Professional Documents
Culture Documents
Politik
Kebijakan publik
Pemisahan kekuasaan
Legislatif
Eksekutif
Yudikatif
Kedaulatan
Sub-rangkaian
Pemilihan umum
Sistem elektoral
Pemungutan suara
Federalisme
Bentuk pemerintahan
Ideologi
Kampanye politik
Partai-partai politik
Portal Politik
l • b • s
Hubungan Internasional, adalah cabang dari ilmu politik, merupakan suatu studi
tentang persoalan-persoalan luar negeri dan isu-isu global di antara negara-negara dalam
sistem internasional, termasuk peran negara-negara, organisasi-organisasi
antarpemerintah, organisasi-organisasi nonpemerintah atau lembaga swadaya masyarakat,
dan perusahaan-perusahaan multinasional.[1].Hubungan Internasional adalah suatu bidang
akademis dan kebijakan publik dan dapat bersifat positif atau normatif karena berusaha
menganalisis serta merumuskan kebijakan luar negeri negara-negara tertentu.[2].
Selain ilmu politik, hubungan internasional menggunakan pelbagai bidang ilmu seperti
ekonomi, sejarah, hukum, filsafat, geografi, sosiologi, antropologi, psikologi, studi-studi
budaya dalam kajian-kajiannya.[3] HI mencakup rentang isu yang luas, dari globalisasi
dan dampak-dampaknya terhadap masyarakat-masyarakat dan kedaulatan negara sampai
kelestrarian ekologis, proliferasi nuklir, nasionalisme, perkembangan ekonomi, terorisme,
kejahatan yang terorganisasi, keselamatan umat manusia, dan hak-hak asasi manusia.[4]
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sejarah
o 1.1 Studi Hubungan internasional
2 Teori hubungan internasional
o 2.1 Teori Epistemologi dan teori HI
o 2.2 Teori-teori Positivis
2.2.1 Realisme
2.2.2 Liberalisme/idealisme/Internasionalisme Liberal
2.2.3 Neorealisme
2.2.4 Neoliberalisme
2.2.5 Teori Rejim
o 2.3 Teori-teori pasca-positivis/reflektivis
2.3.1 Teori masyarakat internasional (Aliran pemikiran Inggris)
2.3.2 Konstruktivisme Sosial
2.3.3 Teori Kritis
2.3.4 Marxisme
3 Teori-teori pascastrukturalis
4 Konsep-konsep dalam hubungan internasional
o 4.1 Konsep-konsep level sistemik
4.1.1 Kekuasaan
4.1.1.1 Polaritas
4.1.2 Interdependensi
4.1.3 Dependensi
4.1.4 Perangkat-perangkat sistemik dalam hubungan internasional
5 Konsep-konsep unit level dalam hubungan internasional
o 5.1 Tipe rezim
o 5.2 Revisionisme/Status quo
o 5.3 Agama
6 Konsep level sub unit atau individu
7 Institusi-institusi dalam hubungan internasional
o 7.1 PBB
8 Referensi
[sunting] Sejarah
Sejarah hubungan internasional sering dianggap berawal dari [Perdamaian Westphalia]
pada [1648], ketika sistem negara modern dikembangkan.[5] Sebelumnya, organisasi-
organisasi otoritas politik abad pertengahan [Eropa] didasarkan pada tatanan hirarkis
yang tidak jelas. Westphalia membentuk konsep legal tentang kedaulatan, yang pada
dasarnya berarti bahwa para penguasa, atau kedaulatan-kedaulatan yang sah tidak akan
mengakui pihak-pihak lain yang memiliki kedudukan yang sama secara internal dalam
batas-batas kedaulatan wilayah yang sama.[6]Otoritas Yunani dan Roma kuno kadang-
kadang mirip dengan sistem Westphalia, tetapi keduanya tidak memiliki gagasan
kedaulatan yang memadai.[7] [Westphalia] mendukung bangkitnya negara-bangsa (nation-
state), institusionalisasi terhadap diplomasi dan tentara.[8] Sistem yang berasal dari Eropa
ini diekspor ke Amerika, Afrika, dan Asia, lewat kolonialisme, dan “standar-standar
