You are on page 1of 8

Nama : Reihan Balqis

Kelas : X 8 ( SMPN 4 )
Tugas : PLH (Bnencana Alam)

GUNUNG MERAPI (MELETUS)

“Awal Mulanya”

Gunung berapi terbentuk dari batuan cair panas yang


disebut magma yang berasal dari perut bumi. Pada saat gunung
meletus, magma naik ke permukaan melewati retakan-retakan yang
ada di batuan padat dan kemudian meletus. Terkadang magma
menghasilkan letusan yang sangat dahsyat. Magma mengalir
seperti sungai api, sambil menyeret bebatuan, debu, abu, uap
panas, dan gas panas lain yang dilaluinya.

Magma yang meletus dari gunung berapi disebut lava. Lama


kelamaan lava mendingin dan mengeras menjadi bebatuan. Dari
lava yang menumpuk tersebut dapat terbentuk sebuah gunung
baru. Beberapa gunung yang berasal dari gunung berapi memiliki
lubang berbentuk mangkuk yang disebut kawah.

Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat


endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas
yang bertekanan tinggi.

Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi


dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari
1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava.
Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan
gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur
sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa
membanjiri sampai sejauh radius 90 km.

Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang


sering meletus disebut gunung berapi aktif.

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas
(batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari
kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke
permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang
dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai
fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud
volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di
daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung
api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Purwodadi, Jawa
Tengah. Masyarakat sekitar menyebut fenomena di Kuwu tersebut
dengan istilah Bledug Kuwu

Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung


berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di
sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur
Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua
lempengan tektonik.

Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa


hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin bertukar menjadi
separuh aktif, menjadi padam, sebelum akhirnya menjadi tidak
aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu menjadi
padam dalam waktu 610 tahun sebelum bertukar menjadi aktif
semula. Oleh itu, sukar untuk menentukan keadaan sebenarnya
sesuatu gunung berapi itu, apakah sesebuah gunung berapi itu
berada dalam keadaan padam atau telah mati.

Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam


kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai
lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kemusnahan oleh
gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:

• Aliran lava.
• Letusan gunung berapi.
• Aliran lumpur.
• Abu.
• Kebakaran hutan.
• Gas beracun.
• Gelombang tsunami.
• Gempa bumi.

“Jenis gunung berapi berdasarkan bentuknya”

a.Stratovolcano ialah pegunungan (gunung berapi) yang tinggi dan


mengerucut yang terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras.
Bentuk gunung berapi itu secara khas curam tampaknya karena
aliran lava yang membentuk gunung berapi itu amat kental, dan
begitu dingin serta mengeras sebelum menyebar jauh. Lava
seperti itu dikelompokkan asam karena tingginya konsentrasi
silikat. Di ujung lain spektrum itu ialah gunung berapi pelindung
(seperti Mauna Loa di Hawaii), yang terbentuk dari lava yang
kurang kental, memberinya dasar kuat dan dengan hati-hati raut
yang melandai. Banyak stratovolcano yang melampaui ketinggian
2500 m. Sering tercipta oleh subduksi lempeng tektonik.

Meski stratovolcano terkadang disebut gunung berapi gabungan,


para ahli gunung berapi lebih memilih menggunakan istilah
stratovolcano untuk membedakannya dari gunung berapi karena
semua gunung berapi dari bentuk apapun memiliki struktur
gabungan (berlapis) — yakni terbentuk dari penumpahan berangkai
material eruptif.

b.Perisai
Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan
masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut
yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan
susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik.
Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan
Hawai.
c.Cinder Cone
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan
vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar
gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang
yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
d.Kaldera
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat
kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk
cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.

“Ciri-ciri gunung berapi akan meletus”

Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui


beberapa tanda, antara lain

• Suhu di sekitar gunung naik.


• Mata air menjadi kering
• Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai
getaran (gempa)
• Tumbuhan di sekitar gunung layu
• Binatang di sekitar gunung bermigrasi

“Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia”

Status : AWAS

• Makna : Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang


meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana
• Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
• Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
• Tindakan : Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan
untuk dikosongkan
• Koordinasi dilakukan secara harian
• : Piket penuh

Status : SIAGA
• Makna : Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak
ke arah letusan atau menimbulkan bencana
• Peningkatan intensif kegiatan seismik
• Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera
berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat
menimbulkan bencana
• Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam
waktu 2 minggu
• Tindakan : Sosialisasi di wilayah terancam
• Penyiapan sarana darurat
• Koordinasi harian
• Piket penuh

Status : WASPADA

• Makna : Ada aktivitas apa pun bentuknya


• Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
• Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
• Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas
magma, tektonik dan hidrotermal
• Tindakan : Penyuluhan/sosialisasi
• Penilaian bahaya
• Pengecekan sarana
• Pelaksanaan piket terbatas

Status : NORMAL

• Makna : Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma


• Level aktivitas dasar
• Tindakan : Pengamatan rutin
• Survei dan penyelidikan

“Hasil letusan gunung berapi”


Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :

Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas
tersebut antara lain Karbonmonoksida (CO), Karbondioksida
(CO2), Hidrogen Sulfide (H2S), Sulfurdioksida (S02), dan
Nitrogen (NO2) yang dapat membahayahan manusia.
Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir
dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer
akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental
akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku
akan membentuk bermacam-macam batuan.
Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air,
dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk
di lereng gunung berapi.
Abu letusan
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara
saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat
terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer
jauhnya.
Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di
dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan
material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C.
Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh
yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga
dapat menyebabkan sesak napas.

“Dampak”
Positif:
1) Abu vulkanik dan berbagai material sejenis yang dihasilkan
dari aktivitas vulkanisme sangat membantu menyuburkan
kawasan di sekitar pegunungan tersebut.
2) Di daerah vulkanisme biasanya terdapat bahan galian
tambang mineral-mineral berharga karena disanalah tempat
pembentukan mineral-mineral berharga.
3) Kenampakan-kenampakan alam (mata air panas, kaldera,
dll) menjadi objek wisata yang menguntungkan manusia.

Negatifh:
1) Jika meletus, dapat menimbulkan bencana bagi manusia
seperti: lahar panas, lahar dingin, awan panas, ekshalasi
(semburan gas), hujan batu, dan lain-lain.
2) Semburan gas itu terbagi tiga yang kesemuanya dapat
berbahaya bagi manusia yaitu: Solfatar (mengandung sulfat),
Mofet (mengandung karbon dioksida), dan Fumarol
(mengandung uap air)

“Klasifikasi gunung berapi di Indonesia”

Tipe A
Gunung berapi yang pernah mengalami erupsi magmatik
sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
Tipe B
Gunung berapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi
mengadakan erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan
gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara.
Tipe C
Gunung berapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah
manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa
lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah
lemah.

You might also like