DIREKTORAT JENDERAL BINA PE.LAYANAN MEDIK OEPARTEMEN KESEHATAN RI
JAKARTA
2007
Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI 610.696
Ind Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Jende.ral
k Sina Petayanan Medik.
Kebijakan akselerasi pengembangan pelayanan dokter keluarga. -Jakarta: Departemen Kesehatan
R.1. 2009.
I. Judul 1 .. PHYSICIANS, FAMILY 2. PRIMARY CARE PHYSICIANS
TIM PENYUSUN :
1. Dr. Ratna Rosita, MPHM
2. Dr. H. Guntur Bambang Hamurwono, SpM
3. Dr. Untung Susenno, M.Kes
4. Dr. Petrus Maturbongs, MKes
5. Dr. Elzarita Arbain, M.Kes
6. Org Yuliani Mulyaningrum,Mkes 7 .. Dr Monika Saraswati Sitepu
Ko.ntributor :
11. Dr. H .. Guntur Bambang Hamurwono, SpM
2. Dr. Petrus Maturbongs, MKes
3. Dr. Elzarita Arbain, M.Kes
4. DR Dr R. Hapsoro Habib Rachmat, DPH (Konsultan
Depkes)
5. Dr. IGP Wiadnyana,MPH (Expert)
6. Dr .. Donald Pardede, MPPM (Oepkes)
7. or. Sugito Wonodirekso, MS,PKK (PDKI)
8. Dr. Gatot Soetono, MPH (IDI)
9. Dr Erna Mulati, MSC-CM FM (DEPKES)
10. Dr. Nitra Rifki (FKU I)
11. Dr Mary St Maryam, MHA (DEPKES)
12. Dr Zunilda S Bustami,MS
13. Dr.1 Made Sudaarsana, MKes (Dinkes Kab Jembrana)
14. Dr iOyah Retnani Basuki, Mkes (Oinkes Kab. Purbalingga)
15. Dr Hanevi Djasri., MARS (FK UGM)
16. Drg Ramadanura, MPHM (Oinkes Prov Sumbar)
17. Dr Monika Saraswati Sitepu (Depkes)
Kebijakan Akselerasl Pengembangan Pelayanan Ookter ~eluarga Hi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya buku inl dapat tersusun.
Untuk mencapai pemerataan pelayanan kesehatan maka crqanisasi kesehatan sedunla (WHO) dan Organlsasi Dokter Keluarga Sedunia (WONCA) telah menekankan pentingnya peranan dokter keluarga. Departemen Kesehatan RI menyambut seruan tersebut dengan melakukan upaya pengembangan pelayanan dokter keluarga .. Upaya tersebut mulai dilaksanakan ol'eh Pusat Jaminan Kesehatan Oepkes tahun 1994 bersama dengan profesi, Akan tetapi karena pengembangan dokter keluarga berjalan lambat maka dengan berdirinya Sub Direktorat Pelayanan Kedokteran Keluarge pada tahun 2002. rnulal dilaksanakan upaya akselerasi pengembangan pelayanan dokter keluarga. Upaya akselerasi ini dirumuskan dalam Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pe.layanan Dokter Keluarga yang' telah dlsusun bersarna-sarna dengan istitusi pendidikan dan profesi.
Disadari bahwa saat ini upaya kesehatan belum diselengg'arakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Untuk itu sistem pelayanan kesehatan diarahkan agar lebih terstruktur, berjenJang dan ditingkatkan motunya melalui penerapan pelayanan dokter keluarga.
Buku ini disusun untuk mendukunq percepatan
terselenggaranya pelayanan kedokteran keluarga dan rnernberlkan arah bagi pengembangan pelayanan dokter keluarga Indonesia guna rnewujudkan rnasyarakat yang mandiri untuk hidup sehat .
Tersusunnya buku lni tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, Untuk itu kami menyampaikan
Kebtjakan Akselerasi Pengembangan Pelayonan bckter Keluarg. V
penghargaan dan ucapan terima kasih atas sumbang saran yang telah diberikan sehingga pedoman ini dapat tersusun. Mudahmudahan buku ini bermanfaat bagi kita semua dan segal a upaya yang telah dilakukan akan dapat mencapai tujuan kita bersama.
Jakarta,
2007
Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
~----
~/- r~
/-
Farid W. Husain NIP 130808593
vi Kebijakon Akselerasi Pengernbengan Peloyonan Dokter Keluarga
DAFTAR 151
Kata Pengantar.................... V
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang'................................................... 1
B. Tujuan 3
C. Pendekatan.................................................... 3
BAS II Landasan Pembangunan Bidang Kesehatan ...... 5
BAB III Landasan Pengembangan Pelayanan Kedokteran
Keluarga "............................ 7
A. Visi dan Misi Departemen Kesehatan dalarn
pembangunan bidang kesehatan 7
B. Grand Design Pengembangan Pelayanan
Kedokteran Keluarga 8
C. Analisa Situasi dan Kecendrungan................ 11
D. Rencana Program Pengembangan Pelayanan
Dokter Keluarga...... 15
E. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian 18
F. Langkah-Langkah dalam Pelaksanaan,
Pengawasan, Pengendaliian dan Peni.llalian... 21
G. Program Penelitian dan Pengembangan 22
BAB IV Konsep Dasar Pelayanan Dokter Keluarga 23
A. Pengertian...................................................... 23
BAS V I Penutup.................................................................. 35
Lampiran
VII'I KebUakan Ak,eler:a.-i Pengembangan Pel.yanan Ookte,Keluarga
-
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi kesehatan sedunia (WHO) dan Organisasi Dokter Keluarga Se-dunia (WONCA) telah menekankan pentingnya peranan dokter keluarga ini dalam mencapai pemerataan pelayanan kesehatan. Sebagai salah satu anggota WHO, Departemen Kesehatan dan institusi pendidikan serta masyarakat profesional perlu menata pelayanan kedokteran keluarga dalam suatu struktur yang tersistem. Untuk mendukung percepatan terselenggaranya pelayanan kedokteran keluarga dan pengadaan dokter keluarga, kebijakan nasional di bidang pelayanan kesehatan merupakan acuan rnutlak aqar perubahan ke arah sistem yang lebih baik berlangsung sinambung.