peradaban”.[9] Sistem internasional kontemporer akhirnya dibentuk lewat dekolonisasi
selama [Perang Dingin].[10]Namun, sistem ini agak terlalu disederhanakan. Sementara
sistem negara-bangsa dianggap “modern”, banyak negara tidak masuk ke dalam sistem
tersebut dan disebut sebagai “pra-modern”.[rujukan?] Lebih lanjut, beberapa telah melampaui
sistem negara-bangsa dan dapat dianggap “pasca-modern”.[rujukan?] Kemampuan wacana HI
untuk menjelaskan hubungan-hubungan di antara jenis-jenis negara yang berbeda ini
diperselisihkan.[11] “Level-level analisis” adalah cara untuk mengamati sistem
internasional, yang mencakup level individual, negara-bangsa domestik sebagai suatu
unik, level internasional yang terdiri atas persoalan-persoalan transnasional dan
internasional level global.[12]
Pada mulanya, hubungan internasional sebagai bidang studi yang tersendiri hampir secara
keseluruhan berkiblat ke Inggris.[13]Pada 1919, Dewan Politik internasional dibentuk di
University of Wales, Aberystwyth, lewat dukungan yang diberikan oleh David Davies,
menjadi posisi akademis pertama yang didedikasikan untuk HI.[14] Pada awal 1920-an,
jurusan Hubungan Internasional dari London School of Economics didirikan atas perintah
seorang pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Phillip Noel-Baker.Pada 1927, Graduate
Institute of International Studies (Institut universitaire de hautes Ã(c)tudes
internationales), didirikan di Jenewa, Swiss; institut ini berusaha menghasilkan
sekelompok personel khusus untuk Liga Bangsa-bangsa.[15] Program HI tertua di Amerika
Serikat ada di Edmund A. Walsh School of Foreign Service yang merupakan bagian dari
Georgetown Unversity.[16] Sekolah tinggi pertama jurusan hubungan internasional yang
menghasilkan lulusan bergelar sarjana adalah Fletcher Schooldi Tufts.[17] Meskipun
pelbagai sekolah tinggi yang didedikasikan untuk studi HI telah didirikan di Asia dan
Amerika Selatan, HI sebagai suatu bidang ilmu tetap terutama berpusat di Eropa dan
Amerika Utara.[18]
Apa yang secara eksplisit diakui sebagai teori hubungan internasional tidak
dikembangkan sampai setelah Perang Dunia I, dan dibahas secara lebih rinci di bawah
ini.[rujukan?] Namun, teori HI memiliki tradisi panjang menggunakan karya ilmu-ilmu sosial
lainnya.[rujukan?] Penggunaan huruf besar “H” dan “I” dalam hubungan internasional
bertujuan untuk membedakan disiplin Hubungan Internasional dari fenomena hubungan
internasional.[rujukan?] Banyak orang yang mengutip Sejarah Perang Peloponnesia karya
Thucydides sebagai inspirasi bagi teori realis, dengan Leviathan karya Hobbes dan The
Prince karya Machiavelli memberikan pengembangan lebih lanjut.[rujukan?] Demikian juga,
liberalisme menggunakan karya Kant dan Rousseau, dengan karya Kant sering dikutip
sebagai pengembangan pertama dari Teori Perdamaian Demokratis.[rujukan?] Meskipun hak-
hak asasi manusia kontemporer secara signifikan berbeda dengan jenis hak-hak yang
didambakan dalam hukum alam, Francisco de Vitoria, Hugo Grotius, dan John Locke
memberikan pernyataan-pernyataan pertama tentang hak untuk mendapatkan hak-hak
tertentu berdasarkan kemanusiaan secara umum.[rujukan?] Pada abad ke-20, selain teori-teori
kontemporer intenasionalisme liberal, Marxisme merupakan landasan hubungan
internasional.[rujukan?]
