You are on page 1of 3

PERKEMBANGAN ISLAM TIONGKOK

I. MASA DINASTI TANG (618-905 M)


A. Kedatangan Orang Arab Melalui Laut

Tentang permulaan ikhtiar nmemperkenalkan islam di Tioangkok, maka dalam hal itu,
terdapat pendapat yang saling berbedaan. Tetapi catatan resmi (annals) dari dinasti Tang (618-905
M), dan catatan serupa itupun dijumpai dalam A Brief Study Of the Introduction Of Islam to China
karya Chen Yuen, menyatakan hal nini terjadi pada tahun ke-2 dari pemerintahan Kaisar Young Hui,
yakni sekitar tahun 30 H atau 651 M. Dinyatakan bahwa tahun itu adalah kedatangan yang pertama
kali dari delegasi (first arrival of diplomats) yang dikirim Khalif Utsman ibn Affan ke Tiongkok.

Dinasti Tang di Tiongkok dibangun oleh Li Yuan, yang dipanggilkan Kaisar Tai Tsu (618-626
M), digantikan putranya Li Shih Min yang dipanggilkan Kaisar Tai Tsung (627-649 M) masa
nperkembangan kebudayaan dan kesusteraan dan kesenian di Tiongkok. Pada masa pemerintahan
inilah Nabi Muhammad (570-632 M) mengucapkan sabda yang terkenal itu berbunyi: “Tuntutlah
ilmu itu walaupun ke Tiongkok”, yakni “Uthlubul-‘ilma wa-lau bil-Shini”. Sepeninggalan Nabi
Muhammad, pasukan Islam pada tahun 636 M merebut ibu kota Imperiumn Parsi, Ctesiphon, dan
pada tahun 641 M telah menguasai seluruh Imperium Persi sampai perbatasan pergunungan Thian
Shan di Asia Tengah.

Pada saat itu catatan resmi pihak Tiongkok (Chinese Chronicles) menyebut bahwa pada abad
ke-5 M, yakni sebelum agama Islam lahir, armada dagang Tiongkok telah berlayar sampai ke Teluk
Parsi, muara sungai Euphrate dan sungai Tigris itu.

Jadi orang-orang Arab telah menampung dan memperdagangkan barang-barang hasil


produksi Tiongkok semenjak beberapa masa sebelum mereka itu memeluk agama Islam. Dan banyak
di antaranya berlayar ke Tiongkok setelah memeluk agama Islam Tiongkok ndewasa itu terpandang
negeri yang paling majudi dunia.

B. Orang Arab Di Tiongkok Memeluk Islam

Saad ibn Lubaid yang mempunyai darah pertualangan (adventurous character). Saat itu ia
hijrah ke Ethiopia. Saat ia kurang serasi dengan kehidupan di Ethiopia itu, lalu berlayar dengan
menumpang sebuah kapal (dari teluk Aden), dengan harapan akan memperoleh kehidupan baru.
Mereka telah mengenal cara penggunaan Kompas yang ditemukan buat pertama kalinya di
Tiongkok. Dan kemudian tiba di Bandar Kwang Chow (Kanton), sebuah Bandar dagang yang
teramat modern pada saat itu. Iapun langsung menyebarkan ajaran Islam di situ pada masa antara
tahun 9 H dan 14 H.

Saad mempunyai teman yang bernama Yusuf dan mereka sangat giat dalam penyebaran
agama Isla. Saad di Chuan Chow dan Chang Chow, sedangkan Yusuf di Kwang Chow (Kanton). Hal
itu dapat dibuktikan dengan kehadiran Kwang Tah Se (Luminous Tower Mosque= Masjid dengan
Menara Cemerlang) di Kanton dan kehadiran Chee Lin se (Unicorn Mosque = Masjid dengan
Tanduk Satu), yaitu dua buah Masjid tertua yang dibangun di Tiongkok.

Peningglan sejarah itu membuktikan bahwa agama Islam masuk nke Tiongkok pada masa
permulaan sekali. Di samping itu, banyak turunan Muslim Tionghoa dalam wilayah Fukien itu
mempunyai nama keluarga SAA, singkatan dari nama Saad, yaitu orang yang pertama kali yang
menyiarkan Islam di Tiongkok itu. Admiral saa Chien Ping adalah admiral yang sangat terkenal di
Republik Tiongkok pada masa revolusi menumbangkan Dinasti Manchu (1644-1911 M).

KONTAK MELALUI DARATAN DENGAN TIONGKOK

A. Saling Bertetangga

Tiongkok, pada masa pemerintahan Kaisar Jing Loong (707-712 M). dengan masa
pemerintahan Kaisar Hsuan Tsung (712-756 M) dari dinasti Tang, berada pada puncak kebesaran
dan kemegahan.

