You are on page 1of 32

Kapasitas Kapasitor

Ketika kapasitor dihubungkan dengan sumber tegangan (misalnya baterai atau sumber tegangan yang
lain) kapasitor akan menyimpan muatan. Besarnya kapasitas muatan yang tersimpan dalam kapasitor
disebut kapasitas kapasitor. Besarnya kapasitas kapasitor disebut kapasitansi. Kapasitas kapasitor
adalah banyak muatan yang tersimpan dalam kapasitor ketika di hubungkan dengan beda potensial
tertentu. Besarnya kapasitansi (C) adalah.

Keterangan
C = Kapasitas kapasitor, farad
q = muatan yang tersimpan, coulomb
V = beda potensial, volt

Pada Umumnya besaran kapasitor C diukur dalam satuan mikrofarad ( F) atau pikofarad (pF).
Hubungan antara farad,mikrofarad dan pikofarad dapat dinyatakan sebagai berikut:
1 F = 10-6 F
1 pF = 10-12F

Sebuah kapasitor dengan kapasitas 0,5 F dimuati dengan baterai 12 volt. Hitunglah besar muatan
yang tersimpan dalam kapasitor tersebut
Jawab
C = 0,5 10-6F
V = 12 V

Q = C.V
= 0,5 . 10-6(12)
= 6.10-6 C

Kapasitor yang paling sederhana adalah kapasitor keping sejajar yang terdiri dari 2 keping logam
seluas A yang terpisah pada jarak d, seperti terlihat pada gambar berikut:
Pada keping sejajar nilai kapasitas kapasitor dinyatakan

Untuk penyekat udara εr=1, sehingga nilai kapasitas kapasitor

Tampilan:
C = kapasitas keping sejajar, farad
εr = permitivitas relatif bahan penyekat
ε = permitivitas bahan penyekat
ε0 = permitivitas vakum
8,5 x 10-12C2/N-1m-2
d = Jarak antar keping, m

Contoh soal
Hitunglah kapasitansi keping sejajar dengan ukuran (0.1 m x 0.1m) yang berada di udara dengan
jarak antar keeping 5 mm.
Dengan ε0 = permitivitas vakum

8,5 x 10-12C2/N-1m-2

Jawab
A = 0,1 x 0,1 = 10-2 m2
d = 5 x 10-3 m
εr = 1

Susunan Seri Kapasitor


Pada susunan seri kapasitor berlaku Kapasitor equivalen

• muatan pada tiap-tiap kapasitor adalah sama, yaitu sama dengan muatan pada
kapasitor pengganti qs = q1 = q2 = ....

• Beda potensial pada ujung-ujung kapasitor pengganti adalah sama dengan jumlah
beda potensial ujung-ujung tiap kapasitor V s = V 1 + V 2 + ....

• Besarnya kapasitas kapasitor pengganti susunan seri dari beberapa buah kapasitor
dapat dihitung V s = V 1 + V 2 + ....

karena qs = q1 = q2 = .... maka

Susunan Paralel Kapasitor

Pada susunan paralel kapasitor berlaku Kapasitor equivalen

• Beda potensial tiap-tiap kapasitor sama, yaitu sama dengan potensial sumber
Vp = V1 = V2 = ....
• Muatan kapasitor pengganti sama dengan jumlah muatan tiap-tiap kapasitor
qp = q1 + q2 ....

• Untuk menentukan besar kapasitas kapasitor pengganti susunan paralel CP dari


beberapa buah kapasitor dapat dihitung

qs = q1 + q2 + ....
VpVp = C1V1 + C2V2 +..... karena Vp = V1 = V2 = ....