Saat ini upaya kesehatan, termasuk upaya kesehatan strata pertama belum terselenggara secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan rneskipun sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah rnaupun pelayanan kesehatan swasta berbasis masyarakat terdapat di semua kecamatan. 8egitu pula dengan sistem rujukan upaya kesehatan perorangan juga belum dapat berjalan dengan baik .. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, perubahan yang fundamental harus dilakukan dalam sistem pelayanan kesehatan, fakultas kedokteran, prafesi medik, dan institusi pendidikan kesehatan lainnya.
Sistem peJayanan kesehatan perJu diarahkan agar lebih terstruktur dan berjenjang dan ditlngkatkan mutunya melalui penerapan pelayanan kedokteran keluarga strata pertama yang dapat menjamin efektivitas, efisiensi, pemerataan, dan kesinambungan peJayanan kesehatan. Dokter Keluarga yang mendapat peran utama dalam pencapaian tingkat tersebut harus memiliki kompetensi yang memadai dalam pelayanan individu dan mampu mengintegrasikan pelayanan kesehatan individu, keluarga, dan komunitas.
Pembiayaan pelayanan kesehatan harus dikaitkan dengan peningkatan akses terhadap kebutuhan dan prioritas pelayanan kesehatan. Investasi perlu disediakan untuk menjamin ketersediaan infrastruktur pada pelayanan kedokteran keluarga di strata pertama (sumberdaya manusia, saranal prasarana, peralatan, prosedur pelayanan,uraian tugas) yang memenuhi standar.
Praktik dokter keluarga harus senantiasa ditingkatkan mutunya melalui sertifikasi, registrasi, lisensi , pendidikan, dan pelatihan yang sinambung, serta pemantauan terhadap kinerja dokter dalam menyelenggarakan prakteknya. Sejalan dengan UU Praktek Kedokteran maka pengadaan dokter keluarga harus dikaitkan langsung dengan upaya registrasi yang berada di bawah tanggung jawab Konsil Kedokteran Indonesia. Sementara itu, tuntutan global mengharuskan fakultas kedokteran di seluruh dunia mulai mempertimbangkan perannya dalam pembangunan kesehatan dan menjalin kemitraan dengan institusi dan kelompok lain di sektor kesehatan dan sosial. Mereka dituntut untuk menghasilkan dokter yang menjalankan 5 fungsi dasar ("5 star doctor") yang pada dasarnya adalah fungsi dokter keluarga.
Sesuai dengan semangat desentralisasi maka fungsi Departemen Kesehatan adalah menetapkan regulasi sedang fungsi daerah adalah melaksanakan pelayanan dokter
keluarga sesuai regulasi yaitu kebijakan,standar, pedoman dan indikator nasional yang telah disepakati bersama.
B. Tujuan
Memberikan arah bagi pengembangan Pelayanan dokter Keluarga Indonesia guna Mewujudkan Indonesia Sehat 2010 dan Millenium Development Goal.
c. Pendekatan
Acuan pengembangan pelayanan dokter keluarga ini didasarkan pada pemikiran Dokter Keluarga oleh Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar, Dirjen Bina Yanmed, Rencana Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga Indonesia (Rancangan Awal, 6 Nopember 2001) oleh Komisi A, Badan Pekerja Dokter Keluarga Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia dan bahan-bahan lain yang terkait dari Departemen Kesehatan R.I, Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), Organisasi Dokter Keluarga Sedunia (WONCA).
KebiJ.kan Akselera,; Pengembangan Pelayanan Dokler Keluarga 3
LANDASAN PEMBANGUNAN KESEHATAN'
DASAR.-DASAR, VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUN:AN KESEHATAN
Dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, telah ditetapkan Dasar-dasar Pembangunan Kesehatan sebagai berikut
1) Perikemanusian
2) Pemberdayaan dan Kemandirian
3) Adil dan Merata
4) Pengutamaan dan Manfaat
Visi pembangunan kesehatan adalah Indonesia Sehat 2010, yaitu rnasyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi - tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia,
Untuk dapat Mewujudkan Indonesia Sehat 201 0, telah diitetapkan 4 (em pat) misi pembangunan kesehatan, yaitu
(1). Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan
kesehatan.
Kebfjakan Aks"ter as ; Pengembangan Pelay a nan Dokter Kel.uarga 5
(2). Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
(3). Meme:lihara dan Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berrnutu, rnerata dan terjangkau.
(4). Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Selanjutnya dalarn melaksanakan misi pembangunan kesehatan tersebut, telah ditetapkan juga Strategi Pembangunan IKesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, yaitu :
LANDASAN PENGEMBANGAN PELAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA
A. Visi Dan Misi Departemen Kesehatan Da,lam Pembangunan Bidang Kesehatan
1. Visi:
Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat
2. Values:
8.. Keberpihakan pada rakyat
b. Bertindak cepat dan tepat
c. Kerjasama tim
d. Integritas yang tinggi
e. Transparan & akuntabel
3. Misi:
Membuat Rakyat Sehat
4. Grand Strategi :
a. Menggerakkan & memberdayakan masyarakat untuk hid up sehat
Kebij.kan Aksele •• <i Pengembangan Pel"yanan Dokter Kelu.rga 7
b. Meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas
c. Meningkatkan sistern surveilance, monitoring dan informasi kesehatan
d. Meningkatkan pembiayaan Kesehatan
Mengacu pada Visi, Value, Misi serta Grand Strategi Departemen Kesehatan dalam pembangunan Bidang Kesehatan khususnya dibidang Pengembangan Pelayanan Kedokteran Keluarga di Indonesia, perlu disusun suatu grand design pengembangan pelayanan kedokteran keluarga.
