Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Diskusi kasus keempat dalam modul Kulit dan Penyakit Menular Seksual membahas
tentang seorang perempuan dengan keluhan ketombe yang banyak serta bercak merah
pada kulit punggung. Dalam kasus ini kelompok kami membahas beberapa penyakit yang
akan menjadi diagnosis pasien. Penyakit yang menjadi diagnosis kerja kami adalah
Psoriasis. Penyakit ini seing ditemukan, insidensnya tinggi pada orang kulit putih. Faktor
yang memegang peranan besar adalah faktor imunologi yang kemungkinan diturunkan
secara genetik. Ada juga faktor- faktor pencetus yang bisa menimbulkan gejala. Penyakit
ini juga bersifat kronis dan sering berulang.
Semoga makalah ini dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi pembaca. Saran
dan masukkan diharapkan untuk makalah yang lebih baik.
Kelompok 11
1
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
Seorang perempuan usia 25 tahun, bekerja sebagai sekertaris, datang berobat ke poliklinik
Kulit & Kelamin RS “Maju Mundur” dengan keluhan timbul ketombe yang banyak pada
kepala pasien serta timbul beberapa bercak merah ukuran lentukiler- numuler pada kulit
punggung disertai dengan sisik yang tebal dan berlapis dan sedikit gatal. Gejala ini sudah
dirasakan beberapa tahun terakhir ini dan sudah diobati tetapi penyakit ini selalu hilang
timbul saja. Penyakit ini terutama timbul apabila pasien sedang menghadapi suatu
permasalahan di kantornya.
− VDRL/TPHA -
− KOH -
2
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. XX
Kelamin : Perempuan
Umur : 25 tahun
Pendidikan : -
Status perkawinan : -
Suku/Bangsa : -
Agama : -
Alamat : -
II. Anamnesis
A. Keluhan Utama
B. Keluhan Tambahan
3
• Gejala ini sudah dirasakan beberapa tahun terakhir ini dan sudah
diobati tetapi penyakit ini selalu hilang timbul saja.
• Tidak diketahui
• Tidak diketahui
F. Riwayat Pengobatan
• Pasien sudah pernah diobati tetapi penyakit ini selalu hilang timbul.
A. Status Generalis
1. Keadaan Umum : -
2. Kesadaran : -
3. Tanda Vital : -
B. Status Dematologis
Keterangan
4
Penyebaran : -
Bentuk : -
Batas : -
V. Pemeriksaan Penunjang
D. VDRL/TPHA -
E. KOH -
5
• Faktor psikis karena sibuk menjabat sebagai sekretaris.
• Bercak merah ukuran lentikuler- numuler pada kulit punggung disertai dengan sisik
yang tebal dan berlapis dan sedikit gatal kemungkinan psoriasis.
• Pasien sudah diobati tetapi penyakit ini selalu hilang timbul saja penyakit berjalan
kronik residif.
• Penyakit ini terutama timbul apabila pasien sedang menghadapi suatu permasalahan
di kantornya Faktor psikis pasien berpengaruh pada terjadinya penyakit.
Psoriasis
Gejala klinis
( scalp) dan perbatasannya dengan muka, ekstremitas terutama bagian siku serta lutut, dan
daerah lumbosakral.
Patogenesis
Penyakit ini merupakan penyakit autoimun yang mengakibatkan defek pada salah satu
dari 3 jenis sel yaitu: limfosit T, sel penyaji antigen ( dermal ) atau keratinosit. Sel
6
langerhans juga berperan pada immonopatogenesis psoriasis. Terjadi pembentukan
epidermis yang lebih cepat, hanya 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari.
Histologi
Pemeriksaan penunjang
Biopsi kulit.
Pada psoriasis fenomena tetesan lilin dan tes Auspitz merupakan tanda khas
penyakit ini. Pada pasien walaupun tes Köbner (-), tanda ini bukan tanda khas
pada psoriasis, namun terdapat juga pada penyakit kulit lain.
7
VII. Diagnosa Banding
1. Dermatitis Seboroik
Gejala klinis
Eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang tegas.
Tempat predileksi pada tempat seboroik (berambut).
Patogenesis:
2. Dermatitis Numularis
Gejala klinis:
Bentuk lesi seperti uang logam ( nummularis) ukuran bervariasi dari miliar sampai
numular, eritematosa, sedikit edematosa dan berbatas tegas. Pasien mengeluh sangat
gatal. Tempat predileksi tungkai bawah, lengan, badan dan punggung tangan.
8
Penyebab utama tidak diketahui. Penyakit ini melibatkan beberapa faktor:
− Alkantosis teratur.
− Hipergranulasi.
− Hiperkeratosis.
− Spongiosis ringan.
− Pada dermis bagian atas terdapat fibrosis, sebukan limfosit dan makrofag
sekitar pembuluh darah. Limfosit mayoritas T-CD4+. Sebagian besar dermis tipe
MCtc, berisi triptiase.
