Professional Documents
Culture Documents
Aparatus vestibularis terdiri dari dua set struktur yang terletak di dalam
tulang temporalis dekat koklea yaitu kanalis semisirkularis dan organ otolit
(sakulus dan utrikulusë. Fungsi dari apparatus vestibularis adalah untuk
memberikan informasi yang penting untuk sensasi keseimbangan dan untuk
koordinasi gerakan ± gerakan kepala dengan gerakan mata dan postur tubuh.
Sel rambut pada aparatus vestibularis terdiri dari satu kinosilium dan 20- 50
streosilia. Pada saat streosilia bergerak searah dengan kinosilium akan
meregangkan tip link , yang menghubungkan streosilia dengan kinosilium. Tip
link yang teregang akan membuka saluran ± saluran ion gerbang mekanis di sel ±
sel rambut sehingga akan menyebabkan Ca2+ dan K+ masuk ke dalam sel
sehingga terjadi depolarisasi sedangkan pada saat streosilia bergerak berlawanan
arah dengan kinosilium maka tip link tidak teregang dan saluran-saluran ion
gerbang mekanis di sel-sel rambut akan tertutup sehingga akan menyebabkan
Ca2+ dan K+ tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga terjadi hiperpolarisasi. Sel
rambut akan bersinaps pada ujung saraf aferen dan akan masuk ke dalam saraf
vestibular. Saraf ini akan bersatu dengan saraf koklearis menjadi saraf
vestibulokoklearis dan akan dibawa ke nukleus vestibularis di batang otak. Dari
nukleus vestibularis akan ke serebellum untuk pengolahan koordinasi, ke neuron
motorik otot ± otot ekstremitas dan badan untuk pemeliharaan keseimbangan dan
postur yang diinginkan, ke neuron motorik otot ± otot mata untuk control gerakan
mata, dan ke SSP untuk persepsi gerakan dan orientasi.
Pada sakulus dan utrikulus, sel ± sel rambut di organ otolit ini juga menonjol
ke dalam satu lembar gelatinosa diatasnya, yang gerakannya menyebabkan
perubahan posisi rambut serta menimbulkan perubahan potensial di sel tersebut.
Proses ini sama dengan paa kanalis semisirkularis hanya saja pada sakulus dan
utrikulus terdapat otolith yang mengakibatkan gerakan akan menjadi lebih
lembam.Utrikulus berfungsi dalam posisi vertikal dan horizontal sedangkan
sakulus berfungsi dalam kemiringan kepala menjauhi posisi horizontal.
"#
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty &
Martin (1969ë menyatakan bahwa keseimbangan akan terus
berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada
titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor
tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga
merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat
kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk
mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat
kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang
berasal dari obyek sesuai jarak pandang.
Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau
bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas
sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh.
$#
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi
penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata.
Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada
sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta
sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem
i
. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala
dan percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular,
mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang
bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke
nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus
tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio
retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (inputë dari reseptor
labyrinth, retikular formasi, dan serebelum. Keluaran (outputë dari
nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medula spinalis,
terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal,
kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot posturalë.
Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu
mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot
postural.
Ô
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta
persepsi-kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui
kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (inputë
proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke
korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang
sebagian bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam
dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang
beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra
ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain , serta otot di proses di
korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.
ë dalam
keadaan stabil dengan batas bidang tumpu tidak berubah kecuali tubuh
membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya : melangkahë.
Pengontrol keseimbangan pada tubuh manusia terdiri dari tiga
komponen penting, yaitu sistem informasi sensorik (visual, vestibular
dan somatosensorisë, i
dan efektor.
Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity
(membedakan pola dan bayanganë dan membedakan jarak. Selain itu
masukan ½
ë visual berfungsi sebagai kontrol keseimbangan,
pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan. Bagian
vestibular berfungsi sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi
kepala ke susunan saraf pusat untuk respon sikap dan memberi
keputusan tentang perbedaan gambaran visual dan gerak yang
sebenarnya. Masukan ½
proprioseptor pada sendi, tendon dan
otot dari kulit di telapak kaki juga merupakan hal penting untuk
mengatur keseimbangan saat berdiri static maupun dinamik
Central processing berfungsi untuk memetakan lokasi titik
gravitasi, menata respon sikap, serta mengorganisasikan respon dengan
sensorimotor. Selain itu, efektor berfungsi sebagai perangkat
biomekanik untuk merealisasikan renspon yang telah terprogram si
pusat, yang terdiri dari unsur lingkup gerak sendi, kekuatan otot,
alignment sikap, serta stamina.
