You are on page 1of 19

Peringatan bagi manusia

dari kesesatan kelompok jaamiyah dan madkholiyah


oleh : Abu Muhammad Al Maqdeese

Dengan nama Allah dan segala puji bagi Allah, shalawat serta salam untuk
Rasulullah Saw, keluarga sahabat dan orang-orang yang loyal kepadanya.
Sesungguhnya para pengikut jaamiyah dan madkhaliyah serta orang-orang
yang berjalan diatas manhaj mereka sebenarnya mereka tidak lain hanyalah kelompok
sesat dan murtad yang berwala’ (loyal) kepada para penguasa negara mereka secara
umum dan kepada keluarga Sa’ud secara khusus, mereka itu adalah sekumpulan para
ulama’ dan dai-dai penguasa bahkan mereka menjadi informan, intel penolong dan
pembelanya.
Pada hakekatnya mereka itu khususnya para ulama’ dan dai-dai pada zaman
kita ini hanya disebut dengan dua kalimat : (Mereka adalah Khawarij yang murtad
terhadap para dainya, atau mereka itu Murji’ah yang zindik terhadap para penguasa
thogutnya).
Mereka itu terhadap para dai yang mukhlisin seperti orang-orang yang
dikatakan oleh Ibnu Umar Ra kepada mereka : (“Sejelek-jelek makhluk yaitu orang
yang melihat ayat-ayat yang diturunkan untuk orang-orang kafir lalu dijadikan dalil
untuk orang-orang mukmin”).1
Dan mereka terhadap para penguasa thoghut adalah pemimpin yang suka
mabuk dengan pedoman orang-orang yang berkata :(“dosa itu tidak membahayakan
selama ada iman”)
• Di hijaz, diantara tokoh-tokoh mereka adalah :
1. Muhammad Amman Al Jaami : dia adalah orang yang berasal dari
Atsyubi, datang ke Madinah al Munawwarah lalu dimudahkan baginya untuk
belajar di Masjid Nabawi dan Jami’ah islamiyah, dia sebagai informan yang
terkenal untuk para penguasa kepada para Syaikh dan penuntut ilmu dan
sungguh dia itu telah celaka.
2. Robi’ bin Hadi Al Madkhali, seorang guru di Jami’ah Islamiyah yang
bekerja penuh untuk para penguasa dan spesialis dalam memfitnah setiap dai
yang menentang penguasa, awal kali yang mereka lakukan adalah terhadap
Syaikh Mujahid Sayyid Quthub Rhm.
3. Falih bin Nafi’ Al Harbi, Syaikhnya para intel Sa’udi sebagaimana
yang telah diketahui oleh Saudara-Saudara kita di Hijaz.
4. Muhammad bin Hadi Al Madkhali, penjahat para pemimpin
keluarga Sa’ud dan penyair istana mereka yang sering mengisi di Jami’ah
Islamiyah… dia menyerupai khowarij dalam sambutan baiknya dengan
menganggap halal darah kaum muslimin dan mendapat berkahnya dengan
membunuh mereka, serta mengharamkan darah orang-orang kafir dan orang-
orang musyrik, dia juga mempunyai syair yang berkenaan dengan eksekusi
mati dari penguasa Sa’udi terhadap empat orang ikhwan yang bertauhid, yang
telah melakukan pembunuhan terhadap beberapa orang dari musuh islam dan
orang-orang Amerika di Riyadh, sebagaimana dia berkata dengan penuh

1
Dikeluarkan oleh Al Bukhari secara Muallaq didalam masalah (membunuh orang-orang Khawarij
dan atheis) dari kitab istitaabatul murtaddiin, dan Al Hafidz berkata di dalam kitab Fathul Baari :
“Diriwayatkan oleh At Thabari secara tersambung di dalam Musnad Ali dalam Tahdzibul Atsar dan
sanadnya adalah shahih”.
pujian kepada menteri dalam negeri Sa’udi berkenaan dengan tertangkapnya
ikhwan-ikhwan tersebut dan menghukum mereka dengan hukuman mati.
