Professional Documents
Culture Documents
Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatra Barat. Dimana Saluang
terbuat dari bamboo tipis atau talang(biasa digunakan bwt menjemur pakaian bagi orang-orang
mingkabau) yang dilubangi dengan cukup empat lubang aja, panjang Saluang sekitar kurang
lebih 60 cm dengan diameter 3-4 cm.
o Keindahan: yang tersirat dalam Saluang menunjukkan keramahan sesuai dengan syariat islam.
Dalam memainkan Saluang peniup saluang bisa tahan meniup saluang dalam jangka waktu yang
lama karma dalam peniupan saluang mempunyai teknik tertentu.
1. Dalam saluang lagu-lagu yang dinyanyikan bersifat menghibur rakyat yang mengandung
makna ratapan, petuah/nasehat sesuai dengan syariat islam, Saluang jg menceritakan masa lalu
yang dikaitkan dengan kejadian-kejadian di masa sekarang.
2. Pandangan hidup: suatu hiburan bagi masyarakat minang, karena dalam penyampaian nasehat
Saluang mudah diresap/ditanggapi oleh masyarakat minangkabau.
3. Harapan: di dalam Saluang tersirat harapan-harapan agar masyarakat Indonesia terus bersatu
dalam menjalani kehidupan. Dan terus manjaga silaturrahmi yang baik dalam kehidupan.
Alunan saluang dari seruas bambu itu begitu mendayu seolah menggugah rindu perantau pada
kampung halamannya di ranah minang. Padahal alat musik itu sangat sederhana, hanya seruas
bambu dengan tiga, empat dan enam lubang nada. Pernafasan peniupnya melalui hidung tanpa
terputus-putus.
Namun di tangan seniman yang ahli ditambah dengan sedikit mantra dan jampi-jampi akan
menggugah hati yang mendengarnya, terlebih bila ditujukan pada anak muda yang dimabuk
asmara. Saluang Darek adalah alat musik tiup
tradisional dari Sumatra Barat di daerah darek atau
darat seperti Batusangkar. Terbuat dari sejenis
bambu tipis berwarna kuning gading. Dimainkan
dengan ringan dengan satu atau dua pendendang.
Sedangkan di daerah pesisir Sumatera Barat lebih dikenal Bansi yang mirip Saluang. Sama-sama
terbuat dari bambu tipis, lebih pendek dari Saluang. Namun nada yang dimainkan lebih meriah,
tidak mengalun. Mungkin untuk mengalahkan suara deburan ombak di pesisir.Bansi digunakan
untuk mengiringi berbagai jenis lagu tradisional dan modern karena mempunyai lubang nada
lebih lengkap. Selain sebagai alat musik tunggal Bansi juga dapat dimainkan dengan alat musik
lainnya untuk mengiringi nyanyian dan tarian.
Sebagian besar alat musik tradisional Minangkabau sudah terbilang langka dan mungkin juga
jarang didengar lagi. Misalnya ‘Pupuik Tanduk’ yang terbuat dari tanduk kerbau yang dipadu
dengan bambu yang bentuknya melengkung dan berwarna hitam. Alat musik tiup pada zaman
dulu ini biasanya dimainkan bersama Talempong dan gendang dalam upacara perkimpoian dan
upacara adat lainnya hampir di semua daerah di Sumatera Barat. Kini Pupuik Tanduk sangat
jarang ditemukan di daerah Sumatra Barat.