Professional Documents
Culture Documents
Insulin
Insulin dihasilkan oleh kalenjar pankreas pada tubuh kita, hormon insulin yang diproduksi
oleh tubuh kita dikenal juga sebagai sebutan insulin endogen. Namun, ketika kalenjar
pankreas mengalami gangguan sekresi guna memproduksi hormon insulin, disaat inilah
tubuh membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh, dapat berupa obat buatan manusia
atau dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen.
Mulai dari cara kerja insulin eksogen, mula kerjanya, waktu tercapainya efek insulin
eksogen paling kuat, lama bekerjanya, dan waktu penyuntikan insulin eksogen disamping
pengetahuan cara pemberian insulin eksogen dan cara penyimpanannya.
1. Keadaan stress berat, seperti infeksi berat, pembedahan, serangan jantung, stroke.
2. Diabetes yang timbul dikala kehamilan, bila pengaturan makan saja tidak dapat
mengendalikan kadar glukosa darah.
3. Keadaan ketoasidosis diabetik.
Insulin menolong tubuh untuk menggunakan glukosa yang berada di dalam darah.
Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan kadar glukosa darah tinggi
(hiperglikemia), sedangkan kelebihan insulin dapat menyebabkan kadar glukosa terlalu
rendah (hipoglikemia).
Tipe Insulin
1. Sebelum menyuntikkan insulin, kedua tangan dan daerah yang akan disuntik haruslah
bersih. Bersihkanlah dengan cairan alkohol 70% dengan menggunakan kapas bersih dan
steril.
3. Untuk semua insulin, kecuali insulin kerja cepat, harus digulung-gulung secara
perlahan-lahan denga kedua telapak tangan. Hal ini bertujuan untuk melarutkan kembali
suspensi. (JANGAN DIKOCOK).
4. Ambillah udara sejumlah insulin yang akan diberikan. Lalu suntikkanlah ke dalam vial
untuk mencegah terjadi ruang vakum dalam vial. Hal ini erutama diperlukan bila akan
dipakai campuran insulin.
5. Bila mencampur insulin kerja cepat dengan kerja cepat harus diambil terlebih dahulu.
6. Setelah insulin masuk ke dalam alat suntik, periksa apakah mengandung gelembung
atau tidak. Satu atau dua ketukan pada alat suntik dalam posisi tegak akan dapat
mengurangi gelembung tersebut. Gelembung yang ada sebenarnya tidaklah terlalu
membahayakan, namun dapat mengurangi dosis insulin.
7. Penyuntikan dilakukan pada jaringan bawah kulit (subkutan). Pada umumnya suntikan
dengan sudut 900. Pada pasien kurus dan anak-anak, kulit dijepit dan insulin disuntikkan
dengan sudut 450 agar tidak terjadi penyuntikkan otot (intra muskular).
Perlu diperhatikan daerah mana saja yang dapat dijadikan tempat menyuntikkan insulin.
Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan di daerah perut dimana
penyerapan akan lebih cepat. Namun bila kondisi kadar glukosa pada darah rendah,
hindarilah penyuntikkan pada daerah perut.
Secara urutan, area proses penyerapan paling cepat adalah dari perut, lengan atas dan
paha. Insulin akan diserap lebih cepat diserap apabila daerah suntikkan digerak-gerakkan.
Penyuntikkan insulin pada satu daerah yang sama dapat mengurangi variasi penyerapan.
Penyuntikkan insulin selalu di daerah yang sama dapat merangsang terjadinya perlemakan
dan dan menyebabkan gangguan penyerapan insulin. Daerah suntikkan sebaiknya berjarak
1inchi (+ 2,5cm) dari daerah sebelumnya.
Lakukanlah rotasi di dalam satu daerah selama satu minggu, lalu baru pindah ke daerah
yang lain.
Bila proses penyuntikkan terasa sakit atau mengalami perdarahan setelah proses
penyuntikkan, maka daerah tersebut sebaiknya ditekan selama 5-8 detik. Untuk
mengurangi rasa sakit pada waktu penyuntikkan dapat ditempuh usaha-usaha sebagai
berikut:
Sebaiknya disimpan 2-8 derajat celcius (jangan sampai beku), di dalam gelap (seperti di
lemari pendingin, namun hindari freezer.
Suhu ruang 25-30 derajat celcius cukup untuk menyimpan selama beberapa minggu,
tetapi janganlah terkena sinar matahari.
Sinar matahari secara langsung dapat mempengaruhi percepatan kehilangan aktifitas
biologik sampai 100 kai dari biasanya.
Suntikkan dalam bentuk pena dan insulin dalam suntikkan tidak perlu disimpan di lemari
pendingin diantara 2 waktu pemberian suntikkan.
Bila tidak tersedia lemari pendingin, simpanlah insulin eksogen di tempat yang teduh dan
gelap.(DA)
diambil dari http://diabetes.klikdokter.com/subpage.php?id=4&sub=3
PEMERIKSAAN NEISSERIA (Gonococcus, Meningococcus)
Bahan pemeriksaan :
Hapus urogenital (uretra, vagina, serviks), endapan urine, cairn sendi, darah, eksudat
mata, hapus tenggorokan.
Cara kerja :
1. Pemeriksaan mikroskopik
2. Pembiakan
Pembiakan yang dipakai :
- Agar coklat (G.C. Agar)
- Agar coklat dari Thayer-Martin
- Cystine trypticase agar (CTA)
- Agar darah
a. Bahan pemeriksaan ditanam pada agar coklat, agar coklat Thayer-Martin dan agar
darah sebagai control.
b. Dieramkan pada suhu 350 – 370c selama 2 malam dengan ditambah CO2 (2-10%)
didalam eksikator yang dibawahnya diberi kapas basah supaya menjadi lembab. Atau
bias juga dengan menyalakan lilin dalam eksikator yang apabila lilin mati berarti O2
telah habis terbakar. Konsentrasi CO2 yang tercapai kira-kira 2% saja.
Agar darah dieramkan seperti biasa (aerob), kalau tumbuh pada perbenihan bakteri berarti
Neisseria apathogen.
Pada agar darah coklat dan Thayer-Martin setelah tumbuh tampak koloni bulat, dengan
diameter 2 – 3 mm, jernih mengkilat.
c. Dari koloni tersebut selanjutnya ditanam subkultur pada agar coklat dan Thayer-
Martin.
3. Uji oksidase
Reagen HCl – tetrametil – p – finildiamin 1% dengan hati-hati diteteskan di atas koloni
bakteri. Bila tes positif maka koloni berubah mula-mula merah jambu, kemudian menjadi
ungu dan akhirnya hitam sesudah kira-kira 5 menit.
4. Uji biokimiawi
Hasil fermentasi pada CTA :
N. gonorrhoea N. meningitides
Glukosa + +
Maltosa - +
Sakarosa - -
Catatan :
Bahan pemeriksaan untuk N. meningitides adalah :
- liquor
- hapus tenggorok
- darah