You are on page 1of 7

Top of Form

Go
Message #
Bottom of Form
Top of Form

Search
Search:

Bottom of Form
Advanced

Aktualisasi Topic List < Prev Topic | Next


Diri Topic >
Reply | < Prev Message | Next Message >
Forward Next Message >

Dari hasil survey Indonesian Happiness Index 2007 oleh Frontier


Consulting
Group diketahui bahwa kaum profesional mengaku sebagai
orang paling bahagia.
Disusul oleh middle management, tentara dan pegawai tingkat
staf. Anehnya,
jajaran top management yang selama ini di-identik-kan sebagai
kaum the haves
justru menduduki tingkat paling rendah atau paling tidak
bahagia, Mereka
tidak mendapatkan apa yang dicari, yaitu mungkin aktualisasi
diri. Berbeda
dengan pekerja di tingkat staf yang kebutuhannya di tingkat life
and
belongings. Ketika para staf bertemu dengan teman akrab dan
bersosialisasi
maka sudah cukup sebagai ajang dari aktualisasi diri. Serta
mengapa sebuah
situs jejaring sosial, Milist-milis begitu banyak yang menyukainya
karena
keduanya menyentuh kebutuhan manusia untuk Aktualiasasi diri.

Aktualisasi diri adalah sebuah keadaan dimana seorang manusia


telah merasa
menjadi dirinya sendiri, ia mengerjakan sesuatu yang disukainya
dan ia
mengerjakannya dengan gembira, dengan hati yang bernyanyi.
Ia tidak lagi
menempatkan keberhasilan dari pekerjaannya kepada ukuran
yang biasanya
berlaku, yakni penghasilan yang diperoleh dari hasil sebuah
kerja. Ukurannya
menjadi berubah sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang dianut
dan difahami
oleh dirinya.ktualisasi diri juga dapat diartikan bagaimana kita
mengembangkan kekuatan diri kita sendiri. Dan untuk
mempraktekkan
aktualisasi diri diperlukan kesehatan dan kekayaan mental
(kepercayaan diri,
disiplin, tanggung jawab, dan integritas), karena dengan ini
semua maka kita
tahu mengenai kelebihan kita dan mampu mencapai apa yang
diinginkan.Simpelnya Maslow bilang, proses aktualisasi diri
adalah
perkembangan atau penemuan jati diri dan mekarnya potensi
yang ada atau yang
terpendam. Istilah lainnya ‘menjadi manusiawi secara penuh’

Teori Kebutuhan Maslow, termasuk konsep aktualisasi diri yang


ia definisikan
sebagai keinginan untuk mewujudkan kemampuan diri atau
“keinginan untuk
menjadi apapun yang seseorang mampu untuk mencapainya.”.
Aktualisasi diri
ditandai dengan penerimaan diri dan orang lain, spontanitas,
keterbukaan,
hubungan dengan orang lain yang relatif dekat dan demokratis,
kreativitas,
humoris, dan mandiri—pada dasarnya, memiliki kesehatan
mental yang bagus
atau sehat secara psikologis. Maslow menempatkan perjuangan
untuk
aktualisasi diri pada puncak hierarki kebutuhannya, hal ini berarti
bahwa
pencapaian dari kebutuhan paling penting ini bergantung pada
pemenuhan
seluruh kebutuhan lainnya. Kesukaran untuk memenuhi
kebutuhan ini di akui
oleh Maslow, yang memperkirakan bahwa lebih sedikit dari 1
persen orang
dewasa yang mencapai aktualisasi diri.

Aktualisasi diri adalah tahap pencapaian oleh seorang manusia


terhadap apa
yang mulai disadarinya ada dalam dirinya. Ia mulai mencari tahu
untuk apa
dirinya diciptakan dan dikirimkan Tuhan YME ke muka bumi ini.
Semua manusia
akan mengalami fasa itu, hanya saja sebagian dari manusia
terkena jebakan
pada nilai-nilai atau ukuran-ukuran pencapaian dari tiap tahapan
yang
dikemukakan Maslow. Kalau saja seorang manusia bisa cepat
melampaui tiap
tahapan itu dan segera mencapai tahapan terakhir, tahap
aktualisasi diri,
maka ia punya kesempatan untuk mencari tahu siapa dirinya
sebenarnya. Apa
misi yang harus dilaksanakannya dalam kehidupannya di muka
bumi, untuk apa
ia diciptakan.

