You are on page 1of 6

Perkembangan Global pada Dunia Industri Manufaktur dan Jasa serta

Keterkaitannya dengan Manajemen Operasi

Mohamad Hary W. A.

Pengertian Industri
Berbicara masalah perkembangan dunia industri kita harus mengetahui dulu
beberapa hal yang menjadi pengertian dasar tentang industri. Pertama, pengertian
mengenai industri. Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1984 RI tentang
perindustrian, yang dimaksud dengan industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi dan atau barang jadi
menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya. Secara sederhana
industri dibagi dua yaitu,
a. industri jasa
b. industri yang menghasilkan barang-barang (manufaktur)

Sektor industri jasa antara lain perdagangan, angkutan (transportasi), pemerintahan,


perbankan, asuransi persewaan, dan jasa-jasa lainnya. Sedangkan industri yang
menghasilkan barang adalah pertanian, pertambangan, industri pengolahan,
kebutuhan rumah tangga, konstruksi, juga termasuk air, gas, dan listrik.
Semua hasil produksi industri baik jasa maupun manufaktur, terbagi ke dalam,
a. Sektor primer,
Industri primer adalah industri yang menggunakan sumber daya alam sebagai
bahan bakunya. Sebagai contoh adalah industri yang mengolah hasil-hasil
pertanian, pertambangan dan perikanan
b. Sektor sekunder,
Industri sekunder adalah industri yang menggunakan bahan baku tahap
kedua sebagai bahan bakunya. Sebagai contoh adalah industri otomotif,
kapal, elektronika, dan sejenisnya
c. Sektor tersier,
Industri tersier adalah industri yang menggunakan bahan baku jasa atau
tenaga yang pada umumnya dikenal sebagai industri jasa. Misalnya
perbankan, pariwisata maupun asuransi.
Berjalannya industri sektor primer, sekunder, dan tersier pada sebuah Negara
bergantung pada strategi dan kebijakan pengembangan ekonominya. Contohnya
Indonesia yang pembangunan ekonominya memiliki beberapa strategi:
1. Strategi industrialisasi yang mengembangkan industri–industri yang
berspektrum luas (broad- based industry), seperti industri elektronik, tekstil,
otomotif, dll. Argumentasi rasionalnya adalah bahwa Indonesia memiliki
beberapa keunggulan yang memadai seperti tenaga kerja murah dan sumber
daya alam, sehingga negara-negara maju tertarik untuk berinvestasi di
Indonesia. Selain itu, dalam jangka panjang Indonesia mengambil pelajaran
dan teknologi dari industri-industri asing tersebut.
2. Strategi industrialisasi yang mengutamakan industri-industri berteknologi
canggih berbasis impor (hi-tech industry). Di Indonesia dinamakan industri
strategis, seperti industri pesawat terbang, kapal, dan peralatan militer.
Argumentasi rasionalnya adalah bahwa pendekatan ini merupakan cara agar
peningkatan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga dalam jangka panjang,
karena relatif menghasilkan nilai tambah yang besar. Apabila mengandalkan
sektor primer, nilai tambahnya kecil dan juga mudah disaingi oleh pihak asing.
3. Industri hasil pertanian (agroindustri) berbasis dalam negeri dan merupakan
kelanjutan pertanian. Argumentasinya adalah bahwa industrialisasi akan
berjalan apabila disandarkan pada keunggulan di negara bersangkutan.
Karena keunggulan Indonesia terletak di sektor pertanian, industrialisasi
harusnya berpijak pada sektor tersebut. Jika tidak demikian, industrialisasi
akan menimbulkan masalah ketimpangan pendapatan dan pengangguran.

Secara global, para pemimpin dunia memaknai pembangunan ekonomi sebagai


langkah agar terjadi proses ekonomi yang berkelanjutan dan menghasilkan
transformasi struktural dalam perekonomian dari ekonomi berbasis pedesaan
(pertanian, kelautan) menjadi berbasis perkotaan (industri manufaktur dan jasa-
jasa). Para pemimpin dunia menganggap pembangunan ekonomi di sektor primer
tidak memiliki harapan karena komoditi primer memiliki nilai tukar yang rendah dan
tidak dapat menghasilkan nilai tambah secara berkelanjutan dibandingkan sektor
sekunder maupun tersier. Sehingga arah yang dikehendaki adalah terjadinya
transformasi struktural perekonomian yang dapat menjamin pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan. Menurut ahli ekonomi dan statistika berkebangsaan Inggris,
Colin Grant Clark, transformasi struktural sendiri dipahami sebagai pergeseran
pertumbuhan sektor primer (pertanian) menuju sektor sekunder (industri) dan
kemudian ke sektor jasa. Clark menggambarkan tentang modernisasi ekonomi yaitu
proses pertumbuhan ekonomi dalam kerangka perubahan proporsional yang besar
menuju produksi sekunder dan peningkatan yang layak dalam produksi tersier.
Negara yang telah mencapai tahapan modernisasi ekonomi inilah yang dianggap
telah mengalami tahap industrialisasi.

