Professional Documents
Culture Documents
Willyanto
Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin – Universitas Kristen Petra
Abstrak
Kata kunci : performance, bahan bakar gas, blower, sistem injeksi, inverter
Abstract
Replacing from gasoline to gas fuel (BBG) for automotive, in fact, decreases the motor’s power.
By adding some equipments such as blower (+ inverter) and BBG injection, the pressure and
density of BBG and air mixture into combustion chamber will be higher. This can make the power
of combustion engine be equal even bigger than using gasoline.
gas dan udara yang optimal sesuai dengan 2.2. Konversi Kit
kebutuhan motor). Blower akan memberikan
suplai udara bertekanan sehingga tekanan pada Konversi Kit atau dikenal juga dengan nama
mixer menjadi vakum dan campuran segar yang Conversion kit merupakan peralatan tambahan
masuk ke dalam silinder mempunyai tekanan pada motor bakar sehingga motor dapat terse-
yang lebih tinggi dari tekanan atmosfer se- but menggunakan BBG. Sistem motor bakar
hingga tekanan maupun kepadatan campuran yang menggunakan Dual fuel dapat dijelaskan
bahan bakar dan udara yang masuk bisa lebih dengan skema sebagai berikut :
tinggi, hal ini membuat daya yang dihasilkan
motor lebih meningkat. Debit dan tekanan yang
diberikan oleh blower merupakan fungsi dari
putaran motor karena debit dan tekanan udara
ideal yang dibutuhkan motor berbeda untuk
setiap putaran motor. Putaran blower diatur
dengan perangkat elektronik dengan meng-
gunakan sensor arus pada koil.
3.1. Pengukuran Daya Laju aliran udara dan bahan bakar dapat
dirumuskan:
Daya yang diukur oleh dynamometer dapat
dihitung dengan menggunakan rumus : ηv .N .VD
Qa = ( m 3 / dtk )
2 x 60
2π P R Nd
BHP = (dk ) dimana :
X Vd = volume langkah torak (m 3)
Dimana : N = putaran motor bakar (rpm)
BHP = brake horse power (dk) ηv = efisiensi volumetris total.
P = gaya aksi dynamometer (Newton)
R = panjang lengan dynamometer (m) 3.3. Efisiensi volumetris siklus
Nd = putaran motor (rpm)
X = faktor pengonversi Efisiensi Volumetris siklus dari suatu motor
bakar torak:
33000
ft.lb / det
=
dk
ηvs =
(1 − f )
P0 .v d
kg.m / det
= 4500 R.T0
dk
dimana :
N .m / det P0 = tekanan atmosfir
= 45000
dk T0 = temperatur atmosfir
vd = volume jenis displacement
Sedangkan tekanan efektif rata-rata (Brake R = konstanta gas
Mean Effective Pressure) yang merupakan f = faktor residual gas
tekanan rata-rata yang bekerja pada piston
selama langkah kerja dapat dihitung 3.4. Efisiensi volumetris
berdasarkan rumus :
Efisiensi volumetris dari motor bakar torak:
ηv = ηvs x ev
bmep =
0,45 N Z
(kg / cm )
2
dimana :
A L i Nd ev = efisiensi volumetris karena
kecepatan piston
dimana :
N = tenaga kuda poros (dk)
A = luas penampang torak (m 2) 4. Prosedur Percobaan
L = panjang langkah torak (m)
i = jumlah silinder 4.1. Prosedur I : Motor bakar mengguna-
Z = 1 untuk motor 2 langkah kan bahan bakar bensin
2 untuk motor 4 langkah
Percobaan menggunakan metode pengerem-
Hubungan antara BHP dan bmep adalah an konstan dan putaran berubah.
sebagai berikut : 1. Motor bakar dihidupkan pada putaran idle
selama beberapa saat sampai pada tempera-
bmep Vsil Np tur kerja, yaitu temperatur kerja pada air
BHP = radiator (70°C).
X
2. Setting pengapian terbaik pada distributor
dengan menggunakan timing light, dan di-
dimana :
peroleh pengapian 10° sebelum TMA.
Vsil = Volume pergeseran piston
Dimana pada sudut pengapian tersebut
π 2 memberikan gaya maksimum yang terlihat
= D L
4 pada dynamometer, sehingga akan diperoleh
Np = jumlah langkah kerja permenit daya maksimum.