Contoh soal
Dibawah ini tertera skema rangkaian 5 buah kapasitor yang sama besarnya. Kapasitas antara K dan M
adalah ....
Energi yang tersimpan dalam kapasitor ( W ) dinyatakan dengan persamaan

W= q2/C

= qV

= C V2

Keterangan:
W = Energi yang tersimpan dalam kapasitor, J
q = muatan pada kapasitor, coulomb
C = kapasitas kapasitor, farad
V = Beda potensial, volt
Pengantar

Lensa adalah peralatan sangat penting dalam kehidupan manusia. Mikroskop menggunakan
susunan lensa untuk melihat jasad-jasad renik yang tak terlihat oleh mata telanjang.
Kamera menggunakan susunan lensa agar dapat merekam obyek dalam film. Teleskop juga
memanfaatkan lensa untuk melihat bintang-bintang yang jaraknya jutaan tahun cahaya dari
bumi.

Kamera adalah salah satu peralatan optik yang menggunakan lensa

Teleskop juga menggunakan lensa untuk digunakan melihat benda-benda langit

Lensa

Definisi Lensa

Lensa adalah material transparan (umumnya terbuat dari kaca atau plastik) yang
memiliki dua permukaan ( salah satu atau keduanya memiliki permukaan
melengkung) sehingga dapat membelokkan sinar yang melewatinya.

Ada 2 jenis lensa yakni : lensa cembung dan lensa cekung. Ciri-ciri suatu lensa
cembung :

• bagian tengah lensa lebih tebal dibandingkan bagian tepinya.


• bersifat mengumpulkan sinar.
• titik fokusnya bernilai positif.

Sementara ciri-ciri lensa cekung :

• bagian tengah lensa lebih tipis dibandingkan bagian tepinya.


• bersifat menyebarkan sinar.
• titik fokusnya bernilai negatif.

Umumnya lengkung permukaan lensa mengikuti persamaan lingkaran sehingga


letak titik fokus dapat ditentukan dengan mudah. Bayangan yang tajam dapat
diperoleh dengan mudah dengan lensa semacam ini.

Lengkung permukaan yang tidak mengikuti persamaan lingkaran tentu saja tetap dapat
membelokkan sinar; hanya saja letak titik fokusnya tidak menentu dan
akibatnya bayangan yang terbentuk tidak tajam.

Berikut ini adalah contoh-contoh lensa cembung :


(1) (2) (3) (4)

Perhatikan bagian tengah lensa lebih tebal daripada bagian tepinya !

Lensa (1) disebut lensa cembung-cembung(bi-convex), lensa (2) disebut


lensa cembung-datar(convex-plano), lensa (3) disebut lensa datar-cembung(plano-
convex), dan lensa (4) disebut lensa cembung-cekung(convex-concave).

Contoh-contoh lensa cekung :

(5) (6) (7) (8)

Perhatikan bagian tengah lensa lebih tipis daripada bagian tepinya !

Lensa (4) disebut lensa cekung-cekung(bi-concave), lensa (2) disebut lensa cekung-
datar(concave-plano), lensa (3) disebut lensa datar-cekung(plano-concave), dan lensa
(4) disebut lensa cekung-cembung(concave-convex).

Referensi :

1. Kane, J.W., Sternheim, M.M. (1988) Physics (3rd ed.). New York: John Wiley &
Sons.
2. Sears, F.W. (1949) Optics (3rd ed.). Reading-Massachusetts : Addison-Wesley.
3. Young, H.D., Freedman, R.A. (1996) University Physics (ninth ed).
Massachusetts : Addison-Wesley.
Sifat-Sifat Lensa Cembung

Lensa cembung bersifat mengumpulkan sinar. Lensa cembung memiliki sifat-sifat


sebagai berikut :

• Sinar-sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan oleh lensa
cembung melewati titik fokus.
• Sinar-sinar yang datang dari titik fokus dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.
• Sinar yang melewati pusat lensa (vertex) tidak akan dibiaskan melainkan diteruskan
tanpa mengalami pembiasan.

Sifat-sifat di atas berlaku hanya bagi lensa tipis dan sinar-sinar merupakan sinar paralax.

Perhatikan gambar-gambar di bawah ini :


Gambar 1. Sinar-sinar sejajar sumbu utama dibiaskan lensa cembung melewati titik fokus

Gambar 2. Sinar-sinar yang berasal dari titik fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama

Gambar 3. Sinar yang melewati pusat lensa (vertex) akan diteruskan tanpa dibiaskan.

