You are on page 1of 9

Hipopituitarisme; Gejala, Patofisiologi, dan Pengobatannya

Universitas Sriwijaya
Fakultas Kedokteran
Pendidikan Dokter Umum
Ferdi Stefiyan

Hipopituitarisme

Hipopituitarisme adalah suatu gambaran penyakit akibat insufisiensi kelenjar hipofisis, terutama bagian
anterior. Gangguan ini menyebabkan munculnya masalah dan manifestasi klinis yang berkaitan dengan
defisiensi hormon-hormon yang dihasilkannya.

Kelenjar Hipofisis

Kelenjar Hipofisis atau nama lainnya adalah kelenjar pituitary merupakan kelenjar yang sebesar kelereng
namun mempunyai makna fisiologis yang sangat penting bagi kelangsungan dan homeostasis tubuh
manusia. Selain itu hipofisis, terutama bagian anterior, memiliki kemampuan dalam mengatur kelenjar-
kelenjar endokrin lainnya. Hal inilah yang menyebabkan kelenjar ini diberi nama Master of Gland.

Anatomi Hipofisis

Kelenjar hipofisis merupakan struktur kompleks pada dasar otak, terletak dalam sela tursika, di rongga
dinding tulang sphenoid1. kelenjar hipofisis manusia dewasa terdiri dari lobus posterior atau
neurohipofisis sebagai lanjutan dari hipotalamus, dan lobus anterior atau adenohipofisis yang
berhubungan dengan hipotalamus melalui tangkai hipofisis1. Pada manusia lobus Intermedia terdapat
menyatu dengan lobus anterior.

-Vaskularisasi hipofisis

Suatu struktur vaskular, yaitu sistem portal hipotalamus-hipofisis, juga menghubungkan hipotalamus
dengan bagian anterior kelenjar hipofisis1. Melalui sistem vaskular ini hormon pelepasan dari
hipotalamus dapat mencapai kelenjar hipofisis untuk mempermudah pelepasan hormon1.
Embriologi Hipofisis

Kelenjar hipofisis terbentuk sejak awal perkembangan embrional dari penyatuan dua tonjolan
ektodermal yang berongga. Kantung rathke, suatu invaginasi dari atap daerah mulut primitif yang
meluas ke atas menuju dasar otak dan bersatu dengan tonjolan dasar ventrikel ketiga yang akan menjadi
neurohipofisis.

Hormon-Hormon yang Dihasilkan Hipofisis

Hipofisis mempunyai dua lobus, lobus anterior (adenohipofisis) dan lobus posterior (neurohipofisis), dan
daerah intermedia, masing-masing daerah dan lobus menghasilkan masing-masing hormon.

-Hormon yang dihasilkan oleh adenohipofisis

Tujuh macam hormone yang dihasilkan adenohipofisis telah diketahui dengan baik dewasa ini. Hormon-
hormon tersebut adalah ACTH(adrenocorticotropic hormone ), MSH (melanocyte-stimulating hormone),
TSH/thyrotropin ( thyroid-stimulating hormone), FSH(foliccle stimulating hormone), LH (luteinizing
hormone), GH (growth hormone), dan PRL (prolaktin). ACTH,MSH, GH, dan prolaktin merupakan
polipeptide, sedangkan TSH, FSH, dan LH merupakan glikoprotein.

-Hormon yang dihasilkan oleh Neurohipofisis

Lobus posterior mempunyai fungsi utama terhadap pengaturan keseimbangan cairan. Vasopressin atau
hormon ADH (antidiuretic Hormone) terutama disintesis dalam nucleus supraoptik dan paraventrikular
hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisis.

-Fungsi-Fungsi hormone Hipofisis

--GH

Gowth hormon atau somatotropin mempunyai pengaruh metabolik utama, baik pada anak-anak
maupun pada orang dewasa. Pada anak-anak, hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan somatik. Pada
orang dewasa berfungsi untuk mempertahankan ukuran orang dewasa normal dan juga berperan dalam
pengaturan sintesis protein dan pembuangan zat makanan. GH disintesis di sel somatrotop pada
kelenjar hipofisis anterior. Kerja GH yang paling dramatis adalah pada pertumbuhan otot dan tulang
skelet. Kerjanya dapat dibagi menjadi kerja direk dan indirek.
---Kerja indirek hormon pertumbuhan

GH bekerja pada untuk menstimulasi sintesis dan sekresi IGF-1 peptida yang menstimulasi
pertumbuhan. Pada sel lemak, IGF-1 menstimulasi lipolisis dan pada otot hormon ini menstimulasi
sintesis protein. Reseptor GH fungsional juga terdapat di tulang, menstimulasi produksi lokal IGF-1 pada
kondrosit proliferatif.

