You are on page 1of 2

PENZONAAN PELAYANAN DRAINASE DI KAWASAN

KRITIS RESAPAN KECAMATAN KOTA KUALA SIMPANG

Oleh:
NITA SOSIAWATI
NIM. 0709200060071

Komisi Pembimbing:
1. Ir. Zouhrawaty A. Ariff, M.Eng.
2. Ir. Sugianto, M.Sc., Ph.D

ABSTRAK

Kecamatan Kota Kuala Simpang merupakan kawasan pusat perdagangan dan


permukiman padat penduduk di Kabupaten Aceh Tamiang. Kecenderungan
perubahan pemanfaatan lahan dari lahan perkarangan menjadi perumahan dan
pertokoan sudah mengurangi kawasan resapan air, jika terjadi hujan dengan
intensitas tinggi dan durasi hujan yang lama, maka di tempat tersebut terjadi
genangan. Studi Penzonaan Pelayanan Drainase di Kawasan Kritis Resapan
Kecamatan Kota Kuala Simpang perlu dilakukan dengan tujuan penelitian:
mengidentifikasi sebaran kawasan kritis resapan dan kawasan banjir, dan zona
pelayanan drainase di kawasan kritis resapan. Pendekatan penelitian berupa
penelitian kuantitatif, menggunakan analisis debit saluran dan analisis debit
rencana, survey kawasan banjir berdasarkan pengukuran terhadap ketinggian dan
durasi banjir serta analisis kawasan kritis resapan dengan tumpang tindih peta
kemiringan lereng, jenis tanah, potensi resapan alami dan pemanfaatan ruang.
Hasil analisis diperoleh: 1) saluran tidak mampu menampung debit rencana,
sehingga perlu di redesign; 2) banjir disebabkan oleh tidak terpadunya sistem
drainase, saluran tidak terpelihara, dan luapan air sungai; 3) Kota Kuala Simpang
merupakan kawasan kritis resapan dengan tingkatan mulai kritis sampai agak
kritis. Zona pelayanan drainase sepanjang 8,760.60 m (63,81% dari panjang
saluran drainase yang ada) terdapat di kawasan kritis resapan seluas 110,921 Ha
(54,27% dari total luas wilayah) belum berfungsi secara maksimal. Strategi
manajemen tata air perkotaan dan manajemen kawasan kritis resapan perlu
dilakukan dengan pendekatan struktural dan non struktural. Pendekatan Struktural
adalah Redesign saluran drainase untuk menampung debit rencana,
merekomendasikan untuk relokasi jalur (trase) saluran pada tempat yang sesuai
dan memungkinkan, dan kawasan penghijauan (green belt). Pendekatan
nonstruktural adalah penataan limbah rumah tangga, pemeliharaan saluran
drainase menyatu dengan pengelolaan sampah perkotaan, perubahan perilaku agar
tidak membuang sampah sembarangan dengan mengenakan denda (penegakan
hukum), dan tidak menambah bagian rumah hingga menutupi drainase.

Kata kunci: penzonaaan pelayanan drainase, kawasan banjir, kawasan kritis


resapan

i
ZONING DRAINAGE SERVICE IN CRITICAL ABSORBING AREA
IN KUALA SIMPANG CITY SUB-DISTRICT

By:
NITA SOSIAWATI
Student Number. 0709200060071

Commision Advisor:
1. Ir. Zouhrawaty A. Ariff, M.Eng.
2. Ir. Sugianto, M.Sc., Ph.D

ABSTRACT

Kuala Simpang is a trade-center and densed-population city in Aceh Tamiang


district. The trend of land use changes from field turned into housing and shops
have reduced the water-absorbing area. When the rain with high intensity and
long duration occurred, it is created the puddles at the site. Zoning Drainage
Service Studies in Critical Absorbing Area of Kuala Simpang City Sub-District
have been done with the purposes of the research was to identified the distribution
of critical absorbing and flood areas, and drainage services zones in the area of
critical absorbing. A quantitative approach was used in this research by using a
channel flow and design dicharge analysis, surveying flood area based on the
measurement of the height and duration of floods and critical area analysis with
overlaid catchment slope map, soil types, natural absorbing potential and land use.
The results show: 1) channels could not accommodate the flow design, so it needs
the redesign; 2) the flood is caused by un integrated of drainage systems, drains
poorly maintained, and the overflowing of the river flow; 3) The city of Kuala
Simpang is a critical absorbing area with incipience critical until approaching
critical level. Drainage zone services counted 8,760.60 m (63.81% of the existing
drainage channel length) where a critical absorbing area 110.921 ha (54.27% of
the total area) were not functioning optimally. Urban water management strategies
and management of critical absorbing areas need to be done with structural and
non-structural approaches. Structural approach is to redesign the drainage channel
to accommodate the design discharge, recommend the relocation of the channel
paths (traces) in the places suitable and available, and green belt areas. Non-
structural can be done by managing household waste, and drainage channels
together with urban waste management. Changing attitude not to put rubbish
everyway by fine (law enforcement), and not to build house parts to cover the
drainage needs to be applied as well.

Keywords: zoning drainage service, flood area, critical absorbing area

ii

You might also like