You are on page 1of 9

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

DI SUSUN OLEH :
NAMA : BILLY DEPRI KASIWI
NIM : 010.01.240
JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA
KELAS : TI.C. SIANG
DOSEN : SUSMIYATI
MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN ILMU KOMPUTER MUSI RAWAS

(STIMIK MURA)

2010/2011

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik dan Inayah

kepada semua hambaNya. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan
kita Nabi

Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan kerabat beliau hingga akhir jaman.

Alhamdulillah karena berkat Rahmat Allah-lah kami dapat menyelesaikan penulisan


makalah

ini yang berkaitan dengan “PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA” sebagai


tugas mata kuliah

Studi pendidikan agama Islam.

Selama penyusunan makalah selaku penulis telah banyak mendapatkan

Bantuan, Ucapan terima kasih tak lupa kami persembahkan kepada semua

pihak yang telah secara langsung maupun tidak langsung dalam

membantu penulisan makalah ini.

Penulis menyadari adanya kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh
karena

itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah

ini.Akhirnya kami hanya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan

menambah wawasan bagi kita semua, khususnya di bidang Studi pendidikan Islam.

Lubuklinggau, desember 2010


Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG

Islam memiliki karakteristik yang unik, hal ini tidak terlepas dari pengaruh sejarah dimana
Islam masuk ke Indonesia melalui bermacam cara serta budaya para pembawanya. Akan
tetapi keragaman tersebut memberi warna pada perkembangannya di kemudian hari. Meski
demikian, islam sebagai ajaran yang universal, tetap berpegang pada jalurnya, dengan kata
lain corak budaya local disesuaikan dengan inti ajaran islam yakni tauhid.

Sebelum islam masuk, sudah berkembang agama-agama di Indonesia. Umat beragama


tersebut hidup tentram dan damai, bahkan hingga saat islam masuk di Indonesia yang
dibawa oleh para pedagang dari Persia, Arab, Gujarat.

Islam diperkenalkan kepada mereka sebagai sebuah tatanan kehidupan, seperti saling
menghormati dan tolong-menolong serta merupakan kesempurnaan dari peradaban yang
telah ada. Tetapi pada saat bangsa penjajah dari Eropa hadir, kehidupan bangsa Indonesia
umumnya dan umat islam secara khusus, porak-poranda serta menjadi korban kebengisan
dan kebencian akibat ingin menguasai kekayaan alam dan keserakahan para penjajah.

BAB II

PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

A.PERKEMBANGAN AGAMA, POLITIK, DAN EKONOMI

Cikal bakal keberadaan Islam di nusantara telah dirintis pada abad ke-1 hingga ke-2 H atau
ke-7 hingga ke-8 M. pada periode ini, para pedagang dan mubalig muslim, membentuk
komunitas Islam. Para mubaligh mengajarKan dan memperkenalkan Islam kepada penduduk
setempat antara lain sebagai berikut:

1.Islam mengajarkan sesama manusia untuk saling menghormati dan tolong-menolong.

2.Islam mengajarkan bahwa derajat manusia di hadapan Allah adalah sama, kecuali
taqwanya.

3.Islam mengajarkan bahwa Allah SWT. Adalah Tuhan yang Maha Esa, Maha Pengasih dan
Penyayang. Dan melarang manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak, dan saling
dengki.

4.Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah SWT. Dan tidak
menyekutukan-Nya serta senantiasa berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih
kasih.

Ajaran Islam sangat menarik perhatian masyarakat Indonesia dengan pesat karena penuh
hikmah dan kedamaian. Perilaku para pedagang dan mubaligh yang ramah, jujur, dan
dermawan menjadikan penduduk setempat merasa simpati dan tidak keberatan anak-anak
mereka menikah dengan para saudagar tersebut. Dakwah dan pengaruh Islam makin
meluas, baik dikalangan masyarakat biasa maupun bangsawan dan penguasa.

Diperkirakan proses Islamisasi sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi. Penyebaran
Islam di Samudera Pasai, Aaceh terjadi pada pertengahan abad ke-13 M sehingga
perkembangan masyarakat muslim di Malaka semakin pesat. Ibnu Batutah menceritakan
bahwa Sultan Kerajaan Samudera Pasai, Sultan Al Malik Az Zahir dikelilingi oleh ulama dan
mubaligh Islam.

