You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud
 Menghitung persentase (%) lereng dan beda tinggi pada peta
topografi.
 Membagi satuan peta topografi berdasar perbedaan kerapatan kontur.
 Membuat sayatan geomorfologi yang melewati semua satuan yang
ada.

Tujuan
 Dapat mengetahui dan membedakan perbedaan kelerengan serta
mengklasifikasikan ke dalam satuan morfometri.
 Mengetahui pola kontur pada bentang alam vulkanik.
 Mengetahui kenampakan lahan melalui profil eksagrasi peta topografi.
 Mengetahui kegunaan lahan pada bentang alam vulkanik.

1
BAB II
PERHITUNGAN MORFOMETRI

Satuan A
a. Sayatan 1
Δh = 5 x 12,5 = 62,5 m
d = 0,7 x 25.000 = 17.500 cm
= 17,5 m
Δh
% lereng = x 100%
d

62,5
= 17,5 x 100%

= 35%
b. Sayatan 2
Δh = 5 x 12,5 = 62,5 m
d = 0,5 x 25.000 = 12.500 cm
= 125 m

Δh
% lereng = x 100%
d

62,5
= 125 x 100%

= 50%
c. Sayatan 3
Δh = 5 x 12,5 = 62,5 m
d = 0,6 x 25.000 = 15.000 cm
= 150 m
Δh
% lereng = x 100%
d

2
62,5
= 150 x 100%

= 41,6%
d. Sayatan 4
Δh = 5 x 12,5 = 62,5 m
d = 0,5 x 25.000 = 12.500 cm
= 125 m
Δh
% lereng = x 100%
d

62,5
= 125 x 100%

= 50%
e. Sayatan 5
Δh = 5 x 12,5 = 62,5 m
d = 0,5 x 25.000 = 12.500 cm
= 125 m

Δh
% lereng = x 100%
d

62,5
= 125 x 100%

= 50%

35% + 50% + 41,6% + 50% + 50%


% lereng total =
5
= 45,32%
Beda Tinggi = Top Hill – Down Hill = 2911-1757,5= 1153,5

3
Satuan B
a. Sayatan 1
Δh = 5 x 12,5 = 62,5 m
d = 0,9 x 25.000 = 22.500 cm
= 275 m
Δh
% lereng = x 100%
d

62,5
= 225 x 100%

= 27,7%
b. Sayatan 2
Δh = 5 x 12,5 = 62,5 m
d = 0,7 x 25.000 = 17.500 cm
= 175 m

Δh
% lereng = x 100%
d

62,5
= 175 x 100%

= 33,7%
c. Sayatan 3
Δh =5 x 12,5 = 62,5 m
d = 0,9 x 25.000 = 225.000 cm
= 225 m
Δh
% lereng = x 100%
d

62,5
= 225 x 100% = 27,7%

4
d. Sayatan 4
Δh = 5 x 12,5 = 62,5 m
d = 0,9 x 25.000 = 225.000 cm
= 225 m
Δh
% lereng = x 100%
d

62,5
= 225 x 100%

= 27,7%
e. Sayatan 5
Δh = 5 x 12,5 = 62,5 m
d = 0,9 x 25.000 = 225.000 cm
= 225 m
Δh
% lereng = x 100%
d

62,5
225 = x 100%

= 27,7%

27,7% + 33,7% + 27,7% + 27,7% + 27,7%


% lereng total = 5

= 28.9%
Beda Tinggi = Top Hill – Down Hill = 1800-364=1436m
Pada daerah ini termasuk dalam berbuki terjal

5
Satuan C
a. Sayatan 1
Δh = 5 x 12,5 = 62,5 m
d = 3,6 x 25.000 = 900.000 cm
= 900 m
Δh
% lereng = x 100%
d

62,5
= 900 x 100%

= 69%
b. Sayatan 2
Δh = 5 x 12,5 = 62,5 m
d = 3 x 25.000 = 75.000 cm
= 750 m

Δh
% lereng = x 100%
d

62,5
= 750 x 100%

= 83%
c. Sayatan 3
Δh = 5 x 12,5 = 62,5 m
d = 3,5 x 25.000 = 87.500 cm
= 875 m
Δh
% lereng = x 100%
d

62,5
= 875 x 100% = 83%

6
d. Sayatan 4
Δh = 5 x 12,5 = 62,5 m
d = 3,8 x 25.000 = 76.00 cm
= 76 m
Δh
% lereng = x 100%
d

62,5
= 76 x 100%

= 82,2%
e. Sayatan 5
Δh = 5 x 12,5 = 62,5 m
d = 3,2 x 25.000 = 800.000 cm
= 800 m