= i. Nd/Z
Daya (HP)
30 Hz
5. Mengulangi langkah nomor 4 untuk pe- 2.7
2.6 40 Hz
ngereman 5 % dan 10 %.
50 Hz
2.5
2.4 60Hz
dikembalikan ke posisi 0 %.
2.1
2
100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250
P reg (kPa)
Percobaan menggunakan metode pengerem- Dari grafik di atas terlihat bahwa perbedaan
an konstan dan putaran berubah. daya motor yang dihasilkan untuk tiap variasi
1. Motor bakar dihidupkan pada putaran idle frekuensi blower tidak terlalu jauh. Grafik
selama beberapa saat sampai pada tem- untuk BBG berbentuk seperti parabola yang
peratur kerja, yakni temperatur kerja pada membuka ke bawah. Hal ini karena pada
air radiator ( 70°C). tekanan regulator yang kecil, jumlah BBG yang
2. Setting pengapian terbaik pada distributor diinjeksikan juga kecil sehingga campuran
dengan menggunakan timing light pada udara dan BBG terlalu miskin. Dengan ber-
posisi 20° sebelum TMA. Dimana pada tambahnya tekanan regulator dan frekuensi
sudut pengapian tersebut memberikan blower maka campuran udara dan BBG sema-
gaya maksimum yang terlihat pada dyna- kin baik sehingga daya motor meningkat
mometer, sehingga akan diperoleh gaya sampai pada tekanan regulator sebesar 175 kPa
maksimum. dan frekuensi blower sebesar 60 Hz daya motor
3. Mengubah bahan bakar dari bensin ke yang dihasilkan mencapai maksimum, yaitu
bahan bakar gas jika start menggunakan
sekitar 3,2 hp. Seiring bertambahnya tekanan
bensin.
regulator, daya motor juga menurun karena
4. Membuka kran pemasukan air ke dyna-
campuran udara dan BBG terlalu kaya. Grafik
mometer dan dilakukan penyetelan agar
untuk bensin berbentuk garis lurus horisontal
tekanan air yang masuk sebesar 2,5 bar.
dan berada pada posisi daya motor sekitar
5. Mengaktifkan solenoid valve dan inverter.
3,06 hp.
Mengatur putaran blower pada frekwensi
10 Hz dengan menggunakan inverter.
6. Mengatur tekanan regulator pada posisi 4.6
terjadi. 3.8
4 10 Hz
20 Hz
3.6 30 Hz
3.4
garis lurus horisontal dan berada pada posisi (umpan balik) yang didasarkan pada putaran
daya motor sekitar 3,02 hp. motor bakar dan pembebanan.
Dari gambar 6 terlihat bahwa perbedaan Motor bensin yang dijual di pasaran didisain
daya motor yang dihasilkan untuk tiap variasi untuk memberikan daya optimal jika meng-
frekuensi blower tidak terlalu jauh. Dengan ber- gunakan bahan bakar bensin. BBG yang
tambahnya tekanan regulator dan frekuensi memiliki angka oktan yang lebih tinggi dari
blower maka campuran udara dan BBG bensin tidak dapat memberikan daya yang
semakin baik sehingga daya motor meningkat. optimal pada motor bensin jika tidak dilakukan
Sampai pada tekanan regulator sebesar 300 kPa modifikasi.
dan frekuensi blower sebesar 60 Hz daya motor Dengan penambahan sistem bahan bakar
yang dihasilkan mencapai maksimum, yaitu yang identik dengan sistem pada motor bensin
sekitar 5,5 hp. Grafik untuk bensin berbentuk seperti adanya sistem injeksi bahan bakar,
garis lurus horisontal dan berada pada posisi adanya blower untuk meningkatkan tekanan
daya motor sekitar 2,83 hp. kompresi serta modifikasi dari centrifugal dan
Dari percobaan yang dilakukan mulai dari vacuum advance maka daya yang dihasilkan
pengereman 0 %, 5 % dan 10 % secara umum motor yang menggunakan BBG bukan hanya
selalu dapat diperoleh daya yang dihasilkan dapat menyamai motor bensin, tetapi bahkan
sistem yang menggunakan BBG ditambah melebihinya. Demikian juga akselerasi motor
blower dan sistem injeksi adalah dapat meng- berBBG secara otomatis dapat ditingkatkan
hasilkan daya yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan sistem injeksi tersebut.