Untuk melihat bagaimana lensa cembung membiaskan sinar-sinar utama di atas maka
lakukanlah percobaan 1 pada Simulasi 1.
Referensi :

1. Kane, J.W., Sternheim, M.M. (1988) Physics (3rd ed.). New York: John Wiley &
Sons.
2. Sears, F.W. (1949) Optics (3rd ed.). Reading-Massachusetts : Addison-Wesley.
3. Young, H.D., Freedman, R.A. (1996) University Physics (ninth ed).
Massachusetts : Addison-Wesley.

Titik Fokus Lensa Cembung

Titik fokus lensa cembung dapat ditentukan dengan suatu rumus yang
disebut rumus pembuat lensa (lens maker equation) seperti tertulis di bawah ini :

di mana :

• f = jarak titik fokus lensa cembung.


• n = indeks bias lensa.
• R1= radius kelengkungan permukaan 1 lensa.
• R2= radius kelengkungan permukaan 2 lensa.
Cara menentukan nilai R1 dan R2 apakah positif atau negatif dapat dilihat pada aturan
lensa.Berapapun nilai R1 dan R2 titik fokus dari lensa cembung selalu positif.

Contoh soal :

1.Suatu lensa cembung-cembung memiliki indeks bias 1.5, radius permukaan 1 (R1) = 5
cm, dan radius permukaan 2 (R2) = 5 cm. Berapakah jarak titik fokus lensa ?

Jawab

Karena lensa merupakan lensa cembung-cembung berarti R1 bernilai positif (pusat


kelengkungan ada di sebelah kanan vertex), sementara R2 bernilai negatif (pusat
kelengkungan ada di sebelah kiri vertex). Dengan demikian

2. Suatu lensa cembung-datar memiliki indeks bias 1.5, radius permukaan 1 (R1) = 3 cm.
Berapakah jarak titik fokus lensa ?

Jawab

Karena lensa merupakan lensa cembung-datar berarti R1 bernilai positif (pusat


kelengkungan ada di sebelah kanan vertex), sementara R2 bernilai tak terhingga (pusat
kelengkungan ada di tak terhingga). Dengan demikian
3. Suatu lensa datar-cembung memiliki indeks bias 1.5, radius permukaan 2 (R2) = 3 cm.
Berapakah jarak titik fokus lensa ?

Jawab

Karena lensa merupakan lensa datar-cembung berarti R2 bernilai negatif (pusat


kelengkungan ada di sebelah kiri vertex), sementara R1 bernilai tak terhingga (pusat
kelengkungan ada di tak terhingga). Dengan demikian

Perhatikan dari contoh-contoh di atas bahwa titik fokus lensa cembung selalu positif
sekalipun nilai R1 atau R2 bisa positif atau negatif.

Kekuatan Lensa Cembung

Kekuatan lensa adalah besarnya ukuran suatu lensa membelokkan sinar yang
datang padanya.

Dengan demikian semakin besar kekuatan suatu lensa maka sudut bias yang dihasilkan
semakin besar. Sebaliknya semakin kecil kekuatan suatu lensa maka sudut bias yang
dihasilkan semakin kecil.
Sekarang perhatikan gambar-gambar di bawah ini :

Gambar 1.

Gambar 2.

Gambar 3.

Angka (1) pada gambar-gambar di atas menunjuk pada sinar utama (1) yakni sinar yang
datang sejajar dengan sumbu utama. Gambar (1) memiliki titik fokus paling panjang dan
gambar (3) memiliki titik fokus paling pendek. Perhatikan bahwa sinar utama (1) dibiaskan
dengan sudut bias paling kecil pada gambar (1), dan dengan sudut bias paling besar pada
gambar (3). Dengan demikian dapat kita ambil kesimpulan bahwa lensa dengan jarak
titik fokus kecil akan memberikan sudut bias yang besar atau dengan kata lain
memiliki kekuatan yang besar. Sebaliknya lensa dengan jarak titik fokus besar akan
memberikan sudut bias yang kecil atau dengan kata lain memiliki kekuatan yang
kecil.