---Kerja direk hormon pertumbuhan

GH bersifat diabetogenik karena kerja hormon ini berlawanan dengan insulin dan bersifat lipolitik di sel
lemak dan glukoneogenik di sel otot.

Kadar GH normal : -setelah diberi glukosa <2mU/L


-stress >20mU/L

--MSH

MSH atau melanocortin stimulating hormone merupakan suatu unsur pokok dari propiomelanokortin1.
Hormon ini mengingkatkan pigmentasi kulit dan merangsang dispersi granula-granula melanin dalam
melanosit1. Sekresi MSH diatur oleh CRH (corticotrophin releasing hormone) dari hipotalamus dan
dihambat oleh pengeluaran kortisol1.

--Prolaktin

Merupakan salah satu kelompok hormon yang dibutuhkan untuk perkembangan payudara dan sekresi
susu1. Pelepasan prolaktin berada dibawah pengaruh penghambatan tonik oleh hipotalamus melalui
dopamin, yang disekresi oleh sistem neuron dopaminergik tuberohipofiseal1. Jika faktor-faktor
penghambat ini tidak ada maka sekresi prolaktin akan meningkat dan dapat terjadi laktasi 1. Thyrotropin-
releasing hormone (TRH) merangsang sekresi prolaktin1.

Kadar prolaktin normal: 50-400 mU/L

--Gonadotropic Hormon

FSH (folikle stimulating hormone) dan LH (lituneizing hormone) adalah gonadotropik hormon, sekresi
hormon ini diatur oleh GnRH (gonadotropic releasing Hormone) yang dihasilkan oleh hipotalamus.
---Fungsi FSH dan LH pada laki-laki :

FSH berfungis memepertahankan dan merangsang spermatogenesis, sedangkan LH merangsang sekresi


testosteron oleh sel-sel Leydig atau sel-sel interstisial testis.

---Fungsi FSH dan LH pada perempuan :

Meranngsang perkembangan folikel menjadi folikel de graff dan sekresi estrogen oleh sel-sel folikel. LH
menyebabkan ovulasi dan mempertahankan serta merangsang sekresi progesteron oleh korpus luteum
yang berkembang dari folikel setelah ovulasi.

--ACTH

Adrenocorticotropin hormone (ADH) merangsang pertumbuhan dan fungsi korteks adrenal, merupakan
suatu faktor yang sangat penting pada pengaturan produksi kortisol1. CRH (corticotrophin releasing
hormone) dan arginine-vasopresin (AVP) bekerja secara sinergis untuk merangsang sekresi ACTH1.

Kadar ACTH normal : - jam 09:00 = 10-80 ng/L

--TSH

Merangsang pertumbuhan dan fungsi kelenjar thyroid. TSH menyebabkan pelepasan tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3),

Kadar TSH normal : 0,3-4,0 mU/L


T4 bebas : 9-26 pmol/L
T3 bebas : 3,0-8,8 pmol/L

Etiologi Hipopituitarisme

Penyebab dan proses patologi pada penyakit ini antara lain disebabkan :

- Tumor Hipofisis
- Trombosis vascular yang menyebabkan nekrosis kelenjar hipofisis normal
- Penyakit granulomatosa infiltrative
- Idiopatik atau mungkin penyakit autoimun.
Manifestasi Hipopituitarisme

Manifestasi yang muncul pada hipopituitarisme ini bermacam-macam berdasarkan usia penderita. Pada
anak-anak, terjadi gangguan pertumbuhan somatik akibat defisiensi pelepasan GH. Dwarfisme hipofisis
merupakan konsekuensi dari hal tersebut. Ketika anak-anak tersebut mencapai pubertas, maka tanda-
tanda seksual sekunder dan genitalia eksterna gagal berkembang. Selain itu sering ditemukan
insufisiensi adrenal dan hipotiroidisme,hipoglikemia, kulit terlihat pucat karena tidak adanya MSH.

