You are on page 1of 4

Aktualisasi Diri, Apa Sih?

Written by Administrator
Friday, 09 April 2010 21:40 -

Manusia memiliki tingkatan kebutuhan dalam hidupnya. Bila dalam kondisi normal
orang masih didominasi oleh kebutuhan akan gengsi atau kebutuhan lain di bawahnya,
ia tidak berbeda dengan monyet.

JAKARTA, KOMPAS.com - Manusia memiliki tingkatan kebutuhan dalam hidupnya. Bila


dalam kondisi normal orang masih didominasi oleh kebutuhan akan gengsi atau kebutuhan lain
di bawahnya, ia tidak berbeda dengan monyet.

Di dalam lingkungan sosial, kita dapat menemukan berbagai karakteristik individu. Ada orang
yang terobsesi mengumpulkan uang, properti, atau mengejar jaminan perlindungan dan rasa
aman sedemikian rupa. Sementara orang lain santai-santai saja dalam hal itu. Ada yang sibuk
mencari simpati dan ketenaran, ada yang low profile, lemah lembut dan penuh penerimaan
terhadap orang lain. Ada yang aktif menyalurkan hobi, ada pula yang gelisah karena tidak dapat
mengembangkan diri secara maksimal.

Variasi karakteristik individu seperti di atas mencerminkan variasi kebutuhan yang mendominasi
seseorang. Hal itu mengingatkan kita pada teori hierarki kebutuhan dari Maslow.

Secara garis besar teori dari tokoh psikologi humanistik ini menggambarkan lima tingkat
(hierarki) kebutuhan, dari yang terendah hingga tertinggi: fisiologis, rasa aman, cinta dan rasa
memiliki, penghargaan, dan aktualisasi diri. Bila kebutuhan dari tingkat yang lebih rendah
terpenuhi, secara otomatis individu didorong oleh kebutuhan yang setingkat lebih tinggi.

Teori tersebut sangat populer di kalangan psikologi maupun manajemen. Namun, umumnya
kita hanya mengingat secara garis besar. Berikut ini disajikan teori Maslow secara lebih lengkap
untuk membantu kita memahami perilaku orang-orang di sekitar kita, khususnya memahami diri
sendiri, dari sisi motivasi.

Karya Maslow
Diawali dengan keberatannya atas teori kepribadian dari Sigmund Freud (yang dikembangkan
berdasarkan penelitian terhadap individu yang mengalami masalah kejiwaan), Maslow
mencoba menemukan ciri-ciri kepribadian sehat pada individu-individu yang menurutnya
merupakan wakil-wakil terbaik dari spesies manusia.

Maslow meneliti kepribadian 46 orang, baik yang telah meninggal maupun yang masih hidup. Di
antara subjek penelitiannya adalah Thomas Jefferson, Abraham Lincoln, Albert Einstein,
Eleanor Roosevelt, Goethe. Dari kalangan psikologi, yang diteliti Max Wertheimer dan Ruth
Benedict.

Untuk mereka yang masih hidup, pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara,
asosiasi bebas, dan tes proyektif. Untuk yang sudah meninggal, Maslow menggunakan teknik
analisis biografi dan otobiografi.

1/4
Aktualisasi Diri, Apa Sih?

Written by Administrator
Friday, 09 April 2010 21:40 -

Sebagai hasilnya, Maslow menyimpulkan bahwa semua manusia dilahirkan dengan kebutuhan
instingtif yang mendorong untuk bertumbuh dan berkembang, untuk mengaktualisasi diri,
mengembangkan potensi yang ada sejauh mungkin. Potensi untuk pertumbuhan dan
kesehatan psikologis itu diaktualisasi (diwujudkan) atau tidak, tergantung pada kekuatan
individual dan sosial yang memajukan atau menghambat.

Pada umumnya manusia memiliki potensi lebih banyak daripada apa yang dapat dicapai. Tidak
banyak orang yang mencapai aktualisasi diri. Namun, Maslow tetap optimis tentang
kemungkinan bahwa jumlah orang yang mencapai keadaan ideal ini dapat semakin banyak.
Prasyarat untuk mencapai aktualisasi diri adalah dengan memuaskan empat kebutuhan yang
lebih rendah.  