- Berjalanlah hai anak yang memiliki tauhid!!2 Yang mengalahkan…
- Dan menghancurkan setiap thoghut dan syaitan…
- Dan mengangkat bendera islam tinggi-tinggi…
- Walaupun ada musuh dan pendengki…
- Sedangkan penguasa adalah mereka keluarga Sa’ud. Bagi mereka…
- Kita mendengar dan taat yang pasti dengan Al Qur’an…
- Dan tidak boleh seorangpun untuk membatalkan bai’at mereka…
- Dan barang siapa yang berkhianat maka dia mendapat dosa
pengkhianatan…
- Wahai para penjaga keamanan setelah Allah di negaraku…
- Allah menjagamu dalam keadaan sembunyi-sembunyi maupun terang-
terangan…
- Wahai bapak Sa’ud semoga Allah memanjangkan umurmu…
- Dalam membela agama dan sangat membutuhkan bantuan dan
pertolongan…
- Allah…Allah… di dalam buku yang telah tersebar…
- Manhaj takfir dan Ikhwan (ikhwanul muslimin)…
- Setiap di negeriku telah dipenuhi dengan buku itu…
- Dengan harga yang murah atau dengan cuma-cuma…
- Bakarlah buku-buku itu dan hukumlah…
- Orang-orang yang menjajakannya dikalangan para pemuda…
Syair ini menyerupai syair Amron bin Hattan seorang Khawarij Azariqah
dalam memuji orang-orang murtad yang membunuh Ali Ra, dan saya
mempunyai bantahan terhadap kasidah itu dengan sajak yang sama, di
dalamnya saya jelaskan kesesatan pembuat syair ini dan di dalamnya saya
singkap kebathilan tuan-tuannya dari kalangan thoghut yang kafir… judulnya
(Ilaa Harisit Tandiid Wa Ruhbaanihi).
• Di kuwait para ikhwan kita menamakan mereka dengan para pemilik manhaj
Al Inbithohi (tiarap) karena mereka melemahkan semangat para dai dan
mujahidin dan karena tiarap mereka dari para pemimpin yang suka mabuk,
mereka terbagi menjadi dua : yang berkelompok (berjamaah) dan yang tidak
berjamaah, mereka berbeda-beda tingkat tiarapnya akan tetapi bertemu (sama)
dalam satu pemikiran dan manhaj, diantara pentolan-pentolannya adalah :
1. DR. Abdullah Al Farisy (tidak berkelompok) dia dipecat dari
organisasi Ihya’ut Turats, padahal organisasi itu didominasi oleh orang-orang
yang beraliran inbithohi, contohnya adalah perkataannya terhadap para dai di
dalam kaset (Al Fursan Ats Tsalatsah), Syaikh Abdur Rahim Ath Thahan
menyebutnya sebagai (thoghut dan penyeru kesyirikan serta telah
menjerumuskan dirinya sendiri ke dalam kekafiran). Renungkanlah hal ini,
lalu kajilah kembali bantahannya mengenai penguasa thoghut dan
serangannya terhadap orang-orang yang mengkafirkan mereka dan
menamakan mereka dengan thoghut!! Qarun!! Yang mengingatkan pada
sabda Nabi Saw mengenai anak-anak kecil yang bodoh dan sejelek-jelek
ciptaan :

2
Maksudnya Nayif bin Abdul Aziz, meteri dalam negeri Arab Sa’udi.
