Professional Documents
Culture Documents
I. TUJUAN
Antibiotika pada prinsipnya adalah zat atau senyawa obat alami maupun
sintetik yang digunakan untuk membunuh kuman penyakit (bakteri yang bersifat
parasit) dalam tubuh manusia dengan berbagai mekanisme sehinga manusia terbebas
dari infeksi bakteri (Wahyudie, 2009).
Alat: Bahan:
Panaskan lah media agar sampai mencapai suhu 450C kemudian tambahkan
suspense bakteri sebanyak dua tetes kedalam agar tersebut. Biarkan agar sampai
mengeras kembali. Ambilah dua pita kertas yang telah disterilkan, kedua pita tersebut
masing-masing dicelupkan kedalam antibiotika yang berbeda selajutnya ditanamkan
dengan posisi tertentu pada media agar. Biarkan satu jam kemudian inkubasikan
selama 18-24 jam. Amatilah adanya hambatan pertumbuhan.
V. HASIL PENGAMATAN
VI. PEMBAHASAN
Didalam percobaan ini digunakan tiga jenis antibiotika yang berbeda yang akan
dikombinasikan yaitu :
• Ampisilin Na
• Tetrasiklin
Tetrasiklin pertama kali ditemukan oleh Lloyd Conover. Berita tentang
Tetrasiklin yang dipatenkan pertama kali tahun 1955. Antibiotika golongan
tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah Klortetrasiklin yang dihasilkan oleh
Streptomyces aureofaciens. Kemudian ditemukan Oksitetrasiklin dari
Streptomyces rimosus. Tetrasiklin sendiri dibuat secara semisintetik dari
Klortetrasiklin, tetapi juga dapat diperoleh dari spesies Streptomyces lain.
Mekanisme kerja antibiotika ini yang bersifat bakteriostatik dan bekerja
dengan jalan menghambat sintesis protein kuman. Golongan Tetrasiklin
menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi 2
proses dalam masuknya antibiotika Tetrasiklin ke dalam ribosom bakteri gram
negatif; pertama yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah
sistem transportasi aktif. Setelah antibiotika Tetrasiklin masuk ke dalam ribosom
bakteri, maka antibiotika Tetrasiklin berikatan dengan ribosom 30s dan
menghalangi masuknya komplek tRNA-asam amino pada lokasi asam amino,
sehingga bakteri tidak dapat berkembang biak(Mutschler,199).
• Kloramfenikol
Kloramfenikol diisolasi pertama kali pada tahun 1947 dari Streptomyces
venezuelae. Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein
pada bakteri. Yang dihambat adalah enzim peptidil transferase yang berperan
sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan peptida pada proses sintesis
protein bakteri.
Kloramfenikol bersifat bakteriostatik. Pada konsentrasi tinggi kloramfenikol
kadang-kadang bersifat bakterisid terhadap kuman-kuman tertentu. Spektrum anti
bakteri meliputi D.pneumoniae, S. Pyogenes, S.viridans, Neisseria, Haemophillus,
Bacillus spp, Listeria, Bartonella, Brucella, P. Multocida, C.diphteria, Chlamidya,
Mycoplasma, Rickettsia, Treponema, dan kebanyakan kuman anaerob
(Mutschler,199).
Pada Percobaan diatas dapat dilihat dari ketiga kombinasi antibiotika yang
diujikan memiliki berbagai efek yang dihasilkan. Pada kombinasi antibiotika
tetrasiklin dan kloramfenikol yang masing- masing termasuk golongan
bakteriostatik maka dihasilkan efek aditif ( tidak saling mempengaruhi) sama-
sama menghambat pertumbuhan bakeri. Namun pada percobaan kelompok IV
hasil pengamatan adalah antagonis, hal ini ditandai dengan pertumbuhan mikroba
tidak dihambat disekitar pita. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan litelatur yang
menyebutkan bahwa umumnya kombinasi antibiotika bakteriostatik dan
bakteriostatik menghasilkan efek sinergis dan aditif (Anonim ,2009).
Pada kombinasi Ampisilin dan kloramfenikol dihasilkan efek antagonis pada
pengamatan kelompok 2 dan aditif pada pengamatan kelompok 5.
Hal ini sesuai seperti dasebutkan diatas bahwa kombinasi ampisilin yang
bersifat bakterisid dan kloramfenikol yang bersifat bakteriostatik akan
menghasiklan efeh antagonis karena antibiotik bakterisid bekerja pada kuman
yang sedang tumbuh, sehingga kombinasi dengan jenis bakteriostatik akan
memperlemah efek bakterisidnya (Anonim ,2009). Namun pada pengamatan
kelompok 5 hal ini tidak sesuai dengan litelatur.
Sedangkan pada kombinasi antibiotika Ampisilin Na dan Tetrasiklin
dihasilkan pengamatan pada kelompok 3 dihasilkan efek antagonis yang sesuai
dengan litelatur yaitu karena antibiotik bakterisid bekerja pada kuman yang
sedang tumbuh, sehingga kombinasi dengan jenis bakteriostatik akan
memperlemah efek bakterisidnya, sedangkan data pengamatan kelompok 6
dihasilkan efek sinergis yang tidak sesuai dengan litelatur.
VII. KESIMPULAN