Dewasa ini, fenomena hubungan internasional telah memasuki ranah budaya (seperti
klaim tari pendet Malaysia terhadap indonesia), sehingga Hubungan Internasional
memerlukan kajian teoritis dari dispilin ilmu lainnya.[rujukan?]
Teori kritis dipelopori oleh Jurgen Habermas, istilah kunci : Paradigma Komunikasi,
Paradigma Kesadaran, Alienisasi, Emansipatoris.
[rujukan?]
Konstruksivisme[rujukan?]Fungsionalisme[rujukan?]Neofungsiionalisme[rujukan?]Negativitas
Total dari TW Adorno, untuk memahami isu-isu lingkungan[rujukan?]Masyarakat Konsumtif
dari Herbert Marcuse, untuk memahami hubungan antara masyarakat dengan budaya
global[rujukan?]
Secara garis besar teori-teori HI dapat dibagi menjadi dua pandangan epistemologis
“positivis” dan “pasca-positivis”.[rujukan?] Teori-teori positivis bertujuan mereplikasi
metode-metode ilmu-ilmu sosial dengan menganalisis dampak kekuatan-kekuatan
material.[rujukan?] Teori-teori ini biasanya berfokus berbagai aspek seperti interaksi negara-
negara, ukuran kekuatan-kekuatan militer, keseimbangan kekuasaaan dan lain-lain.[rujukan?]
Epistemologi pasca-positivis menolak ide bahwa dunia sosial dapat dipelajari dengan
cara yang objektif dan bebas-nilai.[rujukan?] Epistemologi ini menolak ide-ide sentral tentang
neo-realisme/liberalisme, seperti teori pilihan rasional, dengan alasan bahwa metode
ilmiah tidak dapat diterapkan ke dalam dunia sosial dan bahwa suatu “ilmu” HI adalah
tidak mungkin.[rujukan?]
Perbedaan kunci antara kedua pandangan tersebut adalah bahwa sementara teori-teori
positivis, seperti neo-realisme, menawarkan berbagai penjelasan yang bersifat sebab-
akibat (seperti mengapa dan bagaimana kekuasaan diterapkan), teori pasca-positivis
pasca-positivis berfokus pada pertanyaan-pertanyaan konstitutif, sebagai contoh apa yang
dimaksudkan dengan “kekuasaan”; hal-hal apa sajakah yang membentuknya, bagaimana
kekuasaan dialami dan bagaimana kekuasaan direproduksi.[rujukan?] Teori-teori pasca-
positivs secara eksplisit sering mempromosikan pendekatan normatif terhadap HI, dengan
mempertimbangkan etika. Hal ini merupakan sesuatu yang sering diabaikan dalam HI
“tradisional” karena teori-teori positivis membuat perbedaan antara “fakta-fakta” dan
penilaian-penilaian normatif, atau “nilai-nilai”.[rujukan?] Selama periode akhir 1980-an/1990
perdebatan antara para pendukung teori-teori positivis dan para pendukung teori-teori
pasca-positivis menjadi perdebatan yang dominan dan disebut sebagai “Perdebatan
Terbesar” Ketiga (Lapid 1989.)[rujukan?]
Islam, yang hanya dipandang orang dan para akademisi hanya sebagai agama, ternyata
menyimpan pemikiran hubungan internasional.[rujukan?] Sejarah mencatat kekuasaan Islam
atau khalifah pada sekitar abad 7M.[rujukan?] Pada masa ini, khalifah Islam merupakan suatu
global polis atau tatanan hubungan internasional, karena menata hubungan wilayah-
wilayah yang disatukan ke dalam bentuk polis.[rujukan?] Apabila dikaji lebih dalam, khalifah
Islam merupakan suatu order atau tatanan yang mengatur seluruh aspek-aspek kehidupan
manusia.[rujukan?] Misalnya hukum ekonomi global berlandaskan pada hukum ekonomi
Islam, dimana hukum ekonomi Islam tidak mengutamakan riba ( keuntungan atau jiwa-
jiwa kapitalis seperti yang diungkapkan oleh Pemikiran Marxis, tetapi suatu sistem
ekonomi yang win-win solution serta mengutamakan kesejahteraan bersama, bukan
keuntungan pihak tertentu saja. Bandingkan dengan pemikiran-pemikiran ekonomi
sekarang ini, seperti Neolib dll, dimana pemikiran telah menciptakan keterbelakangan
dan ketergantungan ( depedensi ) yang berakibat pada kesenjangan global.[rujukan?]