Δh
% lereng = x 100%
d

62,5
= 800 x 100%

= 78,1%
69% ,i+ 83% + 83% + 82.2% + 78,1%
% lereng total =
5

= 3,42%
Beda Tinggi = Top Hill – Down Hill =

7
Klasifikasi Relief
Van Zuidam (1983), mengklasifikasikan relief berdasarkan morfometri dan
morfograf sebagai berikut:
Klasifikasi Relief Persen Lereng (%) Beda Tinggi (m)
Datar / Hampir Datar 0–2 < 50
Bergelombang Landai 3–7 5 – 50
Bergelombang Miring 8 – 13 25 – 75
Berbukit Bergelombang 14 – 20 50 – 200
Berbukit Terjal 21 – 55 200 – 500
Pegunungan Sangat Terjal 56 – 140 500 – 1000
Pegunungan Sangat Curam > 140 > 1000

Klasifikasi Relief Daerah Gunung Tjehme – Mergalangan (hasil


perhitungan)
Persen Lereng
Satuan Klasifikasi Relief Beda Tinggi (m)
(%)
A Pegunungan Sangat Terjal 84
B Berbukit Terjal 42
C Berbukit Bergelombang 20

BAB III
PEMBAHASAN

8
Pada praktikum pengamatan bentuk lahan vulkanik kali ini, terdapat
beberapa hal yang dapat diamati antara lain meliputi klasifikasi satuan, tata
guna lahan, perhitungan morfometri, serta litology. Peta topografi tersebut
diklasifikasikan berdasarkan kerapatan lerengnya melalui kenampakan dan
perhitungan morfometri. Dari tiga satuan topografi yang ada, maka dapat
dijelaskan beberapa hal mengenai klasifikasi daerah tersebut.

3.1 Satuan A
Satuan topografi ini merupakan daerah dengan kontur yang rapat
serta memiliki elevasi yang tinggi. Pada satuan ini terdapat jalur pegunungan
yang dapat diamati dari peta topografi antara Gunung Bibi dan Gunung Anjar.
Dari penjajaran jalur pegunungan tersebut memang belum diketahui gunung-
gunung tersebut sebagai gunungapi atau tidak, akan tetapi, daerah tersebut
masih dalam daerah gunung merapi, jadi kuat dugaan bahwa rangkaian
gunung tersebut akibat aktivitas vulkanik. Dengan demikian, bentuk lahan
satuan A merupakan bentuk lahan vulkanik yang dipengaruhi oleh kegiatan
gunung api secara dominan. Melalui perhitungan morfometri diketahui bahwa
daerah satuan A merupakan satuan berbukit terjal dengan nilai persen (%)
lereng mencapai 84%. Selain itu, satuan A juga memiliki Top Hill
mencapai ...... dpl (dari permukaan laut) dan Down Hill setinggi ...... dpl,
sehingga diketahui beda tinggi satuan A adalah ..... m. Jika dilihat dari titik
elevasi yang mencapai ......m dpl, maka daerah satuan A berpotensi untuk
daerah perkebunan terutama teh, tembakau, dan kopi, serta dapat dijadikan
kawasan obyek wisata dataran tinggi. Selain itu, dengan klasifikasi relief yang
mencapai 84%, maka satuan A sangat produktif sebagai kawasan hutan
lindung, cagar alam, maupun hutan konservasi yang berguna sebagai
reservoir/penangkap air hujan ataupun pencegah banjir. Litologi pada daerah
ini adalah batuan beku vulkanik yang sangat baik untuk proses bercocok
tanam karena menyuburkan tanah. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa

9
di daerah Jawa Tengah memiliki jenis tanah yang sangat bagus untuk
pertanian maupun konstruksi bangunan. Rekomendasi air tanah tidak
prospek di daerah ini karena persen kelerengan yang terlalu tinggi sehingga
tidak cocok untuk pemukiman penduduk walaupun dalam beberapa lokasi
justru sangat berpotensi untuk dijadikan daerah wisata dan villa. Selain itu,
kawasan daerah vulkanik juga berpotensi adanya geothermal yang masih
erat hubungannya dengan wisata dan sumber energi alternatif.

