You are on page 1of 2

Abstraksi

Pemahaman mengenai konteks dalam bidang arsitektur merupakan pemahaman dengan sudut
pandang yang berbeda terhadap isu – isu yang terdapat dalam suatu masyarakat. Pemilihan isu sendiri
tergantung pada sudut pandang tiap pengamat terhadap beragam aspek dan faktor – faktor yang
tersedia, baik dalam segi sosial, ekonomi, budaya, bahkan kebiasaan sederhana.

Dalam projek ini, kepekaan dalam melihat dan mengangkat isu dilatih melalui pengamatan di wilayah
Kemang, Jakarta Selatan. Berdasarkan pada survei lapangan yang dilakukan, terdapat berbagai hal –
hal yang menjadi pembentuk wilayah Kemang. Berangkat dari isu sederhana dengan mengamati
kebiasaan umum pada sebagian besar penduduk di Kemang, yaitu menunggu.

Dimulai dari pelajar SMP dan SMA yang sering menghabiskan waktu pada jam sepulang sekolah.
Tempat tujuan yang sering dikunjungi adalah tempat – tempat dengan fasilitas pelayanan yang cepat
seperti seven eleven, warung pasta, kfc, dan lain – lain. Tujuan awal dari pelajar adalah menunggu
jemputan. Tetapi karena disebabkan oleh kepadatan kendaraan di kemang, maka waktu penjemputan
mengalami perpanjangan. Dengan demikian para pelajar mencari kesibukan baru dalam kurun waktu
tersebut.

Pengamatan kemudian tertuju pada para supir yang duduk di warung rokok. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan, para supir tersebut menghabiskan waktu menunggu majikan mereka yang
sedang berada di kantor atau sedang dalam kegiatan tertentu. Jumlah waktu yang dihabiskan oleh para
supir sekitar 15 menit hingga 45 menit. Dalam hal ini terlihat bahwa para supir tidak mempunyai
tempat tujuan tertentu untuk menghabiskan waktu karena tidak tersedianya fasilitas yang bersifat
sementara.

Pengamatan berikutnya terhadap karyawan atau karyawati yang bekerja di wilayah kemang dengan
kata lain pemilik kendaraan. Pada sebagian besar karyawan atau karyawati, mereka sudah mengetahui
jam – jam dimana kemang mengalami kemacetan. Sehingga mereka cenderung menghabiskan waktu
di tempat – tempat tertentu untuk menghabiskan waktu menunggu habisnya jam – jam macet. Tempat
tujuan yang didatangi oleh user ini adalah cafe dan restoran, dimana mereka dapat bersantai sejenak
setelah pulang dari kantor.

Dari ketiga kelompok masyarakat di atas, maka dapat dilihat bahwa kegiatan yang mendominasi
adalah kegiatan menunggu. Isu menunggu ini kemudian diangkat dan dianalisa lebih lanjut. Pada
kegiatan menunggu yang telah dijabarkan, terdapat kekurangan di wilayah kemang yaitu tidak adanya
fasilitas atau tempat yang tersedia untuk menampung kebutuhan ini, dimana kebutuhan ini bersifat
sementara. Pilihan yang jatuh pada user adalah kegiatan menunggu dimana mereka dapat menikmati
waktu tetapi harus menghabiskan uang atau menunggu di pinggiran jalan dimana tingkat
kenyamanannya lebih rendah.

Pada projek ini, program yang muncul adalah tempat makan sederhana ( jajanan pasar) dimana
dikumpulkan dari pedagang – pedagang yang ada di kemang. Dengan target user yang adalah para
pelajar, supir , dan juga majikan, maka ditentukan site berada pada posisi yang sering dijangkau oleh
target – target user tersebut. Site ini terletak pada jalan kemang selatan 12 dimana daerah ini dekat
dengan seven eleven yang berada di penghujung jalan ini. Jalan kemang selatan 12 ini sendiri
merupakan jalan pintas yang sering dilewati oleh supir dan juga karyawan/karyawati karena jalan ini
merupakan jalan pintas dari Jalan Kemang Raya ke Jalan Pangeran Antasari begitu juga sebaliknya.