B. Grand Design Pengeroba.ngan Pelayanan Kedokteran Kelua.rga
1.. Tujuan Umum.: meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup setiap individu dalam keluarga Indonesia.
2. Tujuan Khusus :
a. Jangka Pendek
1) Menetapkan Kebijakan Nasional Pengembangan Pelayanan Kedokteran Keluarga sebagai landasan untuk pengembangannya ke seluruh wilayah Indonesia.
1) Masyarakat mempunyai akses yang mudah terhadap pelayanan kedokteran keluarga.
2) Menye:I'enggarakan dengan kurikulum kedokteran keluarpa
pendldikan berbasis
kedokteran pendekatan
3. Ta.rget: Pada tahun .2010 setiap individu dalarn keluarga Indonesia mempunyai seorang dokter keluarqa sebagai mltra dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatannya
4. Sasaran:
Untuk Mewujudkan Indonesia Sehat 2010, diperlukan pelayanan dokterkeluarqa 1 dokterkeluarga berbanding 2500 pendudukl500 KK
5. Upaya-upaya;
a. Membangun slstern pelayanan kesehatan berjenjanq dengan dokter keluarga sebagai pelaku di tlngkat primer
b. Memberikan pernahaman kepada masyarakat
·Kebljakan Aksel"",,; Pengembangan Pel.yanan Dokter Kelu.tg.. 9
tentang pelayanan dokter keluarga agar dapat ditanamkan paradigma sehat pada seluruh rakyat Indonesia
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terpadu, dan bermutu bagi semua individu dalam keluarga sebagi unit terkecil dalam masyarakat
d. Mengakselerasi pelayanan dokter keluarga di seluruh Indonesia
6. Strategi Pencapaian Tujuan :
a. Mengembangkan kebijakan teknis, pedoman, standar, prosedur, indikator pengembangan pelay.anan dokter keluarga, termasuk sistem pembiayaan.
b. Mendorong pemberdayaan masyarakat secara
luas
c. Mengembangkan dokter keluarga sebagai pelaku utama dalam sistem pelayanan kedokteran tingkat primer di Indonesia
d. Mengadakan penelitian dan pengembangan untuk menetapkan langkah yang setepat-tepatnya baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang
Strategi ini dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan bekerjasama dengan organisasi pratesi dan organisasi masyarakat lain yang terkait serta sesuai dengan fungsi masing-masing.
1 a Kebljakan Aksele ras i Pengernbangan Pel"yan"n nckter Keluarga
C. Analisa Situasi Dan Kecenderungan
Analisa Situasi dan Kecenderungan yang berkaitan dengan pelayanan kedokteran keluarga, secara ringkas adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan
a. Pelaksanaan Undang-Undang Praktek Kedokteran No. 29 Thn 2004 adalah upaya untuk memperbaiki kualitas pelayanan dasar dan kualitas dokter praktek umum di Indonesia.
b. Pada SKN 2004 telah digariskan bahwa upaya kesehatan perorangan strata pertama memakai konsep dokter keluarga.
c. Pendekatan Pelayanan Kedokteran Keluarga di masa depan,. merupakan hasil akhir fakultas kedokteran sebelum menjalankan prakteknya dimasyarakat.
d. Pendidikan dokter saat ini sedang mengalami transisi untuk mengupayakan pelayanan kesehatan yang lebih bertanggung jawab dan profesional.
e. Pelaksanaan Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) No. 40 Thn 2004 yang salah satunya adalah jaminan kesehatan akan menjadi payung perlindungan sosial setiap rakyat, khususnya akses terhadap pelayanan kesehatan yang terstruktur dan berjenjang.
2. Masalah
a. Penjenjangan pelayanan kesehatan dan sistem pembiayaan kesehatan belum tertata baik untuk berkembangnya pelayanan dokter keluarga
Kebljakan A1uelerasl pengembangan PelaVil""n Dokter Keluar'lla 11
b. Mutu upaya kesehatan perorangan strata pertama sangat beragam dan belum merata.
c. Fokus pelayanan kesehatan strata pertama belum sepenuhnya berorientasi pada kebutuhan klien (client - driven), masih berorientasi pada provider - driven.
d. Standar perizinan dan akreditasi belum menjadi bagian dari pembinaan dan penilaian kinerja institusi pelayanan medik dasar.
e. Sepuluh tahun mendatang dibutuhkan cukup banyak dokter di tingkat primer. Masih perlu dipertanyakan apakah proporsi tenaga kesehatan sekarang ini dan 10 tahun mendatang sudah mencerminkan penjenjangan pelayanan kesehatan
f. Sistem pencatatan dan pelaporan antara pelayanan primer dan rujukan masih menggunakan klasifikasi berbeda (ICD 9 dan ICD 10) ..
g. Sumber daya tenaga kependidikan yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan pengadaan dokter keluarga
h. Kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan asuransi masih rendah dan masyarakat belum bisa menyisihkan uang untuk rnembeli resiko yang tidak pasti karena penghasilan penduduk rendah.
