Professional Documents
Culture Documents
( PilihanTulisan 1937)
Pengantar
Hukum Kontradiksi dalam setiap masalah, adalah hukum kesatuan dari pertentangan, dasar dari
hukum materialisme dialektika.
Dialektik dalam arti sebenarnya adalah studi tentang kontradiksi dalam setiap masalah. Atau
hakekat dari hukum dialektika, atau intisari dialektika. Karena itu dalam belajar tentang
kontradiksi harus memasuki hal-ikhwal dalam berbagai masalah dari berbagai masalah
filsafat. Kalau kita sudah benar-benar memahami hal ini kita akan dapat memahami inti
dialektika materialis.
Masalah-masalah itu adalah: dua pandangan dunia, universalitas dari kotradiksi, terutama sekali
tentang kontradiksi, cirri-ciri dan perjuangan antara dua aspek kontradiksi, dan tempat dari
antagonisme dalam kontradiksi
2. KEUNIVERSALAN KONTRADIKSI
Kita mulai dari keuniversalan kontradiksi kemudian ke kekhususan kontradiksi. Pengalaman
sejarah menunjukkan memahami keuniversalan kontradiksi lebih mudah dipahami, sedang
kekhususan kontradiksi banyak belum dipahami. Mereka tidak mengerti bahwa dalam
kekhususan kontradiksi terletak keuniversalan kontradiksi.
Universalitas kontradiksi atau kemutlakan kontradiksi memiliki dua pengertian. Bahwa
kontradiksi ada di setiap proses perkembangan apa saja, di lain pihak bahwa dalam proses
perkembangan dari setiap masalah gerak dari pertentangan terjadi sejak dari permulaan
sampai akhir.
Kontradiksi dari sebuah bentuk sederhana dari gerak mekanis dan terus demikian sampai gerak
yang kompleks. Hidup adalah kontradiksi, tanpa adanya kontradiksi hidup itu tiada. Begitu
pula dalam pikiran tidak luput dari kontradiksi. Kemampuan seseorang yang melekat pada
dirinya yang tak terbatas atas ilmu pengetahuan, dengan keterbatasan pandangan
menemukan solusinya, dan pergantian generasi yang tak berbatas.
Salah satu dasar ilmu matematik tinggi adalah kontradiksi, bahwa garis lurus dalam suatu
keadaan tertentu dengan kurva bisa sama.
Dalam mekanika, aksi dan reaksi. Dalam ilmu fisika positif dan negative. Dalam kimia,
kombinasi dan diskombinasi atom, dalam ilmu sosial: perjuangan klas. Dalam sebuah partai
yang tidak terdapat perjuangan klasnya, kehidupan partai itu berakhir.
Kontradiksi adalah universal dan mutlak dalam proses perkembangan segala sesuatu. dan
merembes pada setiap proses dari permulaan sampai akhir.
Kesatuan yang tua dengan pemilihnya melahirkan kesatuan baru dengan pemilih berlawanan
yang baru bangkit menggantikan yang tua.. Proses tua berakhir dan proses baru mulai.
Proses baru itu terdiri dari kontradiksi baru memulai sejarahnya sendiri dari perkembangan
kentradiksi itu.
3. KEKHUSUSAN KONTRADIKSI
Kontradiksi ada dalam setiap proses perkembangan segala sesuatu; ia masuk ke dalam setiap
perkembangan proses perkembangan setiap hal dari permulaan sampai akhir. Inilah
keuniversalan kontradiksi.
Berikut adalah kekhususan dan kerelatifan kontradiksi.
Pertama, kontradiksi di setiap bentuk gerak sesuatu memiliki kekhususannya. Pemahaman
manusia tentang hal-ikhwal adalah pemahamaman bentuk dari geraknya, karena tak ada
sesuatu di dunia ini kecuali masalah gerak dan gerak ini harus mengambil bentuk tertentu.