Postur adalah posisi atau sikap tubuh. Tubuh dapat membentuk
banyak postur yang memungkinkan tubuh dalam posisi yang nyaman
selama mungkin. Pada saat berdiri tegak, hanya terdapat gerakan kecil
yang muncul dari tubuh, yang biasa di sebut dengan ayunan tubuh.
Luas dan arah ayunan diukur dari permukaan tumpuan dengan
menghitung gerakan yang menekan di bawah telapak kaki, yang di
sebut pusat tekanan (
)
*
#
Organ di telinga dalam kita, labirin, adalah bagian penting dari sistem vestibuler
(keseimbanganë. Labirin berinteraksi dengan sistem lain di tubuh kita, yaitu
penglihatan (mataë dan sistem skeletal (tulang dan sendië, untuk mempertahankan
posisi tubuh. Sistem-sistem ini, melalui otak dan sistem saraf, dapat menjadi
sumber masalah keseimbangan.
Rasa keseimbangan kita dikontrol oleh sinyal ke otak dari · sistem sensoris:
ï Mata
ï Sensor pergerakan di kulit, otot dan sendi
ï Telinga dalam (sistem vestibulerë: organ keseimbangan pada telinga dalam
yang disebut sistem verstibuler. Termasuk diantaranya · kanalis
semisirkularis yang bereaksi terhadap rotasi kepala. Dekat dengan kanalis
semisirkularis adalah utrikulus dan sakulus yang mendeteksi gravitasi dan
gerak maju mundur.
Keseimbangan yang baik bergantung pada setidaknya dua dari tiga sistem sensoris
yang bekerja dengan baik. Jika satu sistem tidak bekerja, sinyal dari input dua
sensoris lainnya menjaga kita tetap seimbang. Bagaimanapun, jika otak tidak
dapat memprosessinyal dari semua sistem-sistem ini, atau jika pesan-pesan
kontradiksi atau tidak berfungsi semestinya, kita akan merasakan perasaan
kehilangan keseimbangan.
&
-
Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek yang sering
digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil ½
!
Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh
yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan
apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat.
Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari
berbagai reseptor sensorik perifer yaitu antara mata/visus, vestibulum dan
proprioseptik, atau ketidakseimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi kiri
dan kanan.Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di sentral
sehingga timbul respons yang dapat berupa nistagmus (usaha koreksi bola mataë,
ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelumë atau rasa melayang,
berputar (yang berasal dari sensasi kortikalë.
Berbeda dengan teori rangsang berlebihan, teori ini lebih menekankan gangguan
proses pengolahan sentral sebagai penyebab.
Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik menurut teori ini otak
mempunyai memori/ingatan tentang pola gerakan tertentu sehingga jika pada
suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan yang
telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom Jika pola gerakan yang
baru tersebut dilakukan berulang-ulang akan terjadi mekanisme adaptasi sehingga
berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala.
4. Teori otonomik
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebaga usaha
adaptasi gerakan/perubahan posisi gejala klinis timbul jika sistim simpatis terlalu
dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan
5. Teori neurohumoral
Di antaranya teori histamin (Takedaë, teori dopamine (Kohlë dan terori serotonin
(Lucatë yang masing-masing menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam
mempengaruhi sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.
6. Teori sinap
daya ingat. Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan memicu sekresi
CRF ½
i
peningkatan kadar CRF selanjutnya akan
mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya mencetuskan mekanisme
adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf parasimpatik. Teori ini dapat
menerangkan gejala penyerta yang sering timbul berupa pucat, berkeringat di awal
serangan vertigo akibat aktivitas simpatis, yang berkembang menjadi gejala mual,
muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat akibat dominasi aktivitas susunan
saraf parasimpatis.
