You are on page 1of 13

Hukum Hooke dan Elastisitas

• Wednesday Oct 29,2008 10:14 PM


• By san
• In Elastisitas

Pengantar

Pernakah dirimu melihat alat yang tampak pada gambar


ini ? wah, hari gini belum itu adalah gambar pegas. Nyamannya kehidupan kita tidak
terlepas dari bantuan pegas, walaupun kadang tidak kita sadari. Ketika dirimu
mengendarai sepeda motor atau berada dalam sebuah mobil yang sedang bergerak di
jalan yang permukaannya tidak rata alias jalan berlubang, pegas membantu meredam
kejutan sehingga dirimu merasa sangat nyaman berada dalam mobil atau ketika berada di
atas sepeda motor. Apabila setiap kendaraan yang anda tumpangi tidak memiliki pegas,
gurumuda yakin perjalanan anda akan sangat melelahkan, apalagi ketika menempuh
perjalanan yang jauh. Ketika turun dari mobil langsung meringis kesakitan karena
terserang encok dan pegal linu pegas tidak hanya dimanfaatkan di mobil atau sepeda
motor, tetapi pada semua kendaraan yang selalu kita gunakan. Selengkapnya akan kita
kupas tuntas pada akhir tulisan ini. Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis.

Contoh benda elastis lainnya adalah karet mainan

(kalo karet pasti tahu ). Btw, elastis itu apa ya ? terus apa hubungan antara elastis dan
hukum Hooke ? Nah, sekarang bersiap-siaplah untuk melakukan pertempuran dengan
ilmu fisika. Siapkanlah amunisi sebanyak-banyaknya; sapu tangan atau tisu untuk ngelap
keringat, obak sakit kepala dkk… Selamat belajar ya, semoga dirimu memenangi
pertempuran ini

ELASTISITAS

Ketika dirimu menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah
panjang. silahkan dicoba kalau tidak percaya. Jika tarikanmu dilepaskan, maka karet akan
kembali ke panjang semula. Demikian juga ketika dirimu merentangkan pegas, pegas
tersebut akan bertambah panjang. tetapi ketika dilepaskan, panjang pegas akan kembali
seperti semula. Apabila di laboratorium sekolah anda terdapat pegas, silahkan melakukan
pembuktian ini. Regangkan pegas tersebut dan ketika dilepaskan maka panjang pegas
akan kembali seperti semula. Mengapa demikian ? hal itu disebabkan karena benda-
benda tersebut memiliki sifat elastis. Elastis atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah
benda untuk kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda
tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka
bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan
perubahan bentuk adalah pertambahan panjang.

Perlu anda ketahui bahwa gaya yang diberikan juga memiliki batas-batas tertentu. Sebuah
karet bisa putus jika gaya tarik yang diberikan sangat besar, melawati batas elastisitasnya.
Demikian juga sebuah pegas tidak akan kembali ke bentuk semula jika diregangkan
dengan gaya yang sangat besar. Jadi benda-benda elastis tersebut memiliki batas
elastisitas. Batas elastis itu apa ? lalu bagaimana kita bisa mengetahui hubungan antara
besarnya gaya yang diberikan dan perubahan panjang minimum sebuah benda elastis agar
benda tersebut bisa kembali ke bentuk semula ? untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita
berkenalan dengan paman Hooke.

HUKUM HOOKE

Hukum Hooke pada Pegas

Misalnya kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung pegas tersebut
dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa benda kita abaikan, demikian juga dengan
gaya gesekan, sehingga benda meluncur pada permukaan horisontal tanpa hambatan.
Terlebih dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan dan arah negatif ke kiri. Setiap pegas
memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya. Pada kedaan ini,
benda yang dikaitkan pada ujung pegas berada dalam posisi setimbang (lihat gambar a).
Untuk semakin memudahkan pemahaman dirimu,sebaiknya dilakukan juga percobaan.

< ![endif]-->

Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan memberikan
gaya pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga benda kembali ke posisi
setimbangnya (gambar b).
< ![endif]-->

Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga memberikan gaya pemulih
untuk mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda kembali ke posisi
setimbang (gambar c).

Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas yang
direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x = 0). Secara
matematis ditulis :

< ![endif]-->

Persamaan ini sering dikenal sebagai persamaan pegas dan merupakan hukum hooke.
Hukum ini dicetuskan oleh paman Robert Hooke (1635-1703). k adalah konstanta dan x
adalah simpangan. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai
arah berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x
bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x). Sebaliknya
jika pegas ditekan, x berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi
gaya F selalu bekeja berlawanan arah dengan arah simpangan x. k adalah konstanta
pegas. Konstanta pegas berkaitan dengan elastisitas sebuah pegas. Semakin besar
konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk
menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin elastis sebuah pegas (semakin
kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas.
Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada pegas, yang
besarnya sama dengan F = +kx. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa x sebanding
dengan gaya yang diberikan pada benda.

Hukum Hooke untuk benda non Pegas

Hukum hooke ternyata berlaku juga untuk semua benda padat, dari besi sampai tulang
tetapi hanya sampai pada batas-batas tertentu. Mari kita tinjau sebuah batang logam yang
digantung vertikal, seperti yang tampak pada gambar di bawah.

< ![endif]-->

Pada benda bekerja gaya berat (berat = gaya gravitasi yang bekerja pada benda), yang
besarnya = mg dan arahnya menuju ke bawah (tegak lurus permukaan bumi). Akibat
adanya gaya berat, batang logam tersebut bertambah panjang sejauh (delta L)

Jika besar pertambahan panjang (delta L) lebih kecil dibandingkan dengan panjang
batang logam, hasil eksperimen membuktikan bahwa pertambahan panjang (delta L)
sebanding dengan gaya berat yang bekerja pada benda. Perbandingan ini dinyatakan
dengan persamaan :

< ![endif]-->

Persamaan ini kadang disebut sebagai hukum Hooke. Kita juga bisa menggantikan gaya
berat dengan gaya tarik, seandainya pada ujung batang logam tersebut tidak digantungkan
beban.

Besarnya gaya yang diberikan pada benda memiliki batas-batas tertentu. Jika gaya sangat
besar maka regangan benda sangat besar sehingga akhirnya benda patah. Hubungan
antara gaya dan pertambahan panjang (atau simpangan pada pegas) dinyatakan melalui
grafik di bawah ini.
Jika sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku sepanjang daerah
elastis sampai pada titik yang menunjukkan batas hukum hooke. Jika benda diberikan
gaya hingga melewati batas hukum hooke dan mencapai batas elastisitas, maka panjang
benda akan kembali seperti semula jika gaya yang diberikan tidak melewati batas
elastisitas. tapi hukum Hooke tidak berlaku pada daerah antara batas hukum hooke dan
batas elastisitas. Jika benda diberikan gaya yang sangat besar hingga melewati batas
elastisitas, maka benda tersebut akan memasuki daerah plastis dan ketika gaya
dihilangkan, panjang benda tidak akan kembali seperti semula; benda tersebut akan
berubah bentuk secara tetap. Jika pertambahan panjang benda mencapai titik patah, maka
benda tersebut akan patah.

Berdasarkan persamaan hukum Hooke di atas, pertambahan panjang (delta L) suatu


benda bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F) dan materi penyusun dan
dimensi benda (dinyatakan dalam konstanta k). Benda yang dibentuk oleh materi yang
berbeda akan memiliki pertambahan panjang yang berbeda walaupun diberikan gaya
yang sama, misalnya tulang dan besi. Demikian juga, walaupun sebuah benda terbuat dari
materi yang sama (besi, misalnya), tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang
berbeda maka benda tersebut akan mengalami pertambahan panjang yang berbeda
sekalipun diberikan gaya yang sama. Jika kita membandingkan batang yang terbuat dari
materi yang sama tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda, ketika
diberikan gaya yang sama, besar pertambahan panjang sebanding dengan panjang benda
mula-mula dan berbanding terbalik dengan luas penampang. Makin panjang suatu benda,
makin besar besar pertambahan panjangnya, sebaliknya semakin tebal benda, semakin
kecil pertambahan panjangnya. Jika hubungan ini kita rumuskan secara matematis, maka
akan diperoleh persamaan sebagai berikut :

< ![endif]-->
Persamaan ini menyatakan hubungan antara pertambahan panjang (delta L) dengan gaya
(F) dan konstanta (k). Materi penyusun dan dimensi benda dinyatakan dalam konstanta k.
Untuk materi penyusun yang sama, besar pertambahan panjang (delta L) sebanding
dengan panjang benda mula-mula (Lo) dan berbanding terbalik dengan luas penampang
(A). Kalau dirimu bingung dengan panjang mula-mula atau luas penampang, coba amati
gambar di bawah ini terlebih dahulu.