Melihat setiap bentuk dari hal-ikhwal, kita harus memperhatikan titik-titik yang bersifat
umum dengan bentuk-bentuk lain dari gerak. Tetapi apa yang paling penting dan
diperlukan, terjadinya seperti itu adalah menjadi dasar pengetahuan kita dari sesuatu
masalah, yang harus diperhatikan apa yang khusus tentang bentuk gerak masalah ini.,
misalnya dalam melihat perbedaan kualitas antara bentuk gerak ini dan bentuk lainnya.
Hanya setelah itu kita akan dapat membedakan perbedaan-antara hal-hal itu. Setiap bentuk
gerak terkandung di dalamnya kontradiksi khusus. Kontradiksi khusus ini terdiri dari
hakekat kekhusuan itu yang membedakan sesuatu hal dengan lainnya. Adalah sebab
internalnya, atau yang dapat dikatakan demikian, perbedaan yang besar terajadi di dunia.
Dalam alam ini terdapat banyak bentuk gerak, gerak mekanis, bunyi, suara, cahaya, panas,
listrik, penguraian, kombinasi, dan seterusnya. Semuanya saling ketergantungan satu dengan
yang lain.. Hakekat dari setiap bentuk kekhususan gerak itu ditentukan oleh kekhususan
kontradiksinya. Kebenaran ini bukan hanya untuk gejala alam tetapi juga gejala social dan
ideology. Setiap bentuk masyarakat, setip bentuk ideology, memiliki kekhususan
kontradiksinya sendiri dan hakekat khsusnya.
Ilmu pengetahuan, saints, pada dasarnya dibedakan oleh dasar kontradiksi khususnya yang
melekat dalam obyek studi yang bersangkutan. Jadi kontradiksi itu khusus mengenai suatu
bidang phenomena yang membentuk obyek studi untuk cabang saints tertentu. Misalnya,
angka-angka positif dan angka-angka negative dalam matematika, aksi dan reaksi dalam
mekanika, listrik positif dan negative dalam phisika, penguraian dan penggabungan dalam
kimia, kekuatan produkif dan hubungan produksi, klas-klas dan perjuangan klas dalam ilmu
sosial, serangan dan pertahanan dalam ilmu kemiliteran, idealisme dan materialisme,
pandangan metafisik dan dialektik dalam filsafat, dsb semua itu adalah obyek studi cabang-
cabang saints menjadikan setiap cabang saints itu memiliki kekhususan kontradiksi sendiri
dan hakekat khususnya. Tentu saja tanpa kita memahami keuniversalan kontradiksi, kita tak
akan mungkin menemukan sebab universilnya atau sebab dasar yang menyebabkan
perbedaan satu dengan yang lain , tak mungkin menemukan sebab khusus atau dasar
gerakan atau perkembangan sesuatu masalah dan tak mungkin membedakan satu hal
dengan hal yang lain atau membatasi bidang ilmu saints.
Mengenai urutan perkembangan gerak pengetahuan manusia, selalu tumbuh bertahap dari
pengetahuan individu dan khusus menjadi pengetahuan sesuatu yang umum Hanya setelah
orang tahu hakekat khusus mengenai perbedaan banyak hal dapat menuju generalisasi dan
memahami hakekat keumuman sesuatu.
Kalau orang sudah mendapatkan pengetahuan hakekat keumuman ini, menggunakannya sebagai
pedoman dan meneruskanny untuk studi berbagai hal yang kongkrit yang belum dipelajari,
atau studi secara cermat, untuk menemukan hakekat masing-masing dari sesuatu, jadi hanya
setelah ia dapat menambah, memperkaya dan mengembangkan pengetahuannya tentang
hakekat umum dan menolak pengetahuan itu dari melemah dan melenyap.
Ada dua proses pengamatan; dari kekhususan ke keumuman, yang lain dari keumuman ke
khususan. Jadi pengamalan itu selalu merupakan suatu gerak lingkaran dan (selama
metodenya lekat kepadanya) setiap lingkaran meningkatkan kemajuan satu tingkat lebih
tinggi dan lebih mendalam.