°
Seperti diuraikan di atas vertigo bukan suatu penyakit tersendiri, melainkan gejala
dari penyakit yang letak lesi dan penyebabnya berbeda-beda. ( Oleh
karena itu, pada setiap penderita vertigo harus dilakukan anamnesis dan
pemeriksaan yang cermat dan terarah untuk menentukan bentuk vertigo, letak lesi
dan penyebabnya.
Faktor sistemik yang juga harus dipikirkan/dicari antara lain aritmi jantung,
hipertensi, hipotensi, gagal jantung kongestif, anemi, hipoglikemi.
,#
#
Pemeriksaan neurologis dilakukan dengan perhatian khusus pada:
1. Fungsi vestibuler/serebeler
a. Uji Romberg
penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata
terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-·0 detik.
Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya
dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentuë. Pada kelainan vestibuler hanya
pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah
kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak.
Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada
mata terbuka maupun pada mata tertutup.
c. Uji Unterberger.
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat dengan
mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan vestibuler
posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti
orang melempar cakram kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan
bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik.
Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.
d.
(Uji Tunjuk Baranyë
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh
mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk
tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan
tertutup.Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke
arah lesi.
e. Uji Babinsky-Weil
Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke depan dan
lima langkah ke belakang seama setengah menit jika ada gangguan vestibuler
unilateral, pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang. Pemeriksaan ini
terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di sentral atau perifer.
Perhatikan adanya nistagmus lakukan uji ini ke kanan dan kiri Kepala putar ke
samping Secara cepat gerakkan pasien ke belakang (dari posisi duduk ke posisi
terlentangë. Kepala harus menggantung ke bawah dari meja periksa
Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaringkan ke belakang dengan
cepat, sehingga kepalanya menggantung 45º di bawah garis horisontal, kemudian
kepalanya dimiringkan 45º ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan
hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya
perifer atau sentral.
Perifer (
i
ë: vertigo dan nistagmus timbul setelah periode
laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan berkurang atau
menghilang bila tes diulang-ulang beberapa kali (
ë.
Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo berlangsung lebih dari 1
menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula (
ë.
b. Tes Kalori
c. Elektronistagmogram
Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan tujuan untuk merekam
gerakan mata pada nistagmus, dengan demikian nistagmus tersebut dapat
dianalisis secara kuantitatif.
Nistagmus adalah gerak bola mata kian kemari yang terdiri dari dua fase, yaitu
fase lambat dan fase cepat. Fase lambat merupakan reaksi sistem vestibuler
terhadap rangsangan, sedangkan fase cepat merupakan reaksi kompensasinya.
Nistagmus merupakan parameter yang akurat untuk menentukan aktivitas sistem
vestibuler. Nistagmus dan vertigo adalah gejala yang berasal dari satu sumber,
meskipun nistagmus dan vertigo tidak selalu timbul bersama.1
Penyakit Meniere adalah gangguan telinga dalam akibat tekanan fluktuatif pada
cairan telinga dalam. Gejalanya dapat berupa vertigo, perasaan penuh atau
tekanan di dalam telinga, tinitus (bising dalam telingaë, dan tingkat pendengaran
fluktuatif. Tidak seperti BPPV, vertigo yang muncul pada Penyakit Meniere dapat
muncul sewaktu-waktu, tidak peduli bagaimanapun posisi pasien dan dapat
bertahan selama beberapa jam.
Ini merupakan kelemahan pada sisi sistem vestibuler. Gejala yang dialami dapat
berupa ketidakseimbangan dan atau pusing ketika menolehkan kepala. Pada
stadium awal gejala dapat berupa vertigo dan sensasi berputar. Rehabilitasi
vestibuler dapat memberikan keuntungan penting pada pasien dengan gejala-
gejala ini.
Kelemahan pada kedua sisi sistem vestibuler. Seseorang dengan gangguan ini
dapat mengalami ketidakseimbangan dan atau pusing ketika menolehkan kepala.
Mereka juga dapat mengalami osilopsia, atau ilusi benda-benda yang memantul ke
atas dan ke bawah dengan bergerak. Ada keuntungan pasti pada pasien dengan
gangguan ini bila menggunakan terapi vestibuler. Latihan keseimbangan dan
teknik kompensasi.