< ![endif]-->

Dah paham panjang mula-mula (Lo) dan luas penampang (A) ?... Lanjut ya …
< ![endif]-->

< ![endif]-->

Besar E bergantung pada benda (E merupakan sifat benda). Secara matematis akan kita
turunkan nanti… tuh di bawah

Pada persamaan ini tampak bahwa pertambahan panjang (delta L) sebanding dengan hasil
kali panjang benda mula-mula (Lo) dan Gaya per satuan Luas (F/A).

Tegangan

Gaya per satuan Luas disebut juga sebagai tegangan. Secara matematis ditulis :

< ![endif]-->

Satuan tegangan adalah N/m2 (Newton per meter kuadrat)

Regangan

Regangan merupakan perbandingan antara perubahan panjang dengan panjang awal.


Secara matematis ditulis :

< ![endif]-->

Karena L sama-sama merupakan dimensi panjang, maka regangan tidak mempunyai


satuan (regangan tidak mempunyai dimensi).

Regangan merupakan ukuran perubahan bentuk benda dan merupakan tanggapan yang
diberikan oleh benda terhadap tegangan yang diberikan. Jika hubungan antara tegangan
dan regangan dirumuskan secara matematis, maka akan diperoleh persamaan berikut :
< ![endif]-->

< ![endif]-->

Ini adalah persamaan matematis dari Modulus Elastis (E) alias modulus Young (Y). Jadi
modulus elastis sebanding dengan Tegangan dan berbanding terbalik Regangan.

Di bawah ini adalah daftar modulus elastis dari berbagai jenis benda padat

< ![endif]-->
Referensi :

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga

Kanginan, Marthen, 2000, Fisika 2000, SMU kelas 1, Caturwulan 2, Jakarta : Penerbit
Erlangga

Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit
Erlangga

Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta :
Penerbit Erlangga

Materi Elastisitas :

1. Hukum hooke dan elastisitas


2. Tarikan, tekanan dan geseran
3. Penerapan elastisitas dalam kehidupan sehari-hari
Postingan yang berkaitan :

• Penerapan Elastisitas dalam kehidupan sehari-hari


• Tarikan, Tekanan dan Geseran

Search

NB : Silahkan download Buku Sekolah Elektronik (BSE) gratis. Tersedia Buku SD,
SMP, SMA dan SMK. Semua mata pelajaran. Klik di sini

• RSS feed for comments on this post


• TrackBack URI

Ada 80 Komentar

• rhea says:

13 May 2010 at 2:27 pm

Makasiiiih,
Yang pUaLing baNyaak wat iNfo ni.
SunggUh amat sAngat mEmbaNtu..

Balas komentar ini

o san says:

15 May 2010 at 9:05 pm

sami2.. hurufnya ada yang gemuk, ada yg kurus

Balas komentar ini

• bagus says:

26 May 2010 at 5:56 pm

terima kasih banyak atas ilmu fisikanya….

Balas komentar ini


• Dwy says:

26 May 2010 at 6:27 pm

Senang bsa gabung…!!!!!

Balas komentar ini

• muhammad harrist says:

9 June 2010 at 6:37 pm

wah,guru muda! Catatan anda sangat membantu membuka kembali memori lama
saya yg trpendam jauh d dasar.teeima kasih banyak ya guru muda?

Balas komentar ini

o san says:

9 June 2010 at 7:27 pm

terima kasih juga pak muhammad harrist makasih dah mampir di blog
gurumuda

Balas komentar ini

• abdoe ociet says:

18 June 2010 at 8:08 pm

ok mks ilmu ny..tpi sya msh bngung cos msh pmula…..???

Balas komentar ini

o san says:

18 June 2010 at 8:28 pm

sering baca nanti abdoe ociet… awalnya memang kita bingung karena
baru pertama kali pelajari

Balas komentar ini

• octama says:

2 August 2010 at 8:06 pm


thakz bWagEt atas IlmUnya…karna inilah saya dapat menyalesaikan tugas
hingga tuntas…

Balas komentar ini

• aida says:

26 August 2010 at 8:00 pm

siiip…… thanks bgt… jdi bnyak tau nich ttg fisika……


jd tmbah asik nich belajrx…

Balas komentar ini

• ridho prenkz all says:

6 September 2010 at 8:02 am

thanks ya atas infonya, karena dengan info ni saya jadi lebih mudah dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru saya n juga wawasan saya jadi lebih
banyak.

Balas komentar ini

« Older Comments

Tinggalkan pesan

Nama(Wajib diisi)

Email (Wajib Diisi)

Website (Tidak wajib)

You might also like