3. Peluang
a. Pembangunan Kesehatan Menuju lndoneia Sehat 2010 merupakan momentum yang tepat dalarn pengembangan pelayanan kedokteran keluarga dan pengembangan dokter keluarga serta tenaga lain yang terkait.
d. Ketidaksiapan Departemen Kesehatan mengambil peran dalam masa transisi ini. Departemen Kesehatan perlu membangun kaardinasi yang efektif dengan institusi pendidikan dan ikatan profesi untuk menata pelayanan dan akselerasi penyediaan dokter keluarga.
5. Isu Strategis
a) Standar prafesi (standar perilaku. standar
kampetensi, standar kinerja dan standar pelayanan) untuk dakter keluarga belum disepakati secara luas.
b) Penjenjangan pelayanan kesehatan/kedakteran (sistem rujukan) belum berjalan baik antara lain karena belum diterapkannya standar prafesi secara baik dan benar.
c) Sistem pembiayaan kesehatan, khususnya sistim kapitasi dan insentif dokter keluarga, belum memenuhi azas berkeadilan bagi pemberi pelayanan kesehatan.
d) Sinergisme diantara para pelaku dalam pelayanan dakter keluarga dan berbagai pihak dalam pengembangan pelayanan dakter keluarga umumnya belurn optimal.
e) Belum adanya standar sertifikasi dokter keluarga membuat belum jelasnya masalah perizinan bagi pelayanan OK.
f) Penetapan standar klinik atau standar praktek dakter keluarga yang berbasis rumah sakit dan kamunitas penting sebagai ajang latihan dan pendidikan calan dokter keluarga ..
14 Kebijakan Akselerasi Pengembengan PeLayonan Dokter KeLuarga
g) Penetapan perangkat regulas.i praktek dokter keluarga (perizinan dan akreditasi) perlu segera dibakukan untuk akselerasi pengembangan pelayanan dokter keluarga.
'D. Rencana Program Peng,embangan Pelayanan 'Dokter Keluarga
Berdasarkan pada Analisa Situasi dan Kecenderungan serta strategi tersebut diatas, maka perlu dilaksanakan berbagai program yang secara garis besar meliputi :
1. Program pengembangan perangkat kebijakan dan pembinaan te.knis
a. Pengembangan kebijakan teknis pelayanan
dokter keluarga, termasuk penyusunan peraturan perundangan.
Diharapkan berbaqai stakeholders terkait mengembangkan bersama proyek percontohan. Peraturan perundangan dikembangkan sampai di tingkat petunjuk teknisnya dengan tujuan tercapainya misi pengembangan pelayanan dokter keluarga. Peraturan perundangan ini hendaknya memungklnkan profesi, masyarakat dan pemerintah (Oepartemen Kesehatan dan BUMN) menjalankan fungsi pengawasan di sektomya masing - masing.
b. Penyusunan perangkat pembinaan berupa berbagai standar, pedoman, indikator nasional untuk pelayanan dokter keluarga dan sistem pembiayaan.
Standar, pedoman, instrumen monitoring dan
KeblJakan Ak,,,I,,ra<1 Pengembangan PeLavanan Ookter KeLuarga 15
evaluasi pelayanan dokter keluarqa disusun oleh berbagai stakeholders dengan mengacu pada paradigma sehat(mengutamakan pelayanan prornotif dan preventif) dan prinsip pelayanan kesehatan berjenjang dengan praktek dokter keluarga sebagai komponen dalam pelayanan tingkat pertama.
Penyusunan standar, pedoman, dan instrumen monitoring dan evaluasi ini perlu diujlicobakan melalui proyek percontohan sebelum direpfikasi ke seluruh Indonesia.
c. Pengembangan sistim informasi.
Pengembangan sistirn informasi diarahkan untuk memungkinkan (1). terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bertanggungjawab, (2). mengalirnya arus informasi kesehatan dari unit terdepan ke pusat dan sebaliknya, (3). diperalehnya data kesehatan yang: akurat, (4). terse.lenggaranya pengendalian mutu dan (5) benlangsungnya pembinaan jarak [auh,
2. Program Pemberdayaan Masyara!kat dan Swasta Program in! ditujukan untuk meningkatkan peran masyarakat, balk masyarakat prafesi maupun masyarakat umum serta pemberdayaan swasta untuk turut mengambil' bagian dalam penyelenggaraan pelayanan dokter keluarqa. Pragram pengembangan secara. gar,is besar adalah .:
a. Peningkatan peran prafesi meliputi penyediaan standar profesi untuk rnenjamin mutu pelayanan, pembinaan dan pengawasan profesi, pengembangan
16 ~eblj~kao AkseleraS1 Pengembangan Pelayanan Pokter Keluarga
ilmu pengetahuan dan sosialisasi praktek dokter keluarga.
b. Peningkatan peran serta masyarakat melalui :.
1) Penyuluhan bagi individu, kel.uarga dan rnasyarakat.
2) Penyuluhan bagi organisasi kernasyarakatan
3) Penyuluhan bagi aparatur pemerintah
c. Peningkatan peran serta swasta melalui penyediaan modal dan sarana prasarana, pasar dan enterpreneurship dalam pengembangan praktek dokter keluarga
3. Program Pengembangan Dokter Keluarga
Program Pengembangan dokter keluarga secara garis besar meliputi :
a. Perencanaan kebutuhan dan penyediaan dokter keluarga dengan ratio dokter keluarga dengan populasi yang dilayani adalah 1 dibanding 2.500 penduduk (Indikator lndonesla Sehat 2010)
b. Pendayagunaan dokter keluarqa diarahkan untuk mengatasi perrnasalahan kesehatan masyarakat dengan mempeliimbangakan pemerataan, peningkatan mutu berkelanjutan, peningkatan karier dan pembina an dan penilaian,
c. Pendidikan dan Pelatlhan Dokter Keluarga meliputi:
1) Peningkatan metodologi dan teknologi diklat melalui konversi dokter praktek umum untuk jangka pendek dan melaiui Continuing Professional Development untuk jangka panjanq.
