You are on page 1of 4

Pengelasan Bawah Air

Meskipun teknik pengelasan basah bawah air (dalam hal ini yang dimaksud
adalah wet welding) telah dikenal sejak 1930, namun pada kenyataannya belum banyak pihak
yang tertarik untuk mengaplikasikannya sebagai solusi yang tepat guna. Ada beberapa
keuntungan yang didapat dari teknik pengelasan ini, diantaranya adalah biaya yang relatif lebih
murah dan persiapan yang dibutuhkan jauh lebih singkat dibanding dengan teknik yang lain,
namun ada hal-hal lain yang mesti dipertimbangkan sebelum mengaplikasikannya. Artikel ini
akan membahas tentang aplikasinya dalam perbaikan struktur lepas pantai dengan fokus pada
batasan-batasan dan tantangan-tantangannya. Selama masa operasinya , struktur lepas pantai akan
membutuhkan beberapa intervensi bawah air untuk perawatan, perbaikan atau perubahan seperti :

# Penguatan untuk resertifikasi struktur yang telah habis design life-nya

# Perbaikan karena kesalahan design

# Perbaikan karena kerusakan yang disebabkan oleh :

~ Kesalahan pada saat instalasi

~ Insiden, misalkan tertabrak kapal, badai, kejatuhan benda dari atas dek, dsb

~ keretakan pada sambungan karena keadaan lingkungan (ombak, angin)

# Penambahan struktur karena adanya perubahan operasi ( pemasangan riser clamp, caisson, dsb )

# Pemasangan anode

Seperti disebutkan diatas bahwa belum banyak pihak yang tertarik untuk menerapkan teknik
pengelasan bawah air ini. Ini terbukti bahwa hanya ada 50 kegiatan pengelasan bawah air untuk
perbaikan struktur lepas pantai yang dipublikasikan selama 40 tahun terakhir, itu juga dengan
sedikit informasi yang bersifat teknik. Pihak industri masih tertarik untuk memakai pengelasan
hyperbaric atau pemasangan clamp meskipun butuh persiapan yang lebih rumit dan biaya yang
lebih mahal. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa kendala yang masih ada yang membuat pihak
industri masih keberatan untuk memakai teknik ini, juga beberapa tantangan bila kita ingin
menggunakannya. Untuk intervensi diatas, ada beberapa teknik yang umum dipakai seperti :
 

~ Grinding out cracks

~ Clamps

~ Grout filling

~ Pengelasan hyperbaric

~ Pengelasan bawah air

KENDALA

Keengganan pihak industri untuk memakai teknik pengelasan bawah air ini bisa dimengerti
mengingat hal- hal berikut:

1. Class, baik DNV atau LR belum menerima teknik ini untuk perbaikan yang sifatnya permanen.
Ada weld defects yang hampir selalu menyertai (porosity, lack offusion, cracking) yang
memberatkan teknik pengelasan ini untuk tujuan-tujuan perbaikan permanen. memang untuk
perbaikan elemen yang 'kurang penting', classs sudah bisa menerimanya sebagai permanen
bersyarat bisa dianggap sebagai permanen asal dalam inspeksi mendatang tidak ditemukan
penurunan yang signifikan dari kualitas pengelasan tsb

2. Mengacu pada AWS D3.6:1999 'Specification for underwater welding', hasil terbaik yang bisa
diperoleh dari teknik ini adalah baru Class B. hasil seperti ini hanya bisa diterima kalau tujuan
pengelasan hanyauntuk aplikasi yang kurang penting/kritis dimana ductility yang lebih rendah,
porosity yang lebih banyak, discontinuities yang relatif lebih banyak masih bisa diterima.
Kalaupun pengelasan ini dipakai biasanya hanya diaplikasikan untuk tujuan-tujuan yang sifatnya
'fit for purpose' saja.

3. Tingginya resiko hydrogen cracking di area HAZ terutama untuk material yang mempunyai
kadar carbon equivalent lebih tinggi dari 0.4%. Terutama di Laut Utara, struktur lepas pantainya
biasa menggunakan material ini.

