Professional Documents
Culture Documents
EKSPERIMEN – 3
Pengantar
Programmable Logic Controller (PLC)
Pendahuluan
Programmable Logic Controller (PLC) ialah sebuah komputer yang dibuat khusus untuk
keperluan otomasi permesinan dan sistem manufaktur. Berbeda dengan komputer
biasa, PLC memiliki ketahanan lebih terhadap temperature, sinyal elektronik yang
dapat mengganggu (noise) maupun terhadap getaran dan benturan.
Untuk menjalankan fungsinya PLC memiliki terminal input / output yang dapat
disambungkan dengan berbagai sensor, switch, maupun motor dan relay. Untuk
menyimpan program yang akan digunakan, PLC dilengkapi dengan memory sebagai
tempat penyimpanan dan pengolahan data. Satu buah PLC memiliki jumlah input dan
output yang sudah ditentukan, namun jumlah input / output dapat ditambah dengan
menggunakan modul-modul tambahan yang disambungkan pada PLC tersebut. Selain
itu, modul-modul tambahan ini juga dapat menjalankan fungsi-fungsi lain yang tidak
terdapat pada fungsi PLC standar.
CPU
Gambar 1. Bentuk Fisik Sederhana PLC
PLC dikembangkan sebagai perbaikan atas sistem otomasi yang berupa hard-wired
system. Sistem seperti ini mengandalkan sambungan elektronik yang rumit dengan
menggunakan peralatan seperti relay dan cam timer. Dengan PLC, sistem hardwire
dengan ratusan relay pada sistem manufaktur yang kompleks dapat diganti hanya
1
Page
PLC yang sudah diprogram dapat menjalankan suatu fungsi tersebut selama beberapa
tahun sebelum mengalami kerusakan, sehingga cara kerjanya tidak harus dipantau oleh
manusia. Namun, tidak jarang PLC harus memberikan suatu feedback atas proses yang
sedang dijalankannya pada operator, sehingga pada kasus-kasus seperti ini PLC akan
dihubungkan dengan computer untuk menghasilkan Human-Machine-Interface yang
mudah digunakan. Interface yang lebih mudah dan murah seringkali dilakukan hanya
dengan menghubungkan PLC dengan lampu-lampu sebagai indicator suatu status proses
yang sedang berlangsung.
PLC dapat memproses sinyal digital maupun analog. Sinyal digital ialah sinyal yang
hanya bernilai 0 atau 1, seperti yang dihasilkan oleh push button, limit switch, maupun
berbagai jenis sensor. Sinyal analog memiliki nilai mulai dari 0 sampai nilai
maksimalnya. Sinyal ini diproses dengan cara mengubah suatu range nilai tegangan
atau arus dengan besar yang proporsional dengan nilai yang diukur. Dilihat dari
fungsinya, PLC lebih mudah memproses sinyal dalam bentuk digital walaupun dalam
sistem yang lebih kompleks mungkin terdapat beberapa variable yang harus
direpresentasikan sebagai sinyal analog (berat, temperature, dsb).
Untuk memprogram PLC, sudah ditetapkan 5 buah bahasa standar menurut Standar
Internasional IEC 61131-3, yaitu :
Function Block Diagram
Sequential Function Chart
Instruction List
Structured Text
Ladder Diagram
Function Block Diagram ialah diagram yang mendeskripsikan suatu fungsi antara input
dengan output. Fungsi direpresentasikan dalam bentuk blok, sedangkan setiap input
dan output dihubungkan dengan sebuah blok melalui garis penghubung. Berbagai
fungsi, input dan output dapat dirangkai menjadi sebuah rangkaian fungsi yang
panjang. Diagram ini dibaca dari arah kiri ke kanan. Kedua ujung diagram (awal dan
akhir / kiri dan kanan) harus memiliki tipe yang sama
Sequential Function Chart ialah suatu bahasa pemrograman berbasis grafis yang
digunakan untuk memprogram PLC. Bahasa ini terdiri dari komponen utama berikut :
Langkah / Step dengan aksi yang bersesuaian
Transisi / Transition dengan kondisi logika yang bersesuaian
Hubungan langsung antara Step dan Transition
Instruction List ialah bahasa tingkat rendah (Low Level Language) yang digunakan
untuk memprogram PLC.