Ahli jiwa termashur Abraham Maslow, dalam bukunya Hierarchy


of Needs
menggunakan istilah aktualisasi diri (self-actualization) sebagai
kebutuhan
dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Maslow menemukan
bahwa, tanpa
memandang suku atau asal-usul seseorang, setiap manusia
mengalami
tahap-tahap peningkatan kebutuhan atau pencapaian dalam
kehidupannya.
Kebutuhan tersebut meliputi:

* Kebutuhan fisiologis (Physiological), meliputi kebutuhan akan


pangan,
pakaian, tempat tinggal maupun kebutuhan biologis,
* Kebutuhan keamanan dan keselamatan (Safety), meliputi
kebutuhan akan
keamanan kerja, kemerdekaan dari rasa takut ataupun tekanan,
keamanan dari
kejadian atau lingkungan yang mengancam,
* Kebutuhan rasa memiliki, sosial dan kasih sayang (Social),
meliputi
kebutuhan akan persahabatan, berkeluarga, berkelompok,
interaksi dan kasih
sayang,,
* Kebutuhan akan penghargaan (Esteem), meliputi kebutuhan
akan harga diri,
status, prestise, respek dan penghargaan dari pihak lain,
* Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization), meliputi
kebutuhan untuk
memenuhi keberadaan diri (self fulfillment) melalui
memaksimumkan penggunaan
kemampuan dan potensi diri.

Terlihat bahwa kebutuhan manusia berdasarkan pada urutan


prioritas, dimulai
dari kebutuhan dasar, yang banyak berkaitan dengan unsur
biologis,
dilanjutkan dengan kebutuhan yang lebih tinggi, yang banyak
berkaitan dengan
unsur kejiwaan, dan yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri
tersebutlah
yang dimaksud dengan kebutuhan spiritual. Jika dan hanya jika
seluruh
kebutuhan fisiologis dan kejiwaan seseorang tercapai, dia dapat
mencapai
tahap perkembangan tertinggi yaitu, aktualisasi diri. Maslow
mendefinisikan
aktualisasi diri sebagai sebuah tahapan spiritualitas seseorang,
di mana
seseorang berlimpah dengan kreativitas, intuisi, keceriaan,
sukacita, kasih,
kedamaian, toleransi, kerendah-hatian, serta memiliki tujuan
hidup yang
jelas, dan misi untuk membantu orang lain mencapai tahap
kecerdasan
spiritual ini.

Orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya sangat


memahami bahwa ada
eksistensi lain tinggal (indwelling) di dalam atau di luar
keberadaannya
sendiri yang mengendalikan prilaku dan tindakkannya untuk
melakukan sesuatu.
Inilah prilaku orang yang mengerti makna dan tujuan hidup.
Hidup itu
eksistensi yang nyata. Pengalaman hidup tertinggi bagi
seseorang adalah
ketika dia mampu mengaktualisasikan keberadaannya sebagai
pribadi yang hidup
dan utuh. Tetapi, orang yang seperti ini hanya ditemui di dalam
pribadi-pribadi tertentu! Alasannya, tidak semua orang mengerti
panggilan
hidup; tidak semua orang mengerti tanggungjawab; tidak semua
orang memahami
pekerjaan-pekerjaan kekal; tidak semua orang mengerti apa
artinya berguna;
dan tidak semua orang sanggup dikendalikan oleh pribadi di luar
dirinya
sendiri.

Aktualisasi diri akan menjadikan seseorang mulai melihat kepada


raga nya
sendiri atau apa apa yang melekat bersama tubuh. Raga
manusia memiliki
banyak keterbatasan kemampuan. Keterbatasan itu adalah
rahmat dari Tuhan YME
agar manusia tidak terjebak kepada mengusahakan sesuatu
yang memang bukan
untuk itu ia diciptakan. Kalau coretan tangannya kaku dan tidak
indah, maka
tentunya membuat lukisan atau kaligrafi adalah sesuatu yang
jauh dari
dirinya.

