Professional Documents
Culture Documents
5.1 Diagonalisasi
Sub bab ini membahas tentang faktorisasi matriks A berorde nxn ke dalam hasil
kali berbentuk PDP −1 , di mana D adalah matriks diagonal. Jika diperoleh hubungan
memperoleh matriks P dan D yang dimaksud akan dibahas lebih lanjut dalam bagian
ini.
TIK : Setelah mengikuti sub bab ini diharapkan mahasiswa dapat menentukan suatu
Definisi : Suatu matriks A berorde nxn disebut dapat didiagonalisasi jika terdapat
PDP −1 = D
Teorema : Suatu matriks A berorde nxn, dapat didiagonalisasi jika dan hanya jika A
adalah nilai eigen dari A yang bersesuaian dengan pi untuk setiap i (beberapa dari λi
boleh sama). Misalkan P adalah matriks di mana vektor kolom ke-j adalah p j untuk
j = 1,2,K.n , terlihat bahwa Ap j = λ j p j adalah vektor kolom ke-j dari AP, maka
AP = ( Ap1 , Ap 2 ,K, Ap n )
= (λ1 p1 , λ2 p 2 ,K , λn p n )
⎛ λ1 ⎞
⎜ ⎟
⎜ λ2 ⎟
= ( p1 , p 2 , K , p n )⎜ ⎟
O
⎜ ⎟
⎜ λ ⎟
⎝ n⎠
= PD
Karena P mempunyai n vektor kolom yang bebas linear, maka P adalah taksingular,
karena itu :
D = P −1 PD = P −1 AP
Ap j = λ j p j , (λ j = d jj ) untuk setiap j.
Jadi untuk setiap j, λ j adalah nilai eigen dari A dan p j adalah vektor eigen yang dimiliki
λ j . Karena vektor kolom P bebas linear, maka A mempunyai n vektor eigen yang bebas
linear.
Dari bukti di atas, maka kita mendapatkan prosedur untuk mendiagonalisasi sebuah
kolomnya
Langkah 3 : Maka matriks P −1 AP akan didiagonal dengan λ1 , λ2 ,K λ n sebagai entri-
Contoh :
⎡ 3 − 2 0⎤
A = ⎢⎢− 2 3 0⎥⎥
⎢⎣ 0 0 5⎥⎦
Penyelesaian :
⎡− 1⎤ ⎡0 ⎤
p1 = ⎢ 1 ⎥ dan p 2 = ⎢⎢0⎥⎥
⎢ ⎥
⎢⎣ 0 ⎥⎦ ⎢⎣1⎥⎦
⎡1⎤
p3 = ⎢⎢1⎥⎥
⎢⎣0⎥⎦
Mudah untuk memeriksa bahwa {p1 , p 2 , p3 } bebas linear, sehingga dapat dibentuk
matriks
⎡− 1 0 1⎤
P = ⎢⎢ 1 0 1⎥⎥ yang mendiagonalkan matriks A.
⎢⎣ 0 1 0⎥⎦
Terlihat bahwa entri-entri pada diagonal pokok adalah nilai-nilai eigen dari matriks A.
Catatan :
Tidak ada persyaratan yang khusus untuk meletakkan orde kolom-kolom dari matriks P
Karena entri diagonal ke i dari P −1 AP adalah nilai eigen untuk vektor eigen kolom ke i
dari P, maka dengan mengubah orde kolom-kolom dari P hanyalah mengubah orde dari
⎡ − 1 1 0⎤
. P = ⎢⎢ 1 1 0⎥⎥
⎢⎣ 0 0 1⎥⎦
Maka diperoleh :
