You are on page 1of 6

PETA GEOLOGI TEKNIK

DAERAH MEDAN DAN SEKITARNYA, SUMATERA UTARA


Oleh : MH. Thamrin dan M. Wafid A. Novianto

Dari hasil evaluasi pemetaan geologi teknik daerah Kotamadya Medan dan sekitarnya dapat
diringkas sebagai berikut : Daerah Pemetaan geologi teknik, termasuk kedalam daerah
Kotamadya Medan dan sekitarnya, dibatasi oleh Koordinat 112°38'17” - 112°50' Bujur Timur dan
7°10' - 7°20' Lintang Selatan, meliputi areal seluas ± 261 Km .
2

Ditinjau dari bentuk bentang alamnya daerah pemetaan dapat dikelompokan ke dalam 5 (lima)
satuan morfologi yaitu : Satuan Morfologi Dataran Rawa Pantai, Satuan Morfologi Dataran Tanggul
Sungai atau Limbah Banjir, Satuan Morfologi Pedataran Bergelombang Lemah, Satuan Morfologi
Pebukitan Bergelombang Lemah dan Satuan Morfologi Pebukitan Bergelombang Sedang.

Berdasarkan sifat fisik dan karakteristik keteknikan dari tanah dan batuan, daerah pemetaan dapat
dibagi menjadi 8 (delapan) satuan geologi teknik yaitu : Satuan lempung lanauan (CH), Satuan
pasir lanauan (SC), Satuan Pasir lempungan (SP), Satuan Lempung pasiran (CL), Satuan Pasir
Tufaan (SP), Satuan Lempung tufaan (CH), Satuan Batulempung (TCS) dan Satuan Batugamping
(TLS).

Masing-masing dari satuan tanah dan batuan ini mempunyai permasalahan tersendiri ditinjau dari
sudut geologi dan geologi teknik, baik untuk bangunan ringan maupun bangunan berstruktur berat
dan bertingkat terutama pada satuan lempung lanauan, satuan pasir lanauan, satuan pasir
lempungan, satuan lempung pasiran dan satuan batulempung.

Dari semua satuan tanah dan batuan yang cukup baik untuk penempatan bangunan ringan dan
berstruktur berat atau bertingkat adalah pada satuan pasir tufaan dan lempung tufaan. Pada satuan
lempung lanauan dapat terjadi perosokan tanah (settlement), banjir, abrasi pantai dan bahaya
korosif terhadap pondasi bangunan besi beton.

Struktur geologi berupa struktur lipatan dan sesar yang terdapat di daerah pemetaan adalah bukan
struktur geologi aktif.

Daerah rawan banjir dapat terjadi pada daerah satuan morfologi dataran rawa pantai, satuan
morfologi tanggul sungai atau limpah banjir dan pada satuan pedataran bergelombang lemah.

Daerah pemetaan termasuk kedalam jalur gempa lemah (zona 4) yang mempunyai percepatan
getaran antara 0.13 - 0,20 g dan episentrum gempa bumi berada pada Lantai Samudra Hindia.

SATUAN LEMPUNG LANAUAN A(mc) = Berwarna abu-abu kehitaman, sangat lunak - lunak (qu)
2
= < 0,25 - 0,25 Kg/cm , Batas Cair (LL) = 10,50 - 40,58 %, Batas Plastis (PL) = 30,26 - 45,27 %,
Indeks Plastis (PI) = 20,25 - 47,45 %, Kadar Air (Wn) = 36,07 - 75,01 % , Berat Jenis (Gs) = 2,523
- 2,769 g/cm , Berat Isi Asli (γγnat) = 1,458 - 1,830 g/ cm , Berat isi Kering (γγd) = 0,833 - 1,178 g/cm ,
3 3 3

Angka Pori (e) = 0,779 - 2,528, Porositas (n) = 50,27 %, Derajat Kejenuhan (Sr) = 43,627 - 2,769
-7 -9 2
%, Permeabilitas (K) = 1 x 10 - 1 x 10 cm/detik, Kohesi (C) = 0,02 - 0,23 Kg/cm , Sudut Geser
φ) = 26,75° - 30,70°, Koefisien Konsolidasi (Cv) = 3,75 x 10 cm /detik, Indeks Konsolidasi
-3 2
Dalam (φ
(Cc) = 0,85 - 1,48. Kandungan Lanau = 53,00 %, Lempung = 33,00 %, Pasir = 10 %, Cangkang
Kerang dan Material Organik = 4 %.

