Professional Documents
Culture Documents
Kram biasa terjadi pada seseorang yang sehat, terutama setelah melakukan
aktivitas yang berat. Beberapa orang lainnya mengalami kram pada tungkainya
ketika sedang tidur malam. Kram bisa disebabkan kurangnya aliran darah ke otot
yakni adanya penumpukan asam laktat pada aliran darah akibat kurang
sempurnanya metabolisme.
Kram dapat mengenai otot lurik atau bergaris. Yaitu otot yang
berkontraksi secara kita sadari. Juga, dapat mengenai otot polos atau otot yang
berkontraksi tanpa kita sadari. Seperti, otot rahim, dinding pembuluh darah,
maupun usus dan ureter (saluran kemih). Tidak hanya itu, pada kondisi udara
yang dingin juga bisa mengakibatkan kram. Hal ini terjadi mekanisme pemanasan
tubuh terganggu sehingga mengganggu aliran darah dalam tubuh.
Pada otot bergaris, kram dapat disebabkan kelelahan, dehidrasi atau
kekurangan cairan dan elektrolit, terutama kekurangan kalium dan natrium yang
sering terjadi pada olahragawan. Bisa juga akibat trauma pada tulang dan otot
yang bersangkutan atau kekurangan magnesium.
Beberapa obat juga dapat menyebabkan terjadinya kram. Seperti, obat
pelancar kemih, dan penurun lemak. Termasuk kekurangan vitamin seperti B1
atau thiamine, B5 pantothenic acid dan B6 atau pyridoxine. Kontraksi ini juga
bisa terjadi akibat sirkulasi ke otot yang kurang baik karena tingginya kolesterol
dalam darah atau pembuluh darah yang mudah rusak. Misalnya, pada penderita
hiperkolesterol dan diabetes mellitus. Gangguan metabolik biasanya terjadi pada
penderita diabetes melitus (DM) yakni peningkatan kadar gula darah yang
berlangsung lama, akan mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah yang
memberi makan pada serabut saraf. Keadaan itu kemudian menyebabkan
penderita mengalami kram.
Kram otot bisa jadi merupakan satu pertanda adanya penyakit akibat
gangguan atau rusaknya bagian saraf tepi. Kerusakan atau gangguan pada saraf
tepi ini, bisa diakibatkan oleh dua hal pertama karena adanya gangguan syaraf dan
kedua rusaknya saraf.
Kerusakan atau gangguan saraf ini misalnya terjadi pada fungsi pengatur
alat indera perasa akibat saraf mengalami tekanan, misalnya karena seseorang
duduk terlalu lama sehingga saraf tulang belakang tertekan. Dapat juga terjadi
karena saraf terjepit akibat pengapuran misal pada tulang belakang. Nyeri yang
terjadi akibat jepitan urat saraf dapat disebabkan oleh inflamasi primer atau
sekunder. Jepitan ini juga bisa menimbulkan gangguan pada fungsi urat saraf.
Tapi bisa juga saraf bagian tepi mengalami gangguan atau kerusakan akibat saraf
tersebut sobek atau putus akibat kecelakaan. Namun seringkali rusaknya saraf
tersebut juga dikarenakan adanya gangguan pada pembuluh darah. Aliran darah
yang terganggu pada pembuluh darah sering menjadi penyebab terganggu atau
rusaknya saraf manusia.
Pada trimester kedua dan ketiga, ibu hamil mulai akan mengalami
ketidaknyamanan pada kaki. Gangguan seperti kram di malam hari atau rasa nyeri
akan sering dirasakan. Pembesaran uterus tempat calon bayi berkembang dapat
mempengaruhi saraf bagian belakang hingga menyebabkan nyeri di beberapa
bagian tubuh, salah satunya adalah kaki.
Tindakan Preventif
Mengingat sifat kram otot yang datang tiba-tiba dan tidak disertai tanda
sebelumya, tindakan preventif pun diperlukan untuk meminimalkan kemungkinan
hal tersebut terjadi. Berikut adalah beberapa hal tersebut diantaranya:
1. Mandi atau berendam dengan air hangat setelah beraktivitas seharian
setiap kali sebelum tidur untuk mengendurkan seluruh otot yang tegang.
2. Lakukan peregangan sebelum tidur, namun hindari
penegangan/meluruskan ujung jari kaki saat peregangan maupun tidur dan
usahakan agar kaki-kaki anda tetap hangat selama tidur.
3. Hindari melakukan olah raga atau aktivitas berat secara tiba-tiba. Oleh
karena itu, lakukan pernafasan secara benar sebelum berolah raga atau melakukan
aktivitas fisik dan melakukan dan lakukan pendinginan setelah selesai. Hal
tersebut akan memberikan kesempatan bagi otot untuk menyesuaikan diri
sehingga tidak menimbulkan kram. Akan lebih baik jika pemanasan ini dilakukan
setiap pagi setelah bangun tidur, dengan melakukan senam kecil.
4. Tak ada salahnya melakukan peregangan setelah melakukan satu
kegiatan terus menerus dalam beberapa lama. Misalnya setelah duduk terus
menerus di depan computer selama 2 jam, berada di dalam pesawat atau
kendaraan yang memakan waktu lama atau berjalan kaki jarak jauh.
Sumber:
http://www.jambi-independent.co.id
http://www.radarbanjar.com
http://drahani.wordpress.com