Structured Text ialah bahasa tingkat tinggi (High Level Language) untuk memprogram
PLC yang secara sintaks mirip dengan bahasa Pascal. Bahasa ini dapat digunakan untuk
menyatakan perulangan (repeat-until, while-do), conditional statement (if-thenn-
else), bahkan fungsi-fungsi khusus (SQRT, SIN, dll).
Ladder logic ialah bahasa pemrograman dengan struktur logika yang amat mirip
2
dengan ladder diagram untuk hardwire system. Bahasa ini banyak digunakan karena
Page
engineer yang mengenal ladder diagram tidak akan mengalami banyak kesulitan untuk
Dalam ladder logic setiap rung diberi nomor (dari angka 1) mulai dari rung yang paling
atas. Jika program dijalankan komputer akan membaca setiap rung mulai dari yang
bernomor paling kecil. Jika suatu rung dapat ditelusuri dari kiri ke kanan tanpa
terputus, maka output dari rung tersebut ialah benar (1), sedangkan jika rung tidak
tersambung maka outputnya ialah salah (0). Dalam setiap rung baisanya terdapat
sebuah logic coil yang dihubungkan dengan sebuah bit pada memori controller. Pada
akhir setiap diagram terdapat coil end yang menandakan berakhirnya program. Berikut
ialah symbol yang biasa digunakan dalam ladder logic :
Selain simbol-simbol umum tersebut, terdapat simbol khusus yang spesifik digunakan
untuk jenis PLC tertentu dengan software pemrograman tertentu. Untuk fungsi-fungsi
tambahan dapat digunakan symbol kotak yang diisi dengan keterangan mengenai fungsi
tambahan tersebut. Fungsi tambahan ini dapat berbeda tergantung dari perusahaan
pembuat PLC yang digunakan. Contoh simbol-simbol lain dapat dilihat pada halaman
belakang modul ini.
Bilangan Hexadesimal
PLC biasanya menggunakan input / output module dengan jumlah total koneksi
sebanyak 16 poin per modul. Bilangan yang digunakan untuk merujuk kepada tiap-tiap
poin tidak menggunakan sistem decimal (basis 10), namun menggunakan sistem
hexadecimal (basis 16) untuk memudahkan perujukan I/O pada tiap modul.
Perbedaan symbol bilangan yang dipakai dalam sistem decimal dan hexa decimal dapat
dilihat pada table berikut :
4
Page
Setiap produsen PLC membuat perangkat lunak sendiri yang dapat melakukan
pemrograman terhadap PLC buatannya. Terkadang antar merk PLC memiliki
karakteristik sendiri dalam cara pemrograman. Pada praktikum ini digunakan PLC
dengan merk Mitsubishi dengan jenis CPU Q12, maka perangkat lunak yang digunakan
dalam melakukan pemrograman PLC ini yang digunakan adalah MELSOFT GX
Developer. Bagian ini akan menjelaskan bagaimana cara untuk melakukan
pemrograman ladder ke dalam PLC.
Instalasi
Mitsubishi hanya menjamin perangkat lunaknya dapat berjalan dengan baik di
Windows XP, sehingga untuk pengguna sistem operasi lain mungkin akan terdapat
kendala. Terdapat dua perangkat lunak yang harus diinstalasikan : MELSOFT GX
Developer dan MELSOFT GX Simulator.
Untuk melakukan instalasi MELSOFT GX Developer lakukan langkah berikut :
1. Buka folder MELSOFT GX Developer
2. Cari folder EnvMEL.
3. Cari file setup.exe, buka dan lakukan instalasi EnvMEL sesuai instruksi di layar.
4. Buka kembali folder MELSOFT GX Developer.
5. Cari file setup.exe, buka dan lakukan instalasi GX Developer sesuai instruksi di
layar. Jika ditanyakan serial number sudah tersedia dalam bentuk file teks di
folder MELSOFT GX Developer.
5
Page
7 6 5 4 3 2 1 0 Led
7 6 5 4 3 2 1 0 Push Button
Pada kasus nyata penggunaan PLC, input dan output ini dapat digantikan dengan
berbagai sensor dan peralatan lainnya.