Sebaran dari satuan lempung lanauan mengandung material organik ini, semakin ke arah barat
dan selatan atau berada di bawah satuan pasir lempungan, umumnya mengandung kerikil, kerakal
dan lebih terkonsolidasi. Muka air tanah sangat dangkal = - 0,25 sampai - 1,50 m, rasa air asin -
payau. Daya dukung tanah sangat rendah - sedang dengan nilai tekanan konus (Qc) = 1 - < 20
2
Kg/cm , Nilai N2+N3 (SPT) = 1 - 6 kali/30 cm. Tebal lapisan 6,5 - > 41 m, dan merupakan hasil
pelapukan batuan sedimen yang diendapkan pada lingkungan rawa hingga laut dangkal.
Sebarannya menempati satuan morfologi Dataran Aluvium Rawa Pantai, kemiringan lereng 0 - 3 %,
ketinggian 0 - 5 m dpl., dan termasuk kedalam jalur gempa lemah (zona 4 - 5), percepatan getaran
permukaan (a) 0,04 - 0,20 g.
Kendala bersifat geologi yang dapat terjadi berupa perosokan atau penurunan tanah (settlement),
banjir dan abrasi pantai. Wilayah ini dapat dikembangkan menjadi kawasan industri dan
pemukiman dengan biaya relatif agak mahal tapi hasilnya sangat ekonomis, karena memerlukan
pengurugan dan pemadatan tanah setinggi 5 m dari atas permukaan laut sewaktu pasang,
pembuatan saluran pengering (saluran tersier) dari arah barat yang tegak lurus garis pantai, dan
tidak menutup bagian muara sungai yang sudah ada, pembuatan dinding beton dan batu penahan
atau pemecah gelombang laut.

Untuk bangunan ringan dari data laboratorium mekanika tanah dan sondir dapat memakai tipe
pondasi bentang lajur sedalam 2 m dan lebar 120 cm dengan kisaran daya dukung tanah yang
2
diijinkan 0,22 - 1,34 dan 1,68 - 2,96 kg/cm , dan bangunan bertingkat dan berkonstruksi berat
dapat memakai tipe pondasi kelompok tiang pancang lekat yang tersebar merata, diameter 40 cm,
kedalaman antara 15 - > 41 m dengan nilai daya dukung tanah yang diijinkan 38,19 - 84,92
ton/tiang atau bagian ujung tiang harus bertumpu pada lapisan tanah atau batuan keras. Kisaran
nilai perosokan tanah (settlement) = 0,006 - 0,020 m/5 ton.

Untuk mencegah penggunaan lahan perkebunan dan pesawahan yang sudah beririgasi teknis bagi
keperluan kawasan pemukiman dan industri di masa depan, maka sejauh 1,5 km dari bibir pantai
sepanjang pantai timur sekarang (selain Pantai Cermin dan Kawasan Pelabuhan Belawan) masih
dapat dilakukan reklamasi pantai bagi peruntukan kawasan pemukiman pantai (water front city)
dan kawasan industri, dan nantinya selebar 500 m sepanjang pantai timur ke arah lautan harus
dijadikan hutan bakau (mangrove) yang dapat berfungsi mencegah abrasi pantai, melindungi
pertumbuhan biota laut dan untuk mempertahankan daya dukung lingkungan yang berkelanjutan.

Pada satuan lempung lanauan (CH) ini, untuk pondasi dangkal kedalaman 1,25 meter dan lebar
pondasi 1,50 meter dengan memakai type pondasi bentang lajur dan cakar ayam nilai daya dukung
2
tanah yang diijinkan 0,09 hingga 0,92 kg/cm terutama pada lahan yang telah diurug dan
dipadatkan.