“Mereka membunuh orang-orang islam dan membiarkan para penyembah
berhala”
2. Falah Ismail Mundakar (tidak berkelompok, dia keluar dari
organisasi, dan contoh keberanian dia di dalam mengkafirkan para dai yaitu
perkataannya di dalam kaset yang direkam (Apabila orang yang beragama
fanatik terhadap kelompoknya maka dia telah murtad!!) sebaliknya anda akan
melihat dia membela Fahd ketika memakai kalung salib dan mengejek orang-
orang yang menghukuminya dengan kekafiran. Untuk itu dia berkata :
(Apakah memakai kalung itu merupakan sebuah kekafiran? Siapa yang
berkata bahwa berbuat kekafiran itu menyebabkan dia kafir? Adapun
berhukum dengan hukum selain apa yang diturunkan oleh Allah, para ulama
mengatakan itu adalah kufrun duuna kufrin (kafir tapi tidak kafir), dan yang
kedua apakah salib itu benar-benar salib? Ini hanyalah sekedar sebuah
upacara keagamaan dan bersifat protokoler saja, yang sudah saling diketahui
oleh berbagai negara, dan setiap negara memiliki simbol masing-masing serta
hal ini hanyalah sekedar bertukar hadiah sebagaimana yang dilakukan pada
masa Harun Ar Rasyid!!!.
Jelas kamu tidak akan merasa heran setelah kejadian ini jika kamu mengetahui
bahwa pembimbing skripsinya untuk mendapatkan gelar magister bagi
Mundakar itu yang paling berpengaruh dari para guru-gurunya adalah Amman
Al Jaami.
3. Muhammad Al Anbari (tidak berkelompok)
4. Hammaad Al Utsman (tidak berkelompok)
5. Salim Ath Thawiil (tidak berkelompok) mereka itu sangat rajin dalam
menyebarkan kesesatan mereka di kantor-kantor.
6. Adnan Abdul Qodir.
7. Muhammad Al Hammud (keduanya berkelompok dalam satu
organisasi). Disana masih banyak lagi nama yang lainnya selain mereka,
namun mereka inilah tokoh-tokohnya dan semuanya berkumpul untuk
menutupi aib para thoghut dan membela kekafiran mereka serta menganggap
mereka sebagai pemimpin yang sah, yang tidak boleh memberontak mereka,
diwaktu yang sama mereka melancarkan peperangan terhadap para dai islam
dan mujahidin atau orang-orang yang mengkafirkan para penguasa thoghut.
• Di Al Imarat (Emirat arab), Abdullah As Sabt (berjama’ah) dia adalah
salah satu tokoh (poros) penting di dalam organisasi dan dia sangat giat
menyebarkan kebathilan mereka yang telah disebutkan diatas, namun telah
tersingkap kebathilannya dan dia telah cacat karena telah melakukan
pelanggaran-pelanggaran masalah keuangan di Emirat Arab.
• Sedangkan di Urdun, termasuk orang-orang yang berjalan diatas manhaj
mereka dan mengikuti langkah-langkah mereka dalam membela thoghut,
memerangi para dai dan membuat kebohongan-kebohongan serta penipuan,
diantaranya adalah :
1. Ali Al Halabi, orang yang berfatwa yang masyhur mengenai wajibnya
melaporkan para dai dan mujahidin yang dia dan para pengikutnya
menamakan mereka dengan Takfiriyin (orang-orang yang suka
mengkafirkan), sebagaimana yang diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
mereka : Apakah boleh melaporkan perkara orang-orang takfiriyin kepada
penguasa pada masa sekarang ini? Lalu Al Halabi menjawab dengan jawaban
yang membingungkan dan mengundang banyak penafsiran dengan berkata :
(Apabila disana mengakibatkan kepada bahaya, kerusakan umat, penyesatan
umat dan membangkitkan kejelekan maka hal ini adalah wajib).3
Kemudian dia ditanya tentang fatwanya ini pada tanggal 2 Robi’ul Awal
1420, dia menyangkalnya dengan keras dan menuduh bahwa kebiasaan
mereka itu suka berbohong kepada para dai!!4 Lalu disodorkan kepadanya
kaset yang di dalamnya terdapat tanya jawab dengan suara Al Halabi, maka
dia membuat-buat kebohongan kepada seluruh orang yang mendengar
pengingkarannya beberapa saat setelah itu dalam majlis yang sama, yang
dilakukan di salah satu rumah ikhwan di daerah Az Zarqo’ (Urdun) setelah
shalat isya’ dan diikuti oleh sekitar 40 orang, maka dia berbalik dengan
membela fatwanya ini dengan gerah, dan sesungguhnya fatwa itu
dimaksudkan kepada orang-orang yang merusak manhaj salafus sholeh
terhadap umat.