Sekarang lakukanlah percobaan (3) dengan mencoba simulasi 2. Baca arahan pada
petunjuk dengan baik.

Lensa dengan kekuatan yang besar bukan berarti akan menghasilkan bayangan
dengan perbesaran yang lebih besar dibandingkan lensa dengan kekuatan kecil.
Kekuatan di sini adalah ukuran besarnya sudut bias yang dihasilkan oleh lensa.

Contoh Soal

Dua buah lensa masing-masing memiliki jarak titik fokus 20 cm dan 30 cm. Manakah lensa
yang memiliki kekuatan yang lebih besar ?

Jawab

Karena lensa pertama memiliki jarak titik fokus yang lebih kecil maka lensa pertama yang
memiliki kekuatan yang lebih besar.

Rumus Kekuatan Lensa

Rumus kekuatan lensa (berbanding terbalik dengan jarak titik fokus) adalah :
f dalam satuan m, dan P dalam satuan dioptri.

Setelah anda melihat gambar-gambar di atas atau setelah mencoba percobaan (3) pada
simulasi 2 maka tampak jelas bahwa kekuatan lensa berbanding terbalik dengan jarak titik
fokusnya. Rumus di atas hanya berlaku bila satuan f dinyatakan dalam m.

Contoh Soal :

Suatu lensa cembung memiliki jarak titik fokus 50 cm, berapakah kekuatan lensa tersebut ?

Jawab

f= 50 cm atau 0.5 m. Dengan demikian

P=1/f

P= 1/0.5

P= 2 dioptri.

Sifat-Sifat Lensa Cekung

Lensa cekung bersifat menyebarkan sinar. Lensa cekung memiliki sifat-sifat sebagai
berikut :

• Sinar-sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan oleh lensa
cekung seolah-olah berasal dari titik fokus.
• Sinar-sinar yang menuju titik fokus dibiaskan oleh lensa cekung sejajar sumbu
utama.
• Sinar yang melewati pusat lensa (vertex) tidak akan dibiaskan melainkan diteruskan
tanpa mengalami pembiasan.

Sifat-sifat di atas berlaku hanya bagi lensa tipis dan sinar-sinar merupakan sinar
paralax.

Gambar 3. Sinar-sinar sejajar sumbu utama dibiaskan lensa cekung seolah-olah berasal dari titik fokus.
Gambar 2. Sinar-sinar yang menuju titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama.

Gambar 3. Sinar yang melewati pusat lensa (vertex) diteruskan tanpa dibiaskan.

Untuk melihat bagaimana lensa cekung membiaskan sinar-sinar utama di atas maka
lakukanlahpercobaan 2 pada Simulasi 1.

Titik Fokus Lensa Cekung

Titik fokus lensa cekung dapat ditentukan dengan suatu rumus yang disebut rumus
pembuat lensa (lens maker equation) seperti tertulis di bawah ini :
di mana :

• f = jarak titik fokus lensa cekung.


• n = indeks bias lensa.
• R1= radius kelengkungan permukaan 1 lensa.
• R2= radius kelengkungan permukaan 2 lensa.

Cara menentukan nilai R1 dan R2 apakah positif atau negatif dapat dilihat pada aturan
lensa.Berapapun nilai R1 dan R2 titik fokus dari lensa cekung selalu negatif.

Contoh soal :

1.Suatu lensa cekung-cekung memiliki indeks bias 1.5, radius permukaan 1 (R1) = 5 cm,
dan radius permukaan 2 (R2) = 5 cm. Berapakah jarak titik fokus lensa ?

Jawab

Karena lensa merupakan lensa cekung-cekung berarti R1 bernilai negatif (pusat


kelengkungan ada di sebelah kiri vertex), sementara R2 bernilai positif (pusat kelengkungan
ada di sebelah kanan vertex). Dengan demikian
2. Suatu lensa cekung-datar memiliki indeks bias 1.5, radius permukaan 1 (R1) = 3 cm.
Berapakah jarak titik fokus lensa ?

