Professional Documents
Culture Documents
ENTEROHEPATIK
Wahyu Agustyawan
NIM 08171112
1. ANATOMI ENTEROHEPATIK
Sistem Enterohepatik merupakan suatu sistem yang menghubungkan antara hepar dan
intestinal yang membantu proses pencernaan.
2
(a)
(b)
Gambar 2. (a) proyeksi hepar dilihat dari ventral, (b) proyeksi hepar dilihat dari kanan
Lobus hepatis dextra terbagi menjadi lobus quadratus dan caudatus oleh adanya vesica
biliaris, fissura ligamenti teretis, vena cava inferior, dan fissura ligament venosi.
Penelitian menunjukkan bahwa pada kenyataannya lobus quadratus dan caudatus
merupakan bagian fungsional dari lobus hepatis sinistra. Oleh karena itu, ramus dextra
arteri hepatica propia (arteri cysticus), ramus dextra venae portae hepatis, dan ductus
hepaticus dextra didistribusikan pada lobus hepatis dextra, sedangkan ramus sinistra arteri
3
hepatica propia (arteri lobuli caudati), ramus sinistra venae portae hepatis dan ductus
hepaticus sinistra didistribusikan pada lobus hepatis sinistra (termasuk lobus quadratus dan
caudatus).
Keterangan gambar :
2. Fossa vesicae biliaris 13. Impressio suprarenalis 28. Processus caudatus
3. Fissura ligament teretis 14. Appendix fibrosa hepatis 32. Lig. venae cavae
6. Porta hepatis 15. Margo Inferior
7. Tuber omentale 16. Incisura ligamentum teretis
8. Impressio oesophagea 18. Lobus dextra hepatica
9. Impressio gastric 21. Lobus sinistra hepatica
10. Impressio duodenalis 25. Lobus quadratus
11. Impressio colica 26. Lobus caudatus
12. Impressio renalis 27. Processus papillaris
4
Gambar 4. Gambaran hepar dari superior
Keterangan gambar :
178 130
.22. Lig. falciforme .26. Lobus caudatus
178
.23. Lig. triangulare dextra 26. Pars anterior
23. Facies diaphragmatica 27. Pars dextra
178
.24. Lig. triangulare sinistra 28. Pars posterior
246 *
.24. Venae hepatica 29. Area nuda
5
porta dan ductus choledocus communis. Ligamen hepatoduodenale turut membentuk
tepi anterior dari Foramen Wislow.
4. Ligamentum Coronaria Anterior (dextra & sinistra) dan ligamentum coronaria
posterior (dextra & sinistra). Merupakan refleksi peritoneum terbentang dari diafragma
ke hepar.
5. Ligamentum triangularis (dextra & sinistra). Merupakan fusi dari ligamentum
coronaria anterior dan posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.
Unit fungsional dasar hati adalah lobulus hati, yang berbentuk silindris dengan panjang
beberapa millimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milimeter. Hati manusia mengandung
50.000 sampai 100.000 lobulus.
Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus
portalis/triad yaitu traktus portalis yang mengandung cabang-cabang vena porta, arteri
hepatika, ductus biliaris. Cabang dari vena porta dan arteri hepatika akan mengeluarkan
isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan. Sistem bilier dimulai dari
canaliculi biliaris yang halus yang terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut
membentuk dinding sel.
6
Gambar 6. Segemen Hepar dari arah dorsal
1.1.5. Perdarahan
Lobulus hati terbentuk mengelilingi sebuah vena sentralis yang mengalir ke vena hepatica
dan kemudian ke vena cava. Lobulus sendiri dibentuk terutama dari banyak lempeng sel
hati yang menyebar dari vena sentralis seperti jeruji roda. Masing –masing lempeng hati
tebalnya dua sel, dan diantara sel yang berdekatan terdapat kanalikuli biliaris kecil yang
mengalir ke ductus biliaris ke dalam septum fibrosa yang memisahkan lobules hati yang
berdekatan.