Kontradiksi yang kualitasnya berbeda hanya dapat dipecahkan dengan metode kualitatasnya
berbeda. Misalnya kontradiksi antara proletariat dan borjuasi dipecahkan dengan metode
revolusi sosialis, kontradiksi antara massa rakyat yang besar dengan system feudal oleh
metode revolusi demokratis; kontradiksi antara negeri jajahan dengan imperialisme
dipecahkan dengan metode perang revolusi nasional, kontradiksi antara klas pekerja dengan
klas petani di dalam msyarakat sosialis dipecahkan dengan metode kolektifisasi dan
mekanisasi pertanian; kontradiksi intern P dipecahkan dengan metode kritik dan otokritik;
kontradiksi antara masyarakat dan alam dipecahkan dengan metode pengembangan kekuatan
produktif. Proses berubah, proses lama dan metode kontradiksi lenyap, proses baru dan
kontradiksi baru muncul, dan metode pemecahan kontradiksinya juga berbeda.
Prinsip menggunakan metode berbeda untuk memecahkan kontradiksi berbeda adalah sesuatu
ML yang harus diikuti.
Untuk memahami kekhususan sesuatu kontadiksi dalam setiap proses perkembangan sesuatu,
keseluruhannya atau saling hubungannya, ialah untuk memahami hakekat sebuah proses,
perlu memahami kekhususan dua aspek dari setiap kontradiksi dalam prose situ; bila tidak
tidak mungkin untuk menemukan hakekat proses situ. Hal demikian ini memerlukan
perhatian mendalam dalam studi kita.
Kontradiksi dasar di dalam proses perkembangan sesuatu dan hakekat proses itu ditentukan oleh
kontradiksi dasar ini tidak akan lenyap sampai proses itu selesai. Tetapi dalam proses yang
lama kondisinya biasanya berbeda di setiap tahap. Sebabnya, meskipun sifat kontradiksi
dasar di dalam proses perkembangan dan hakekat prosesnya tetap tidak berubah, kontradiksi
dasar makin tajam setelah melewati satu phase ke phase lainnya dalam proses panjang itu.
Juga di antara kontradiksi berbagai kontradiksi besar dan kecil, sebagian menajam, sebagian
terpecahkan menjadi mereda, sebagian lagi muncul yang baru. Karena itu proses ditandai
dengan pentahapan. Tidak memperhatikan pentahapan proses ini mereka tidak dapat
memecahkan kontradiksi ini secara tepat.
Dalam mempelajari kekhususan kontradiksi di setaip tahap perkembangan kita tidak harus
memperhatikan dalam interkoneksi mereka atau dalam keseluruhannya , tapi harus juga
mengujinya dua aspek dari aspek masing kontradiksi.
Ketika Marx dan Engels menerapkan hukum kontradiksi di setiap masalah proses sosio-historis,
mereka menemukan kontradiksi antara kekuatan produktif dan hubungan produksi, mereka
menemukan kontradiksi antara eksploitator dan klas –klas yang dieksploitasi dan juga hasil
kontradiksi antara dasar ekonominya dan bangunan atasnya (politik, ideology,dsb) dan
mereka menemukan bagaimana kontradiksi ini tak dapat dihindari menuju berbagai macam
revolusi social di dalam berbagai macam masyarakat klas .
Ketika Marx menerapkan hukum ini ke dalam studi struktur ekonomi masyarakat kapitalis, ia
menemukan bahwa kontradiksi dasar masyarakat ini adalah kontradiksi antara watak social
dari produksi dan watak pribadi kepemilikannya. Kontradiksi ini menunjukkan dirinya
dalam kontradiksi antara watak produksi yang terorganisasi dalam perusahaan pribadi dan
watak produksi yang anarkhi s dalam masyarakat secara keseluruhan. Dari sudut hubungan
klas, menunjukkan kontradiksi antara borjuasi dengan proletariat.