Teori politik adalah salah satu kajian di dalam bidang hubungan internasional.[rujukan?]
Teori politik pada dasarnya adalah tentang tata negara.[rujukan?] Pemikiran sistem politik
demokrasi yang diadopsi oleh negara-negara berkembang merupakan kajian teori politik.
[rujukan?]
Islam adalah sumber teori politik, karena memuat seluruh aspek-aspek kehidupan
manusia.[rujukan?] Sebagai contoh, sistem ekonomi Islam merupakan teori politik yang
bertujuan menjamin kesejahteraan bersama sehingga manusia menjadi "mansalahat" atau
tentram.[rujukan?] Teori politik yang bersumber dari pemikiran barat adalah suatu mal-
praktik bagi manusia itu sendiri, karena manusia tidak menerima esensinya sendiri, tetapi
mencari esensi lain yang berakibat pada jatuhnya manusia kepada jurang alienisasi.[rujukan?]
Menurut Imanuel Kant, perdamaian akan tercipta apabila negara-negara menganut sistem
demokrasi.[rujukan?] Perpertual peace adalah perdamaian yang timbul karena negara-negara
menganut sistem demokrasi.[rujukan?] Ini adalah kesalahan besar.[rujukan?] Perdamaian hanya
akan timbul apabila manusia menerima esensinya sebagai manusia, dengan cara
menerapkan teori politik Islam yang merupakan sumber dari order manusia itu sendiri.
[rujukan?]
[sunting] Realisme
Teori hubungan internasional liberal muncul setelah Perang Dunia I untuk menanggapi
ketidakmampuan negara-negara untuk mengontrol dan membatasi perang dalam
hubungan internasional mereka.[rujukan?] Pendukung-pendukung awal teori ini termasuk
Woodrow Wilson dan Normal Angell, yang berargumen dengan berbagai cara bahwa
negara-negara mendapatkan keuntungan dari satu sama lain lewat kerjasama dan bahwa
perang terlalu destruktif untuk bisa dikatakan sebagai pada dasarnya sia-sia. Liberalisme
tidak diakui sebagai teori yang terpadu sampai paham tersebut secara kolektif dan
mengejek disebut sebagai idealisme oleh E.H. Carr. Sebuah versi baru “idealisme”, yang
berpusat pada hak-hak asasi manusia sebagai dasar legitimasi hukum internasional,
dikemukakan oleh Hans Kóchler.[rujukan?]
[sunting] Neorealisme
[sunting] Neoliberalisme
Teori rejim berasal dari tradisi liberal yang berargumen bahwa berbagai institusi atau
rejim internasional mempengaruhi perilaku negara-negara (maupun aktor internasional
yang lain).[rujukan?] Teori ini mengasumsikan kerjasama bisa terjadi di dalam sistem negara-
negara anarki. Bila dilihat dari definisinya sendiri, rejim adalah contoh dari kerjasama
internasional.[rujukan?] Sementara realisme memprediksikan konflik akan menjadi norma
dalam hubungan internasional, para teoritisi rejim menyatakan kerjasama tetap ada dalam
situasi anarki sekalipun.[rujukan?] Seringkali mereka menyebutkan kerjasama di bidang
perdagangan, hak asasi manusia, dan keamanan bersama di antara isu-isu lainnya.[rujukan?]