Semenjak agama Islam lahir, terlebih khusus semenjak pasukan Islam di dalam Pertempuran
di Kadesi pada tahun 636 M. menghancurkan pasukan Imperium Persi, di bawah pimpinan
panglima terkenal Saad ibn Abi-Waqqash dibantu oleh ahli-ahli taktik militer Abdullah ibn Amir
dan Hubaib ibn Musallamah, lambatlaun Arabia dan Tiongkok saling berbatasan sempadan di Asia
Tengah. Pasukan Islam itu menguasai wilayahKhurasan dan tiba pada perbatasan Soghdia, dengan
ibu kota Amu-Darya dengan Sir-Darya, yang mengakui hak dipertuankan Tiongkok. Sedangkan
pasukan dinasti Tang ditempatkan di Tashkent, ibu kota wilayah Ferghana, tempat kedudukan
kakhan maharaja diraja dari suku-suku Turks di Asia Tengah.

Perluasan wilayah kekuasaan Islam kea rah belahan timur itu berlangsung pada masa
pemerintahan daulat Khulafaur-Rasyidin, terlebih khusus pada masa pemerintahan Khalif Umar
ibn Khaththab dan masa pemerintahan Khalif Utsman ibn Affan. Pergantian daulat (dinasti) di
dalam sejarah kekuasaan Islam tercatat sebagai berikut:

1. Khulafaur-Rasyidin:
Khalif Abubakar (632-634 M)
Khalif Umar (634-644 M)
Khalif Utsman (644-656 M)
Khalif Ali (656-661 M)
2. Daulat Umayyah (661-750 M)
3. Daulat Abbasiah (750-1517 M)
4. Daulat Utsmaniah (1517-1924 M).

II. MASA DINASTI SUNG (960-1279 M)


A. Muslim Arab Pada Masa Dinasti Sung

1. Impor-Ekspor Tiongkok Macet


Dinasti Tang (618-905 M) tunbang karena perebutan kekuasaan yang terus menerus di
sebelah dalam, dan sepeninggalannya terbentuk lima dinasti yang naik berkuasa silih
berganti dalam masa singkat, yaitu :
905-923 dinasti Liang
923-936 dinasti Tang
936-947 dinasti Tsing
947-950 dinasti Han
950-960 dinasti Chou

Dinasti Liang itu memindahkan ibu kota dari Changan (Sian) wilayah Shensi, ke Kaifeng
dalam wilayah Honan. Dinasti Tang berhasil merebut kekuasaan kembali dalam masa singkat
memindahkan Ibukota ke Loyang dalam wilayah Honan juga. Tetapi tiga dinasti berikutnya
memindahkan Ibukota Kembali ke Kaifeng. Ibukota yang baru itu bias pula dipanggilkan dengan Ta
Liang, Pien Liang, dan Pien-Ching.

Masa-masa perebutan kekuasaan itu terpandang mas kekacauan dan rebut-rampas


kekuasaan yang lebih setengah abad lamanya. Pada akhirnya General Chao Kuang Yin berhasil
memulihkan kesatuan Tiongkok kembali beserta ketertiban dan keamanan, dan terbentuklah dinasti
Sung (960-1279 M), dengan Ibukota Kaifeng.

Akibat kekacauan yang terus menerus itu, dan terlebih-lebih lagi ialah akibat pembunuhan-
pembunuhan missal terhadap orang asing pada masa sebelumnya, maka saudagar-saudagar arab
dan parsi, yang tadinya ramai mengunjungi pesisir Tiongkok pada setiap musim, lantas kegiatan
dagang yang ramai terhenti hampir seratus tahun lamanya. Hal itu berakibat buruk sekali bagi
Bandar-bandar dagang sepanjang pesisir Tiongkok.

2. Menggairahkan Saudagar-saudagar Arab

Pada masa pemerintahan dinasti Sung itulah saudagar-saudagar Arab dan Parsi ramai
kembali mengunjungi bendar-bandar dagang di pesisir Tiongkok pada setiap musim, yakni Bandar
Kwang Chow (Kanton) dalam wilayah Kwangtung dan Bandar Chuang Chow dalam wilayah Fukien.

3. Perkembangan Hubungan Dagang

Departemen urusan perdangan dari dinasti Sung itu memasarkan benda-benda komoditi
seperti: the,porselin, sutera, satin, linen, kertas, kain kuning, buah-buahan yang dikeringkan dan
obat-obatan. Jumlah jumlah terbesar dari obat-obatan itu adalah akar-akar ramuan,
gliserin,kayumanis, tawas, dan kasturi.

Po Shou Keng itu seorang keturunan Arab dan keluarganya sudah berdiam beberapa
generasi di Tiongkok. Dia sendiri menyelenggarakan perdagangan luar negeri beserta perkapalan di
Bandar Chuan Chow. Pengaruhnya demikian besar dalam badan pemerintahan hingga pada tahun
ke-6 dari pemerintahan Kaisar Sun Yu yakni pada tahun 1246 M. ia kembali ditunjuk menjabat
Komisaris urusan Bea-Cukai.

4. Perubahan Sikap Pu Shou Keng

You might also like