Jawab

Karena lensa merupakan lensa cekung-datar berarti R1 bernilai negatif (pusat kelengkungan
ada di sebelah kiri vertex), sementara R2 bernilai tak terhingga (pusat kelengkungan ada di
tak terhingga). Dengan demikian

3. Suatu lensa datar-cekung memiliki indeks bias 1.5, radius permukaan 2 (R2) = 3 cm.
Berapakah jarak titik fokus lensa ?

Jawab

Karena lensa merupakan lensa datar-cekung berarti R2 bernilai positif (pusat kelengkungan
ada di sebelah kanan vertex), sementara R1 bernilai tak terhingga (pusat kelengkungan ada
di tak terhingga). Dengan demikian

Perhatikan dari contoh-contoh di atas bahwa titik fokus lensa cekung selalu negatif
sekalipun nilai R1 atau R2 bisa positif atau negatif.
Kekuatan Lensa Cekung

Kekuatan lensa adalah besarnya ukuran suatu lensa membelokkan sinar yang
datang padanya.

Dengan demikian semakin besar kekuatan suatu lensa maka sudut bias yang dihasilkan
semakin besar. Sebaliknya semakin kecil kekuatan suatu lensa maka sudut bias yang
dihasilkan semakin kecil.

Sekarang perhatikan gambar-gambar di bawah ini :

Gambar 1.
Gambar 2.

Gambar 3.

Angka (1) pada gambar-gambar di atas menunjuk pada sinar utama (1) yakni sinar yang
datang sejajar dengan sumbu utama. Gambar (1) memiliki titik fokus paling panjang dan
gambar (3) memiliki titik fokus paling pendek. Perhatikan bahwa sinar utama (1) dibiaskan
dengan sudut bias paling kecil pada gambar (1), dan dengan sudut bias paling besar pada
gambar (3). Dengan demikian dapat kita ambil kesimpulan bahwa lensa dengan jarak
titik fokus kecil akan memberikan sudut bias yang besar atau dengan kata lain
memiliki kekuatan yang besar. Sebaliknya lensa dengan jarak titik fokus besar akan
memberikan sudut bias yang kecil atau dengan kata lain memiliki kekuatan yang
kecil.

Sekarang lakukanlah percobaan (4) dengan mencoba simulasi 2. Baca arahan pada
petunjuk dengan baik.

Lensa dengan kekuatan yang besar bukan berarti akan menghasilkan bayangan
dengan perbesaran yang lebih besar dibandingkan lensa dengan kekuatan kecil.
Kekuatan di sini adalah ukuran besarnya sudut bias yang dihasilkan oleh lensa.
Contoh Soal

Dua buah lensa masing-masing memiliki jarak titik fokus -20 cm dan -30 cm. Manakah
lensa yang memiliki kekuatan yang lebih besar ?

Jawab

Karena lensa pertama memiliki jarak titik fokus yang lebih kecil maka lensa pertama yang
memiliki kekuatan yang lebih besar.

Rumus Kekuatan Lensa

Rumus kekuatan lensa (berbanding terbalik dengan jarak titik fokus) adalah :

f dalam satuan m, dan P dalam satuan dioptri.


Setelah anda melihat gambar-gambar di atas atau setelah mencoba percobaan (3) pada
simulasi 2 maka tampak jelas bahwa kekuatan lensa berbanding terbalik dengan jarak titik
fokusnya. Rumus di atas hanya berlaku bila satuan f dinyatakan dalam m.

Contoh Soal :

Suatu lensa cekung memiliki jarak titik fokus 25 cm, berapakah kekuatan lensa tersebut ?

Jawab

f= -25 cm atau -0.25 m. Dengan demikian

P=1/f

P= 1/(-0.25)

P= -4 dioptri.