Dengan atau tanpa nyeri kepala, dapat menyebabkan vertigo mulai dari hitungan
menit sampai berhari-hari. Serangan dapat dicetuskan oleh gerakan menoleh
cepat, berada dalam keramaian atau tempat yang membingungkan, mengendarai
sebuah kendaraan, atau bahkan hanya menonton pergerakan di televisi. Migraine
vestibuler juga menyebabkan ketidaktenangan, hilangnya pendengaran, dan
telinga berdenging (tinitusë
Bocornya cairan telinga dalam ke telinga tengah. Dapat muncul setelah trauma
kepala, latihan fisik, atau yang jarang, tanpa penyebab yang diketahui.
Cemas dan stres diketahui dapat memperparah gejala pusing telinga dalam. Cemas
dan stres juga merupakan penyebab tersering pusing yang tidak berhubungan
dengan telinga dalam. Penyebab lainnya termasuk masalah yang berhubungan
dengan otak, dan gangguan medis lainnya seperti tekanan darah rendah.
-
- Uji berjalan (
ë : berjalan di tempat 50 langkah, bila tempat berubah
melebihi jarak 1 meter dan badan berputar lebih dari ·0° berarti sudah terdapat
gangguan kesimbangan.
#!
Teknik pemeriksaan :
Pasien diminta berdiri tenang dengan tumit sejajar di atas alat, mata memandang
ke satu titik di muka, kemudian dilakukan perekaman pada empat kondisi,
masing-masing selama 60 detik. (1ë Berdiri di atas alas dengan mata terbuka
memandang titik tertentu, dalam pemeriksaan ini ketiga input sensori bekerja
sama, (2ë Berdiri di atas alas dengan mata tertutup, dalam keadaan ini input visual
diganggu, (·ë Berdiri di atas alas busa 10 cm dengan mata terbuka, memandang
titik tertentu, dalam keadaan ini input proprioseptif diganggu, (4ë Berdiri tenang di
atas alas busa 10 cm dengan mata tertutup, dalam keadaan ini input visual dan
proprioseptif diganggu, jadi hanya organ vestibuler saja yang bekerja, bila
terdapat pemanjangan ayun tubuh berarti terjadi gangguan keseimbangan.
,+
Pada uji ini, subyek ditempatkan sedemikian rupa sehingga bidang salah satu
kanalis semisirkularis (biasanya horisontalë menjadi sejajar dengan suatu bidang
yang vertikal terhadap bumi. Selanjutnya suatu cairan yang lebih hangat atau lebih
dingin daripada suhu tubuh dialirkan ke liang telinga. Sebagai akibatnya terjadi
transfer panas dari dan ke telinga dalam yang menimbulkan suatu arus konveksi
dalam endolimfa. Hal ini menyebabkan defleksi kupula dalam kanalis yang
sebanding dengan gravitasi, dan rangsangan serabut-serabut aferennya. Suatu
cairan dingin yang dialirkan ke liang telinga kanan akan menimbulkan nistagmus
dengan fase lambat ke kanan, sedangkan suatu cairan hangat akan menyebabkan
suatu fase lambat ke kiri. Respon ini secara khas berlangsung dua sampai tiga
menit. Kecepatan maksimum dari komponen lambat dan lamanya nistagmus
diukur bila tidak timbul penglihatan.
.
Seorang dokter umum dapat meminta opini dari ahli otolaringologi untuk
membantu mengevaluasi masalah keseimbangan. Seorang ahli otolaringologi
adalah seorang dokter/ahli bedah yang berspesialisasi pada telinga, hidung,
tenggorokan, kepala dan leher, dengan keahlian pada gangguan keseimbangan.
Mereka biasanya akan meminta riwayat medis lengkap dan melakukan
pemeriksaan fisik untuk mulai memilah penyebab yang mungkin pada gangguan
keseimbangan. Dokter boleh melakukan serangkaian tes untuk menilai penyebab
dan luasnya gangguan keseimbangan. Jenis tes yang dibutuhkan akan bervariasi
berdasarkan gejala dan status kesehatan pasien.
Uji kalori mungkin dilakukan sebagai bagian dari ENG. Pada uji ini, masing-
masing telinga dialiri dengan air hangat lalu air dingin, biasanya telinga satu
persatu jumlah nistagmus yang dihasilkan dihitung. Nistagmus lemah atau tidak
adanya nistagmus dapat mengindikasikan gangguan telinga tengah. Tes lainnya
adalah posturografi.