Untuk bangunan bertingkat dan berstruktur berat sebaiknya memakai tiang pancang lekat dengan
kedalaman pondasi 7,20 hingga > 20,00 meter, diameter tiang 40 cm, daya dukung tiang yang
diijinkan berkisar antara 24,47 hingga 127,56 ton/tiang atau bagian dari ujung tiang pancang harus
tertumpu pada lapisan tanah atau batuan keras (satuan pasir tufaan, batu lempung dan batu
gamping).

SATUAN PASIR LANAUAN A(sm) = Berwarna abu-abu keputihan, lepas - agak padat (Dr) = 20 -
65 %, gradasi buruk, berbutir halus - kasar (0,02 - 2 mm), membundar tanggung, mengandung
mineral feldspar, kwarsa dan lempung. Batas Cair (LL) = 22,69 - 43,90 %, Batas Plastis (PL) =
18,64 - 24,61 %, Indeks Plastis (PI) = 4,25 - 20,29 %, Kadar Air (Wn) = 13,67 - 30,88 % , Berat
Jenis (Gs) = 2,63 - 2,801 g/cm , Berat Isi Asli (γγnat) = 1,485 - 1,624 g/ cm , Berat Isi Kering (γγd) =
3 3
2
1,113 - 1,240 g/cm , Angka Pori (e) = 1,148 - 2,018, Porositas (n) = 57,55 - 64, 50 %, Derajat
-5 -8
Kejenuhan (Sr) = 74,850 - 87,720 %, Permeabilitas (K) = 1 x 10 - 1 x 10 cm/detik, Kohesi (C) =
φ) = 27,08° - 34,31°, Koefisien Konsolidasi (Cv) = 10,54
2
0,010 - 0,175 Kg/cm , Sudut Geser Dalam (φ
-3 2
x 10 cm /detik, Indeks Konsolidasi (Cc) = 0,187 - 1,96. Kandungan Pasir = 77 %, Lanau = 13 %,
Lempung = 5 %, Cangkang Kerang = 5 %.

Muka air tanah sangat dangkal = - 1,5 - 4 m, rasa air tawar - payau. Daya dukung tanah sedang -
2
tinggi dengan nilai tekanan konus (Qc) = 20 - > 150 Kg/cm , Nilai N2+N3 (SPT) = 15 - > 50 kali/30
cm. Tebal lapisan 3,5 - > 20 m dan merupakan hasil endapan pantai. Sebarannya menempati
satuan morfologi Dataran Pematang Pantai, kemiringan lereng 0 - 3 %, ketinggian 2 - 7 m dpl. dan
termasuk kedalam jalur gempa lemah (zona 4 - 5), percepatan getaran permukaan (a) 0,04 - 0,20
g.

Kendala bersifat geologi yang dapat terjadi berupa longsoran pada dinding-dinding bekas galian.
Untuk pondasi bangunan ringan dari data laboratorium mekanika tanah dan sondir dapat memakai
tipe pondasi bentang lajur sedalam 2 m dan lebar 120 cm dengan kisaran daya dukung tanah yang
2
diijinkan 0,73 - 2,64 kg/cm , dan untuk bangunan bertingkat dan berkonstruksi berat dapat
memakai pondasi sumuran dengan kedalaman 6 - 8 m, diameter 1,5 m dan tipe pondasi kelompok
tiang pancang tersebar merata, kedalaman antara 8 - 15 m, diameter 40 cm, daya dukung yang
diijinkan 82,91 - 97,98 ton/tiang.
Di atas satuan ini dapat dikembangkan menjadi jalur jalan raya, kawasan pemukiman, industri dan
daerah sekitar Pantai Cermin untuk kawasan wisata pantai dengan biaya yang relatif murah dan
hasilnya sangat ekonomis.