Contoh-contoh kerjasama tadilah yang dimaksud dengan rejim.[rujukan?] Definisi rejim yang
paling lazim dipakai datang dari Stephen Krasner. Krasner mendefinisikan rejim sebagai
“institusi yang memiliki sejumlah norma, aturan yang tegas, dan prosedur yang
memfasilitasi sebuah pemusatan berbagai harapan.[rujukan?] Tapi tidak semua pendekatan
teori rejim berbasis pada liberal atau neoliberal; beberapa pendukung realis seperi Joseph
Greico telah mengembangkan sejumlah teori cangkokan yang membawa sebuah
pendekatan berbasis realis ke teori yang berdasarkan pada liberal ini.[rujukan?] (Kerjasama
menurut kelompok realis bukannya tidak pernah terjadi, hanya saja kerjasama bukanlah
norma; kerjasama merupakan sebuah perbedaan derajat).[rujukan?]
[sunting] Teori-teori pasca-positivis/reflektivis
Teori masyarakat internasional, juga disebut Aliran Pemikiran Inggris, berfokus pada
berbagai norma dan nilai yang sama-sama dimiliki oleh negara-negara dan bagaimana
norma-norma dan nilai-nlai tersebut mengatur hubungan internasional.[rujukan?] Contoh
norma-norma seperti itu mencakup diplomasi, tatanan, hukum internasional.[rujukan?] Tidak
seperti neo-realisme, teori ini tidak selalu positivis.[rujukan?] Para teoritisi teori ini telah
berfokus terutama pada intervensi kemanusiaan, dan dibagi kembali antara para solidaris,
yang cenderung lebih menyokong intervensi kemanusiaan, dan para pluralis, yang lebih
menekankan tatanan dan kedaulatan, Nicholas Wheeler adalah seorang solidaris
terkemuka, sementara Hedley Bull mungkin merupakan pluraris yang paling dikenal.
[rujukan?]
Kontrukstivisme Sosial mencakup rentang luas teori yang bertujuan menangani berbagai
pertanyaan tentang ontologi, seperti perdebatan tentang lembaga (agency) dan Struktur,
serta pertanyaan-pertanyaan tentang epistemologi, seperti perdebatan tentang
“materi/ide” yang menaruh perhatian terhadap peranan relatif kekuatan-kekuatan materi
versus ide-ide.[rujukan?] Konstruktivisme bukan merupakan teori HI, sebagai contoh dalam
hal neo-realisme, tetapi sebaliknya merupakan teori sosial.[rujukan?] Konstruktivisme dalam
HI dapat dibagi menjadi apa yang disebut oleh Hopf (1998) sebagai konstruktivisme
“konvensional” dan “kritis”.[rujukan?] Hal yang terdapat dalam semua variasi
konstruktivisme adalah minat terhadap peran yang dimiliki oleh kekuatan-kekuatan ide.
[rujukan?]
Pakar konstruktivisme yang paling terkenal, Alexander Wendt menulis pada 1992
tentang Organisasi Internasional (kemudian diikuti oleh suatu buku, Social Theory of
International Politics 1999), “anarki adalah hal yang diciptakan oleh negara-negara dari
hal tersebut”.[rujukan?] Yang dimaksudkannya adalah bahwa struktur anarkis yang diklaim
oleh para pendukung neo-realis sebagai mengatur interaksi negara pada kenyataannya
merupakan fenomena yang secara sosial dikonstruksi dan direproduksi oleh negara-
negara.[rujukan?] Sebagai contoh, jika sistem internasional didominasi oleh negara-negara
yang melihat anarki sebagai situasi hidup dan mati (diistilahkan oleh Wendt sebagai
anarki “Hobbesian”) maka sistem tersebut akan dikarakterkan dengan peperangan.[rujukan?]
Jika pada pihak lain anarki dilihat sebagai dibatasi (anarki “Lockean”) maka sistem yang
lebih damai akan eksis.[rujukan?] Anarki menurut pandangan ini dibentuk oleh interaksi
negara, bukan diterima sebagai aspek yang alami dan tidak mudah berubah dalam
kehidupan internasional seperti menurut pendapat para pakar HI non-realis.[rujukan?]
Namun, banyak kritikus yang muncul dari kedua sisi pembagian epistemologis tersebut.
[rujukan?]
