Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Sebagai titik tolak sebelum membahas lebih lanjut tentang manfaat filsafat
dalam kurikulum, ada baiknya kita mengerti bahwa filsafat itu mengandung
pengertian sebagai berikut:
Filsafat sebagai aktivitas pikir murni atau kegiatan akal manusia dalam usaha
untuk mengerti secara segala sesuatu. Pengertian filsafat ini ialah berfilsafat. Ia
merupakan pula suatu daya atau kemampuan pikir yang murni dari setiap manusia.
Bahkan berfilsafat merupakan daya dan tingkat berpikir manusia yang tertinggi
dalam usaha memahami kesemestaan (segala sesuatu).
Pada pengertian lain, filsafat adalah pemikiran yang radikal. Penyelidikan
dengan pemikiran mendalam atau perenungan mengenai objek atau sampai
keakar-akarnya (radix). Maksudnya adalah berpikir mendalam sampai ditemukan
unsur-unsur inti yang secara sistematis menjadi objek pemikiran itu ada
sebagaimana halnya. Sering pula dikatakan bahwa filsafat adalah perenungan
mengenai objek sampai pada tingkat kebenaran hakiki.
Pemikiran filosofis tentang pendidikan selanjutnya dikembangkan menurut
keseluruhan segi yang ada di dalam objek pendidikan. Karena pendidikan adalah
masalah manusia, maka seluruh kehidupan manusia akan menjadi tolak ukur
pemikiran. Dengan kata lain, pendidikan dipikirkan sejauh hakekat keberadaan
manusia. Jadi filsafat pendidikan mempunyai persoalan sentral berupa hakekat
pematangan potensi manusia. Dengan demikian, filsafat pendidikan pada
hakekatnya adalah penerapan suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.
John Dewey seorang filsuf Amerika mengatakan bahwa filsafat itu adalah teori
umum dari pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan.
Filsafat mengajukan pertanyaan dari menyelidiki faktor-faktor realita dan
pengalaman yang banyak dalam lapangan pendidikan. Oleh karena itu filsafat
mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka dikupaslah mengenai
konsep tentang tujuan atau arah pendidikan serta metodologi pendidikan yang di
rumuskan dalam kurikulum.
Sedangkan kurikulum mengandung arti tidak sekedar kumpulan subjek
matter, melainkan rencana atau program yang menjadi tanggung jawab lembaga
pendidikan sebagai pihak penyelenggara. Di dalam rencana atau program tersebut
diperlukan landasan filosofis, terutama dalam menentukan tujuan atau arah
pendidikan dan tujuan kurikuler.
Bibliografi
Barnadib, Imam, 1994, Filsafat Pendidikan; Pengantar Mengenai Sistem dan
Metode, Yogyakarta, Fakultas Ilmu Pendidikan.
Noor Syam, Muhammad, 1993, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan
Pancasila, Surabaya, Usaha Nasional.
Saifullah, Ali, T.Th, Antara Filsafat dan Pendidikan, Surabaya, Usaha Nasional.