-Manifestasi klinik :

- Tubuh kerdil (dwarfisme hipofisis) akibat defisiensi GH (bila terjadi pada anak)
- Tanda seksual sekunder dan genitalia eksterna gagal berkembang, akibat dari defisiensi
gonadotropik hormon sehingga produksi FSH dan LH berkurang. Akibat dari FSH defisiensi,
pematangan folikel tidak terjadi, tidak dihasilkannya estrogen pada perempuan. Hal ini
menyebabkan payudara tidak tumbuh, dan terjadi amenore primer. Jika terjadi pada pria akibat
LH berkurang pembentukan testosteron berkurang, akibatnya tidak timbul ciri-ciri kelamin
sekunder pada pria (bila terjadi pada anak).
- Insufisiensi adrenal. hal ini terjadi akibat defisiensi ACTH sehingga pembentukan hormon-
hormon korteks adrenal terganggu, defisiensi kortisol, aldosteron, dan adrenalandrogen
berkurang.
- Hipoglikemia, hal ini disebabkan karena defisiensi hormone kortisol yang pengeluarannya di
rangsang oleh ACTH yang disekresi oleh hipofisis, salah satu fungsi kortisol adalah
meningkatkan glukoneogenesis, dan menurunkan glikolisis. Akibat dari defisiensi hormone ini
maka terjadilah penurunan glukoneogenesis, peningkatan glikolisis akibatnya gula darah
menurun yang mengakibatkan hipoglikemia. Hal ini diperparah dengan adanya defisiensi GH,
GH merupakan hormone yang bersifat hiperglikemia, akibat defisiensi GH efek dari
hiperglikemiknya tidak ada.
- Takikardia, hipoglikemia menyebabkan epineprin bekerja yang selanjutnya akan memengaruhi
denyut nadi mengakibatkan takikardi.
- Kelemahan otot dan penurunan berat badan, hal ini terjadi akibat dari hipoglikemia yang
menyebabkan pengaktifan saraf simpatis dan menghambat pelepasan insulin sehingga juga
memengaruhi lipolisis dan pemecahan protein.
- Anemia, nerutropenia, eosinofilia, trombopenia, llimfositosis. Salah satu fungsi glukokortikoid
yang sekresinya diatur oleh ACTH adalah meningkatkan pembentukan eritrosit, trombosit, dan
granulosit basofil, limfosit dan monosit. Akibat dari kekurangan efek dari glukokortikoid pada
sel pembentuk darah menyebabkan anemia, neutropenia, eosinofilia, limfositosis.
- Rambut pubis yang jarang akibat dari defisiensi androgen karena kadar ACTH menurun.
- Tekanan darah menurun. Penurunan sensitivitas katekolamin di jantung dan pembuluh darah
menyebabkan hipotensi.
- Amenore sekunder pada wanita dewasa. Akibat defisiensi gonadotropin hormon, menyebabkan
korpus luteum tidak terbentuk dan dinding endometrium tidak hiperplasi, yang menyebabkan
tidak adanya peluruhan.
- Atrofi payudara dan genitalia eksterna, pertumbuhan payudara salah satunya diatur oleh
estrogen hormone yang dihasilkan oleh oleh adanya peran FSH dan LH, akibat dari kekurangan
hormon ini menyebabkan defisiensi pada estrogen akibatnya terjadi atrofi payudara dan
genitalia eksterna.

Pemeriksaan pada Hipopituitarisme

-Pemeriksaan Biokimia

Pasien dengan hipopituirarisme tidak akan merespon jika diberikan pengujian hormon perangsang
sekresi. Uji fungsi hipofisis kombinasi dapat dilakukan pada pasien ini dengan menyuntikkan :

1. Insulin. Insulin akan menyebabkan hipoglikemia, pada saat hipoglikemia dengan kadar serum
glukosa yang kurang dari 40 mg/dl, normalnya menyebabkan pelepasan GH, ACTH, kortisol.
Namun pada penderita hipopituitarisme mungkin tidak terjadi pelepasan tersebut atau hanya
sedikit hormon yang dilepaskan.
2. CRH. Pada orang normal CRH akan merangsang hipofisis untuk mensekresikan ACTH, MSH.
3. TRH. Pada normalnya penyuntikan TRH akan merangsang hipofisis mensekresikan TSH.
4. GnRH. Pada normalnya GnRH akan merangsang pelepasan hormon FSH dan LH.

Pada penderita hipopituitarisme gagal untuk merespon empat rangsangan tersebut.


-Pemeriksaan Radiografi

Pada pasien hipopituitarisme yang diduga akibat tumor hipofisis, perlu dilakukan pemeriksaan radiografi
untuk mencari kebenaranya. Tumor-tumor pada hipofisis ini sering menyebabkan hipopituitarisme.