Konvensi yang digunakan pada praktikum ini menamakan input berupa pushbutton dan
output berupa lampu LED seperti pada tabel berikut :
Buka file template yang telah diberikan untuk praktikum ini : Klik Project Open
Project (cari dan pilih folder/file “template otomasi” yang telah diberikan).
Lihat pada Project Window, khususnya pada bagian PROGRAM :
Pastikan pada bagian Data Type pilih Program, lalu pada bagian Program type pilih
Ladder, untuk bagian Data name dan Title dapat diisi sesuai dengan keinginan (lebih
memudahkan jika diisi sesuai dengan tujuan pembuatan ladder). Jika telah selesai klik
OK dan akan muncul tampilan berikut :
2. Toolbar Debuging.
Memulai Pemrograman
Buatlah ladder sesuai dengan tujuan yang diinginkan, pada modul ini akan dibuat
ladder dengan contoh kasus sebagai berikut (lihat kembali Gambar 3 dan Tabel 2) :
1. Ketika tombol push button “0” ditekan, maka akan menyalakan Relay 1 yang
diwakili lampu LED “0”.
2. Kemudian umpan balik Relay 1 akan menyalakan lampu LED “1”.
3. Lampu LED “1” akan terus menyala hingga ditekan tombol push button “1”.
4. Ketika tombol push button “2” ditekan sebanyak 3 kali, maka akan menyalakan
lampu LED “2”.
5. Lampu LED “2” akan menyala selama 5 detik kemudian padam sendiri.
Untuk dapat menyelesaikan pernyataan 1 maka buat input berupa push button di
ladder menggunakan toolbar yang telah tersedia. Untuk membuat input bisa digunakan
open contact (F5) pada Toolbar Ladder Symbol. Setelah menekan tombol F5 akan
keluar dialog sebagai berikut :
Pastikan simbol yang terpilih benar, dan berikan nama yang sesuai (pada kasus ini push
button “0” diwakilkan dengan “X0”).
nama “Y10”, sesuai dengan Relay yang mengendalikannya (Relay 1 pada poin 2).
Page
Umpan balik dari Relay 1 (open contact “Y10”) akan menyalakan lampu LED “1”.
Sama dengan poin sebelumnya untuk LED “1” dapat menggunakan coil, dengan
menggunakan tombol F7. Dan berinama “Y11” Ladder yang dibuat telah
menyelesaikan pernyataan 1 dan 2 (Lihat gambar berikut).
Untuk dapat menyelesaikan pernyataan 3 harus dibuat sistem yang mampu menghitung
jumlah input yang diberikan user. Dalam hal ini adalah jumlah penekanan tombol push
button “2” sebanyak 3 kali. Untuk itu dapat digunakan fungsi counter sebagai berikut:
1. Buat open contact yang menyatakan push button “2” (X2). Hubungkan dengan coil
lalu gunakan konvensi penamaan counter “Cx Ky”, dengan x adalah nomor urut
referensi counter dan y adalah variabel penghitungan counter. Dalam kasus ini
dapat ditulis “C0 K3”.
2. Buat open contact yang merepresentasikan kontak dari counter C0 yang telah
dibuat, lalu hubungkan dengan lampu LED “2” (Y12). Ladder yang dibuat telah
menyelesaikan pernyataan 3 (lihat gambar berikut).
Untuk dapat menyelesaikan pernyataan 4 harus dibuat sistem yang dapat menghitung
waktu yang dibutuhkan untuk memutus / menyambungkan kontak. Dalam hal ini yang
diperlukan adalah penghitung waktu hingga saatnya untuk memutuskan kontak. Untuk
itu dapat digunakan fungsi timer sebagai berikut :
10
1. Buat open contact yang menyatakan kontak dari counter pada pernyataan 3
sebelumnya. Hubungkan dengan coil lalu gunakan konvensi penamaan “Tx Ky”,
Page
yaitu x adalah nomor urut referensi timer dan y adalah variabel penghitungan
timer (1/10 sec). Dalam kasus ini dapat ditulis “T0 K50”. Hal ini dikarenakan
fungsi timer akan berjalan karena dipacu oleh fungsi counter sebelumnya.
2. Lakukan modifikasi pada ladder yang telah dibuat, yaitu pada rung 11, klik mouse
pada ruang disebelah kanan kontak “C0”.