Di jawa, proses peyebaran agama Islam sudah berlangsung sejak abad ke-11 M, dengan di
temukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran, Gresik tahun 475 H/1082 M. kerajaan
Islam Demak dengan raja Raden Fatah mengangkat penasihat dari kalangan para Wali,
terutama Sunan Ampel dan Sunan Kalijaga, bahkan Sunan Gunung Jati selain sebagai guru
agama dan mubaligh, juga berperan sebagai kepala pemerintahan. Pertumbuhan
masyarakat Islam di sekitar Majapahit, terutama di beberapa kota pelabuhan di jawa erat
kaitannya dengan berkembangnya pelayaran dan perdagangan yang dilakukan kaum
muslimin yang telah mempunyai kekuasaan ekonomi dan politik di Samudera Pasai, Malaka,
dan Aceh.

Kalimantan Timur petama kali diislamkan oleh Datuk Ri Bandang dan Tunggang Parangan.
Kedua mubaligh itu datang ke Kutai setelah orang-orang Makasar masuk Islam, diperkirakan
pada tahun 1575 M. Sulawesi, terutama bagian selatan, sejak abad ke-15 M sudah didatangi
oleh pedagang-pedagang muslim Malaka, Jawa, Sumatera. Pada abad ke-16 daerah Gowa
telah terdapat masyarakat muslim. Raja-raja Gowa dan Tollo masuk Islam secara resmi pada
tanggal 22 september 1605 M diproklamirkan dengan cara damai oleh Datuk Ri Bandang
dan Datuk Sulaeman. Kemudian Islam masuk ke kerajaan Wajo pada 10 Mei 1610 M.
kehadiran Islam dipelosok nusantara umumnya dilakukan secara damai melalui
perdagangan, pendidikan, tasawuf, kesenian, pemerintahan, dan pernikahan.

Pelabuhan penting di Sumatra dan jawa seperti Lamuri(Aceh), Barus, Palembang, Sunda
Kelapa, dan Gresik antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi pedagang asing seperti
pedagang muslim Arab. Abad ke-7 M merupakan saat Islam berkembang di Timur Tengah.
Malaka, jauh sebelum ditaklukan Portugis, merupakan pusat lalu lintas perdagangan dan
pelayaran. Melalui Malaka hasil hutan dan rempah dari seluruh nusantara di bawa ke Cina,
India lautan, terutama Gujarat dan melakukan hubungan dagang langsung pada waktu itu.

Sejak abad ke-14 M, Islam masuk ke Maluku dengan diawali oleh raja Ternate II yang ke-12,
Molomatea (1350-1357 M) yang bersahabat karib dengan orang Arab dan merupakan proses
perkenalan Islam kepadanya.hal ini menunjukkan bahwa sudah ada masyarakat muslim
sebelum rajanya masuk Islam. Kesultanan Ternate dibantu oleh sebuah badan penasihat
atau lembaga adat yang beranggotakan sekelompok ulama yang bertugas selain menjadi
penasihat badan peradilan juga memberi nasihat kepada raja. Demikian juga di Banda, Hitu,
Makyan, dan Bacan. Menurut Tome Pires masyarakat Maluku masuk Islam kira-kira tahun
1460-1465 M.

B.PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Perkembangan ini dapat dilihat dari beberapa sisi sebagai berikut.


Perjuangan umat Islam oleh para ulama dan masyarakat Islam tidak pernah berhenti sejak
kehadirannya, masa penjajahan sampai kemerdekaan untuk menumbuhkembangkan ajaran
Islam dengan:

1.Membentuk kader-kader ulama yang bertugas sebagai mubaligh. Cara ini dilakukan di
lembaga pedidikan seperti pesantren di Jawa, dayah di Aceh, dan Surau di Minangkabau.

2.Melalui karya-karya tulisan yang tersebar dan di baca kaum muslim nusantara, yang
mencerminkan perkembangan ilmu penetahuan, baik berupa pemikiran dan ilmu-ilmu
agama di Indonesia.

Seorang ulama, Syekh Muhammad Naquib Alattas menyatakan bahwa ada abad ke-16 dan
17 banyak bermunculan tulisan dan cendekiawan muslim di Indonesia berupa sastra,
filsafat, metafisika, dan geologi, yang bahkan tidak terdapat bandingannya pada zaman itu
di Asia Tenggara.