Mempertanyakan tentang apa yang mengendalikan hidup Anda


sama halnya dengan
mengatakan mengertikah Anda makna hidup! Apakah Anda
pernah berpikir bahwa
hidup ini dipersonifikasikan seperti uap atau bunga rumput yang
sebentar
saja kelihatan dan akan lenyap? Secara kronologis, produktifitas
manusia
paling lama 70 tahun, jika kuat 80 tahun, mahkotanya adalah
kesesakan dan
penderitaan. Apa yang menjadi kendali dalam masa-masa
produktif hidup Anda?

Mungkin Anda akan berkata, “aku sendiri yang mengendalikan


hidupku untuk
berjuang dan mendapatkan segala sesuatu yang olehnya aku
termotivasi
bertindak!”. Atau Anda berkata, “Aku hidup dan berjuang hanya
untuk kepuasan
pribadi dan aku tidak perduli dengan pergumulan orang lain!”. Di
sinilah
letak kegagalan kita dalam memahami kendali di hidup kita;
yang juga
menyebabkan kita gagal untuk mengaktualisasikan hidup kita.
Hidup hanya
dianggap ‘untuk’, yaitu untukku2 dan untukku, tetapi tidak
pernah ‘demi’,
demi kemuliaan dan sesuatu yang sejati! Siapa yang percaya
kepada yang
ilahi, dia pasti mengerjakan pekerjaan-pekerjaan ilahi! Ia
mengerjakan
segala sesuatu seperti untuk Tuhan. Pekerjaan apa? Yaitu
pekerjaan yang
dilakukan karena dirinya sendiri telah merasakan kebaikan-
kebaikan Ilahi
yang sebenarnya tidak pantas ia terima, Ia sendiri ingin
memanifestasikannya
bagi orang lain. Orang akan melihat Tuhan di dalam dirinya.
Pekerjaan yang
dilakukan berdasarkan suara hati dan hidup yang baru sebagai
syaratnya.
Orang yang melakukan kehendak Tuhan adalah orang yang
hidupnya dikendalikan
oleh tujuan ilahi itu sendiri. Ia akan menjadi tangan Tuhan yang
aktual bagi
orang lain.

Perlu dipahami bahwa aktualisasi diri erat kaitannya dengan


kesadaran atau
awareness. Kesadaran untuk mengenali diri, memperbaiki diri,
dan keinginan
untuk mengubah kondisi dan hidup ke arah yang lebih baik dari
hari ke hari.
Tak peduli seberapa bagus dan sempurna kondisi anda kini, anda
harus terus
memperbaiki dan mengaktualisasi diri anda. Karena aktualisasi
diri adalah
tangga untuk mencapai puncak kesuksesan.Karena itu
aktualisasi diri sangat
penting dan merupakan harga mati apabila anda ingin sukses.
Tak heran jika
Abraham Maslow dalam teorinya tentang Piramida Kebutuhan
menempatkan
aktualisasi diri di posisi puncak piramida. Dan merupakan salah
satu
kebutuhan dasar manusia yang paling utama.

Aktualisasi diri adalah bagaimana kita mengembangkan


kekuatan diri kita
sendiri. Dan untuk mempraktekkan aktualisasi diri diperlukan
kesehatan dan
kekayaan mental (kepercayaan diri, disiplin, tanggung jawab,
dan
integritas), karena dengan ini semua maka kita tahu mengenai
kelebihan kita
dan mampu mencapai apa yang diinginkan.

"Dengan Aktualiasasi Diri Maka Anda Mendapat Kebahagian yang


sebenarnya"

Depok 5 May 2009 (it's my Born date)


Erwin Arianto
Http://erwin-arianto.blogspot.com <http://erwin-
arianto.blogspot.com/>

[Non-text portions of this message have been removed]

You might also like