2) Peningkatan Sumber Oaya diklat meliputi pengajar ( TOT ), penyelenggara, pembiayaan serta sarana dan prasarana yang memenuhi standar dan terakreditasi.
E. Pengawasan, Pengendaliian dan Penilaian
1. Sejalan dengan Sistim Kesehatan Nasional pengawasan dan pertanggung jawaban pembangunan Kesehatan dilaksanakan dengan mengacu pada pedoman, standar dan lndikator nasionaL
a. Pengawasan, pengendalian dan penilaian pelayanan dokter keluarga di.lakukan melalui akuntabilitas penerapan kebijakan teknis, program dan pemenuhan t.erhadap pedoman, stanoar perizinan, standar akreditasi, standar pelayanan, pencapaian lndlkator nasional pelayanan dokter keluarga .
b. Pengawasan. pengendalian dan penilaian
pengembangan dokter keluarga dilaksanakan
melalui penilaian kompetensi secara berkala (sertifikasi/resertifikasi), registrasi, lisensi dan reJisensi dokter keluarga.
c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian
perencanaan, pendayagunaan dan diklat dokter keluarga dllaksanakan dengan mengacu pada lndikator nasional
2. Indikator Nasional
Untuk mengetahui keberhasilan pengembangan pelayanan dokter keluarga dan pengembangan profesi dokter keiluarga maka perlu adanya indikator nasionaL
(perawat,bidan,dr gigi) dengan penduduk yang dilayani di suatu wilayah
3) Manajemen Kesehatan :
a} Ketersediaaan unit kerja yang memproses izin dokter keluarga dan izin klinik dokter keluarga dl Oinkes Kab/Kota
b) Persentase dokter keluarqa yang memiliki izin praktekllokasi
c) Persentase klinik dokter keluarga yang memiliki izin
d} Persentase klinik dokter keluarga yang terakreditasi
e) Angka ketidaklengkapan pengisian catatan medik
f) KetersediaanpenJadwalanpenyelenggaraan program akselerasi dokter praktek umum menjadi dokter keluarga & CPO bagi dokter keluarga
g) Ketersediaan institusi penyelenggara
program akselerasi yang telah terakreditasi
h) Ketersediaan standar profesi (standar kompetensi, standar perilaku,standar praktek, standar manajemen kliniklnan klinik dan standar pelayanan) dokter keluarga oleh PDKI
20 Kebtjakan Al<seler. .. i Pen~emb.n~an Peleyanan Dokter Keluarga
F. Langkah-Iangkah dalam pelaksanaan, pengaiw.aSan, pengendalian dan penilaian meliputi :
1.. Untuk keberhasilan pengembangan pelayanan dokter 'keluarga dengan prinsip desentralisasi dan atonomi daerah, tungsi Departemen Kesehatan adalah melakukan asistensi, advokasi dan fasilitasi penerapan kebijakan dan program, pedornan, standard dan indikator nasional. pelayanan dokter keluarga terhadap daerah (Propinsi dan Kabupaten/Kota)
2. Dinas Kesehatan Propinsi beriungsi merumuskan kebijakan teknis,pembinaan dan bantuan teknis pelayanan dokter keluarga sesuai kebijakan dan program, standar, pedoman Departemen Kesehatan serta wajib membuat dan mengirimkan laporan pelaksanaan dan hasil pengembangan pelayanan dokter keluarga kepada Departemen Kesehatan
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berfungsi:
a. Merumuskan kebijakan, pernberian IIZ'In dan pelaksanaan pelayanan dokter keluarga sesuai deng.an kewenangan desentralisasi
b. Wajib membuat dan mengirimkan pelaksanaan dan hasll pengembangan pelayanan dokter keluarga kepada Departemen Kesehatan dan Dinas Kesehatan Propinsi
4. Perhimpunan Profesi Dokter keluarga be.rfungsi .:
a. Melakukan advokasi dan fasllitasi penerapan standar profesi yang diterapkan terhadap sernua anggatanya baik di propinsi maupun kabupaten kota
Kebijakan Ak~eler.,i Pengembangan Pelayo"'" Oo~ler Keluarga 21
b. Secara teratur menyelenggarakan pendidikan berkelanjutan terhadap anggotanya
5. Penyebarluasan indikator, standar atau Pedoman dan peraturan perundangan yang berlaku ke seluruh organisasi kesehatan,baik pemerintah maupun masyarakat termasuk swasta
6. Pelaksanaan pengawasan yang berupa evaluasi, yaitu membandingkan dan menilai hasil yang dicapai terhadap indikator, standar maupun peraturan perundangan yang berlaku
7. Pelaksanaan tindak lanjut berupa tindakan koreksi, baik yang bersifat bimbingan teknis, maupun fasilitasi yaitu penyesuaian kembali kegiatan terhadap rencana maupun peraturan perundangan yang berlaku
G. Program Penelitian Dan Pengembangan
Program ini meliputi :
1. Pelaksanaan dan pembiayaan pelayanan dokter keluarga
2. Sistim manajemen, termasuk rnanaiemen informasi
3. Sistim pengawasan, pengendalian dan evaluasi
22 KebiJakan Akselerasl Pengembangan Pelaya"a" Ookter Keluarga
-
BAB IV
-
KONSEP DASAR PELAYANAN DOKTER KELUARGA
A. Pengertian
Upaya Kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya secara terpadu dan saHng dukung untuk menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggitingginya. Ada dua bentuk upaya kesehatan, yaitu upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP).
