Melalui Sumur Artesis di Kabupaten Magelang. Kegiatan
dimulai dengan pelacakan airtanah-dalam untuk mendapatkan lokasi potensial,
dilanjutkan dengan pemboran eksplorasi pada titik potensial terpilih dan
kemudian dikembangkan menjadi sumur artesis dengan harapan kebutuhan air
masyarakat dapat terpenuhi. Adapun tahapan pekerjaan dalam pelacakan
airtanah-dalam meliputi studi meja, pendataan topografi, pengukuran
radioaktifitas soil,pengukuran intensitas gas radon, pemetaan geologi/
hidrogeologi, pengukuran geolistrik, analisis terpadu sedangkan tahapan
pekerjaan dalam pemboran eksplorasi meliputi mobilisasi personil dan peralatan
serta penyiapan lokasi pemboran, pemboran lubang uji (pilot hole drilling),
pengujian geofisika lubang bor (geophysical logging), pembesaran lubang bor
(reaming), pekerjaan konstruksi sumur (well construction), pembersihan/
penyempurnaan sumur (well development), uji pemompaan sumur (pumping
test) dan uji kambuhan (recovery test), uji kualitas air di laboratorium,
pemasangan pompa selam (submersible), pemulihan lokasi bekas kegiatan
pemboran, dan analisis terpadu. Dari hasil pelacakan airtanah-dalam tersebut
didapatkan 2 (dua) lokasi potensial untuk pemboran airtanah, yaitu di sekitar
Dusun Bonagung Kulon, Desa Jogomulyo, pada titik pengukuran geolistrik
TMG-12 dengan tebal akuifer 61,3m pada kedalaman 2,9 – 64m dan di sekitar
Dusun Beji Lor – Beji Kidul, Desa Girirejo, pada titik pengukuran geolistrik
TMG-14 dengan tebal akuifer 27,5m pada kedalaman 1,6 – 29,1 m. Hasil
pemboran pada titik TMG-14 di Desa Girirejo menunjukkan bahwa litologi
penyusun nya ini soil hasil pelapukan (kedalaman 0 - 10 m), batupasir terdapat
pada kedalaman 10 – 35 m, 41 – 45 m dan 74 – 80 m, batupasir kerikilan 35 –
40 m, 45 – 50 m, 54 – 69 m dan 74 – 100 m, dan breksi volkanik 50 – 54 m dan
69 – 74 m. Hasil Uji pemompaan menunjukkan bahwa debit maksimum sumur
tersebut adalah 15,17 lt/ dt, dan debit optimum adalah 9,7 lt/dt dengan pompa
terpasang saat ini adalah 5 lt/dt pada kedalaman 56 m.

Penyediaan Air Bersih melalui Pembuatan Sumur Artesis di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

You might also like