Lalu dia ditanya : Apakah buku-buku dan pandangan-pandangan Syaikh
Safar Al Hawali, Syaikh Salman Al Audah dan Syaikh Umar Abdur
Rahman Rhm – semoga Allah membebaskan penahanannya – serta orang-
orang yang semisal dengan mereka apakah mereka itu termasuk para pemuda
muslim yang bermanhaj salaf?
Maka dia menjawab tanpa rasa malu dan takut : (Itu termasuk kerusakan tidak
diragukan lagi dan tidak disangsikan lagi)5.
Hal itu sesuai dan sama dengan firqah (kelompok) Yazidiyah dari kelompok
Khawarij, karena dalam perkataan mereka dengan membela orang yang
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah walaupun dia belum masuk
ke dalam agamanya, namun bersamaan dengan itu mereka berlepas diri dari
orang-orang yang bertauhid dan menghalalkan darah mereka. akan tetapi
disana ada perbedaan antara dia dengan kelompok Yazidiyah itu, yaitu bahwa
Yazidiyah menghalalkan darah orang-orang yang bertauhid karena sebuah
dosa sedangkan orang-orang murtad sekarang ini telah menghalalkan darah
orang-orang yang bertauhid karena ketaatan, seperti jihad, menerangkan
perkataan yang benar dan berlepas diri dari thoghut serta mengkafirkan
thoghut dan yang semisalnya.
2. Di Urdun juga ada Salim Al Hilali. Orang yang banyak berbicara
tentang mujahidin dan para dai serta yang terkenal dengan pembajak buku-
buku para dai dan ulama’. Contohnya lihat buku : (Al Kasyful Mitsali ‘An
Saroqoti Salim Al Hilali) oleh Syaikh Ahmad Al Kuwaiti.
3. Masyhur Hasan, oleh Syaikh Ahmad Al Kuwaiti juga ada bukunya
(Al Kasyful Masyhur ‘An Saroqoti Masyhur).
3
Jawaban ini didokumentasikan dalam kaset dengan suara Al Halabi, judulnya adalah pelajaran ke 11
dari : Syarkhus Sunnah oleh Imam Al Barbahari, tanggal 30 jumadil ula 1427 H.
4
Inilah yang didengung-dengungkan oleh mereka, maka mereka menyelisihi orang-orang yang
menyelisihi mereka dengan kebohongan, namun Allah akan segera menampakkan dan menerangkan
mereka bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang yang dusta dan pembohong. Dan keadaan mereka
itu dibenarkan oleh orang-orang yang berkata : “Dia menuduh dengan kejelekannya dan
menyembunyikan diri”, termasuk hati mereka yang jelek bahwa mereka berkata : “Salafi kami lebih
kuat daripada salafinya Al Albani” ketika dikatakan kepada mereka : “Sesungguhnya beberapa orang
berkata tentang dirimu bahwa anda berkata : “Salafi kami lebih kuat daripada Salafinya Al Albani”,
maka dia berkata dengan pandangan yang penuh dengan kemarahan : “Subhanallah, sesungguhnya ini
adalah kebohongan yang besar!!! Pikirkanlah hal ini!! Padahal rekaman dia ada, DR. Abdur Razaq
Asy Syayaji telah mengumpulkannya untuk pertentangan dari perkataan Rabi’ ini.
5
Tanya jawab ini juga didokumentasikan didalam kaset dan lihat bantahan kami terhadap beberapa
talbis (penipuan) yang telah disebutkan kitab kami (Tabshiirul Uqolaa’ bit talbiisaat Ahlit
Tajahhum Wal Irjaa’).
