You are on page 1of 9

Escape

Oleh:Karina Nurherbyanti

“Elo berubah”
“Elo juga”
“Paling enggak lo agak kurusan sekarang”
“Bisa aja lo,Yo”
“Damn,kenapa kita jadi gini sih Kar?”
“Kenapa kita? Elo doang kali!”
“Udah deh,Kar.Sto pura-pura!”
“APA MAKSUDLO?”
“MAKSUD GUE?JELAS-JELAS ELO SUKA GUE NGAPAIN JUGA SIH MASIH
NUTUP-NUTUPIN!”

Kara tertawa renyah sembari meletakkan bingkai fotonya yang sudah lama ia
letakkan di laci bawah meja belajarnya dengan gembok besar yang seolah-olah sanggup
mengunci rapat-rapat kenangan lamanya bersama Dyo.
“Kar?”
“EH?”
Tita yang main masuk begitu saja langsung nggak enak. Ia tahu betul kalo temannya
sedang sedikit sedih oleh alasan yang tidak ia ketahui. Sudah tiga hari ini paras Kara
tidak seriang biasanya.
“Maaf ya kalo ganggu, gue cuma mau balikin spidol lo aja kok. Sama nyokaplo suruh
masuk tadi. Gue pulang dulu deh ya kalo gitu”.
Kara hanya mengangguk tanpa memalingkah pandangannya dari bingkai bernuansa
batik tersebut.
“Sebenernya ada apa sih,masalah Dyo lagi?”
“Bukan urusanlo”
“Pernah denger :’if they don’t chase you when you’re walk away from them,keep
walking’ ? Gue mengejarlo saat lo kabur, jadi please stay”
“Elo lebih dulu kenal Dyo,pasti lo belain dia”
“Siapa bilang? Gue mendukung emansipasi wanita”
“Kalo gitu kenapa lo nggak menghibur gue dikala gue rapuh?”
Keduanya langsung hening. Tita pun tertunduk lesu, makin nggak enak.
“Sudahlah, yang udah berlalu biarlah berlalu.Dia udah mau married sama orang.
Nggak baik dibahas-bahas” Kara tersenyum kecil yang dimata Tita terlihat sungguh
miris. Belum pernah ia melihat Kara semiris ini.Sekalipun ia berusaha memamerkan
karet gigi birunya, ia bisa merasakan wajah sayunya yang sudah lelah menangis.
“Jaga kesehatan ya,Kar. Lusa kita berangkat ke Bali bareng kan? Tuhan pasti punya
rencana lain yang lebih baik”
“Thank you.” Dibelakanginya Tita yang sejak tadi hanya berdiri dimuka pintu
kamarnya.Pertanda sedang ingin sendiri.