Era industrialisasi ditandai dengan munculnya industri–industri baru yang


berkembang dengan pesat dan keuntungan yang didapat sebagian besar
diinvestasikan lagi dalam bentuk baru. Indutri-industri baru ini tentunya menimbulkan
banyak kebutuhan akan sumber daya mulai dari bahan mentah, bahan baku, dan
tenaga kerja untuk pabrik, yang pada akhirnya mendorong timbulnya layanan-
layanan jasa yang mendukung para pekerja tersebut dan kebutuhan akan barang-
barang manufaktur lainnya , perluasan lebih lanjut di daerah perkotaan dan dalam
pabrik-pabrik modern lainnya.

Pengertian Manajemen Operasi


Menurut Jay Heizer dan Barry Render, Manajemen operasi adalah “Serangkaian
kegiatan untuk membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi
keluaran, di mana kegiatan tersebut terjadi di semua lini organisasi”.
Sedangkan menurut Lee J Krajewski dan Larry P Ritzman, manajemen operasi
adalah “The term operation manajemen refers to the directions and control of the
processes that transform inputs into products and services”

Dari dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi adalah
serangkaian kegiatan dalam sebuah organisasi yang dilakukan bersama-sama untuk
menghasilkan barang dan jasa melalui proses masukan dan keluaran di bawah
pengendalian berupa arahan dan kontrol.

Perkembangan Manajemen Operasi


Perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi ditandai oleh usaha manusia
untuk meningkatkan hasil produksi dengan melakukan pembagian kerja (Division of
Labor ). Konsepnya, pembagian kerja akan menimbulkan spesialisasi, pekerjaan
tunggal yang dilakukan berulang-ulang akan menimbulkan peningkatan efisiensi dan
produktivitas, yang mulai diperkenalkan oleh Adam Smith pada tahun 1776 , seiring
dengan perkembangan industri itu sendiri, muncul konsep-konsep dalam industri
manufaktur yang lebih spesifik, seperti model-model pengambilan keputusan,
Ergonomi, Quality Manajemen, dll

Selanjutnya perkembangan manajemen operasi ditandai dengan dikenalkannya


gagasan-gagasan tentang proses produksi dan manajemen oleh Frederick Winslow
Taylor pada tahun 1911. Dikemudian hari gagasan-gagasan Taylor dinamakan
scientific management (manajemen ilmiah). Taylor menyarankan bahwa manajemen
pada industri harus mengganti metode coba-coba yang tidak didasari pada
penelitian ilmiah. Ia juga menekankan pentingnya peranan manusia dalam sistem
produksi dan pentingnya berbagai masalah diselesaikan secara ilmiah. Taylor juga
mengembangkan bentuk organisasi sistem produksi yang bersifat fungsional. Bentuk
organisasi fungsional merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk organisasi
yang kita kenal sekarang.

Era perkembangan manajemen operasi berikutnya adalah munculnya teori-teori


tentang hubungan manusia (human relation) dalam proses industri. Seorang peneliti
dari Australia, Elton Mayo pada tahun 1930 melakukan penelitian untuk
membuktikan adanya pengaruh kondisi lingkungan fisik, seperti pencahayaan pada
tempat kerja, terhadap efektifitas pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Satu
dekade berikutnya, Abraham Maslow menguatkan pentingnya pengaruh internal
(motivasi) seorang pekerja terhadap kualitas kerja melalui teorinya yang terkenal
dengan Piramida Kebutuhan Maslow. Kajian-kajian pada era ini menyimpulkan
bahwa usaha-usaha untuk memotivasi pekerja sangat penting dalam mencapai
efektifitas dan efisiensi kerja.

Selanjutnya manajemen operasi kembali mengalami perkembangan yang penting


dengan munculnya gagasan yang berbicara tentang kualitas dan strategi untuk
mendapatkan jaminan kualitas yang terus menerus. Teori Just in-Time oleh Taiichi
Ohno di awal tahun 1970 dan Total Quality Management (TQM) oleh Edward
Deming dan Joseph Jurant di tahun 1980 mengakibatkan adanya usaha secara
sadar bersama di kalangan pelaku industri untuk menetapkan standar kualitas tidak
saja dalam produk tapi juga dalam prosesnya. Akibatnya, proses manajemen
operasi secara drastis berubah ke arah yang lebih produktif, inovatif, dan efisien.
Pada akhir tahun 1970 an dan di awal 1980 an juga muncul paradigma baru yaitu
paradigma strategi manufakturing. Paradigma ini dikembangkan oleh para peneliti
dari Harvard Business School. Paradigma ini menekankan bahwa para eksektutif
dibidang manufakturing harus menggunakan kapabilitas yang dimiliki oleh
perusahaan-perusahaan mereka sebagai senjata dalam bersaing. Timbullah trade
off karena pabrik tidak mungkin mencapai segala performansi secara sekaligus.