Penatalaksaan Hipopituitarisme

Penatalaksanaan hipopituitarisme diobati dengan penggantian hormon-hormon yang mengalami


defisiensi. Defisiensi GH menyebabkan pemberian GH secara injeksi setiap hari. Pemberian GH pada
anak-anak dapat menyebabkan penigkatan tinggi badan yang berlebih. Hormon hipofisis hanya dapat
diberikan secara disuntikan. Sehingga, pengobatan ini dilakukan hanya sebagai alternatif. Sebagai
contoh insufisiensi kelenjar adrenal akibat dari defek ACTH diobati dengan pemberian hidrokortison
oral. Pemberian tiroksin oral pada defisiensi TSH. Pemberian androgen dan estrogen oral juga diberikan
sebagai pengganti dari FSH, LH yang mengalami defisiensi akibat hipopituitarisme.

Contoh kortikosteroid oral :

-Dexametason

Dosis : 0,75- 9 mg/ hari sebagai permulaan, diikuti dengan pengurangan dosis secara bertahap sesai
dengan kemajuan klinis.

Contoh pengganti GH :

-Somatropin

Dosis : 0,5-0,7 UI/kgBB/minggu; dibagi menjadi 7 suntikan subkutan


Kontra indikasi : adanya aktivitas tumor atau pertumbuhan tumor, wanita hamil.
Perhatian : diabetes mellitus, hipotiroidisme selama pengobatan hormon pertumbuhan, kelainan
endokrin. Pengobatan harus dilakukan oleh dokter yang ahli dan berpengalaman.
Efek samping : reaksi kulit lokal sementara
Interaksi obat : kortikosteroid
Contoh androgen sintetik :

-Testosteron Undekanoat

Dosis : pada umunya , dosis harus disesuaikan berdasarkan respon individual pasien.

Dosis awal : 120-160mg selama 2-3 minggu

Dosis pemeliharaan : 40-120mg/hari

Kontra indikasi : bila diketahui atau diduga ada karsinoma prostat atau mamae.

Perhatian : hati-hati pada anak laki-laki prepubertal, pasien gagal jantung yang jelas dan
laten, disfungsi ginjal, hipertensi, epilepsi, migren, penyakit tiroid, diabetes mellitus.

Efek samping : retensi cairan dan elektrolit, priapismus, gejala lain dan stimulasi seksual yang
berlebihan, oligospermi, penurunan volume ejakulat. Pada anak laki-laki prepubertal : perkembangan
seksual prekoks, peningkatan frekuensi ereksi, pembesaran phallus dan penutupan ephipiseal
premature. Bila terjadi efek samping yang berkaitan dengan androgen, pengobatan harus segera
dihentikan dan setelah gejala hilang, mulai lagi dengan dosis yang lebih rendah.

-Mesterolon

Dosis defisiensi androgen :

- Dosis awal : 75-100mg/ hari


- Dosis pemeliharaan : 50-75mg/hari

Kontra indikasi : karsinoma prostat, tumor hati

Perhatian : pubertas terlambat, periksa prostat secara teratur, hanya digunakan bagi pria,
tumor hati dapat menyebabkan perdarahan intra-abdominal. Keluhan abdomen bagian atas harus
menjadi bahan pertimbangan.

Efek samping : bila ereksi terlau sering/persisten, hentikan pengobatan atau kurangi dosis.
Contoh obat pengganti Estrogen :

-Oestradiol

Dosis : 2mg/hari

Kontra indikasi : adanya/diduga adanya riwayat karsinoma payudara. Adanya/diduga adanya


neoplasia yang tergantung estrogen, penyakit hati akut/kronik, thrombosis vena dalam; kelainan
tromboemboli, gangguan serebrovaskular perdarahan, atau riwayat penggunaan ini berkaitan dengan
pengguanaan estrogen. Perdarahan genital abnormal tanpa diketahui sebabnya. Kehamilan atau diduga
adanya kehamilan, porfiria.

Referensi

1. Price, Silvia A., & Lorraine M Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC
2. Greenstein, Ben, & Diana Wood. 2010. At a Glance Sistem Endokrin edisi kedua. Jakarta :
Erlangga.
3. Silbernagl, Stefan, & Florian Lang. 2007. Teks & Atlas Bewarna Patofisiologi. Jakarta : EGC
4. Anonym. 2008. Buku Data Obat di Indonesia edisi 11.PT. mulia purna jaya terbit

You might also like