***

Kuta, 20:00
“Kim Han Nul,21, Runner Up Miss Korea 2010.Lo yakin sudah menentukan
pilihan yang tepat? Masih ada 8 jam sebelum terlambat” David nyerocos panjang lebar
sementara Dyo sedang asik main tetris di Macbook barunya.
“For Godsaken,selama kita di Melbourne tuh orang terkenal karena repeating
kelas Microeconomics sama Applied Math.Dia juga kenalan sama kita secara nggak
wajar.Nggak kasian sama ortulo yang dulu nyekolahin sampe ke Melbourne? We’re just
23!”,David makin ngotot,”Gue lebih nggak habis pikir itu si ratu kecantikan kok mau-
maunya deh dilamar sama bajingan tengik kayak lo”
“Eh tuh mulut…. As I state before, kalo emang cinta pandangan pertama itu
siapapun juga nggak bisa menentang”
“Get real,Dyo! Jaman SMA dulu kita berdua paling anti sama cewek-cewek yang
gila nyalon. How on earth elo bisa langsung ngambil kesimpulan kalo si ratu kecantikan
itu adalah jodohlo?”
“Dia punya nama,Dave. Namanya Han Nul”
“Whatever.She can’t even mingle with me, your best friend from kindergarten.
Gimana sama keluarga lo? Sama temen-temen lo yang lain serta sama Kara?”
Air muka Dyo langsung berubah mendengar nama itu disebut.
“See,baru denger namanya aja udah kalang kabut”
“Dia lebih seperti adek gue,Dave. Dan dia juga punya hidup yang mapan, jadi
pengelola toko Cupcake di Jakarta juga mungkin udah punya pacar yang nggak kalah
berprestasinya sama dia”
“Kalo dia ternyata masih suka sama lo? Lo lebih milih balikan sama dia atau kawin
sama si ratu kecantikan?’
Dyo tidak menjawab.
“See… Kalo lo emang masih hidup dalam bayang-bayang masa lalu jangan main
nentu-nentuin tanggal pernikahan dong!”
“Orang macam gue harus kepepet dulu baru bisa move on”
“Move on dan lari itu beda,Yo! Aduh,lo undang Kara kan besok? Bagaimana kalo
dia datang dan adegan-adegan di sinetron,drama korea,dan beberapa drama lain dimana
mempelai pria kabur sambil minta maaf sama semua pihak itu terjadi?”
“Tiket kesini lagi pick season,banyak para undangan yang nggak bisa hadir besok
karena nggak dapet tiket. Bisa aja dia termasuk”
“Man,lo lebih ngarepin dia nggak dateng?Lo takut dia bakal mengingatkan
kenangan lama lo kan? This isn’t funny!”
Lagi-lagi Dyo tidak menjawab.Ia pun bangkit dari duduk, membetulkan kerah
kemejanya yang agak lecek.
“Gue belum selesai ngomong!”
“Gue mau cari udara segar.”

***

“Nggak kasian lo sama temen lo yang belum juga dapet pacar? Udahlah lo sama
gue aja ya”
“Hahaha,apaan sih lo Kar. Sana gih tidur, omonganlo udah mulai ngaco nih”
Kara poles bibirnya dengan lipgloss transparan dengan pikiran yang penuh dengan
kenangan masa lalunya.
“Udah siap,Kar? Aku cuma bawa satu batik sama satu celana bahan cukup kan?
Sisanya cuma celana pantai sama kaos oblong. Surfing and scuba diving is a must!”
Suara Kenriko dari balik pintu menyadarkan lamunannya.
“Up to you lah”
“Ihik, Dyo dapet Miss Korea? Kenal dimana lagi tuh orang? I need to steal the
trick”
“Ken,ken.Kalo mau dapet orang Korea mah sana tuh jalan-jalan ke Lotte Mart
yang ada di Gandaria City. Jatuhin aja belanjaan,nanti juga kenalan”
Kenriko tertawa sejadinya,nggak nyangka imajinasi kakaknya cukup tinggi juga
untuk ukuran orang yang tidak banyak omong,”Udah ah, kita cabut jam berapa nih?
Nungguin si Tita dulu ya?”
“Iya, dia mau nebeng kita ke Cengkareng.Angkatanmu di Melbourne Grammar
School yang orang Indo juga pada dateng nggak?”
“Kayaknya si Dimitri sama Kevin dateng deh. Mereka tapi emang lagi liburan di
Bali juga sama keluarganya.Angkatanmu sih jelas dateng semualah,macam Niko,Putra,
Poetra,Diki,Dio si pengacau yang sering jadi bulan-bulanan siswa lokal”
“Ya iyalaaaah,orang aku seangkatan sama Dyo”
“Sempet naksir juga lagi sama Dyo” Bisik Kenriko kecil,nyaris tidak terdengar.
“Eh…apa?”
“Nevermind.”

***

“Kalo nanti gue kawin lo dateng ya,Kar”


“Nikah kaleeee bukan kawin”
“Yaudah sih sama aja”
“Kalo lo kawin di Bora-bora bayarin tiketnya ya”
“Gue sih paling mentok di Kuta Paradiso aja. Udah kelewat mewah tuh
hotel,lampunya kan keren banget”
“Gue juga mau tuh nikah disana”
“Labil lo,Kar. Ikut-ikut woooo”
“Aduh,nggak usah pake njambak-njambak dong!”