Karena hubungan ini luas dan tak ada batasnya terhadap pengembangannya, apa yang universal
dalam konteks ini menjadi khusus di pihak lain. Sebaliknya, apa yang khusus dalam suatu
konteks tertentu menjadi universal di lain bagian. Kontradiksi dalam system kapitalis antara
watak social produksi dan kepemilikan pribadi alat produksi adalah umum terhadap semua
negeri di mana kapitalisme ada dan berkembang; selama adanya kapitalisme, hal ini
menjadikan keuniversalan kontradiksi. Tetapi kontradiksi kapitalisme ini berlaku hanya
dalam tingkat sejarah tertentu dalam perkembangan umum dari masyarakat berklas;
tentang kontradiksi antara kekuatan produktif dengan hubungan produksi dalam masyarakat
berklas, menjadi kekhususan kontradiksi. Namun dalam membedah kekhususan kontradiksi
dalam masyarakat kapitalis, Marx masih terus lebih mendalami, lebih memadai dan lebih
sulit keuniversalan kontradiksi antara kekuatan produktif dan hubungan produksi dalam
masyarakat berklas secara umum.
Hubungan antara keuniversalan dan kekhususan kontradiksi adalah hubungan watak umum dan
watak individu kontradiksi. Kontradiksi ada sejak dan berlangsung terus dalm semua proses
dari permulaan sampai akhir, gerak, hal ikhwal, proses, pikiran semua adalah kontradiksi.
Menolak kontradiksi membantah segalanya. Ini adalah kebenaran umum sepanjang waktu
dan seluruh negeri, tak ada kekecualian. Karena itu adalah watak umum, kemutlakan
kontradiksi. Tetapi watak umum ini ada dalam setiap watak individu, tanpa watak individu
tak ada watak umum. Kalau semua watak individu ini tercabut,watak umum mana yang
sisa? Karena setiap kontradiksi itu khusus dari mana watak individu tumbuh. Semua watak
individu itu ada secara bersyarat, sementara, dan karena itu relatif.
Mengenai kebenaran watak umum dan individu ini, mengenai keabsolutisan dan kerelatifam
adalah inti dari masalah kontradiksi dalam dalam hal-ikhwal; salah memahami sama saja
untuk meninggalkan dialektika.
Dalam membicarakan identitas berlawanan dalam keadaan tertentu, yang kita sebutkan itu riil
dan berlawanan secara konkrit dan transformasi berlawanan konkrit dari satu kepada yang
lain.
Dalam sejarah manusia, antagonism antara klas-klas yang ada menunjukkan perjuangan antara
yang berlawanan. Perhatikan antara klas pengisap dan klas yang terhisap. Kontradiksi klas-
klas itu bekrjasama dalam waktu yang lama sekali dalam masyarakat yang sama, apakah
dalammasyarakat perbudakan, feudal atau masyarakat kalpitalis, dan mereka melakukan
perjuangan antar mereka, tetapi kontradiksi antar dua klas mereka itu tidak sampai
berkembang menjadi antagonisme terbuka dan menjadi revolusi. Sama halnya dengan
transformasi antara perang dan damai dalam masyarakat berklas.
Seelum ledakannya, sebuah bom merupakan sebuah kesatuan antara yang berlawanan dalam
kondisi tertentu. Ledakan terjadi setelah sebuah persyaratan baru, menyulut situasi
antagonism muncul di semua gejala alam yang akhirnya menjadi bentuk konflik terbuka
untuk memecahkan kontradiksi lama dan menghasilkan hal-hal yang baru.
Karena itu sangat penting untuk memahami fakta ini. Keadaan itu memungkin kita mengerti
bahwa revolusi dan perang revolusioner dalam masyarakat berklas tak dapat dihindari dan
tanpa itu tidak mungkin mencapai lompatan dalam perkembangan masyarakat dan untuk
mengulingkan kekuasaan klas reaksioner dan tak mungkin kekuasaan rakyat mencapai
kemenangan politik. Kita harus menelanjangi propaganda yang menipu dari kaum
reaksioner, seperti menekankan bahwa revolusi sosial itu tidak diperlukan dan tak mungkin.