Pada satuan pasir lanauan ini, untuk pondasi dangkal sedalam 1,25 meter dan lebar pondasi 150
cm, dengan memakai tipe pondasi bentang lajur, nilai daya dukung tanah yang iijinkan 0,60 hingga
2
1,01 kg/cm . Untuk bangunan bertingkat dan berstruktur berat, sebaiknya memakai tiang pancang
lekat tersebar merata sedalam 7 hingga >20 meter dengan diameter tiang 40 cm atau tertumpu
pada lapisan batupasir tufaan, batu gamping dan batu lempung yang berada di bawahnya, dengan
nilai daya dukung yang diijinkan berkisar antara 25,70 hingga 78,75 ton/tiang.

SATUAN PASIR LEMPUNGAN A(sc) = Berwarna abu-abu kehitaman hingga kecoklatan, bersifat
lepas - sangat padat (Dr) = 28 - 95 %, gradasi buruk, berbutir halus - kasar (0,02 - 2 mm),
membundar - membundar tanggung, mengandung mineral kwarsa, feldspar, pirit dan lempung,
Batas Cair (LL) = 48,43 - 83,15 %, Batas Plastis (PL) = 26,45 - 27,50 %, Indeks Plastis (PI) = 18,80
3
- 21,60 %, Kadar Air (Wn) = 26,20 - 33,76 % , Berat Jenis (Gs) = 2,635 - 2,700 g/cm , Berat Isi Asli
(γγnat) = 1,458 - 1,460 g/ cm , Berat Isi Kering (γγd) = 1,46 - 1,53 g/cm , Angka Pori (e) = 1,312 -
3 2

1,354, Porositas (n) = 52,68 - 57,35 %, Derajat Kejenuhan (Sr) = 66,178 - 67,995 %, Permeabilitas
φ) =
-2 -5 2
(K) = 1 x 10 - 1 x 10 cm/detik, Kohesi (C) = 0,176 - 0,183 Kg/cm , Sudut Geser Dalam (φ
-3 2
27,39° - 40,91°, Koefisien Konsolidasi (Cv) = 10,54 x 10 cm /detik, Indeks Konsolidasi (Cc) =
0,186 - > 0,195. Kandungan Pasir = 78 %, Lempung = 13,5 %, Lanau = 8,5 %.

Pasir lempungan ini semakin menyebar luas ke arah tenggara dan timur laut (daerah Purwodadi,
Perbaungan dan Pantai Cermin), jumlah mineral kwarsanya semakin lebih dominan. Muka airtanah
dangkal = -1,50 - 6,00 m, rasa air tawar. Daya dukung tanah rendah - tinggi dengan nilai tekanan
2
konus (Qc) = 12 - > 150 Kg/cm , Nilai N2+N3 (SPT) = 5 - > 50 kali/30 cm. Tebal lapisan 7 - > 20
m, merupakan hasil pengendapan material vulkanik dalam lingkungan sungai, rawa dan laut
dangkal.

Satuan ini sebarannya menempati satuan morfologi Dataran Aluvium Sungai, kemiringan lereng 0 -
3 % ketinggian 5 - 75 m dpl., dan termasuk kedalam jalur gempa lemah (zona 4 - 5), percepatan
getaran permukaan (a) 0,04 - 0,20 g. Kendala bersifat geologi yang dapat terjadi berupa genangan
air permukaan karena tidak berfungsinya saluran pengeringan atau perlu dibuat saluran pengering
baru yang arahnya tegak lurus garis pantai, perosokan tanah yang berkembang menjadi amblesan
tanah disebabkan pengambilan air tanah dengan debit besar melalui sumur-sumur bor dalam yang
tidak terkendali.

Untuk pondasi bangunan ringan dari data laboratorium mekanika tanah dan sondir dapat memakai
tipe pondasi bentang lajur sedalam 2 m, dan lebar 120 cm dengan kisaran daya dukung tanah yang
2 2
diijinkan 1,70 - 4,70 kg/cm dan 0,64 - 3,60 kg/cm . Untuk bangunan bertingkat dan berkonstruksi
berat dapat memakai tipe pondasi sumuran kedalaman 5 - 8 m, diameter sumur 150 cm dan tipe
pondasi kelompok tiang pancang yang tersebar merata kedalaman antara 12 - 22 m dengan
diameter tiang pancang 40 cm, daya dukung tiang yang diijinkan 77,38 - 92,46 ton/tiang. Di atas
satuan ini cukup baik untuk pengembangan kawasan perkotaan dengan gedung-gedung pencakar
langit, pemukiman, lapangan terbang, jalan tol dan sarana lainnya.