1.Hamzah Fansuri dari Sumatra Utara dengan karya berjudul Asrarul Arifin fi Bayan ila Suluk
wat Tauhid, yaitu suatu uraian singkat tentang sifat-sifat dan inti ilmu kalam menurut
ideology Islam.

2.Syamsuddin As Sumaterani dengan karya berjudul Mir’atul mu’min atau cermin orang
beriman di tahun 1601. Buku itu berisi Tanya jawab tentang ilmu kalam.

3.Nuruddin Ar Raniri berasal dari India, merupakan keturuna Arab Quraisy Hadramaut yang
tiba di Aceh tahun 1637 M.ia giat membela ajaran Islam Sunni (Ahlussunnah wal Jamaah).
Karyanya meliputi fikih, hadis, akidah, sejarah, dan tasawuf, seperti As Shirat Al Mustaqim
(bidang ukum), Bustan As Salatin (bidang sejarah), dan Tibyan fi Ma’rifat Al Adyan (bidang
tasawuf).

4.Abdul Muhyi dari Jawa dengan karyanya Martabat kang Pitu (Martabat yang Tujuh).

5.Sunan Bonang dengan karyanya Suluk Wujil yang mengandung ajaran tasawuf.

6.Ronggowarsito dengan karya Wirid hidayat jati.

7.Syekh Yusuf Makasar dari Sulawesi (1629-1699 M). Karyanya yang belum diterbitkan
sebanyak 20 buah dan masih berbentuk naskah yang sebagian besar dalam bidang tasawuf.

8.Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (1812 M). seorang Ulama produktif yang menulis
kitab Sabitul Muhtadil (bidang fikih).

9.Syekh Nawawi dari Banten yang menulis 26 buah buku diantaranya yang terkenal Tafsir Al
Muris.

10.Syekh Ahmad Khatib (Minangkabau) 1860-1916 M tulisannya yang terkenal Izharul Zahlil
Kazibin fi Tasyabbuhi bis Sadiqin (bidang tarikat).

C.PERKEMBANGAN SENI DAN BUDAYA

Pada awalnya bangsa asing seperti Portugis dan Belanda datang ke Indonesia hanya untuk
berdagang. Tetapi dalam perkembangannya, tujuan itu berubah menjadi keinginan untuk
menjadikan Indonesia sebagai koloni di bawah kekuasaan dan jajahannya.
1.ARSITEK BANGUNAN

Dengan latar belakang Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan penduduknya yang
terdiri dari bermacam suku, bangsa, adat kebiasaan serta kebudayaan, maka arsitektur
bangunan Islam di Indonesia tidak sama.

a. Masjid-masjid seperti mesjd kuno Demak, Sandang Duwur Agung Kasepuhan Cirebon,
masjid Agung Banten, dan Baiturrahman di Aceh yang menunjukkan keistimewaan dalam
bentuknya, seni bangunan tradisional yang sudah ada.

b. Beberapa masjid masih berbentuk menyerupai meru pada zaman Hindu,ukuran pada
mimbar, hiasan lengkung pola kalamakara,dsb.

2.PERANAN UMAT ISLAM

A. MASA SEBELUM KEMERDEKAAN

Dilandasi semangat tauhid dan hasil pendidikan yang diperoleh, seperti pesantren
menyebabkan semakin bertambahnya kader pemimpin dan ulama yang menjadi pengayom
masyarakat. Dan perlahan menyadarkan bangsawan dan kaum adat untuk
mempertahankan Indonesia dari cengkraman pejajah.

1.Sultan Ageng Tirtayasa (1682 M) Sultan Banten ke-5, selama 31 tahun memimpin rakyat
Banten untuk turut mempertahankan wilayah Banten dan perang melawan VOC.kemudian
digantikan oleh puteranya Sultan Haji yang malah bersatu dengan belanda dan memerangi
ayahnya, sehingga Banten diduduki pada tahun 1682 oleh VOC.