Para pendukung pasca-positivis mengatakan bahwa fokus terhadap negara dengan
mengorbankan etnisitas/ras/jender menjadikan konstrukstivisme sosial sebagai teori
positivis yang lain.[rujukan?] Penggunaan teori pilihan rasional secara implisit oleh Wendt
juga telah menimbulkan pelbagai kritik dari para pakar seperti Steven Smith. Para pakar
positivis (neo-liberalisme/realisme) berpendapat bahwa teori tersebut
mengenyampingkan terlalu banyak asumsi positivis untuk dapat dianggap sebagai teori
positivis.[rujukan?]
(Artikel utama: Teori hubungan internasional kritis) Teori hubungan internasional kritis
adalah penerapan “teori kritis” dalam hubungan internasional.[rujukan?] Pada pendukung
seperti Andrew Linklater, Robert W. Cox, dan Ken Booth berfokus pada kebutuhan
terhadap emansipansi (kebebasan) manusia dari Negara-negara.[rujukan?] Dengan demikian,
adalah teori ini bersifat “kritis” terhadap teori-teori HI “mainstream” yang cenderung
berpusat pada negara (state-centric).[rujukan?] Catatan: Daftar teori ini sama sekali tidak
menyebutkan seluruh teori HI yang ada. Masih ada teori-teori lain misalnya
fungsionalisme, neofungsionalisme, feminisme, dan teori dependen.
[sunting] Marxisme
Teori Marxis dan teori Neo-Marxis dalam HI menolak pandangan realis/liberal tentang
konflik atau kerja sama negara, tetapi sebaliknya berfokus pada aspek ekonomi dan
materi.[rujukan?] Marxisme membuat asumsi bahwa ekonomi lebih penting daripada
persoalan-persoalan yang lain; sehingga memungkinkan bagi peningkatan kelas sebagai
fokus studi.[rujukan?] Para pendukung Marxis memandang sistem internasional sebagai
sistem kapitalis terintegrasi yang mengejar akumulasi modal (kapital).[rujukan?] Dengan
demikian, periode kolonialisme membawa masuk pelbagai sumber daya untuk bahan-
bahan mentah dan pasar-pasar yang pasti (captive markets)
dancuk...dancukk..dancukkkuntuk ekspor, sementara dekolonisasi membawa masuk
pelbagai kesempatan baru dalam bentuk dependensi (ketergantungan).[rujukan?] Berkaitan
dengan teori-teori Marx adalah teori dependensi yang berargumen bahwa negara-negara
maju, dalam usaha mereka untuk mencapai kekuasaan, menembus negara-negara
berkembang lewat penasihat politik, misionaris, pakar, dan perusahaan multinasional
untuk mengintegrasikan negara-negara berkembang tersebut ke dalam sistem kapitalis
terintegrasi untuk mendapatkan sumber-sumber daya alam dan meningkatkan dependensi
negara-negara berkembang terhadap negara-negara maju.[rujukan?] Teori-teori Marxis
kurang mendapatkan perhatian di Amerika Serikat di mana tidak ada partai sosialis yang
signifikan.[rujukan?] Teori-teori ini lebih lazim di pelbagai bagian Eropa dan merupakan
salah satu kontribusi teoritis yang paling penting bagi dunia akademis Amerika Latin,
sebagai contoh lewat teologi.[rujukan?]
[sunting] Kekuasaan
[sunting] Polaritas
[sunting] Interdependensi
Banyak orang yang menyokong bahwa sistem internasional sekarang ini dikarakterkan
oleh meningkatnya interdepedensi atau saling ketergantungan: tanggung jawab terhadap
satu sama lain dan dependensi (ketergantungan) terhadap pihak-pihak lain.[rujukan?] Para
penyokong pendapat ini menunjuk pada meningkatnya globalisasi, terutama dalam hal
interaksi ekonomi internasional.[rujukan?] Peran institusi-institusi internasional, dan
penerimaan yang berkembang luas terhadap sejumlah prinsip operasional dalam sistem
internasional, memperkukuh ide-ide bahwa hubungan-hubungan dikarakterkan oleh
interdependensi.[rujukan?]