motor bensin tersebut hanya menggunakan Mengingat motor bensin itu telah dirancang
bahan bakar bensin premium. hanya untuk menghasilkan daya tertentu,
maka dengan penambahan segala peralatan
6 tersebut janganlah dibuat hingga motor bensin
5.5
5
tersebut menghasilkan daya yang lebih besar
dari daya yang dirancang karena akan
10 Hz
4.5 20 Hz
40 Hz
3.5
1.5
atau bahkan bisa menimbulkan ledakan
sehingga mengakibatkan terlepasnya kepala
1
100 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350 375 400 425
Raya Direktorat Pembekalan Dalam Negeri 21. Tirtoatmodjo, Rahardjo, “Diktat Pesawat
Pertamina, P.T. Elnusa, 1989. Kalori I”. Surabaya : U.K. Petra, 1996.
9. Hadihardjono, G. S., “Pengesahan Pema- 22. Tirtoatmodjo, R., “Diktat Teknik Pembakar-
sangan Peralatan Konversi Bahan Bakar an dan Bahan Bakar”. Percetakan U.K.
Gas (BBG) merek Renzo landi dan Tangki Petra, 1995.
BBG merek Faber pada Kendaraan Ber-
23. Tirtoatmodjo. R., Widjaja B., “Perhitungan
motor”. Direktur Jendral Perhubungan
Pegas Centrifugal Advance dan Vacuum
Darat, 1991.
Advance dari Daihatsu CB 41 yang
10. Honggowibowo, Godwin., “Perencanaan Sis- menggunakan Bahan Bakar Gas”, Jurusan
tem Injektor Akselerasi Untuk Bahan Bakar Teknik Mesin U.K. Petra, 1998.
Gas”. Surabaya : U.K. Petra, 1996.
24. Tirtoatmodjo, R., “Seminar Upaya Peman-
11. Kristanto, P., “Analisa Gas Buang Ken- faatan BBG sebagai Bahan Bakar alternatif
daraan Bermotor Roda Empat Berbahan dan Terciptanya Langit Biru”. Surabaya :
Bakar Bensin”. Dimensi Vol. 19/EM, 1993. U.K. Petra, 1998.
12. Maleev, V. L., “Internal Combustion 25. Vicky, “Bahan Bakar Alternatif LPG, LING
Engine”. Singapore : Mc Graw Hill, 1985. atau CN, Otomotif Mekanik No. 11”, 1993.
13. PERTAMINA, “Pemanfaatan Bahan Bakar
Gas Untuk Sektor Transportasi”. Dinas
Pemasaran LPG & BBG, Direktorat Pembe-
kalan dan Pemasaran Dalam Negeri, 1995.
14. Pramudana, Ludy, “Meningkatkan Effisiensi
Motor Bakar Dengan Memperbesar Waktu
Penyalaan Busi Dalam Setiap Langkah
Kerja”. Surabaya : U.K. Petra, 1996.
15. Sasmojo S, Busono T., “Tinjauan Tentang
Senyawa Pencampur dan Penambah untuk
menaikkan Angka Oktan Bensin”. Pusat Pe-
nelitian Energi ITB, Konferensi ke-9 Ikatan
Ahli Teknik Otomotif (IATO), 1990.
16. Sudrajat M.P.K., “Pengadaan dan Penya-
luran Monograde Gasoline”. PERTAMINA,
Konferensi ke-9 Ikatan Ahli Teknik
Otomotif (IATO), 1990
17. Sanjaya, T., “Pengembangan Teknologi
Pemakaian Bahan Bakar Gas (BBG) pada
Kendaraan Umum. P.T. Gas Biru”, 1995.
18. Sasmito, H., “Pemasyarakatan Bahan Bakar
Gas ( BBG ) sebagai Bahan Bakar Alternatif
Kendaraan Angkutan Kota”. Seminar Na-
sional BBG di Malang, 1995.
19. Soetedjo, Handrianto, “Peningkatan Unjuk
Kerja Motor Bensin Empat Langkah Yang
Berbahan Bakar Gas Dengan Penambahan
Blower Dan Sistem Injeksi”. Surabaya : U.K.
Petra, 1998.
20. Tirtoatmodjo, Rahardjo, “Makalah Presen-
tasi Hasil Penelitian Perbaikan Unjuk Kerja
Mixer Dari Conversion Kit BBG”. Surabaya
: U.K. Petra, 1996.