7
Di dalam septum terdapat vena porta kecil yang menerima darah terutama dari vena
saluran pencernaan melalui vena porta. Dari venula ini darah mengalir ke sinusoid hati
gepeng dan bercabang yang terletak di antara lempeng-lempeng hati dan kemudian ke vena
sentralis. Dengan demikian, sel hepar terus-menerus terpapar dengan darah vena porta.
Arteriol hati juga ditemukan di dalam septum interlobaris. Arteriol ini menyuplai darah
arteri ke jaringan septum di antara lobulus yang berdekatan, dan banyak juga arteriol kecil
yang mengalir langsung ke sinusoid hati, paling sering berlokasi pada sepertiga jarak ke
septum interlobaris (Gambar 7).
Selain sel-sel hati, sinusoid vena dilapisi oleh dua ripe sel yang lain:
1. sel endotel khusus dan
2. sel kupffer besar (retikuloendotelial), yang merupakan makrofag residen yang
melapisi sinusoid dan mampu memfagositosis bakteri dan benda asing lain dalam
darah sinus hepatikus.
Lapisan endotel sinusoid vena mempunyai pori-pori yang sangat besar, beberapa
diantaranya berdiameter hampir 1 mikrometer. Di bawah lapisan ini, terletak di antara sel
8
endotel dan sel hepar, terdapat ruang jaringan yang sangat sempit yang disebut ruang Disse
yang juga dikenal dengan ruang perisinusoidal. Jutaan ruang Disse menghubungkan
pembuluh limfe di dalam septum interlobaris. Oleh karena itumelalui aliran limfatik.
Karena besarnya pori di endotel, zat di dalam plasma bergerak bebas ke dalam ruang
Disse, bahkan banyak protein plasma berdifusi dengan bebas ke ruang ini.1
Kira-kira 1050 mL darah mengalir dari vena porta ke sinusoid hati setiap menit, dan
tambahan 300ml lagi mengalir ke sinusoid dari arteri hepatica, dengan total rata-rata 1350
ml/menit. Jumlah ini sekitar 27% dari sisa curah jantung. Rata-rata tekanan di dalam vena
porta yang mengalir ke dalam hati adalah sekitar 9 mm Hg, dan rata-rata tekanan di dalam
vena hepatica yang mengalir dari hati ke vena cava normalnya hampir tepat 0 mm Hg.
Perbedaan tekanan yang kecil ini, hanya 9 mm Hg. Menunjukkan bahwa tahanan aliran
darah melalui sinusoid hati normalnya sangat rendah. Terutama bila seseorang dapat
memperkirakan bahwa sekitar 1350 ml darah mengalir melalui jalur ini setiap menit.
Jika sel-sel parenkim hati hancur, sel-sel tersebut digantikan oleh jaringan fibrosa yang
akhirnya akan berkontraksi di sekeliling pembuluh darah, sehingga sangat menghambat
darah porta melalui hati. Proses penyakit ini dikenal dengan sirosis hati. Penyakit ini lebih
umum disebabkan oleh alkoholisme.
Sistem porta juga kadang-kadang terhambat oleh suatu gumpalan besar yang berkembang
di dalam vena porta atau cabang utamanya. Bila system porta tiba-tiba tersumbat,
kembalinya darah dari usus dan limfa melalui system aliran darah porta hati ke sirkulasi
sistemik menjadi sangat terhambat, menghasilkan hipertensi porta dan tekanan kapiler, di
dalam dindimg usus meningkat 15 sampai 20 mmHg diatas normal.
9
1.2. Anatomi Vesica Biliaris (Kandung Empedu)
Kedudukan kandung empedu bervariasi terhadap kedudukan hati. Fundus kandung empedu
terletak khas pada tepi lateral m. Rektus abdominis kanan, agak di bawah tepi kosta.vesica
biliaris memiliki kemampuan menampung empedu sebanyak 30-50 ml dan menyimpannya,
serta memekatkannya dengan cara mengabsorspi air.