2.Perlawanan rakyat Banten terus berlangsung dipimpin Kyai Tapa dan ratu Bagus Buang
tetapi gagal, keduanya hijrah ke Bogor dan Banyumas. pengaruh dari perlawanan ini
memotivasi daerah lain untuk mempertahankan diri dari pengaruh penjajah seperti:

a. Tuanku Imam Bonjol melalui Perang Paderi 1821-1837 di Sumatra Barat.

b. Perang Dipenogoro 1835-1838 di Jawa tengah dengan bantuan ulama dan kyai seperti
Pangeran Mangkubumi, kyai Mojo, dan Sultan Ali Basya.

c. Perang Aceh 1873-1904 dibawah pimpinan Panglima Polim, Teuku Cik Ditiro, Teuku Umar,
dan CuT Nyak Din.

B. MASA KEMERDEKAAN

Umat Islam mulai mengganti perjuangan melawan penjajah dengan jalan mendirikan
organisasi-organisasi Islam antara lain:

1. Syarikat Dagang Islam kemudia berubah menjadi Syarikat Islam berdiri tahun 1905
dipimpin H. Samanhudi, AM Sangaji, HOS Cokroaminoto, Dan H. Agus Salim.

2. Jami’atul Khair berdiri tahun 1905 M di Jakarta adalah pergerakan Islam pertama di Jawa
yang sebagian besar keturuna Arab. Yang berperan dalam pembaruan dan pemurnian
agama Islam, tokohnya Syekh Ahmad Soekarti dari sudan.
3. Al Irsyad didirikan tahun 1914 oleh keturunan Arab dan Syekh Ahmad Soekarti, yang
bergerak di bidang pendidikan anak perempuan dan yang berprestasi di beasiswa ke Mesir.

4. Perserikatan Ulama didirikan tahun 1911 oleh Abdul Halim berpusat di Majalengka Jawa
Barat. Diakui Belanda tahun 1930, bergerak di bidang pendidikan dan sosial.

5. Muhammadiyah, didirikan di Yogyakarta pada 18 Nopember 1912 oleh K.H. Ahmad


Dahlan tepat tanggal 8 Zulhijah 1330 H. bukan merupakan partai politik, tetapi gerakan
Islam yang menjiwai segala gerak dan perilaku manusia untuk melaksanakan perintah Allah
SWT dan menjauhi larangannya beramar makruf dan nahi munkar, berdasarkan Al Qur’an
dan Hadits.

6. Nahdatul Ulama (NU), didirikan bulan Januari 1926 oleh K.H Hasyim Asy’ari. Tujuan untuk
membangkitkan semangat para ulama untuk meningkatkan dakwah dan pendidikan Karena
pada waktu itu Belanda melarang sekolah berbasis Islam, tahun 1952 menjadi partai politik,
setelah memnjadi partai persatuan pembangunan, NU kembali mejadi organisai
kemasyarakatan kembali kepada khitahnya (cita-cita) 1926.

C. MASA SETELAH KEMERDEKAAN

Setelah Indonesia merdeka 17 Agustus 1945, peranan umat Islam semakin besar untuk ikut
serta membangun Indonesia yang memiliki dasar keagamaan dan pemerintah serta
mengakui nilai keagamaan yang positif. Maka didirikan beberapa institusi dalam upaya
memajukan kegiatan agama.

1.DEPARTEMEN AGAMA

Departemen ini didirikan pada masa kabinet Syahrir pada tanggal 3 Januari 1946, menteri
agama pertama ialah M. Rasyidi diangkat tanggal 12 Maret 1946. Tujuan dan fungsi
Departemen Agama dirumuskan antara lain:

a.Mengurus serta menuntut pendidikan agama disekolah-sekolah serta membimbing


perguruan-perguruan agama.

b.Mengikuti dan memperhatikan hal yang bersangkutan dengan agama dan keagamaan.

c.Memberi penerangan dan penyuluhan agama.

d.Mengurus dan mengatur peradilan agama serta menyelesaikan masalah yang


berhubungan dengan agama.

e.Mengurus dan mengembangkan IAIN, perguruan tinggi agama swasta, dan pesantren.
Sertsa mengawasinya.

f.Mengatur, mengurus dan mengawasi penyelenggaraan ibadah haji.