Pemberi layanan (care provider) adalah individu profesi yang menjalankan peranannya dalam memberikan layanan kesehatan.
Kedokteran keluarga adalah suatu pokok ilmu (body of know/edge) yang dikembangkan dari berbagai disiplln ilmu kedokteran (terutama ilmu penyakit dalam, kesehatan anak, kebidanan dan kandungan, bedah, kesehatan jiwa) dan diperkaya oleh ilmu perilaku dan ilmu bio.logi sehinggga membentuk suatu kesatuan yang terpadu untuk mempersiapkan setiap dokter menjalankan peranan yang unik dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran (tata laksana pasien/klien) yang disebut sebagai pelayanan dokter keluarga
Dokter keluarga adalah dokter yang menjalankan upaya dalam bidang kedokteran maupun kesehatan, memiliki pengetahuan serta ketrampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga dan mempunyai wewenang untuk menjalankan praktik dokter kelua.rga ..
KebiJakan Akselerasf Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 23
B. Prinsip Pelayanan Dokter Keluarga
Pelayanan dokter keluargasebagai UKP strata pertama merupakan pelayanan yang mengacu pada 'kepentingan status kesehatan yang setinggi.;tingginya dari pengguna jasa dengan konteks keluarga .. Untuk. itu dokter keluarqa selaku pemberi pelayanan dituntut untuk memenuhi beberapa prinsip pelayanan yang merupakan landasan berpikir dan bertlndak, Prinsip pelayanan y.ang dimaksud diuraikan di bawah ini.
1.. iDokteir kontak pertama (first contact)
DKadalah pernberi layanan kesehatan (provider) yang pertama kali diternui oleh pasien/klien dalam menyelesaikan masalah 'kesehatannya. Pada kenyataannya 90% masalah kesehatan yang umum terdapat di rnasyarakat dapat ditangani di tingkat pelayanan strata pertama, o'leh karena itu dengan dokter keluarga sebagai kontak pertarna, rujukan ke strata kedua dan !ketiga hanya dilakukan pada pasien yang benar-benar membutuhkan. Dengan demikian penye'lenggaraan pelayanan menjadi lebih cost efektif
2. Layanan bersifat pribadi (personal care)
DK memberikan layanan yang bersifat pribadi dengan mempertimbangkan pasien/klien sebaqai bagian dari keluarqa. Adanya hubungan baik dengan pasien dan seluruh keluarga memberi peluanq kepada seorang OK untuk memahami rnasalah pasien secara lebih luas. Dengan demikian keputusan medisnya. dibuat tida,k hanya dari aspek medis tetapl j:uga dengan mempertimbangkan aspek sosial, budaya dan ekonomi si pasien dan keluarga.
3. Pelayanan paripurna (comprehensive) OKmember.ikanpelayananmenyeluruhyangmemadukan prornosl kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi dengan aspek flslk, psikologis, dan sosial-budaya sesuai dengan kebutuhan pasien/klien. Namun, dalarn mernberikan layanannya OK berangkat dari paradigma sehat dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif.
4. Pelay.anan bersinambung (continuous care) Pelayanan OK berpusat pada orangnya (patientcentered) bukan pada penyakitnya tdiseeses-centeredi. Prinsip ini melandasi hubungan jangka panjang antara OK dan pasiennya dengan Iayanan kesehatan yang sinambung dalam beberapa tahap kehidupan pasien. Dengan demikian layanannya tidak terbatas pada satu episode penyakit.
5. Mengutamakan pencegahan [preventlonflrst) Karena berangkat dar! paradigma sehat, maka upaya pencegahan oleh OK dilaksanakan sedini mungkin sehing'ga yang sehat dipertahankan sehat dan yang sakit di.cegah agar tidak menjadilebih parah dan segera kembali produktif. Prinsipini antara lain dilaksanakan melalui penilaian faktor rislko, program irnunlsasi, konseling, dan monitoring kesehatan pasienIKI.ien.
'6. Koordinasi
Dalarn upaya mengatasi rnasalah pasiennya dokter keluarga perlu berkonsultasi dengan disiplin lain, merujuk
ke spesialis atau rumah sakit, dan memberi informasi yang sejelas-jelasnya kepada pasien. Karena itu OK bertindak sebagai koordinator yang mengurusi segala hal yang berkaitan dengan kesehatan pasien.
7. Kolaborasi
Bila pasien membutuhkan pelayanan yanq berada di luar kompetensinya, OK bekerja sarna dan mendelegasikan pengelolaan pasiennya pada pihak lain yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan medls pasien. Dalam hal ini ia perlu berpartislpasi aktif sebagai anggota tim yang terdiri dari berbagai disiplin.
8. FamUy orlented
Dalam mengatasi masal.ah pasiennya,. OK mempertimbangkan konteks keluarga, dampak kondisi si pasien terhadap keluarga dan sebaliknya tanpa mengesampingkan pengaruh lingkungan sosial dan budaya tempat pasien tinggal dan bekerja.
9. Community oriented
OK dalam mengatasi masalah pasien haruslah tetap memperhatikan dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan sebaliknya.