3.2 Satuan B
Satuan topografi ini merupakan daerah dengan kontur yang agak rapat
atau lebih renggang jika dibandingkan dengan satuan A. Satuan ini pada
umumnya membentuk jalur perbukitan yang melingkupi daerah satuan A
yang relatif lebih rapat. Secara umum bentuk lahan yang ada pada daerah
satuan B merupakan bentuk lahan vulkanik yang mana masih merupakan
kelanjutan dari satuan A ditandai dengan kontur yang semakin merenggang
dan elevasi menurun. Melalui perhitungan morfometri diketahui bahwa
daerah satuan B merupakan satuan Berbukit Terjal dengan nilai persen (%)
lereng mencapai 42%. Selain itu, satuan B juga memiliki Top Hill
mencapai ...... dpl (dari permukaan laut) dan Down Hill setinggi ...... dpl,
sehingga diketahui beda tinggi satuan B adalah ..... m. Daerah satuan B
dapat direkomendasikan untuk pemukiman namun tidak maksimal. Begitu
pula untuk kegiatan pembangunan lainnya seperti perkantoran dan industri.
Dari segi bercocok tanam daerah ini berpotensi sebagai lahan produksi
tanaman-tanaman seperti sayur-sayusan dan buah-buahan segar seperti
coklat, durian, dan apel. Selain itu, dengan klasifikasi relief yang mencapai
42%, maka satuan B cocok sebagai hutan wisata, wahana berburu, camping
ground, serta hutan konservasi yang berguna sebagai reservoir/penangkap
air hujan ataupun pencegah banjir karena pepohonan relatif akan memiliki
perakaran yang lebih kuat. Litologi pada daerah ini adalah batuan beku

10
vulkanik (aluvial) yang sangat baik untuk proses bercocok tanam karena
menyuburkan tanah. Rekomendasi air tanah di daerah ini cukup prospek
karena persen kelerengan yang tidak terlalu tinggi sehingga dapat
dimanfaatkan untuk pemukiman penduduk terutama daerah tujuan
transmigrasi (bila dimungkinkan).

Satuan C
Satuan topografi ini merupakan daerah dengan kontur yang renggang.
Dengan kontur yang renggang dapat dikenali bahwa pada daerah ini aktivitas
gunung api lebih tenangdan stabil. Walaupun demikian, satuan topografi ini
tetap digolongkan ke dalam bentuk lahan vulkanik karena masih dipengaruhi
aktivitas gunung api dengan beberapa perubahan struktur permukaan seperti
sesar (fault). Melalui perhitungan morfometri diketahui bahwa daerah satuan
C merupakan satuan Berbukit Bergelombang dengan nilai persen (%) lereng
hanya 20%. Selain itu, satuan C juga memiliki Top Hill mencapai ...... dpl (dari
permukaan laut) dan Down Hill setinggi ...... dpl, sehingga diketahui beda
tinggi satuan C adalah ..... m. Jika dilihat dari titik elevasi yang
mencapai ......m dpl, maka daerah satuan C berpotensi untuk daerah
pertanian meliputi palawija, sayur-sayuran, serta cukup baik untuk daerah
pemukiman penduduk. Hal ini erat kaitannya dengan sistem hidrogeologi
yang cukup teratur dan sangat menunjang untuk kebutuhan hidup makhluk
hidup. Selain itu, dengan klasifikasi relief yang hanya 20%, maka satuan C
sangat produktif sebagai lahan produksi, industri, perkantoran, transportasi,
dan pembangunan daerah. Litologi pada daerah ini adalah batuan sedimen
dengan batuan asal/induk adalah beku vulkanik yang cocok untuk bahan
dasar konstruksi bangunan (concrete).

11
BAB IV
KESIMPULAN

12
Setelah melakukan pengamatan, sayatan, dan perhitungan morfometri
dari peta topografi di atas, dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya
sebagai berikut:

1. Persen (%) lereng satuan A = 84% dengan beda tinggi = …. m


sehingga tergolong klasifikasi daerah Pegunungan Sangat Terjal.
Persen (%) lereng satuan B = 42% dengan beda tinggi = …. m
sehingga tergolong klasifikasi daerah Berbukit Terjal.
Persen (%) lereng satuan C = 20% dengan beda tinggi = …. m
sehingga tergolong klasifikasi daerah Berbukit Bergelombang.

2. Secara umum, semakin rapat kontur pada peta topografi


menunjukkan bahwa semakin tinggi elevasi daerah tersebut serta
mengindikasikan bahwa daerah tersebut dipengaruhi oleh aktivitas
vulkanisme.

3. Daerah tersebut merupakan bentuk lahan vulkanik yang berpotensi


sebagai daerah perkebunan, obyek wisata, suaka alam, hutan
lindung, dan daerah tangkapan air hujan, serta kurang
direkomendasikan untuk kegiatan bercocok tanam secara
perladangan dan pemukiman secara terpusat karena selain dekat
dengan gunung api juga relief daerah dan system hidrogeologi
yang tidak teratur akibat perubahan struktur permukaan bumi.

13

You might also like