“Dyo”
Dyo memalingkan wajahnya kearah suara cewek yang memanggil namanya.
“Inez, udah dateng lo!” Sapa Dyo senang.
“Tentu gue dateng. Temen gue mau married bener-bener terdengar seperti
dynamite. Lebih dynamite lagi diundangannya bukan sama Kara”
“Udah deh,Nez,” Dyo sikut bahu Inez pelan,”Lo sama siapa kesini?”
“Sendiri lah. Gue kan single”
“Ah, tapi tujuan lo kesini kan bukan buat ketemu sama the groom but the groom’s
best friend…. “,belum sempat Dyo menyelesaikan ucapannya,David yang baru nongol
langsung berterika histeris.
“WHAT’S SHE DOING HERE?”
“I got the invitation! Don’t forget,David. I’m Dyo’s best buddy at SMP Harapan
Bangsa”
“Oh iya yah, lo se SMP sama dia. Yaudasih, biasa aja. Ngomong-ngomong itu sandal
Tod’s lo boleh juga tuh,nggak nyangka seleralo tinggi juga”
“Eh,anjriiit…….”
“Dave,gue nggak mau ganggu lo ya. Gue mau masuk ke kamar dulu ah,tidur”, Dyo
menepuk bahu David brotherly.
“Aduh jangan tinggalin gue sendirian disini,dong.Errr…I mean jangan tinggalin gue
berduaan doang sama si Inez. Bisa diterkam gue nanti”
“SIAPA JUGA YANG MAU NERKAM LO”
Dyo hanya mesem-mesem meninggalkan keduanya ribut di tepi kolam renang.

***

“Welcome to Bali,Soediro bersaudara. And you too,Ms Earth 2009”


“Apasih,Dave. Gue bahkan nggak lolos 10 besar!” Bantah Tita sambil tersenyum.
Tita adalah teman sekelas Dave selama satu semester di Melbourne.Walaupun akhirnya
ia pindah ke Jakarta—due to grades problem—paling enggak Tita tahu betul bagaimana
keusilan David.Kenriko masih sibuk dengan Blackberry-nya sementara Kara sibuk
menyeret koper pink-nya yang agak overweight.
“Nggak lolos 10 besar tapi paling nggak sempet masuk tipi kan?”
“Iya aja deh” Balas Tita pasrah.
“Howdee,mate?Nothing’s changing,ya!” Sapa Kenriko dengan aksen Australianya.
“Najis ah, emang ya nggak nyangka kalo acara kawinannya si Dyo bisa bikin Indo-
Melbournians ngumpul lagi. Siapa pacarlo sekarang,Ken? Denger-denger dapet bule
nih?”
“Gosip lo,Dave.Gue sekarang single sih. Lo sama siapa?”
“INEZ” Jawab Tita heboh. “Pasti lo sama Inez kan? Dulu kan lo sering tuh curi-curi
pandang sampe bengong. Pas final test Applied Math aja lo sibuk ngliatin dia bukannya
bikin graph “
“Hahaha,mampus lo kartunya kebuka! Eh Dave,gue laper nih. Di hotel ada
makanan kan?”
“Elu kayaknya nggak berubah,Kar. Tiap habis naik pesawat langsung nyari
makanan”
“Iya doooong” Kara nyengir-nyengir sendiri.
“Alright,I will bring you to the classic choice… MCDONALDS!”