[sunting] Dependensi
Teori dependensi adalah teori yang paling lazim dikaitkan dengan Marxisme, yang
menyatakan bahwa seperangkat negara Inti mengeksploitasi kekayaan sekelompok
negara Pinggiran yang lebih lemah.[rujukan?] Pelbagai versi teori ini mengemukakan bahwa
hal ini merupakan keadaan yang tidak terelakkan (teori dependensi standar), atau
menggunakan teori tersebut untuk menekankan keharusan untuk berubah (Neo-
Marxisme).[rujukan?]
Sering dianggap bahwa suatu tipe rezim negara dapat menentukan cara suatu negara
berinteraksi dengan negara-negara lain dalam sistem internasional.[rujukan?] Teori
Perdamaian Demokratis adalah teori yang mengemukakan bahwa hakikat demokrasi
berarti bahwa negara-negara demokratis tidak akan saling berperang.[rujukan?] Justifikasi
terhadap hal ini adalah bahwa negara-negara demokrasi mengeksternalkan norma-norma
mereka dan hanya berperang dengan alasan-alasan yang benar, dan bahwa demokrasi
mendorong kepercayaan dan penghargaan terhadap satu sama lain.[rujukan?] Sementara itu,
komunisme menjustifikasikan suatu revolusi dunia, yang juga akan menimbulkan
koeksitensi (hidup berdampingan) secara damai, berdasarkan masyarakat global yang
proletar.[rujukan?] asf
[sunting] Agama
Sering dianggap bahwa agama dapat memiliki pengaruh terhadap cara negara bertindak
dalam sistem internasional.[rujukan?] Agama terlihat sebagai prinsip pengorganisasi terutama
bagi negara-negara Islam, sementara sekularisme terletak yang ujung lainnya dari
spektrum dengan pemisahan antara negara dan agama bertanggung jawab atas tradisi
Liberal.[rujukan?]
Ketika umat manusia memasuki tahap peradaban global, beberapa ilmuwan dan teoritisi
politik melihat hirarki institusi-institusi global yang menggantikan sistem negara-bangsa
berdaulat yang ada sebagai komunitas politik yang utama.[rujukan?] Mereka berargumen
bahwa bangsa-bangsa adalah komunitas imajiner yang tidak dapat mengatasi pelbagai
tantangan modern seperti efek Dogville (orang-orang asing dalam suatu komunitas
homogen), status legal dan politik dari pengungsi dan orang-orang yang tidak memiliki
kewarganegaraan, dan keharusan untuk menghadapi pelbagai masalah dunia seperti
perubahan iklim dan pandemik.[rujukan?] Pakar masa depan Paul Raskin telah membuat
hipotesis bahwa bentuk politik Global yang baru dan lebih absah dapat didasarkan pada
pluralisme yang dibatasi (connstrained pluralism).[rujukan?] Prinsip ini menuntun
pembentukan institusi-institusi berdasarkan tiga karakteristik: ireduksibilitas
(irreducibility), di mana beberapa isu harus diputuskan pada level global; subsidiaritas,
yang membatasi cakupan otoritas global pada isu-isu yang benar-benar bersifat global
sementara isu-isu pada skala yang lebih kecil diatur pada level-level yang lebih rendah;
dan heterogenitas, yang memungkinkan pelbagai bentuk institusi lokal dan global yang
berbeda sepanjang institusi-institusi tersebut memenuhi kewajiban-kewajiban global.
[rujukan?]
[sunting] PBB
(Artikel Utama: PBB) PBB adalah organisasi internasional yang mendeskripsikan dirinya
sendiri sebagai “himpunan global pemerintah-pemerintah yang memfasilitasi kerjasama
dalam hukum internasional, keamanan internasional, perkembangan ekonomi, dan
kesetaraan sosial”.[rujukan?] PBB merupakan institusi internasional yang paling terkemuka.
Banyak institusi legal memiliki struktur organisasi yang mirip dengan PBB.[rujukan?]