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang


komunikasi dan informatika, berakhirnya perang dingin, kondisi saling
ketergantungan antar negara, telah membuka peluang-peluang baru yang dipicu
oleh kerjasama antar negara-negara di dunia untuk menciptakan pasar bersama
yang lebih terbuka dan saling menguntungkan. Pasar global bagi industri manufaktur
dan jasa telah terbuka lebar seiring dengan dibentuknya lembaga-lembaga
perdagangan dunia yang mengatur regulasi perdagangan antar benua seperti WTO
(World Trade Organization), terbentuknya Uni Eropa 2007 setelah melalui jalan
panjang sejak 1948, dan ditandatanganinya pakta-pakta perdagangan bebas antar
negara seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area) pada Januari 1992, demikian juga
dengan NAFTA (North American Free Trade Agreement) yang telah dirintis sejak
1988 di Amerika, APEC (Asia Pasific Economic Cooperation) yang
menyelenggarakan konferensi pertamanya pada tahun 1993. Fase perkembangan
perdagangan berskala dunia ini dinamakan era globalisasi.

Globalisasi informasi terjadi mendahului globalisasi perdagangan setelah


diciptakannya internet di era 90-an. Dengan internet, arus komunikasi antar negara
dan benua menjadi tanpa batas. Hal ini mengakibatkan gelombang permintaan
komoditas dan lalu lintas barang dapat terjadi secara singkat. Industri berlomba
mendapatkan bagian dari pasar-pasar baru yang kini berukuran sangat besar.
Organisasi pada perusahaan manufaktur dan jasa melakukan penyesuaian dan
beradaptasi pada dunia yang berubah. Tuntutan terhadap kualitas barang, layanan,
dan harga semakin ketat seiring tingkat persaingan yang semakin tinggi. Hal ini
membawa berkah tersendiri bagi konsumen karena perusahaan dituntut untuk jauh
lebih inovatif, produktif, dan efisien, menjadikan konsumen akan mendapatkan
produk-produk terbaik dari yang pernah ada.

Secara umum, strategi operasi di era 90-an hingga saat ini adalah fleksibilitas atau
kemampuan beradaptasi, responsive terhadap setiap peluang yang ada, dan
menjadi inovatif. Dapat dikatakan pada saat ini, tanpa inovasi, perusahaan akan
berjalan menuju kematiannya.
Jika dipetakan, tantangan yang dihadapi oleh manajemen operasi ke depan jika
dibandingkan pada masa-masa sebelumnya adalah seperti berikut:
DULU PENYEBAB MASA DEPAN
Fokus Lokal/Nas Biaya rendah, komunikasi global yang Fokus Global (Globalisasi)
handal, dan jaringan transportasi

Jmlh Pengiriman Besar Siklus produk yg singkat, perlunyaPengiriman JIT


modal utk tekanan persediaan

Pembelian dgn Penekanan kualitas butuh pemasokKemitraan rantai pasokan,


penawaran terendah dlm peningkatan kualitas perencanaan SD perush, e-commerce

Pengembangan produk Siklus hidup yg pendek, internet, Pengembangan produk cepat, aliansi,
yang lama komunikasi internas yg cepat kerjasama desain
Produk yang Pasar global yg melimpah, proses Customization massal dgn penekanan
distandarisasi produksi yg fleksibel pd mutu
Spesialisasi Pekerjaan Sosial budaya yg berubah, info dan Pemberdayaan pekerja, tim, dan
pengetahuan masyarakat perampingan produksi

Fokus pd biaya rendah Masalah lingkungan, ISO 14000,Produksi yg peka thdp lingkungan,
banyaknya limbah ramah lingk, bahan dpt didaur ulang

Perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi yang begitu pesat saat ini, sejak
lama didorong oleh faktor-faktor :
1. Perkembangan Alat dan Teknologi
2. Revolusi Industri
3. Perkembangan Ilmu dan Metode kerja, yang mencakup metode ilmiah, dan
konsep-konsep yang spesifik seperti model pengambilan keputusan, ergonomi,
Quality manajemen, dll

You might also like