Pada satuan pasir lempungan (SP) ini , untuk pondasi bangunan ringan memakai tipe pondasi
bentang lajur dan cakar ayam kedalaman 1,25 meter, lebar 150 cm nilai daya dukung tanah yang
2
diijinkan berkisar antara 0,09 hingga 1,60 kg/cm . Untuk bangunan bertingkat dan berstruktur berat
sebaiknya memakai tipe pondasi sumuran kedalaman 6 - 8 meter, diameter sumur 120 cm, tiang
pancang tersebar mebaran berata sedalam 11,20 hingga 31,00 meter atau ujung tiang harus
tertumpu pada satuan batupasir tufaan dan diameter tiang 40 cm, dengan daya dukung tiang yang
diijinkan 23,78 hingga 146,40 ton/tiang atau kombinasi dari kedua tipe tersebut.

SATUAN LANAU PASIRAN A(ms) = Berwarna abu-abu kehitaman, sangat lunak - agak teguh (qu)
2
= 0,25 - 2 kg/cm , Batas Cair (LL) = 61,25 - 88,69 %, Batas Plastis (PL) = 29,60 - 34,33 %, Indeks
Plastis (PI) = 30,35 - 46,75 %, Kadar Air (Wn) = 35,27 - 51,40 % , Berat Jenis (Gs) = 2,529 - 2,701
g/cm , Berat Isi Asli (γγnat) = 1,511 - 1,654 g/ cm , Berat Isi Kering (γγd) = 0,998 - 1,223 g/cm , Angka
3 3 2

Pori (e) = 0,880 - 2,958, Porositas (n) = 58,35 %, Derajat Kejenuhan (Sr) = 44,750 - 115 %,
-5 -6 2
Permeabilitas (K) = 1 x 10 - 1 x 10 cm/detik, Kohesi (C) = 0,08 - 0,35 Kg/cm , Sudut Geser
φ) = 2,73° - 20,85°, Koefisien Konsolidasi (Cv) = 3,95 x 10 cm /detik, Indeks Konsolidasi
-3 2
Dalam (φ
(Cc) = 0,90 - 1,65. Kandungan Lanau = 61 %, Pasir = 30 %, Lempung = 9 %,

Muka airtanah dangkal = - 0,50 - 2,75 m, rasa air tawar - agak payau. Daya dukung tanah rendah -
2
sedang dengan nilai tekanan konus (Qc) = 5 - 60 Kg/cm , Nilai N2+N3 (SPT) = 5 - 35 kali/30 cm.
Tebal lapisan 1,5 - > 20 m, merupakan hasil pengendapan material dari erosi sungai. Sebarannya
menempati satuan morfologi Pedataran Lembah Sungai, kemiringan lereng 0 - 5 %, ketinggian 5 -
75 m dpl., dan termasuk kedalam jalur gempa lemah (zona 4 - 5), percepatan getaran permukaan
(a) 0,04 - 0,20 g.

Kendala bersifat geologi yang dapat terjadi berupa genangan banjir, perosokan tanah dan
penumpukan material bahan rombakan kalau terjadi gerakantanah pada bagian barat atau hulu
sungai. Untuk pondasi bangunan ringan dari data laboratorium mekanika tanah dan sondir dapat
memakai tipe pondasi bentang lajur sedalam 2 m dan lebar 120 cm dengan kisaran daya dukung
2
tanah yang diijinkan 1,56 - 2,68 kg/cm , dan untuk bangunan bertingkat dan berkonstruksi berat
dapat memakai pondasi cakar ayam, sumuran kedalaman 5 - 8 m dan diameter sumur 120 cm dan
pondasi kelompok tiang pancang tersebar merata kedalaman antara 8 - 18 m dengan diameter 40
cm, daya dukung yang diijinkan 77,38 - 92,46 ton/tiang. Di atas satuan ini dapat dikembangkan
areal pesawahan, perkebunan kelapa sawit, dan pemukiman terutama diluar batas areal daerah
aliran sungai yang sering terlanda banjir.