VIII. Penatalaksanaan
− Luas lesi
− Lokasi
− Umur penderita
− Kontraindikasi
9
Pengobatan Umum
• Pasien disarankan untuk mengurangi stress dan faktor- faktor pencetus agar
mencegah terjadinya remisi.
• Pasien diberi edukasi untuk mengurangi gesekan mekanik atau garukan dan
saran penyinaran dengan sinar ultraviolet artifisial yang digunakan UVA pada
daerah lesi.
Pengobatan Khusus
• Salep LCD 5%
• Calcipotriol
• Ditranol (antralin)
B. Pengobatan Sistemik
• Metrotreksat
IX. Prognosis
10
Ad vitam : Bonam, psoriasis tidak menyebabkan kematian.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Psoriasis
Definisi
Psoriasis adalah penyakit autoimun bersifat kronik residif disertai dengan adanya bercak-
bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapsis- lapis dan transparan.
Sinonim
Epidemiologi
11
Insidens penyakit ini tinggi pada orang kulit putih, terutama keturunan Eropa 3- 7%,
Amerika 1- 2% dan jepang 0.6%. Lebih banyak diderita oleh pria daripada wanita,
terdapat pada semua usia terutama orang dewasa.
Etiopatogenesis
Faktor genetik berperan, bila orangtua pasien menderita psoriasis kemungkinan anaknya
menderita psoriasis 34- 39%, bila orang tuanya tidak menderita psoriasis kemungkinan
anaknya menderita psoriasis 12%.
Faktor pencetus pada psoriasis yang paling sering adalah stress psikis, infeksi fokal,
trauma, endokrin, gangguan metabolit, obat, juga alkohol dan merokok. Stress psikis
merupakan faktor pencetus utama. Infeksi fokal berhubungan erta dengan terjadinya
psoriasis gutata. Umumnya oleh bakteri Streptococcus. Gangguan metabolisme seperti
hipokalsemia dan dialisis dilaporkan sebagai faktor pencetus. Obat yang umumnya
menyebabkan residif adalah beta adrenergik blocking agents, litium, antimalaria, dan
penghentian mendadak kortikosteroid sistemik.
Gejala klinis
Keluhan pasien berupa gatal ringan. Kelainan kulit terdiri plak dengan skuama di atasnya,
eritema sirkumskrip merata, skuama berlapis kasar dengan warna putih transparan. Tanda
khas psoriasis adalah fenomena tetesan lilin dan Auspitz. Fenomena tetesan lilin adalah
skuama yang warnanya menjadi putih pada goresan , seperti lilin yang digores. Tanda
Auspitz didapat dengan cara mrngerok skuama yang berlapis secara perlahan dengan
gelas alas dan akan ditemukan serum atau bintik- bintik perdarahan. Jika terlalu dalam
akan terlihat perdarahn yang merata. Trauma pada kulit penderita psoriasis misalnya
garukan dapat menyebabkan kelainan yang sama pada kelainan psoriasis disebut
fenomena kobner, namun tanda ini tidak khas pada psoriasis. Psoriasis juga menyebabkan
12
kelainan kuku pada sekitar 50% penderita yang cukup khas yaitu pitting nail atau nail pit
yang berupa lekukan- lekukan miliar. Selain kuku dan kulit, psoriasis juga menyebabkan
kelaina sendi. Umumnya bersifat poliartikular, predileksi pada sendi interfalangs distal
dan insidens pada umur 30- 50 tahun.
Bentuk klinis
Histopatologi
13
Gambaran histopatologi pada psoriasis yang kahs adalah parakeratosi dan akantosis. Pada
stratum spinosum terdapat kelompok leukosit yang disebut abses Munro. Selain itu
terdapat pula papilomatosis dan vsodilatasi subepidermis.
Pengobatan
Pengobatan sistemik
Pengobatan Topikal
14
1. Preparat ter efeknya adalah antiradang. Ter berasal dari 3 bahan yaitu fosil,
kayu dan batubara. Yang efektif untuk pengobatan psoriasis adalah ter yang berasal
dari batubara namun efek iritasinya juga besar. Ter yang berasal dari batubara
diberikan pada psoriasis yang kronis, pada bentuk akut diberi ter yang berasal dari
kayu karena ditakutkan bila pada bentuk akut diberi ter yang berasal dari batubara
akan terjadi iritasi. Konsentrasi yang diberikan 2-5% jika tidak ada perbaikan
konsentrasi dinaikkan. Daya penetrasi dapat dipertinggi dengan menambahkan asam
salisilat 3-5% agar lebih efektif. Sebagai vehikulum diberikan dalam bentuk salap,
karena salap mempunyai daya penetrasi yan terbaik.
15
dikombinasikan dengan steroid topikal potensi sedang dan kuat akan mempercepat
penyembuhan dan mengurangi iritasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah M, Editor. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke 5.
Jakarta.Balai Penerbit FKUI.2007; hal. 189-95
2. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi ke 2. Jakarta.Penerbit Buku
Kedokteran EGC.2004
16