Hierarki Kebutuhan
Konsep hierarki kebutuhan Maslow mengasumsikan bahwa tingkat kebutuhan yang lebih
rendah dipuaskan atau relatif terpuaskan sebelum kebutuhan lebih tinggi menjadi motivator.
Jadi, kebutuhan lebih rendah merupakan prepotensi bagi kebutuhan yang tingkatnya lebih
tinggi, sehingga harus dipuaskan terlebih dahulu.

Orang yang termotivasi oleh kebutuhan harga diri atau aktualisasi diri pasti telah terpuaskan
kebutuhannya akan makanan, rasa aman, dan kasih sayang.

1.    Kebutuhan Fisiologis


Kebutuhan ini meliputi makanan, air, oksigen, suhu tubuh teratur, dan sebagainya. Yang sangat
penting untuk kelangsungan hidup, sehingga paling kuat di antara kebutuhan lainnya. Inilah
satu-satunya kebutuhan yang dapat dipuaskan sedemikian rupa, sehingga seseorang dapat
sangat puas, meski kebutuhan ini muncul berulang-ulang secara ajek.

Mereka yang kelaparan, sangat sedikit peluangnya mendapatkan makanan (karena miskin atau
dalam keadaan tidak makan berhari-hari) akan didominasi kebutuhan ini dan tidak sempat
memikirkan kebutuhan lainnya. Pada orang berkecukupan, yang mereka pikirkan bukan
sekadar adanya makan, melainkan soal selera. Bila yang kesulitan mendapatkan makanan
bertanya, “Hari ini bisa makan atau tidak”, yang berkecukupan, “Mau makan apa sekarang?”  

2.    Kebutuhan Rasa Aman


Kebutuhan ini meliputi keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, bebas dari
ancaman (sakit, ketakutan, kecemasan, bahaya, dan keadaan chaos). Selain itu juga
kebutuhan akan hukum, keteraturan, dan struktur. Berbeda dengan kebutuhan fisiologis,
kebutuhan ini tidak dapat terlalu dipuaskan: tidak ada orang merasa sangat aman.

Dalam situasi ketidakpastian, misalnya dalam situasi chaos saat kondisi politik memanas, saat
ada isu tsunami, dsb, kita berusaha sebanyak mungkin memiliki jaminan, perlindungan, dan
ketertiban. Pada anak-anak, kebutuhan rasa aman ini sangat tinggi karena mereka dapat
merasa terancam oleh berbagai situasi lingkungan: ruang gelap, binatang, hukuman dari
orangtua dan guru, dsb.

Orang dewasa yang neurotik juga relatif tinggi kebutuhannya akan rasa aman. Hal ini

2/4
Aktualisasi Diri, Apa Sih?

Written by Administrator
Friday, 09 April 2010 21:40 -

disebabkan ketakutan irasional yang dialaminya akibat rasa tidak aman yang dibawa sejak
masa kecil. Ia sering mengalami perasaan dan bertindak seperti ketika ia mendapatkan situasi
mengancam ketika masa kecil. Mereka menguras energi lebih banyak daripada orang lain yang
berkepribadian sehat untuk melindungi dirinya. Hal ini dapat muncul dalam berbagai gejala.

Mereka yang sering terancam hukuman orangtua di masa kecil, lebih sering berusaha mencari
rasa aman dengan berbohong, melakukan segala sesuatu dengan keteraturan yang berlebihan
untuk menghindari celaan. Mereka yang saat kecil merasa terhina karena kemiskinan, terpacu
berlebihan untuk mengumpulkan uang atau properti sebanyak-banyaknya. Bila usahanya
kurang berhasil, mereka menderita kecemasan neurotik yang oleh Maslow disebut basic
anxiety .