Pada satuan lanau pasiran ini, untuk pondasi bangunan ringan sebaiknya memakai tipe pondasi
bentang lajur atau cakar ayam sedalam 1,25 meter, lebar pondasi 150 cm dengan daya dukung
2
tanah yang diijinkan 0,69 hingga 5,73 kg/cm . Untuk pondasi bangunan bertingkat atau berstruktur
berat sebaiknya memakai tipe pondasi sumuran kedalaman 6 - 8 meter, diameter sumur 120 cm,
tiang pancang tersebar merata sedalam 12,50 - >20,00 meter dengan diameter tiang 40 cm, daya
dukung tiang yang diijinkan 36,80 - 90,91 ton/tiang atau kombinasi dari kedua tipe pondasi tersebut.

SATUAN PASIR LANAUAN A(sm)(gb) = Berwarna abu-abu kehitaman hingga kecoklatan, bersifat
lepas - sangat padat (Dr) = 25 - 85 %, gradasi buruk, berbutir halus - kasar (0,02 - 2 mm),
membundar - membundar tanggung, mengandung mineral kwarsa, feldspar dan lempung, Batas
Cair (LL) = 26,69 - 47,07 %, Batas Plastis (PL) = 18,64 - 24,61 %, Indeks Plastis (PI) = 4,25 - 15,07
%, Kadar Air (Wn) = 13,67 - 90,72 % , Berat Jenis (Gs) = 2,630 - 2,770 g/cm , Berat Isi Asli (γγnat) =
3

1,462 - 1,610 g/ cm , Berat Isi Kering (γγd) = 1,113 - 1,417 g/cm , Angka Pori (e) = 0,950 - 2,985,
3 2
-2
Porositas (n) = 60,55 %, Derajat Kejenuhan (Sr) = 46,810 - 118 %, Permeabilitas (K) = 1 x 10 - 1
φ) = 26,79° - 34,91°,
-7 2
x 10 cm/detik, Kohesi (C) = 0,110 - 0,176 Kg/cm , Sudut Geser Dalam (φ
-3 2
Koefisien Konsolidasi (Cv) = 5,41 x 10 cm /detik, Indeks Konsolidasi (Cc) = 0,346. Kandungan
Pasir = 82,50 %, Lanau = 10 %, Kerikil = 5 %, Lempung = 2,50 %, Muka airtanah dangkal = -1,50 -
7,00 m, rasa air tawar. Daya dukung tanah sedang - sangat tinggi dengan nilai tekanan konus (Qc)
2
= 15 - > 150 Kg/cm , Nilai N2+N3 (SPT) = 6 - > 50 kali/30 cm. Tebal lapisan 1,5 - > 7 m,
merupakan hasil pengendapan material limpah banjir dari sungai Deli, S. Belawan, S. Belumai, S.
Kenanga dan S. Ular.

Sebarannya menempati satuan morfologi Dataran Limpah Banjir atau Tanggul Sungai, kemiringan
lereng 0 - 5 % dan setempat-setempat > 15 %, ketinggian 5 - 63 m dpl., dan termasuk kedalam
jalur gempa lemah (zona 4 - 5), percepatan getaran permukaan (a) 0,04 - 0,20 g.