Vesica biliaris dibagi menjadi :
1. Fundus vesicae biliaris, berbentuk bulat dan biasanya menonjol dibawah margo
inferior hepar, penonjolan ini merupakan tempat fundus bersentuhan dengan
dinding anterior abdomen setinggi ujung kartilago costalis IX dextra.
2. Corpus vesicae biliaris, terletak dan berhubungan dengan facies visceralis hepar
dan arahnya ke atas, belakang, dan kiri.
3. Collum vesicae biliaris, melanjutkan diri sebagai ductus cysticus yang berbelok ke
dalam omentum minus dan bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus comunis
untuk membentuk ductus choledochus (Gambar 8).
Keterangan gambar :
2. Fundus biliaris 14. Ampulla hepatopancreatica
3. Corpus biliaris 15. Sphincter ampullae
4. Collum biliaris 16. Ductus choledochus
132 128
.8. Ductus hepatica .18. M. sphincter ductus
communis pancreatici.
10. Ductus cysticus
11. Plica spiralis
12. M. ductus choledochus
13. M. sphincter ductus choledochi.
1.2.1. Perdarahan
Arteri cystica merupakan arteri yang memperdarahi vesica biliaris yang bercabang dari
arteri hepatica dextra. Dan vena cystica mengalir darah langsung ke vena portae. Sejumlah
arteri dan venae kecil juga berjalan diantara hepar dan vesica biliaris.
10
1.2.2. Persarafan
Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk plexus coeliacus. Vesica biliaris berkontraksi
sebagai respons terhadap hormone kolesistokenin yang dihasilkan oleh tunika mukosa
duodenum karena masuknya makanan dari gaster.
11
3. Corpus Pancreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada potongan
melintang sedikit berbentuk segitiga.
4. Cauda Pancreatis berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan
mengadakan hubungan dengan hilium lienale.
1.3.3. Persarafan
Berasal dari serabut-serabut saraf simpatis (ganglion seliaca) dan parasimpatis (vagus).
12
2. Ductus Pancreaticus Minor (Santorini)
Mengalirkan getah pancreas dari bagian atas caput pancreas dan kemudian bermuara
ke duodenum sedikit di atas muara ductus pancreaticus pada papilla duodeni minor.
2. FISIOLOGI ENTEROHEPATIK
2.1. Fisiologi Hepar
Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh
sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah. Ada beberapa fung hati yaitu :
13
3. Pembentukan kolesterol.
4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid.
Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kholesterol.
Dimana serum kolesterol menjadi standar pemeriksaan metabolisme lipid
Kira-kira 80% kolesterol yang disintesis di dalam hati diubah menjadi garam empedu,
yang kemudian disekresikan kembali ke dalam empedu, sisanya diangkut dalam
lipoprotein dan dibawa oleh darah ke semua sel jaringan tubuh. Fosfolipid juga disintesis
di hati dan terutama ditranspor dalam lipoprotein. Keduanya, fosfolipid dan kolesterol,
digunakan oleh sel untuk membentuk membran, struktur intrasel, dan bermacam-macam
zat kimia yang penting untuk fungsi sel. Setelah lemak disintesis di hati, lemak ditranspor
dalam lipoprotein ke jaringan lemakuntuk di simpan.
14
darah. Oleh karena itu, bila hati tidak membentuk ureum, knsentrasi amino plasma
meningkat dengan cepat dan menimbulkan koma hepatic dan kematian. Penurunan aliran
darah yang besar melalui hati yang kadangkala terjadi bila timbul pintasan antara vena
cava, dapat menyebabkan jumlah amonia yang berlebihan dalam darah, suatu keadaan
yang sangat toksik
Sel hati menghasilkan kira-kira 90% dari semua protein plasma. Sisa gamma globulin
adalah antibodi yang dibentuk terutama oleh sel plasma dalam jaringan limfe tubuh. Hati
mungkin dapat membentuk protein plasma pada kecepatan maksimum 15 sampai 50
gram/hari oleh karena itu, bahkan jika tubuh kehilangan sebanyak separuh protein plasma,
jumlah ini dapat digantikan dalam waktu 1 atau 2 minggu.
