Professional Documents
Culture Documents
I. IDENTITAS:
Nama pasien : Ny M
Usia : 62 thn
Alamat : Sukoharja
Agama : Islam
Suku : Jawa
No RM : 136438
II. ANAMNESIS:
Riwayat Penyakit Keluarga: riwayat penyakit serupa disangkal, riwayat penyakit darah
III. PEMERIKSAAN:
A.Status Generalis
Gizi : cukup
Airway : Clear
Disability : E4V5M6
Vital Sign
TD : 120/80 mmHg
N : 76x/menit
R : 23x/menit
S : 36,3 C
TB : 135 cm
BB : 55 kg
B. Status lokalis:
Kepala : Normocephal
2
Hidung : Septum deviasi (-)
Telinga : Simetris
Trismus (-)
Thorax
Paru-paru
Auskultasi : Vesikuler
Jantung
Abdomen:
3
Inspeksi : Permukaan Datar luka terbuka (+)
Ascites (-)
Kolostomi (+)
Perkusi : redup
Massa (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Golongan darah :B
HbSAg : (-)
4
DURANTE OPERASI
Goedel ukuran 3
RR : 24 x 350 : 8400
I ratio : 1 : 2
Pemeriksaan malapati : 2
ASA : III E
JALANNYA OPERASI
Pasien masuk OK, pasien di persiapkan untuk anastesi dengan memberikan obat
premedikasi untuk anastesi midazolam 2,5 mg pada pukul 08:40. Setelah di berikan
midazolam pasien di injeksi dengan ketalar 75 mg dan atracurium 1 ampul. Lalu pasien
5
di lakukan intubasi dengan ET oral ukuran 6,5 dan di beri goedel ukuran 3. Pasien di
berikan jalur intravena 2 tempat untuk memberikan maintenance cairan. Pada saat pasien
liter, N2O 3 liter, dan sevovlurane 1.5. pukul 09:38 sevovluran di turunkan menjadi 1
karena tensi turun menjadi 100/69. Pukul 09:45 sevofluran di naikan menjadi 1,25, pukul
10:00 sevofluran di naikan lagi menjadi 1,5. Pukul 10:15 sevofluran di turunkan menjadi
1 karena tensi turun 80/49. Pukul 10:23 pasien mulai nafas spontan, pasien di berikan
atracurium 0,5 ampul (5 mg/ml) intravena. pukul 10:30 sevofluran di turunkan lagi
menjadi 0,5 tensi 75/46, N2O juga di turunkan menjadi 2 liter. Pukul 12:15 sevofluran di
naikan menjadi 1 sampai pukul 12:30 sevofluran di turunkan sampai 0. Operasi selesai.
Pemberian maintenance cairan menggunakan asering 10 flabot mulai pukul 8:40 sampai
pukul 10:30, selebihnya menggunakan HES sampai operasi selesai. Di gunakan HES
karena tensi tidak naik, agar tidak turun maka di berikan cairan koloid yang lama berada
6
TINJAUAN PUSTAKA
Pra bedah :
Puasa 6-8 jam : beri infus pengganti cairan sbnyk 25% dr kebutuhan dasar 24 jam
2. Pd jam ke 2 : 25%
3. Pd jam ke 3 : 25%
Deficit cairan karena puasa, 0,5nya di berikan pada 1 jam pertama, 0,25 nya pada jam ke
Banyak cairan yang hilang karena translokasi selama pembedahan, tergantung dari jenis
operasinya .
ml/KgBB/jam
7
Pada prinsipnya kecepatan cairan yang diberikan selama pembedahan adalah
dapat menjamin tekanan darah stabil tanpa menggunakan obat vasokonstriktor, dengan
Perdarahan : bila kurang dari 10% jumlah darah, cukup diganti dengan cairan
kristaloid saja, tapi bila lebih dari 10% pertimbangkan untuk diganti dengan darah atau
koloid.