Kendala bersifat geologi yang dapat terjadi berupa areal limpahan banjir dan gerakantanah pada
tebing-tebing sungainya. Untuk pondasi bangunan ringan dari data laboratorium mekanika tanah
dan sondir dapat memakai tipe pondasi bentang lajur sedalam 2 m, dan lebar 120 cm dengan
2 2
kisaran daya dukung tanah yang diijinkan 1,63 - 2,23 kg/cm dan 1,20 - 2,24 kg/cm . Untuk
bangunan bertingkat dan berkonstruksi berat dapat memakai tipe pondasi sumuran kedalaman 6 -
8 m, diameter sumur 150 cm dan pondasi kelompok tiang pancang lekat yang tersebar merata
kedalaman antara 7 - 12 m dengan diameter 40 cm, daya dukung tiang yang diijinkan 86,17 - 92,46
ton/tiang. Untuk penempatan kawasan pemukiman minimal harus sejauh 25 m dari bagian kanan
dan kiri bantaran sungai, dan sebaiknya daerah ini dijadikan jalur hijau dan dihindari dari
pengembangan kawasan pemukiman dan industri.
Pada satuan pasir lanauan ini untuk pondasi bangunan ringan dapat menggunakan pondasi
langsung dan pondasi bentang lajur kedalaman 1,25 meter lebar pondasi 150 cm daya dukung
2
tanah yang diijinkan 0,55 hingga 0,69 kg/cm . Untuk bangunan bertingkat dan berstruktur berat
dapat menggunakan pondasi sumuran dengan kedalaman 4 - 7 meter dan diameter sumur 120 cm
atau pondasi tiang pancang kedalaman 7,00 hingga > 9,80 meter dan diameter tiang 40 cm,
dengan daya dukung tiang yang diijinkan 27,15 - 34,03 ton/tiang.

SATUAN LANAU PASIRAN R(ms) = Berwarna coklat kemerahan, lunak - sangat teguh (qu) = 0,25
2
- 4,01 kg/cm , Batas Cair (LL) = 70,89 - 120,33 %, Batas Plastis (PL) = 33,14 - 34,33 %, Indeks
Plastis (PI) = 33,71 - 86,00 %, Kadar Air (Wn) = 35,27 - 50,64 % , Berat Jenis (Gs) = 2,627 - 2,637
g/cm , Berat Isi Asli (γγnat) = 1,681 - 1,174 g/ cm , Berat Isi Kering (γγd) = 1,120 - 1,223 g/cm , Angka
3 3 2

Pori (e) = 1,960 - 2,10, Porositas (n) = 65,24 %, Derajat Kejenuhan (Sr) = 96,472 - 97,89 %,
-5 -9 2
Permeabilitas (K) = 1 x 10 - 1 x 10 cm/detik, Kohesi (C) = 0,059 - 0,076 Kg/cm , Sudut Geser
φ) = 9,63° - 17,51°, Koefisien Konsolidasi (Cv) = 2,10 x 10 cm /detik, Indeks Konsolidasi
-2 2
Dalam (φ
(Cc) = 0,204 - 0,273. Kandungan Lanau = 78 %, Pasir = 15 %, Lempung = 7 %, Muka airtanah
setempat dangkal - sedang = - 3,50 - > 12,50 m, rasa air tawar. Daya dukung tanah sedang - tinggi
2
dengan nilai tekanan konus (Qc) = 15 - > 150 Kg/cm , Nilai N2+N3 (SPT) = 6 - > 50 kali/30 cm.
Tebal lapisan 7 - > 20 m, merupakan material hasil kegiatan gunungapi Sibayak dan Toba yang
terendapkan pada lingkungan darat.

Sebarannya menempati satuan morfologi Dataran Bergelombang Halus, kemiringan lereng 0 - 5 %


dan setempat-setempat > 15 %, ketinggian 65 - 85 m dpl., dan termasuk kedalam jalur gempa
lemah (zona 4 - 5), percepatan getaran permukaan (a) 0,04 - 0,20 g. Kendala bersifat geologi yang
dapat terjadi berupa gerakan tanah pada lereng yang agak terjal (> 15%).

Untuk pondasi bangunan ringan dari data laboratorium mekanika tanah dan sondir dapat memakai
tipe pondasi bentang lajur sedalam 2 m lebar dan 120 cm dengan kisaran daya dukung tanah yang
2 2
diijinkan 0,50 - 2,45 kg/cm dan 2,00 - 2,56 kg/cm , dan untuk bangunan bertingkat dan
berkonstruksi berat dapat memakai tipe pondasi sumuran kedalaman 5 - 7 m, diameter sumur 150
cm dan pondasi kelompok tiang pancang tersebar merata kedalaman antara 10 - 15 m dengan
diameter 40 cm, daya dukung yang diijinkan 78,38 - 78,89 ton/tiang.