Pada orang berkepribadian sehat, yang berhasil mengatasi kecemasan masa kecil, kebutuhan
rasa aman akan menguat dalam situasi khusus, seperti ketika terjadi bencana, sakit, perang,
dsb. Dalam situasi yang mengancam seperti itu kebutuhan lain yang tingkatnya lebih tinggi
kurang dirasakan

3.    Kebutuhan Akan Cinta dan Rasa Memiliki


Kebutuhan ini meliputi kebutuhan persahabatan, memiliki pasangan dan anak, keanggotaan
dalam keluarga, keanggotaan dalam kelompok tertentu, bertetangga, kewarganegaraan, dsb.
Termasuk di dalamnya adalah kebutuhan akan aspek-aspek seksual dan kontak manusiawi
sebagai wujud kebutuhan untuk saling memberi dan menerima cinta.

Mereka yang tidak pernah merasakan cinta, yang tak pernah mendapat ciuman atau pelukan,
dalam jangka panjang tidak akan dapat mengekspresikan cinta. Mereka cenderung
mendevaluasi cinta, menganggapnya tidak penting.

Mereka yang hanya sedikit mendapatkan cinta, dapat menjadi sangat sensitif terhadap
penolakan dari orang lain. Mereka memiliki kebutuhan afeksi yang tinggi: berusaha mengejar
cinta dan rasa memiliki melalui berbagai cara.

Di sisi lain, mereka yang terpuaskan kebutuhan cintanya menjadi lebih percaya diri. Bila
mengalami penolakan oleh seseorang, ia tidak menjadi panik, yakin bahwa ia mendapatkannya
dari orang yang penting bagi dirinya.

4.    Kebutuhan Akan Penghargaan


Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan penghargaan terhadap diri, keyakinan, kompetensi, dan
pengetahuan bahwa orang lain mendukung dengan penghargaan yang tinggi. Menurut Maslow,
kebutuhan akan penghargaan ini terdiri dari dua tingkatan: reputasi dan harga diri (self-esteem)
.

Reputasi adalah persepsi mengenai gengsi (prestige) atau pengakuan dari orang lain,
sedangkan harga diri adalah perasaan seseorang bahwa dirinya berharga. Harga diri memiliki
dasar yang berbeda dari gengsi; merefleksikan kebutuhan akan kekuatan untuk berprestasi,
adekuat, penguasaan dan kompetensi bidang tertentu, yakin dalam menghadapi dunia
sekelilingnya, serta kemandirian dan kebebasan. Dengan kata lain, harga diri bersandar pada

3/4
Aktualisasi Diri, Apa Sih?

Written by Administrator
Friday, 09 April 2010 21:40 -

kompetensi nyata, bukan sekadar pandangan orang lain.

Ada sebuah canda sehubungan dengan kebutuhan sampai tahap ini: manusia dibedakan
dengan monyet dalam kebutuhan penghargaan ini. Monyet memiliki kebutuhan sama dengan
manusia hingga tingkat tiga setengah, yakni kebutuhan akan gengsi. Namun, monyet tidak
mungkin memiliki kebutuhan di atas level tiga setengah (kebutuhan harga diri dan aktualisasi
diri). Jadi, bila dalam kondisi normal seseorang masih dikejar oleh kebutuhan akan gengsi atau
kebutuhan lain di bawahnya, ia tidak berbeda dengan monyet.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri


Kebutuhan ini mencakup pemenuhan diri (self-fulfillment), realisasi seluruh potensi, dan
kebutuhan untuk menjadi kreatif. Mereka yang telah mencapai level aktualisasi diri menjadi
lebih manusiawi, lebih asli dalam mengekspresikan diri, tidak terpengaruh oleh budaya.

Agak berbeda dengan perkembangan kebutuhan lain, bila kebutuhan penghargaan ini
terpenuhi, tidak secara otomatis kebutuhan meningkat ke aktualisasi diri. Maslow menemukan
bahwa mereka yang lepas dari kebutuhan penghargaan dan mencapai kebutuhan aktualisasi
diri adalah yang memberikan penghargaan tinggi terhadap nilai-nilai kebenaran, keindahan,
keadilan, dan nilai-nilai sejenis yang oleh Maslow disebut sebagai B-values. @

MM Nilam Widyarini M.Si


Kandidat Doktor Psikologi

4/4

You might also like