Menentukan Bayangan dengan Sinar-Sinar Utama (Lensa Cembung)

Bayangan suatu obyek yang dibentuk oleh suatu lensa cembung dapat diperoleh
dengan bantuan sinar-sinar utama. Ketiga sinar utama dan karakteristiknya adalah
sebagai berikut :

• Sinar yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melewati titik fokus.
• Sinar yang melalui vertex akan diteruskan (tidak dibiaskan).
• Sinar yang melewati titik fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama.

Pertemuan ketiga sinar (atau paling tidak dua sinar) utama adalah lokasi dari bayangan.
Penentuan bayangan semacam ini hanya berlaku untuk lensa tipis dan sinar-sinar paralax.

Sekarang perhatikan gambar-gambar di bawah ini :

Gambar 1. Sinar-sinar utama (1,2 dan 3) pada lensa cembung.

Sinar (1) datang dari obyek sejajar sumbu utama. Sinar ini dibiaskan melewati titik
fokus. Sinar (2) melewati vertex dari lensa sehingga diteruskan tanpa mengalami
pembiasan. Sinar (3) datang dari obyek dengan melewati titik fokus. Sinar ini dibiaskan
sejajar sumbu utama. Pertemuan ketiga sinar ini setelah melewati lensa adalah
lokasi di mana bayangan berada. Tentu saja di sini, untuk penyederhaan, hanya
ditampilkan sinar yang berasal dari ujung atas obyek. Kenyataannya bayangan yang
terbentuk adalah titik temu sinar-sinar utama yang tak terhingga banyaknya yang berasal
dari tiap titik pada obyek.

Sekarang perhatikan contoh-contoh di bawah ini :

Gambar 2. Lensa cembung dengan R1=6 dan R2=4 menghasilkan bayangan nyata.
Gambar 3. Lensa cembung dengan R1=4 dan R2=6 menghasilkan bayangan nyata.

Gambar 4. Lensa cembung-datar dengan R2=4.5 menghasilkan bayangan maya.

Gambar 2 dan gambar 3 menggunakan lensa dengan indeks bias yang sama tetapi radius
kelengkungan kedua permukaannya berbeda. Gambar 2 adalah lensa cembung-cembung
dengan R1=6 dan R2=4, sementara gambar 3 adalah lensa cembung-cembung dengan R1=4
dan R2=6. Sekalipun kedua lensa memiliki radius permukaan yang berbeda keduanya
memiliki jarak titik fokus yang sama; dengan demikian bayangan yang dihasilkan sama baik
jarak maupun perbesarannya.

Gambar 4 adalah lensa cembung-datar yang menghasilkan bayangan maya. Perhatikan


dengan seksama bahwa prinsip penentuan bayangan dengan sinar-sinar utama tetap
berlaku di sini. Bayangan maya terbentuk oleh pertemuan garis-garis maya (yang
merupakan perpanjangan dari garis-garis sesungguhnya).

Menentukan Bayangan dengan Rumus Lensa Tipis (Lensa Cembung)

Bayangan suatu obyek yang dibentuk oleh suatu lensa cembung dapat diperoleh
dengan bantuan rumus lensa tipis (thin lens formula) :
s = jarak obyek

s' = jarak bayangan

f = jarak titik fokus (selalu bernilai positif untuk lensa cembung).

Sementara perbesaran dari bayangan diperoleh dengan rumus :

m = perbesaran.

Rumus lensa tipis di atas ditemukan oleh Gauss.

Rumus-rumus di atas hanya berlaku untuk lensa tipis dan sinar-sinar paralax.
Untuk menentukan apakah s dan s' bernilai positif atau negatif coba lihat aturan lensa.

s' dapat bernilai positif atau negatif. s' positif artinya bayangan adalah nyata,
sementaranegatif artinya bayangan adalah maya.

Perbesaran (m) dapat bernilai positif atau negatif. m bernilai positif bila bayangan
tegak dannegatif bila bayangan terbalik.