Kita harus berpegang teguh pada teori dan menyadarkan rakyat bahwa revolusi social bukan
hanya diperlukan tetapi juga dapat dilaksanakan, dan bahwa sejarah manusia dan
kemenangan Negara sosialis membuktikan kebenaran ilmiah ini.
Namun kita juga harus belajar tentang hal-hal perjuangan yang berlawanan tidak harus
menerapkan rumus itu begitu saja, melainkan mengerti bahwa beberapa kontradiksi
memiliki watak antagonis secara terbuka, yang lainnya tidak. Menurut perkembangan
konkritnya kontradiksi berkembang sebagian yang semuala antagonis menjadi menjadi
tidak-antagonis. Kontradiksi intern antara pemikiran yang benar dan yang salah bentuknya
tidak antagonis, Yang salah melakukan koreksi . Karena itu kewajiban kita secara internal
melakukan perjuangan menyadarkan pikirannya yang salah. Banyak dalamhal ini melakukan
perjuangan yang berlebihan tidak perlu. Kecuali yang bersalah terus melakukannya dan
menyakitkan ada kemungkinan menjadi antagonis.
Antagonisme dan kontradiksi tidak selamanya satu dan sama. Dalam sosialisme yang satu
melenyap yang lain tinggal.
7. KESIMPULAN
Hukum kontradiksi dalam sesuatu ialah hokum kesatuan dari yang berlawanan, adalah hokum
dasar dari alam dan masyarakat dan karenanya pula hukum dasar dari pikiran
Hal ini berlawanan dengan pandangan dunia metafisis. Hal itu merupakan suatu perubahan besar
dalam sejarah pengetahuan manusia. Menurut dialektika materialism, kontradiksi terjadi
dalam semua proses obyektif terdapat dalam benda, dan pikiran yang subyektif dan
menembus ke dalam semua proses dari permulaan sampaiakhir. Ini adalah universalitas
dankemutlakan kontradiksi.
Setiapkontradiksi dan setiap aspek kontradiksi memiliki wataknya masing-masing. Ini adalah
kekhususan dan kerelatifankontradiksi. Pada stu kondisi yang berlawanan memiliki
identitasnya, dan akibatnya dapat bekrjasama dalam satu kesatuan dan dapat melakukan
transformasi ke dalam masing-masing. Inilah kekhususan dan kerelatifan kontradiksi.
Tetapi perjuangan yang berlawanan tak kenal henti, terus terjadi ketika yang berlawanan
bekersama dan ketika mentransform masing-masing menjadi yang lain. Dan menjadi sangat
mencolok ketika mereka mentransformasi diri ke dalam satu menjadi yang lain, ini juga
universalitas dan kemutlakan kontradiksi.
Dalam kekhususan dan kerelatifan kontradiksi, kia harus menaruh perhatian terhadap perbedaan
antara aspek pokok dan bukan-pokok dari kontradiksi dan perbedaan antara aspek pokok
dan aspek bukan-pkok dari kontradiksi.
Dalam hal keuniversalitasan kontradiksi dan perjuangan yang berlawanan kontradiksi kita harus
menaruh perhatian kepada antara perbedaan dan bentuk perbedaan perjuangan. Bila tidak
kita akan berbuat kesalahan.
Kalau melalui belajar kita mencapai pengertian yang sesungguhnya darihal-hal yang dijelaskan
di atas, kita akan dapat menghilangkan pikiran-pikiran dogmatis yang bertentangan terhadap
prinsip dasar kita.yang merusak terhadap mengapa kita melakukan revolusi, dan selanjutnya
kita akan dapat mengorganisasi pengalaman kita ke dalam prinsip dan menghindari
pengulangan kesalahan empiris.