You are on page 1of 1

c 

          


Dwi Oktavia T L H, Arwida, Rusli

    . Pada Januari 2010, terjadi wabah Kolera di Kabupaten Ciamis,


Jawa Barat, Indonesia melibatkan 302 pasien di komunitas dan di sekolah. Tujuan
investigasi adalah menentukan sumber dan cara transmisi wabah, serta
mengendalikan wabah.

  . Studi kasus kontrol dilakukan di komunitas pada 90 kasus dan 90 kontrol.
Informasi dikumpulkan menggunakan kuesioner untuk mengidentifikasi faktor
risiko dan faktor protektif seperti sumber air, kebiasaan makan, jumlah jiwa dalam
rumah dan penggunaan jamban. Pada kelompok anak sekolah dilakuan diskusi
kelompok terarah (DKT) untuk mengetahui faktor yang juga berpengaruh.

  . Analisis multivariate menunjukkan faktor risiko wabah adalah laki-laki (OR


2,21 ; IK 95% 1,07 ± 4,55), makan rambutan (OR 2,92 ; IK 95% 1,22 ± 6,98),
pelajar (OR 9,89 ; IK 95% 4,13 ± 23,66) dan jumlah jiwa lebih dari 5 orang dalam
satu rumah (OR 2,6 ; IK 95% 1,04 ± 6,52). Pada studi ini faktor lingkungan seperti
tidak menggunakan jamban dan jenis sumber air tidak terbukti bermakna sebagai
faktor yang berpengaruh. Hasil DKT menunjukkan bahwa pengetahuan pelajar
terhadap sumber dan cara penularan diare masih rendah, mempunyai kebiasaan
jajan makanan atau minuman dan tidak terbiasa mencuci tangan sebelum makan.

  . Respons terhadap wabah kolera dan penerapan upaya pencegahan


telah dilakukan dengan cepat sehingga dapat meminimalkan fatalitas kasus.
Temuan studi menunjukkan pentingnya u paya perbaikan praktik higiene
perorangan terutama untuk kalangan pelajar dan mereka yang terbiasa
mengkonsumsi buah yang tidak dicuci. Hasil DKT memberikan informasi tentang
cara transmisi wabah di sekolah dan perlu ditindaklanjuti dengan upaya promosi
kesehatan yang sesuai.

You might also like