Hal ini menarik terutama bahwa kehilangan protein plasma menimbulkan mitosis sel hati
yang cepat dan pertumbuhan hati menjadi lebih besar; pengaruh ini digandakan oleh
kecepatan pengeluaran protein plasma sampai konsentrasi plasma kembali normal.
Diantara fungsi hati yang paling penting adalh kemampuan hati untuk membentuk asam
amino tertentu dan juga membentuk senyawa kimia lain yang penting dari asam amino.
Misalnya, yang disebut asam amino nonesensial dapat disintesis semuanya dalam hati.
15
cairan tubuh mencapai kadar yang rendah, maka ferritin akan melepaskan besi. Dengan
demikian, system apoferritin hati bekerja sebagai penyangga besi darah dan juga sebagai
media penyimpanan besi.
9. Fungsi hemodinamik
Hati menerima ± 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal ± 1500 cc/ menit
atau 1000 – 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam arteri hepatica ± 25% dan di
dalam vena porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi
oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada
waktu exercise, terik matahari, shock. Hepar merupakan organ penting untuk
mempertahankan aliran darah.
16
2. Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan
yang penting dari darah. Hal ini terutama meliputi bilirubin, suatu produk akhir dari
penghancuran hemoglobin, dan kelebihan kolesterol.
Sejauh ini rangsangan yang paling poten menyebabkan kontraksi kandung empedu adalah
hormone kolesistokinin. Hormone ini adalah hormone kolesistokinin yang telah
dibicarakan sebelumnya yang menyebabkan peningkatan sekresi enzin pencernaan oleh
sel-sel asinar pancreas. Rangsangan untuk memasukkan kolesistokinin kedalam darah dari
mukosa duodenum terutama adalah kehadiran makanan berlemak dalam duodenum.
17
Selain kolesistokinin, kandung empedu juga dirangsang secara kurang kuat oleh serabut-
serabut saraf yang menyekresi asetil kolin dari system saraf fagus dan enterik usus.
Keduanya adalah saraf yang sama yang meningkatkan motilitas dan sekresi dalam bagian
lain traktus gastrointestinal bagian atas.
18
Gambar 11. Saluran Empedu
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan
kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh
garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap
sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam
19
kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari
unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.
2.3.1. Eksokrin
Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen, yaitu :
1. sekresi enzimatik poten dan
2. sekresi alkali encer (cair) yang kaya akan natrium bikarbonat (NaHCO3).
Enzim pankreas disintesis oleh retikulun endoplasma dan kompleks Golgi sel asinus, dan
kemudian disimpan di dalam granula zimogen dan dikeluarkan melalui proses eksositosis
bila diperlukan.
Sel – sel asini menghasilkan beberapa enzim yang disekresikan melalui ductus pankreas
yang bermuara ke duodenum.
20
mengaktikan lebih banyak tripsinogen. Tripsinogen harus tetap inaktif dalam didalam
pankreas untuk mencegah enzim proteolitik mencerna sel-sel tempat ia terbentuk.
Kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase, enzim proteolitik pankreas lainnya,
diubah oleh tripsin masing-masing menjadi bentuk-bentuk aktif mereka, kimotripsin
dan karboksipeptidase, didalam lumen duodenum. Dengan demikian setelah
eritrokinase mengaktifkan sebagian tripsin, tripsin kemudian bertanggung jawab untuk
menyelesaikan proses pengaktifan selanjutnya.