4. Termasuk orang yang membantu mereka dalam kesesatan dan juga
sebagai penopang dana dengan penuh kemurahan hati adalah Sa’ad Al
Hushaini yang ditunjuk sebagai duta besar Sa’udi di Urdun dan dia sebagai
warga negara dan pembela Sa’udi hingga pikiran-pikirannyapun mengikuti
langkah-langkah Jaamiyiin dan Madkhaliyyiin (pengikut-pengikut Jaamiyah
dan Madkhaliyah).
• Di Maghribi, langka-langkah mereka diikuti dalam menikam orang-orang
yang bertauhid dan membela para thoghut dan orang-orang murtad adalah :
1. Muhammad bin Abdur Rahman Al Maghrawi, dia tidak takut
dengan ancaman-ancaman dengan mengangkat perkara-perkara orang-orang
yang menyelisihinya dari kalangan para dai kepada penguasa.
2. Diantara mereka yang dari Al Jazair adalah Abdul Malik bin
Ahmad Ramdhani, penulis kitab (Madaarikun Nadhzri Fis Siyasah), dia
adalah sejelek-jelek dan seburuk-buruk dan penulisan dalam permasalahan
ini, yang pada hakekatnya dia mengajak kepada politik inbithohiyyah (sikap
tiarap) yang toleran dan berharap kepada thoghut serta keluar dari para dai,
dia juga menganggap penguasa Aljazair dan pemimpin-pemimpinnya adalah
sah, maka tidak boleh keluar dari mereka walaupun dengan lisan dan
perkataan, oleh karena itu dia hingga sekarang tidak bisa melihat, karena telah
buta matanya dan bashirahnya (mata hatinya) tertutup dengan suatu kekafiran
yang nyata dan kesyirikan yang jelas serta terang-terangan memerangi agama
yang telah dilakukan oleh pemimpin-pemimpin mereka, sebaliknya mereka
berpura-pura buta (tidak melihat) akan kekafiran thoghut dan berusaha
menutup-nutupinya, kamu akan melihat orang yang jelek ini diatas manhaj
Syaikhnya Robi’ Al Madkhali yang melancarkan serangannya terhadap
seorang mujahid yang agung Sayyid Quthub, maka tidak ada alasan dengan
suatu ta’wil dan tidak perlu mengingatkannya untuk mengkaji ulang
mengenai bencana-bencana yang telah dilakukannya dan orang-orang yang
semisal dengan dia yang terus menerus dia gencarkan, mereka tidak menukil
dari perkataan Sayyid Quthub sedikitpun dalam rangka untuk membalas
secara penuh untuk kebaikan-kebaikan thoghut.
Diantara ciri-ciri yang menonjol dari kelompok Al Mariqoh (yang murtad ini)
yang orang-orang berkumpul diatasnya sebagaimana yang telah kami katakan mereka
itu adalah Khawarij terhadap para dai yang menentang thoghut kafir dan penguasa-
penguasa zaman ini secara umum dan thoghut keluarga Sa’ud secara khusus, mereka
melancarkan serangannya dan memusatkannya dengan penuh keganasan terhadap
setiap dai atau mujahid atau ulama’ atau penulis yang menentang kekafiran-kekafiran
penguasa walaupun hanya dengan lisan, maka mereka tidak melakukan hubungan
kekerabatan denganmu dan tidak pula mengindahkan perjanjian serta tidak menerima
ta’wil dan kesalahan-kesalahannya sebagai alasan .. di waktu yang sama mereka
membuat alasan-alasan, alasan-alasan…. Dan alasan-alasan yang lainnya. Serta alasan
bagi para thoghut yang kafir dalam setiap perbuatan yang mereka lakukan berupa
kesyirikan, kekafiran yang nyata dan kemurtadan yang besar.