4. Dari pengalaman yang ada di industri, teknik pengelasan ini hanya dilakukan sampai kedalam
yang tidak lebih dari 30 m.

5. Kinerja proses shieldedmetal arc (SMA) dari elektroda ferritic memburuk dengan
bertambahnya kedalam. Produsen elektroda komersial juga membatasai penggunaannya sampai
kedalaman 100 meter saja.

6. Sifat hasil pengelasan juga memburuk dengan bertambahnya kedalaman, teruatama ductility
dan toughness.

7. Karena kontak langsung dengan air, maka air di sekitar area pengelasan menjadi mendidih dan
terionisasi menjadi gas

oksigen dan hidrogen. Sebagian gas ini melebur ke area HAZ tapi sebagian besar lainnya akan
mengalir ke udara. Bila aliran

ini tertahan, maka akan terjadi resiko ledakan yang biasanya membahayakan penyelam.

PEMECAHAN

Meskipun ada beberapa kendala yang membuat pihak industri enggan untuk memakai teknik
pengelasan ini,sebenarnya ada beberapa usaha perbaikan yang telah dilakukan, baik dalam teknik
pengelasan maupun mutu elektrodanya, seperti :

1. Hydrogen cracking dan hardness di area HAZ bisa diminimalisasi atau dihindari dengan
penerapan teknik multiple temper bead (MTB). Konsep dari teknik ini adalah dengan mengontrol
rasio panas (heat input) diantara lapisan-lapisan bead pengelasan. Untuk mengontrol panas ini,
ukuran bead pada lapisan pengelasan pertama harus 'disesuaikan' sehingga penetrasi minimum ke
material bisa didapat. Begitu juga untuk lapisan yang kedua dan seterusnya. ada tiga parameter
yang mempengaruhi kualitas pengelasan dalam penerapan MTB ini, yaitu : jarak antara temper
bead, rentang waktu pengelasan dan heat input.

2. Teknik buttering juga bisa digunakan terutama untuk material dengan CE lebih dari 0.4%.
Elektroda butter yang digunakanbisa elektroda yang punya oxidizing agent atau elektroda
thermit.

3. Pemakain elektroda dengan oxidizing agent, agent ini akan menyerap kembali gas hidrogen
atau oksigen yang terserap di haz

4. Pemakaian thermit elektroda juga bisa digunakan.Elektroda jenis ini akan memproduksi panas
yang tinggidan pemberian material las (weld metal) yang sedikit sehingga mengurangi kecepatan
pendinginan dari hasil pengelasan oleh suhu di sekitarnya sehingga terjadi semacam proses post
welding heat treatment.

5. Elektroda berbasis nickel bisa menahan hidrogen untuk tidak berdifusi ke area HAZ. hanya
sayangnya hardness di area HAZ masih tinggi dan kualitas pengelasan hanya baik untuk
kedalaman sampai 10 meter.

YANG HARUS KITA LAKUKAN

Seperti telah disebutkan diatas, selain biaya yang lebih murah, hal yang terpenting yang patut
dipertimbangkan dalam pemilihan aplikasi pengelasan bawah air adalah persiapan yang singkat.
Perlatan yang digunakan untuk pekerjaan ini hampir sama dengan teknik pengelasan kering. ada

beberapa hal yang harus dipikirkan sehingga penerapan teknik


pengelasan basah bawah air ini lebih diterima oleh industri :

1. Hal-hal yang disebutkan diatas untuk menjembatani kekurangan dalam pekerjaan pengelasan
bawah air baru terbukti untuk kedalaman sampai 30 meter saja. Lembaga-lembaga pengelasan
harus proaktif untuk mencoba teknik-teknik baru untuk perairan yang lebih dalam lagi.

2. Pengelasan teknik ini tergantung sekali pada kemampuan penyelam. artinya kalaupun
tekniknya memungkinkan, pengelasan hanya bisa dilakukan sampai kedalaman 200 meter saja.
Perlu dipikirkan penggunaan teknik secara otomatis atau mekanis untuk perairan yang lebih
dalam lagi.

You might also like