Dalam kenyataannya bila bayangan nyata ditangkap dengan layar maka bayangan
yang terbentuk tidak hanya pada posisi s' seperti yang tertuang pada rumus lensa tipis
di atas, tetapi pada posisi di mana saja. Akan tetapi bayangan pada posisi selain
s' adalah bayangan yang kabur (tidak fokus). Bayangan paling tajam hanya terjadi
pada posisi s'.

Sekarang mari kita lihat contoh-contoh berikut ini :

Contoh Soal :

1. Suatu lensa cembung memiliki jarak titik fokus 0.1 m. Bila suatu obyek berada pada
jarak 0.5 m, maka berapakah jarak bayangan ?

Jawab
f= 0.1 m, dan s= 0.5 m maka :

atau jarak bayangan = 0.125 m. Karena s' positif maka bayangan yang terbentuk adalah
bayangan nyata.

2. Suatu lensa cembung memiliki jarak titik fokus 0.1 m. Bila suatu obyek berada pada
jarak 0.08 m, maka berapakah jarak bayangan ? dan berapa perbesarannya ?

Jawab

f = 0.1 m dan s=0.08 m, maka

atau jarak bayangan= -0.4 m dan perbesaran = 0.8. Bayangan yang terbentuk adalah
bayangan maya dan tegak (karena m positif).

3. Suatu lensa cembung memiliki jarak titik fokus 0.2 m. Bila suatu obyek berada pada
jarak 0.4 m, maka berapakah jarak bayangan ? dan berapa perbesarannya ?

Jawab
atau jarak bayangan= 0.4 m dan perbesaran = -1. Bayangan yang terbentuk adalah
bayangan nyata dan terbalik (karena m negatif).

Dari contoh-contoh di atas dan dari percobaan yang anda lakukan kiranya dapat
disimpulkan bahwa lensa cembung selalu menghasilkan bayangan nyata yang
terbalik atau bayangan maya yang tegak.

Bayangan Nyata dan Maya.

Bayangan nyata terbentuk dari pertemuan sinar-sinar utama yang nyata.

Bayangan maya terbentuk dari pertemuan sinar-sinar utama yang maya.

Perhatikan contoh-contoh di bawah ini :


Gambar 1. Pertemuan sinar-sinar utama yang nyata menghasilkan bayangan nyata.

Gambar 2. Pertemuan sinar-sinar utama yang maya menghasilkan bayangan maya

Pada gambar 1 nampak dengan jelas bahwa sinar-sinar utama setelah dibiaskan oleh lensa
cembung saling bertemu pada suatu titik yang merupakan lokasi dari bayangan. Karena
sinar-sinar utama merupakan sinar-sinar yang nyata maka bayangan yang terbentuk
merupakan bayangan nyata.

Kita bandingkan sekarang dengan gambar 2. Sinar-sinar utama setelah dibiaskan oleh lensa
cembung tidak saling bertemu karena ketiganya menyebar. Tetapi bila kita tarik
perpanjangan dari masing-masing sinar pada bagian kiri lensa akan kita dapatkan titik temu
yang merupakan lokasi dari bayangan. Karena titik pertemuan ini merupakan pertemuan
tiga sinar yang maya (hanya perpanjangan dari sinar yang sesungguhnya) maka bayangan
yang terbentuk adalah bayangan maya.

Dalam kenyataan sehari-hari bayangan nyata adalah bayangan yang dapat ditangkap
(diproyeksikan) oleh suatu media (layar). Sementara bayangan
maya adalah bayangan yang tidak dapat ditangkap oleh suatu media.

Bayangan maya bukan berarti bahwa bayangan tersebut tidak dapat dilihat oleh mata;
bayangan maya sesungguhnya dapat dilihat langsung dengan mata tetapi tak dapat
ditangkap (diproyeksikan) oleh suatu media. Contoh bayangan maya adalah bayangan
diri kita ketika kita berada di depan cermin. Bayangan tersebut dapat kita lihat secara
langsung, akan tetapi kita tidak dapat menangkapnya dengan media apapun.

You might also like