C. Peranan Dan Tanggung Jawab Dokter Keluarga
Oalam pelayanan kedokteran seperti yang diuraikan di atas, seorang dokter keluarga dituntut untuk menjalankan fungsinya sebagai seorang "Tbe Five-star Doctor" yang memperlihatkan lima peranan di bawah ini:
26 K.ebijakan Akseletasl Pengembangan Pelayonon nokter Keluarga
1. Pemberi layanan (Care provider)
Sebagai pemberi layanan, dokter keluarga mempertimbangkan kebutuhan pasien secara total (fisik, mental, dan sosial) baik sebagai individu maupun sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keluarga dan komunitasnya. Seorang dokter keluarga memberikan pelayanan dengan komitmenyangkuat terhadap mutu. Karena pelayanannya bersifat pribadi (personal) maka ia memandang pasien dan keluarganya sebagai mitra dalam upayanya memelihara kesehatan pasiennya.
2. Pengambil keputusan (Decision maker)
Dokter dalam sistem pelayanan dokter keluarga ini bertindak sebagai mitra bag!i pasiennya dalam mengambil keputusan medis dengan memi.lih dan meng:gunakan teknologi kedokteran dan kesehatan yang tepat secara rastonal, beretika, dan sadar biaya. Dengan demikian sumberdaya pasien dan komunitas yang dilayaninya dapat dimanfaatkan bagi sebesar-besar rnanfaat individu dan komunitasnya.
3. Komunikator (Communicato.r)
Untuk dapat menjalankan kelima perannya dalam sistem pelayanan dokter keluarga seorang dokter dituntut mampu berkomunikasi penuh empati karena hanya degan cara itu la dapat memberdayakan individu maupun kelompok untuk meningkatkan dan melindungi kesehatannya rnelalui perilaku hidup sehat. Seorang dokter keluarga harus dapat menyampaikan pesan kesehatan dengan keteladanan dan penjelasan yang rasional.
Kebljaklln AkseLerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 2,7
4. Pemimpin kelompok (Community leader)
Dokter keluarga merupakan orang yang memperoleh kepercayaan dari masyarakat di wilayah kerjanya sehingga ia harus mampu menggalang peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan.
5. Manajer
Sebagai koordinatordalam pemeliharaan kesehatan bagi pasien dan keluarganya, dokter keluarga seyogianya dapat bekerja sarna secara harmon is dengan setiap individu dan institusi, baik di dalam maupun di luar sistem pelayanan kesehatan.
D. Atribut Dokter Keluarga
Untuk menjalankan peranannya, dibutuhkan dokter yang memiliki ciri tertentu.' Kelima ciri (atribut) yang melekat pada seorang dokter keluarga ini perlu dipahami dan dihayati agar pelayanan strata pertama dapat berlangsung manusiawi.
1.. Memiliki pemahaman yang mendal.am tentanq dinamika. seorang manusia seutuhnya.
Dengan pemahaman demikian seorang OK akan selalu mempertimbangkan semua hal yang mempengaruhi kesehatan seseorang sehingga layanannya bersifat terpadu dan inklusif, yaitu melibatkan keluarga dan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanganan masalah kesehatannya
Seorang OK terlibat dalam kehidupan kliennya rnulai sejak kelahiran sampai ke kematiannya untuk memberikan pengaruh baik dalam kehidupan sang kllen agar terbentuk perilaku yang mendukung untuk hidup sehat
3. Mampu untuk memberikan layanan kesehatan yang manusiawi.
Melalui kemitraan sejati yang dikembangkan bersama kliennya seorang dokter keluarga membangun kemampuan komunikasi efektif dengan pasiennya sehingga ia mampu menjelaskan masalah medis yang rumit secara sederhana.
4. Mampu menguasai kerumitan masalah kesehatan.
Seorang dokterkeluarga sadar betul dengan ketaktentuan (uncertainty) dan kerumitan (complexity) masalah kesehatan, dan terlatih untuk memanfaatkan segala sumber day a untuk kepentingan kesehatan kliennya.
5. Selalu membuka hubungan multidimensi.
Seorang dokter keluarga tidak hanya dapat ditemui tetapi dapat dihubungi setiap saat dengan cara apapun oleh pasien serta keluarga dan temannya. la senantiasa menyediakan diri untuk berkomunikasi dengan siapapun yang terlibat dalam asuhan medisnya.
Kebijakan Akselerasl Pengembangan Pelayanan tlokter Keluarga 29
-
BABV
-
PELAYANAN DOKTER KELUARGA DALAM SISTIM KESEHATAN. NASIONAL
A. K.edudukan Pelaya.nan Dok.ter Keluarga Menurut
Keterkaitannya Dengan Sistim Kesehatan Nasionali, Sistim Kesehatan Kabupaten/Kota Dan Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
1. Sistim Kesehatan Nasional
Kedudukan Praktik Dokter Keluarpa dalam Sistim Kesehatan Nasional adalah sebagai institusi pelayanan kesehatan yang berada ditingkat primer dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama. Institusi ,ini bersjtat Upaya Kesehatan Peroranqan yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran .keluarga paripurna kepada masyarakat diwilayah kerjanya.
2. Sistim Kesehatan KabupatenJKota
Kedudukan praktik dokter keluarga dalam sistim Kesehatan Kabupa,ten/Kota adalah sebagai unit pelaksana teknis yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan ting,kat primer dibawah binaan organisasi pretesi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Praktik Dokter Keluarga ini dapat diselenggarakan melalui praktek mandiri oleh masyarakat, swasta maupun oleh pernerintah rnelalui puskesmas di daerah terpencil. .
Kebjjakan Ak,el.",sf Pengembangan Pela.yanan Do~ier Keluarga 31
3. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Kedudukan Praktik dokter keluarga antar sarana pelayanan Kesehatan strata pertama adalah sebagai mitra dalam memelihara dan meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup masyarakat.