⎡5 0 0 ⎤
P −1
AP = ⎢⎢0 1 0⎥⎥
⎢⎣0 0 5⎥⎦
5.2. Dekomposisi Matriks.
Sub pokok bahasan ini membahas tentang matriks [A] dari SPL didekomposisi
(difaktorisasi) menjadi matriks-matriks segitiga bawah [L] dan segitiga atas [U]
TIK : Setelah mengikuti sub bab ini diharapkan mahasiswa dapat mencari penyelesaian
Secara umum, jika suatu matriks A berorde nxn dapat direduksi menjadi matriks
segi tiga atas U tanpa pertukaran baris, berarti A dapat dikomposisi (difaktorisasi) ke
dalamhasil kali LU, dimana L adalah matriks segi tiga bawah dengan elemen-elemen
pada diagonal utama 1. Entri (i , j) dari L di bawah diagonal akan merupakan kelipatan
dari baris i yang telah dikurangkan dari baris j selama proses eliminasi, sedemikian
Contoh :
⎡4 2 − 2⎤
⎢
Misalakan matriks A = ⎢ 2 10 2 ⎥⎥
⎢⎣− 2 2 5 ⎥⎦
baris pertama dan baris ketiga dikurangi dengan − 1 kali baris pertama, sehingga kita
2
⎡ 4 2 − 2⎤
A (1)
= ⎢⎢0 9 3 ⎥⎥
⎢⎣0 3 4 ⎥⎦
Langkah kedua proses eliminasi adalah baris ketiga dikurangi dengan 1 kali baris kedua,
3
sehingga kita tetapkan l32 = 1 . Sesudah langkah kedua ini diperoleh matriks segi tiga
3
atas,
⎡ 4 2 − 2⎤
U=A ( 2)
= ⎢⎢0 9 3 ⎥⎥
⎢⎣0 0 3 ⎥⎦
⎡ 1 0 0⎤⎥
⎢
L=⎢ 1 1 0⎥
⎢ 21 ⎥
⎢⎣− 2
1 1
3
⎥⎦
Jika ditinjau dari sudut pandang matriks elementer, terlihat bahwa operasi baris baris
diterapkan sebanjyak tiga kali. Hal ini setara dengan perkalian matriks A di sebelah kiri
Karena matriks-matriks elementernya tak singular, maka A = ( E1−1 E 2−1 E3−1 )U dimana
invers dari matriks-matriks elementer dengan urutan ini menghasilkan suatu matriks segi
⎡ 1 0 0⎤ ⎡ 1 0 0⎤ ⎡1 0 0⎤ ⎡⎢ 1 0 0⎤⎥
⎢ ⎥⎢ ⎥
E1−1 E 2−1 E3−1 = ⎢⎢ 1 1 0⎥⎥ ⎢ 0 1 0 ⎥ ⎢0 1 0 ⎥ = ⎢ 1 1 0⎥ = L
2 ⎢ 2 ⎥
⎢⎣ 0 0 1⎥⎦ ⎢− 1 0 1 ⎥ ⎢0 1 1 ⎥ ⎢ − 1 1 1
⎥⎦
⎣ 2 ⎦⎣ 3 ⎦ ⎣ 2 3
dengan elemen diagonal utama satu dan U adalah matriks segi tiga atas.
Ax = b , diperoleh ( LU ) x = L(Ux) = Ly = b .
dari x.
Contoh :
4x + 2 y − 2z = 2
2 x + 10 y + 2 z = 4
− 2 x + 2 y + 5z = 1
Penyelesaian :
⎡4 2 − 2⎤
A = ⎢ 2 10 2 ⎥⎥
⎢
⎢⎣− 2 2 5 ⎥⎦
⎡ 1 0 0⎤⎥
⎢ ⎡ 4 2 − 2⎤
L=⎢ 1 1 0⎥ dan U = ⎢⎢0 9 3 ⎥⎥
⎢ 21 ⎥
⎢⎣− 2
1 1
⎥⎦ ⎢⎣0 0 3 ⎥⎦
3
⎡ y1 ⎤
Jika diambil y = ⎢⎢ y 2 ⎥⎥ , maka
⎢⎣ y3 ⎥⎦
Ly = b atau
⎡ 1 0 0⎤⎥
⎢ ⎡ y1 ⎤ ⎡ 2⎤
⎢ 1 1 0⎥ ⎢ y ⎥ = ⎢0⎥ , diperoleh
⎢ 21 ⎥ ⎢ 2⎥ ⎢ ⎥
⎢⎣− 2
1 1
⎥⎦ ⎢⎣ y3 ⎥⎦ ⎢⎣1 ⎥⎦
3
y1 = 2
1 y + y =4⇒ y =3
2 1 2 2
− 1 y1+ 1 y 2 + y 3 = 1 ⇒ y 3 =1
2 3
⎡ 2⎤
Jadi y = ⎢⎢3⎥⎥
⎢⎣1 ⎥⎦
Sehingga,
Ux = y
⎡4 2 − 2⎤ ⎡ x1 ⎤ ⎡ 2⎤
⎢0 9 3 ⎥ ⎢ x ⎥ = ⎢3⎥ , diperoleh :
⎢ ⎥ ⎢ 2⎥ ⎢ ⎥
⎢⎣0 0 3 ⎥⎦ ⎢⎣ x3 ⎥⎦ ⎢⎣1 ⎥⎦
4 x1 + 2 x 2 − 2 x3 = 2 ⇒ x1 = 5
9
9 x 2 + 3 x3 = 3 ⇒ x2 = 2
9
3 x3 = 1 ⇒ x3 = 1
3
(9
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah tunggal, yaitu : (x1 , x 2 , x3 ) = 5 , 2 , 1
9 3
)