You are on page 1of 16

Sterilisasi & Desinfeksi

Hasanuddin University Hospital


Pendahuluan
 Kasus infeksi masih merupakan masalah utama di RS
→ infeksi nosokomial
 Amerika Serikat: infeksi nosokomial terjadi sebesar 5 % dari 40
juta pasien yang dirawat di rumah sakit pertahun
 Pengamatan terhadap 14 negara berkembang rata-rata 9%, atau
bervariasi antara 3- 21% dari 1,4 juta penderita rawat inap di
seluruh dunia
 Suatu penelitian yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa:
(dikutip dlm hastomo,2009)
- Sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang berasal
dari Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik tetap
menunjukkan adanya infeksi nosokomial dengan Asia Tenggara
sebanyak 10,0%.
- Infeksi nosokomial menimbulkan kematian sebanyak 88.000
kasus setiap tahunnya.
Pengertian prinsip pencegahan
infeksi
 Suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya resiko penularan infeksi mikro
organisme dari lingkungan, klien dan tenaga
kesehatan ( Nakes )
Tujuan:
 Mengurangi terjadinya infeksi
 Memberikan perlindungan terhadap klien, nakes
Faktor Yang Mempengaruhi Infeksi
1. Faktor mikroba penyebab (Agent)
 Patogenisitas
 Dosis mikroba
 Sifat spesifik dari mikroba
2. Penularan (transmission)
 Eksogen
 Endogen
3. Faktor inang (host)
 Port’d entry
 Pertahanan tubuh (kekebalan) inang
 Port’d outlet
4. Lingkungan
 Lingkungan yang lembab dan gelap
 Lingkungan yang banyak dihuni orang
Sterilisasi & Desinfeksi
 Sterilisasi: proses mematikan semua bentuk
kehidupan mikroba termasuk virus dan
bentuk vegetatif serta spora bakteri
 Desinfeksi: mematikan mikroba dgn bahan

kimia (desinfektan atau bahan antiseptik)


 Desinfektan >> permukaan benda mati
 Antiseptik >> permukaan benda hidup
Cara sterilisasi di Pelayanan
Kesehatan

 Sterilisasi dgn panas

 Sterilisasi dgn radiasi

 Sterilisasi dgn bahan kimia


Sterilisasi dgn panas
mikroba mati: oksidasi akibat panas

 Panas kering
• Flamming: dgn api bunsen → forsep, spatel
• Incineration: dgn insenerator→ sampah medik
• Hot Air: dgn oven yg temperaturnya bisa diatur
sampai di atas 100oC (160oC-180oC) → alat dari
gelas/logam
 Panas basah
• Boiling water: 60 mnt setelah air mendidih
• Steam: tidak merusak alat tajam
• Autoclave: dgn temp. > 100oC (temp. 115oC atau
lebih dgn tek. 15 atm)
Sterilisasi dgn radiasi
 Radiasi dgn sinar infra-merah
Sterilisasi dgn udara panas yg baik untuk mensterilkan
alat-alat dari gelas dan metal, diliwatkan10 menit pada
suatu ruangan yg disinari infra-merah dgn temp. 190 oC
 Radiasi dgn sinar ultra-violet
1. Menghilangkan mikroorganisme dr udara, sterilisasi
ruangan, sterilisasi alat dr plastik/bahan yg tdk
tahan panas
2. bakteri, jamur, & virus akan dimatikan oleh sinar
dgn kekuatan <300 nm
3. Protozoa & algae jg bisa dirusak/dihambat
pertumbuhannya
Sterilisasi dgn bahan kimia
Mechanisms of action:
1. Damage the Cell Membrane

2. Denature Protein
3. Modify Functional Groups of Proteins and Nucleic
Acids
Sterilisasi dgn bahan kimia
 Alkohol: etil alkohol & isopropyl alkohol 70% →
mematikan mikroba dgn denaturasi protein &
merusak membran sel mikroba
 Fenol: ex. kresol yg merupakan antibakteri yg

kuat → konsentrasi 1-2% dpt mematikan bakteri


dgn denaturasi protein & merusak membran sel
 Ion-ion logam berat: merkuri, tembaga, & perak

– Mendenaturasi protein (enzim)


SH SH
• Enzim + HgCl2 ------> Enzim – Hg + 2 HCL
aktif SH merkuri SH inaktif
 Bahan yg mengoksidasi: H2O2 (Peroksida),
iodine, hipokhlorit, khlorin → mematikan sel
dgn mengoksidasi gugus sulfhidril bebas.
- iodine: bethadin
- khlorin: kaporit, sunclin, bayclin
 Formalin & gas etilene oksida: dipakai dlm

bentuk gas → sterilisasi bahan karet/plastik


 Detergen/surfaktan
Effek surfaktan terhadap mikroba
◦ Merupakan zat pengurang tegangan permukaan
◦ Busa sabun merupakan alat perangkap M.O
◦ Mendenaturasi protein
◦ Mengemulsikan lemak dan kotoran (lihat gambar a)
◦ Efektifitas berkurang bila terkena sabun & zat organik

a
Kriteria pemilihan antiseptik
1. Aksi yang luas (menghambat
mikroorganisme secara luas gram positif.
Negatif, Tb, fungi, endospora)
2. Efektivitas
3. Kecepatan aktivitas awal
4. Efek residu
Aksi yang lama setelah pemakaian untuk
meredam pertumbuhan
5. Tidak mengakibatkan iritasi kulit
6. Tidak menyebabkan alergi
7. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang.
Larutan antiseptik yg umum dipakai
 Alkohol (60%- 90%)
 Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)
contoh : Hibiscrub, Hibitane
 Klorheksidin Glukonat (2%)
Contoh : Savlon
 Heksaklorofen (3%)
Contoh : pHisoHex tidak boleh digunakan pada selaput lendir
seperti mukosa vagina
 Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX)
Contoh : Dettol tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena
dapat membuat iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat
pertumbuhan mikroorganisme dan tidak boleh digunakan pada bayi
baru lahir
 Iodofor (7,5-10%)
Contoh : Betadine
 Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin
Contoh : Yodium tinktur
 Triklosan (0,2-2%)
Terima kasih

You might also like