B. Gambaran Dokter Kel;uarga (Ok) Oalam Mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010
1. OK berperan sebagai ujung tombak dalam sistirn pelayanan kesehatan nasional yang berhadapan langsung dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan tingkat pertama
2. OK ikut dalam program pemerintah dan berperan pada pelayanan tingkat primer dan rujukan terutama dalam upaya penurunan angka kernatian ibu dan anak serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat
3. OK memiliki kemampuan dan karakter" Five Star Doctor _. yaitu : care provider, decision maker, communicator, community leader dan manager
4. OK secara teratur mengikuti program CME/CPO melalui jurnal, website, seminar dan pelatihan yang diselenggarakan oleh profesinya.
5. OK dapat menerima pembayaran secara kapitasi dari pasien yang sudah menjadi peserta (kapitasi perbulan per peserta) atau fee for service
6. OK bekerja dalam tim dan dapat bergabung dengan beberapa dokter keluarga untuk membangun klinik dokter keluarga yang memberikan layanan dengan pendekatan kedokteran keluarga serta dikelola berdasarkan prinsip manajemen yang mantap .. Kl.inik
32 Kebl1akan Aksele",sl Pengembangan Pelayanan Dekle, Keluarga
ini harus memenuhi standar penzinan dan menjadi bag ian dari jejaring pelayanan rujukan.
7. OK dapat menjalankan profesinya di rumah sakit yang menerapkan prinsip dokter keluarga dengan berperan sebagai triage
8. DK diberi wewenang untuk merawat pasiennya di rumah sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku
9. OK mendapat penghargaan (recognition) dari profesinya atas jerih payahnya dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terbaik dengan biaya terjangkau bagi' pasiennya dan atas usahanya memajukan profesi dokter keluarga
10. Klinik OK mengikuti ak.reditasi yang menjadi syarat menentukan kualitas pelayanan.
KebijakanAk,elerast PengembanRan Pelavanan Dokter Keluarga 33
BA:BVI
PENUTUP
Dipandang penting bahwa pengabdian dokter ketuarqa ini dapat rnernberikan sumbangan yang berharga dalam rangka retormasi yang mendasar dan terarah dalarn pembangunan kesehatan secara nasional dewasa ini .
Dorongan dan pengaturan pemerintah perlu untuk meningkatkan penyelenggarakan pelayanan kedokteran keluarqa yang berrnutu secara merata dan efislen. Dernlkian pula kerjasama dengan berbagai organisasi masyarakat yang terkalt sangat penting' dalam proses akselerasi ini.
Kebfjakan akseterasi Pengembang,an Pelayanan Dckter Keluarga 35
LAMPIRAN
FORMULA INDIKATOR
1. Hasil Antara
Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
(1.) Rata-rata kunjungan paslen ke klinik,oK
(2) Ratio kunjungan baru Jill kunjungan baru ke k1inik DK di suatu wilayah
dgn tolal kunjungan = -----------------
ke klin ik OK Jlh kunjungan ke ,klinik OK dl wllayah dan pada tahun yang sarna
(3) Persenlase pasien Jlh pasien yang dirujuk 0111 klinik OK disuatu wilayah pada
yang dirujuk oleh kunm waktu terlentu
klinik ,oK = X 100%
Total jlh pasien di k1inik DK yang ada di wila.yah & pada,
tahun yang sama
(4) Persetase pasien yang dirujuk kembali ke kHnik ,oK
Jlh pasien yang dlrujuk kembali ~e klinik 0 K di sualu wllayah
= ---------------X1DO%
Jlh paslen yang dirujuk oleh klinik D K eli wilayah & pada tahun yang sama
2. Proses dan Masukan
a. Pelayanan Kesehatan
(1) Waktulunggu untuk dilayani di klinik. OK
(2) Persentase pasien Jlh pasien dengan JPK yang dilayani klinik Dokler Keluarga
dengan JPK yang di sualu wilayah
dilayani klinik ,oK
= ---------------X100%
Jlh pasen yang dilayani klinik DK di wilayah dan pada 1ahun yang sarna
~ebij.k.n AkIel.erasi Pengembangan Pelayanan uokter Keluarga 37
(3) Rata-rata kunjungan Jlh kUnjungan rumsh yang dilakukan lim klinik DK di suaiu wilayah
rumah yang dilakukan tim klinik OK
=---------------------------------
Jlh kunjungan pasien ke klinik OK di wilayah &. pada tahun yang sama
(4) Persentase keluarga Jlh keluarga miskin dgn JPKyang mendapal pelayanan
miskin yang memiliki
JPK & mendapat = ---------------Xl00%
kesehalan di klilnik 0 K di sualu wileyah
pelayanan kesehatan Ictal jlh keluarga miskin yang mendapat peiayanan
di klinik OK kesehatan di klinik DK drwilayah &. pada tahun yang sarna
b. Sumber Daya Kesehatan
(1) Ratio dokter keluarga
Jumlah DK yang memberikan pelayanan kesehatan
per penduduk di suatu = Xl00%
wilayah Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sarna
(2) Ratio tim klinik OK Jlh tim klinik OK (perawat,bidan.drg) di suafu wilayah
(6) Ketersediaan penjadwalan penyelenggaraan program akselerasi dokter praktek umum menjadi dokter keluarga & CPD bagi dokter keluarga
(7) Ketersediaan institusi penyelenggara program akselerasi dokter keluarga yang telah terakreditasi
(8) Ketersediaan standar prafesi (s!andar kompetensi, standar perilaku, standar praktek, standar manajemen klinik/non klinik dan standar pelayanan) dokter keluarga oleh POKI
Kebljakan Akselerasj Pengembansan Pelayanan Dakter Keluarga 39