FARMAKOLOGI ANASTESI
1. N2O
N2O di absorbs dalam tubuh dengan cepat ±1000 ml/menit selama menit pertama. Dalam
5 menit absorbs berkurang sebagian menjadi 500-700 ml/menit dan dalam 10 menit turun
sampai 350 ml/menit, kemudian 30 menit menjadi 200 ml/menit dan dalam 100 menit
turun sampai 100 ml/menit kemudian secara lambat menurun sampai absorbs mencapai
nol (jenuh).
Dalam 100 ml darah dapat larut 47 ml N 2O.N2O hampir seluruhnya dikeluarkan melalui
paru-paru, sedikit sekali melalui kulit (keringat), urin dan saluran cerna intestinal.
2. Actrakurium
8
Merupakan obat pelumpuh otot non depolarisasi yang relative baru yang mempunyai
a. Metabolism terjadi di dalam darah (plasma) terutama melalui suatu reaksi kimia
unik yang disebut reaksi eliminasi Hofman. Reaksi ini tidak tergantung pada
Stabilitas larutan sangat bergantung penyimpanan pada suhu dingin dan perlindungan
terhadap penyinaran.
Mula dan lama kerja atrakurium tergantung pada dosis yang dipakai. Pada umumnya
mula kerja atrakurium pada dosis intubasi adalah 2-3 menit, sedangkan lama kerja
Pemulihan fungsi saraf otot dapat terjadi secara spontan (sesudah lama kerja obat
dapat menjadi obat pelumpuh otot non depolarisasi terpilih untuk pasien geriatric atau
9
3. Ketalar
Ketalar berisi ketamin hidroklorida setara biasanya dengan basanya 50 mg; 100mg/ml
injeksi
4. Sevofluran
Merupakan cairan volatile untuk inhalasi, cairan ini tidak mudah terbakar dan tidak
individu sehat, half-life ion fluoride lebih panjang pada pasien dengan kerusakan ginjal,
tetapi tidak pada orang tua. Rata-rata half-life pada orang tua ( ≥ 65 tahun) berkisar 24
jam (rata-rata 18-72 jam). Half-time pada penderita dengan kerusakan hepar berkisar 23
jam (rata-rata 16-47 tahun). Half-time pada penderita gagal ginjal rata-rata 33 jam (rata-
Sevofluran tidak mengakibatkan peningkatan heart rate pada dosis < 2 MAC.
ANASTESI GENERAL
Tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat pulih
10
Metode anastesi umum dilihat dari cara pemberian obat :
1. Parenteral
Anastesia umum yang diberikan secara parenteral baik intravena maupun intra muscular
biasanya digunakan unuk tindakan yang singkat atau untuk induksi anastesi. Obat yang
umumnya di pakai adalah thiopental, kecuali untuk kasus-kasus tertentu dapat digunakan
ketamin, diazepam dll. Untuk tindakan yang lama biasanya di kombinasi dengan obat
anastesi lain.
2. Perektal
Anastesi umum yang di berikan melalui rectal kebanyakan di pakai pada anak, terutama
Anastesi dengan menggunakan gas atau cairan anastetika yang mudah menguap (volatile
agent) sebagai zat anastetika melalui udara pernafasan. Zat anastettika yang di gunakan
berupa suatu campuran gas (dengan O2) dan konsentrasi zat anastetika tersebut
tergantung dari ekanan parsialnya. Tekanan parsial dalam jaringan otak menentukan daya
anastesia, zat anastetika disebut kuat bila dengan tekanan parsial rendah sudah cukup
11
pernafasan teratur, teratur kelopak
otomatis mata
III :
cepat dan
memanjang
IV : henti nafas
LOADING CAIRAN
24 x 60 1440
12
Loading cairan 10’ setelah anestesi = 10ml x 35 kg
= 350 ml
= 4 x 70 x 40/60
= 187 ml
= 537 ml
13