Site ini berada di daerah residensial dimana tingkat kebisingan lebih rendah dibandingkan di Jalan
Kemang Raya, dan juga berada di dekat dengan jalan utama. Faktor – faktor ini yang menjadi
kelebihan dari site ini sehingga mudah dijangkau oleh target user.
Luas lahan sekitar 5500m2 memiliki batas yang jelas yaitu sungai dan juga jalan kemang selatan 12.
Batas lahan dengan sungai dapat merupakan kelemahan dan potensi dari site tersebut. Posisi site yang
terletak pada lembah dan dikelilingi oleh kontur yang curam menjadikan site ini rawan terhadap
bahaya banjir. Hujan deras sekitar 2 jam sudah dapat membuat wilayah ini tergenang oleh luapan air
sungai setinggi 30 cm.

Disisi lain, luapan air ini dapat menjadi potensi untuk site. jumlah air yang banyak dapat dimanfaat
kembali sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan program – program nantinya. Dari sisi inilah,
kemudian muncul program taman air dimana dapat menjadi program pendukung untuk program
utama. Taman air dapat menjadi area terbuka yang melengkapi tempat makan. Dengan demikian,
fasilitas yang dibutuhkan oleh target user terpenuhi.

Jalan yang berada di depan site juga merupakan masalah baru tersendiri. Karena disebabkan oleh
faktor jalan pintas dari kemang raya ke jalan pangeran antasari, maka jumlah transportasi lebih
meningkat sehingga menimbulkan kemacetan. Kemacetan ini dapat terjadi juga disebabkan karena
adanya penyempitan jalan di penghujung jalan. Berkaitan dengan kontur yang tinggi dan penyempitan
jalan, maka kendaraan – kendaraan yang melewati area tersebut harus menunggu giliran masing –
masing. Dari hasil analisa, kemacetan ini dapat ditunda dengan mengalihkan beberapa jumlah mobil
dengan jarak waktu tertentu. Oleh karena itu, muncul program car wash dimana dapat menarik
sebagian mobil yang melewati area tersebut. Dengan demikian , kemacetan dapat tertunda.
Berdasarkan pada penjelasan di atas maka terdapat 3 program yang akan mengisi site, dengan 1
program utama dan 2 program pendukung.

Pengembangan projek ini menggunakan kata kunci “makanan”. Kenapa makanan? Wilayah kemang
yang dikenali sekarang merupakan wilayah yang memiliki life style yang tinggi dimana tersedia
banyak restoran, cafe, dan bar. Di wilayah ini tersedia beragam macam makanan dimulai dari
tradisional hingga makanan asing. Hal ini disebabkan karena dalam perkembangan daerahnya sendiri
sudah terdapat keanekaragaman masyarakat yang kemudian membentuk identitas kemang. Sebagai
salah satu pusat makanan, kemang mempertegas identitasnya tersebut dengan festival makanan yang
diadakan di kemang. Oleh karena itu, kata kunci makanan dapat mencerminkan kemang.

Apabila diibaratkan dengan makanan kemang dapat dianalogikan dengan bakcang, makanan yang
dibungkus dengan daun. Persamaannya terletak pada keragaman isi yang sebenarnya dapat berdiri
sendiri, tetapi disatukan dan menjadi ciri khas yang hanya dimiliki oleh dia sendiri. Pada bakcang
terdapat berbagai macam bahan yang dimasak satu persatu yang pada akhirnya dibungkus dengan nasi
dan daun. Bahan – bahan tersebut dapat dimakan sendiri – sendiri dengan nasi , tetapi yang namanya
bakcang merupakan kesatuan dari isi tersebut. Begitu juga dengan kemang, dimana terdapat berbagai
elemen yang dapat berdiri sendiri – sendiri dan mungkin terdapat di daerah lainnya, tetapi karena
seluruh elemen tersebut berbaur menjadi satu yang kemudian menciptakan identitas kemang.

Pada desain dan programnya sendiri mengambil esensi dari bakcang baik dari segi bentuk maupun
elemen – elemen yang ada di dalamnya. Apabila user keluar dari site sebagai hasilnya, user akan
merasakan kenikmatan sendiri, dimulai dari kepuasan materi dimana kendaraan yang digunakan telah
dicuci bersih, kepuasan batin dimana tubuh merasakan kenikmatan dari makanan dan ruang terbuka
yang tersedia. Pada perkembangan selanjutnya, site ini akan menjadi node berikutnya untuk kemang
dimana user yang ditargetkan tidak lagi hanya yang berkendaraan dan para pelajar tetapi meliputi para
pejalan kaki.

Ike Puspa
02220080046
Tugas 01
Konteks

You might also like