2. Amilase pankreas, berperan penting dalam pencernaan karbohidrat dengan mengubah
polisakarida menjadi disakarida. Amilase disekresikan melalui getah pankreas dalam
bentuk aktif karena amilase tidak membahayakan sel-sel sekretorik.
3. Lipase pankreas, sangat penting karena merupakan satu-satunya enzim yang
disekresikan diseluruh sistem pencernaan yang dapat menuntaskan lemak. Lipase
pankreas menghidrolisis trigliserida makanan menjadi monogliserida dan asam lemak
bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap.
Kolesterol esterase untuk hidrolisis ester kolesterol sedangkan fosfolipase untuk
memecah asam lemak dan fosfolipid.
Tiga rangsangan dasar yang menyebabkan sekresi pankreatik :
1. Asetikolin : disekresikan ujung nervus vagus parasimpatis dan saraf-saraf
kolinergenik.
2. Kolesistokinin : disekresikan mukosa duodenum dan jejunum rangsangan asam.
3. Sekretin : disekresikan mukosa duodenum dan jejunum rangsangan asam.
2.3.2. Endokrin
Terdiri atas 4 sel, yaitu : sel α, sel β, sel σ, dan sel F.
Fungsi endokrin kelenjar pankreas diperankan oleh pulau langerhans.Sekresi sel – sel ini
berupa hormon yang akan langsug diangkut melalui pembuluh darah.Sel Hormon Target
utama Efek Hormonal Regulasi.
1. α (Glukagon)
Target adalah hati, dan jaringan adiposa. Efek adalah merombak cadangan lipid,
merangsang sintesis glukosa dan pemecahan glikogen di hati, menaikan kadar glukosa.
Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang rendah, dihambat oleh somatostatin.
21
2. β (Insulin)
Target adalah sebagian besar sel. Efek adalah membantu pengambilan glukosa oleh
sel, menstimulasi pembentukan dan penyimpanan glikogen dan lipid, menurunkan
kadar glukosa darah. Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang tinggi, dihambat oleh
somatostatin.
3. σ (Somatostatin)
Target adalah sel langerhans lain, epitel saluran pencernaan. Efek adalah menghambat
sekresi insulin dan glukagon, menghambat absorbsi usus dan sekresi enzim
pencernaan. Distimulasi oleh makanan tinggi-protein, mekanismenya belum jelas.
4. F (Polipeptida pankreas)
Target adalah organ pencernaan. Efek adalah menghambat kontraksi kantong empedu,
mengatur produksi enzim pankreas, mempengaruhi absorbsi nutrisi oleh saluran
pencernaan. Distimulasi oleh makanan tinggi-protein dan rangsang parasimpatis.
3. HISTOLOGI ENTEROHEPATIK
3.1. Histologi Hepar
Keterangan gambar :
1. Vena Sentral
2. Triad Glisson
(Eosin - magnification 40 X)
22
Keterangan gambar :
1. Cabang vena portae
2. Cabang arteri hepatica
3. Ductus biliaris interlobular
4. Aliran limfe
(eosin – magnification X 120)
Keterangan gambar :
1. Sinusoid
2. Sel Kuppfer
3. Vena Sentral
(Carmine red - magnification X 300).
23
3.2. Histologi Vesica Biliaris
Keterangan gambar :
1. Tunica mucosa 3. Mucosal crypt
2. Mucosal plicae 4. Lamina propia
(Masson-Goldner trichrome; magnification: X 80)
Keterangan gambar :
1. Epitelium ductus choledochus
2. Jaringan penghubung dan pelindung
3. Kelenjar saluran pipa empedu
(Weigert’s picrofuchsin - magnification: X 300)
24
3.3. Histologi Pankreas
Keterangan gambar :
1. Lumen acinar
2. RE kasar
3. Kompleks Golgi
4. Granula zymogen
5. Crista tipe mitokondria
6. Corpus cristaloid
7. Sel Nukleus
(Electron microscopy - magnification X 9600).4
25
DAFTAR PUSTAKA
26