2.MAJELIS ULAMA INDONESIA

MUI berdiri pada 12 Juli 1958, di Jawa Barat. Di ketuai seorang militer, bergerak dalam
bidang dakwah dan pendidikan. MUI pusat berdiri pada bulan Oktober 1962 yang bertujuan :
a.Pembinaan mental , Rohani dan agama masyarakat.

b.Ambil bagian dalam penyelenggaraan revolusi dan pembangunan semesta berencana


dalam rangka demokrasi terpimpin. Setelah presiden Soekarno wafat, majelis ini semakin
meningkat kegiatannya. Dengan musyawarah pada 21-27 Juni 1975 ditandatangani 26
ketua majelis ulama daerah tingkat 1 didirikan MUI dengan fungsi:

1.Memberi fatwa serta nasehat mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada
pemerintah dan umat Islam pada umumnya dalam usaha meningkatkan ketahanan
nasional.

2.Mempererat Ukhuwah Islamiah dan memelihara serta meningkatkan kerukunan antar


umat beragama dalam kesatuan dan persatuan bangsa.

3.Mewakili umat Islam dalam konsultasi antar umat beragama.

4.penghubung antara ulama dan umara (pemerintah) serta menjadi penerjemah timbal balik
antara pemerintah dengan umat guna menyukseskan pembangunan nasional.

BAB III

KESIMPULAN

HIKMAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

1.Kehadiran pedagang Islam dari luar Indonesia yang telah berdakwah menyiarkan ajaran
Islam di bumi nusantara memberikan nuansa baru bagi perkembangan pemahaman suatu
kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini. Keyakinan kepada Tuhan yang Maha Esa
berkembang dan tatanan kehidupan menjadi baik pula.

2.Hasil karya para ulama berupa karangan buku sangat berharga untuk dijadikan sumber
pengetahuan.

3.Meneladani kesuksesan mereka dalam berkarya dan membuat masyarakat Islam gemar
membaca dan mempelajari Al Qur’an.

4.Memperkaya dalam bentuk (arsitektur) bangunan, seperti masjid.

5Mengajarkan tentng Islam harus dengan keramahan dan bijaksana serta membiasakan
masyarakat islam berskap konsisten.

6.Memanfaatkan peninggalan sejarah, baik berupa makam,masjid, untuk mengingat


perjuangan mereka.

7.Seorang ilmuwan atau ulama dituntut untukmempraktekkan tingkah laku yang penuh
keteledanan .

8.Mengajarkan sikap tetap bersatu, rukun, dan bersama-sama mempertahankan Negara


baik dari luar maupun dalam negri.

9.Menyadari bahwa peralanan sejarah peru dijadikan pemikiran dan peneladanan orang-
orang yang beriman, terutama generasi yang akan datang.
Ada beberapa perilaku cerminan terhadap manfaat yang dapat diambil dari sejarah
perkembangan islam, antara lain:

1.berusaha untuk tetap menjaga persatuan dan kerukunan antar umat beragama serta
hidup saling menghormati dan tolong-menolong.

2. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan tetap meyakini setiap kejadian ada
hikmahnya.

3.Moral dalam karya-karya ulama tersebut diterapkan dlamkehidupan sehari-hari.

4Mengambil pelajaran dari sejarah untuk membangun masa depanberdasarkan pijakan


positif.

5.senantiasa bersikap ramah dan berniat baik penuh persahabatan, khususnya dalam kerja
samadan menghindari sifat tamak, ingin menguasai, serta memaksakan kehendak.

6.Mengikuti seruan para ulama untuk senantiasa menyembah Allah SWT. Melaksanakan
perintahnya menjauhi larangannya.

7.Melakukan perbuatan yang bermanfaat, tdak merugikan orang lain.

8.Warisan para ulama adalah gemar membaca, mempelajari, dan memahami serta
melaksanakan Al Qur’an, melestarikan, memelihara, merawat tempat ibadah,seperti masjid
dan senantiasa memakmurkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Margiono, M.Pd. 2007 . Pendidikan Agama Islam : Lentera kehidupan.


JAKARTA : Yudhistira.

Drs. Junaidi Anwar. 2007 .Pendidikan Agama Islam : Lentera Kehidupan.


JAKARTA : Yudhistira.

Dra. Latifah. 2007 .Pendidikan Agama Islam : Lentera kehidupan. JAKARTA :


Yudhistira.

Osman, A. Latief. 2001 Ringkasan Sejarah Islam. Jakarta : Srigunting

You might also like