Di atas satuan ini cukup baik untuk pengembangan kawasan perkebunan atau pemukiman dengan
syarat harus dilakukan penggalian (cutting) atau perataan tanah hingga memperkecil sudut lereng 3
- 5 %, dan kedalaman penggalian tidak boleh melebihi kedalaman muka airtanah dangkal
setempat.

Untuk satuan pasir tufaan dapat menggunakan pondasi langsung bagi bangunan ringan dan tipe
pondasi bentang lajur kedalaman 1,25 meter dan lebar pondasi 150 cm, daya dukung tanah yang
2
diijinkan 1,83 kg/cm . Untuk bangunan bertingkat berstruktur berat dapat menggunakan pondasi
sumuran sedalam 4,00 hingga 7,00 meter atau pondasi tiang pancang dengan kedalaman 7,00 - >
11,00 meter dan diameter tiang 40 cm, daya dukung tiang yang diijinkan 37,40 ton/tiang.

Untuk satuan batu lempung (TCS) dapat menggunakan pondasi langsung setelah digali sedalam
2,50 - 3,00 meter, tipe pondasi rakit, telapak sebar dan bentang lajur kedalaman 1,25 - 3,00 meter,
2
lebar 150 cm , daya dukung tanah yang diijinkan 0,42 - 1,83 kg/cm dan diusahakan agar bagian
dasar dari tanah pondasi bangunan yang telah digali terhindar dari udara terbuka atau genangan air
dan diurug dengan lempung (laterit) dicampur dengan kapur atau batu belah setebal 1,00 - 1,50
meter dan membuat saluran pengering.

Untuk bangunan bertingkat dan berstruktur berat, dapat memakai tipe pondasi sumuran kedalaman
5,00 - 6,00 meter, diameter sumuran 120 cm dan tipe pondasi tiang pancang tersebar merata
sedalam 5,40 - 13,20 meter, diameter 40 cm atau kombinasi dari kedua tipe pondasi tersebut, nilai
daya dukung tiang yang diijinkan antara 33,72 - 44,59 ton/tiang.

Pada satuan batugamping (TLS), peruntukan bagi dudukan alas pondasi bangunan ringan dan
bertingkat cukup baik. Untuk mencegah kendala geologi yang dapat terjadi berupa gerakantanah,
sebaiknya sebelum melakukan pembangunan disarankan memperkecil kemiringan sudut lerengnya
atau perataan permukaan tanah.
Pada kelompok tanah lunak (satuan lempung lanauan, satuan pasir lanauan, satuan pasir
lempungan, satuan lempungan pasiran dan pada pelapukan satuan batulempung) yang terdapat di
daerah pemetaan untuk keperluan bangunan sedang - bangunan bertingkat berstruktur berat dan
jembatan, disarankan terlebih dahulu dilakukan pemboran teknik sedalam > 20 - 40 meter dan
penyondiran kapasitas 10 ton, guna menghitung daya dukung, kedalaman dan tipe pondasi
bangunan yang lebih akurat.

Di atas kelompok tanah lunak, untuk mencegah areal genangan banjir dan guna lebih
meningkatkan daya dukung tanahnya bagi peruntukan pondasi bangunan ringan, sebaiknya
dilakukan pengurugan dan pemadatan dengan tanah lempung laterit dan sirtu setebal 5 meter, dan
dibuatkan saluran Tersier sedalam 3 meter dan lebar 8 meter yang arahnya tegak lurus garis
pantai.

Untuk mencegah luapan banjir yang berasal dari Kali Medan, Kali Wonokromo, Kali Lamong dan
Kali Rowo diperlukan pengerukan dasar sungai yang telah mengalami pendangkalan dan
mencegah penyempitan lebar sungai dari bangunan pemukiman atau minimal 25 meter dari bagian
kiri dan kanan bantaran sungai harus dijadikan jalur hijau.

You might also like