3. Buat close contact yang merepresentasikan kontak timer T0 yang telah
dibuat.Ladder yang dibuat telah menyelesaikan pernyataan 4 (lihat gambar
berikut).
Program PLC yang telah dibuat harus dapat diuji dahulu tanpa menggunakan PLC yang
sesungguhnya. Hal ini dikarenakan jika terjadi kesalahan program, maka tidak akan
berakibat fatal terhadap rusaknya PLC ataupun peralatan lain yang terhubung ke PLC.
Pada tampilan Ladder Logic Test Tool, pergi ke Start I/O System Settings. Maka
akan muncul tampilan seperti ini :
12
Sebagai contoh, kita ingin membuat push button 0,1, dan 2 seperti pada contoh kasus
sebelumnya. Untuk itu pada kolom Condition isikan dengan sintaks “X0=ON” pada
baris no.1, “X1=ON” pada baris no.2, dan “X2=ON” pada baris no.3.
Pada kolom Input No. isikan dengan X0, X1, dan X2 pada baris-baris yang bersesuaian.
Lalu pada kolom Setting berikan tanda centang di kotak Enable. Jika semua telah
dilakukan akan sesuai dengan tampilan berikut :
Simpan konfigurasi yang telah dibuat dengan menekan tombol “Save”, lalu kita siap
untuk menjalankan simulasi. Untuk memulai simulasi klik File Execute I/O System
Settings. Klik pada Online Monitor Mode, ini akan membuat tampilan menjadi
tombol virtual yang telah dibuat seperti berikut :
13
Page
Untuk dapat melakukan simulasi dengan nyaman atur tampilan window-window kerja
kita sebagai berikut :
Pada kolom Condition, telah tersedia tombol virtual yang dapat ditekan sesuai dengan
kondisi yang diinginkan. Sifat tombol ini adalah seperti switch dua arah, sehingga
untuk membuatnya bekerja seperti push button, harus dilakukan penekanan dua kali.
14
Untuk dapat mensimulasi penekanan push button “0” maka tekan tombol “X0=ON”.
Maka akan terlihat perubahan di ladder program. Symbol-symbol yang tereksekusi akan
Page
diblok menjadi warna biru. Coba tekan push button “1” (“X1=ON”), maka symbol-
symbol yang tadinya tereksekusi akan menjadi tidak aktif kembali (lihat kembali
pernyataan-pernyataan pada contoh kasus sebelumnya).
Untuk dapat mensimulasikan fungsi counter dan timer yang telah dibuat, maka tekan
tombol push button “2” (“X2=ON”) sebanyak 6 kali secara perlahan dan amati
perubahan yang terjadi di ladder program. Variabel penghitung fungsi counter dan
timer akan bertambah sesuai dengan fungsi lader program.
Akhiri simulasi dengan menekan tombol Start Ladder Logic Test pada Toolbar
Debugging (paling kanan) kembali.
15
Page
Tugas Pendahuluan
Nama :
NIM :
Kelompok :
Asisten :
1. Jelaskan fungsi PLC ! Modul-modul apa saja yang harus ada dalam PLC? Jelaskan
lima buah bahasa pemrograman PLC! (jawaban harus singkat dan padat).
16
Page
17
Page
b. Setelah suatu benda kerja diletakkan pada konveyor dan menyentuh limit
switch pertama, serta push button START (normally open) ditekan, motor
konveyor akan bekerja dan lampu indikator (lampu merah ) menyala. Bila
lima buah benda kerja yang berada di atas konveyor telah sampai di tujuan
dan telah menyentuh limit switch kedua, maka konveyor akan berhenti,
lampu merah mati, dan lampu hijau (sebagai indikator sistem dalam keadaan
stand by) akan menyala. Selain itu sistem dilengkapi dengan pushbutton
(normally close) dimana bila ditekan akan mematikan/ menghentikan sistem
secara keseluruhan.
Petunjuk : Anda harus mewakilkan fungsi dari push button, limit switch,
lampu indikator, dan motor menggunakan push button dan lampu LED yang
tersedia pada PLC di praktikum ini (lihat kembali Gambar 3 dan Tabel 2).
Pastikan seluruh fungsi telah teruji menggunakan GX Simulator.
Nama program : ..................
Gambar ladder :
18
Catatan : untuk program nomor 2, 3a, dan 3b dapat dibuat pada satu file project.
Page