***

Setelah lelah berkeliling Kuta, duduk-duduk di pantai dan memborong sandal etnik,
mereka memutuskan untuk beristirahat di kamar hotel guna menyimpan tenaga untuk
Gala Dinner or whatsoever it called yang lagi-lagi dipersiapkan oleh David di Caffee
Shop Hotel yang menyediakan makanan buffet ala Indonesia.
Jauh-jauh ke Bali akhir-akhirnya makan empal dan sambel goreng lagi deh.Tapi
tak apa,tujuan mereka kemari adalah untuk menghadiri pernikahan Dyo yang akan
diselenggarakan esok harinya.
“Ta,kok gue makin deket hari H-nya,makin resah ya?” Tanya Kara sambil memoles
kukunya dengan cutex nuansa kuning.
“Lo harus siap dengan resiko terburuk sekalipun,Kar. Kita semua tahu itu”
“Jelas-jelas udah diujung tanduk sekarang”
“Masih ada 15 jam lagi.Masih ada kemungkinan Dyo batal nikah,kan?”
“Apa sih lo,Ta.Kayak sinetron abis”
Tita menutup majalahnya. Mengambil posisi duduk tepat disamping Kara.
“Sinetron itu dibuat berdasarkan kenyataan.Don’t you think?”

***
The D-day
Kara,Tita dan David berdiri tepat di depan meja buah-buahan dengan tujuan agar
mereka tidak perlu bolak-balik kesana in case ingin mengambil beberapa potong nanas
yang rasanya manis banget dan nagih.
Tampak Kenriko dan teman-teman SMAnya sedang sibuk mengobrol diposisi
kanan,sibuk makan puding dan beberapa dari mereka juga sedang asik main kartu sambil
tertawa terbahak-bahak di dekat patung putri duyung yang berhiaskan pita emas, sesuai
dengan tema dekorasi yang menurut Tita sangatlah tidak match mengingat lokasinya
yang open air.
Irama musik jazz yang easy listening paling tidak bisa sedikit menghibur Kara yang
makin lama makin resah. Bagaimana kalo Dyo menikah? Masihkah ia ingat dengan
dirinya? Masihkah ia menganggapnya teman baik?
“Your hair looks like a spaghetti bolognaise,Nez. You make me crave even more”
“Udah deh,diem aja!” Inez membalas ledekan David dengan suara yang nggak
nyantai.
“Ini anak dua, nggak malu apa sama tamu yang lain? Nggak malu apa sama umur?”
Gertak Tita yang sejak tadi hanya menutupi wajahnya dengan kipas,malu berada di dekat
Inez dan David yang sejak tadi hanya ribut seperti anak TK. Dilihatnya sekeliling,
tamunya super dikit,tidak terlihat seorang pun dari mereka berwajah non Indonesia dan
tidak ada pula tanda-tanda akan dilangsungkan pernikahan. Mungkin Dyo ingin sound
system seadanya yang tidak menganggu pengunjung hotel lain, atau malah pernikahan
ini di cancel?
Inez dan David berhenti ribut ketika seorang perempuan berwajah Korea—yang
pastilah merupakan kerabat dari Han Nul—menghampiri mereka dan membisikkan
sesuatu ke telinga David.
“WHAT? ARE YOU SURE?”
Suara keras David membuat Kara dan Tita mendekat dan ikut mendengarkan
perkataan dari perempuan tersebut.
“As far as I know, Han Nul is currently sunbathing at the beach while Dyo is
currently buying a pink lily for his beloved one. Their parents already knew about this
wedding cancellation,and so the other guest. They’re here for eating and enjoying the
evening of jazz performance by Kenny G”
“MAKSUDNYA? INI ACARA DI CANCEL?”
“Iya,Mas. Pihak keluarga sudah setuju untuk tetap memberikan hiburan musik dan
makan malam kepada seluruh hadirin.Para hadirin lain kecuali David Shepperd
Hasiholan,Anadsha Prahirta,Karra Soediro,dan Inez Syarafina juga sudah mengerti akan
hal ini.Pihak mempelai pria juga yang berpesan untuk tidak memberi kabar” Seorang
manager hotel langsung nimbrung diantara mereka dan memberikan penjelasa dadakan.
“SUMPAH YE, INI NGGAK LUCU”,David sewot. Ditariknya tangan Inez secara
paksa,”Yuk ah, kita langsung makan aja sekarang. Nggak usah malu-malu dan nunggu
apa-apa.Pantesan junior kita nggak ada yang pake jas dan makannya berasa lagi nggak di
undangan”.

***

You might also like