Dan usaha mereka didalam mengadukan para dai dan mengangkat
(mengajukan) keputusan bagi para dai kepada thoghut telah tersingkap oleh setiap
orang dan tidak ada yang mengingkarinya bahkan dengan kesesatan dan kezindikan
mereka, mereka menganggap hal ini sebagai pendekatan diri kepada Allah, sesuatu
yang ma’ruf dan merupakan amal shaleh untuk mendekatkan diri kepada Allah swt!!
Syaikh Abu Qatadah Al Falistini rhm berkata – tentang kelompok ini - :
“dalam perkembangannya dari tahun ke tahun tidak mungkin pengikut-pengikutnya
bersikap netral ketika mereka melakukan sebab-sebabnya dan mengambil langkah
awal dalam bersikap, perkembangan inilah yang kami ingatkan darinya dan kami
melakukan pengingkaran-pengingkaran terhadap langkah awal dalam bersikap ini,
maka merahlah hidung-hidung mereka karena adanya pengingkaran ini dan marahlah
hati-hati mereka karena peringatan ini, akan tetapi apa yang telah kami ingatkan telah
terjadi, dan AS SALAFIYYAH telah menjadi pekerja-pekerja (kaki tangan) keluarga
Sa’ud yang busuk, diawali dengan sebagai kaki tangannya inilah kaum salafi
meyakini akan keabsahan kepemimpinan ALI SA’UD DI JAZIRAH ARAB,
bahkan sebagian mereka telah ikut masuk kedalam kesesatan mereka karena bukan
hanya meyakini akan kepemimpinan mereka akan tetapi pembicaraan mereka sudah
sampai pada masalah keyakinan bahwa raja yang terlaknat FAHD BIN ABDUL
AZIZ apakah dia berada diatas aqidah salaf atau bukan? Bahkan pembicaraannya
mendekati atau hampir mencapai pada batasan apakah dia termasuk thoifah
manshurah atau bukan? Dengan adanya langkah awal yang aneh dan mengherankan
ini, permasalahan ini sampai kepada penamaan kelompok ini dengan nama AS
SALAFIYYAH, yang meyakini bahwa Robi’ Al Madkhali adalah sebagai imam dan
Syaikhnya, hingga terbentuk kaki tangan keluarga Sa’ud yang terlaknat dengan secara
terang-terangan dan buka-bukaan, yang menjalankan hukum dengan hukum selain
syareat Allah, yang berwala’ (loyal) dengan musuh-musuh agama serta yang
memerangi Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman”.
Dari mana hukum ini kita dapatkan? :
Di dalam risalah yang diberi judul oleh penulisnya : (At Tandhim As Sirri Al
‘Alami Baina Tahktith Wa Tathbiq Fil Mamlakah Al Arabiyyah Haqoiqun Wa
Watsaiq). Sekelompok orang-orang salafi yang jelek menyebut diri mereka dengan
nama (Salafi Ahlil Wala’) artinya Salafi yang loyal kepada penguasa Saudi dengan
membuat Risaalah Amniyah Fikriyah, yang ditujukan kepada menteri dalam negeri
pemerintahan Saudi Nayif bin Abdul Aziz, mereka sangat bersungguh-sungguh
dalam hal itu sebagaimana yang mereka katakan : “Dengan menghabiskan waktu yang
sangat lama dan usaha yang keras dan mereka memuji Allah dengan dapat melewati
kesulitan-kesulitan dan dengan kemudahan bagi mereka dalam menjaga rahasia ini
hingga sampai kepada menteri dalam negeri yang mulia!!! Mereka mengucapkan
terima kasih kepada Syaikh-Syaikhnya yang memberi bantuan kepada mereka dengan
pelajaran-pelajaran yang lurus dan arahan-arahan yang benar yang sangat mereka
butuhkan. Dan para Syaikh membenarkan sebagian yang telah mereka tulis (maka
semoga Allah memberi balasan kepada mereka atas jasanya kepadaku dan kepada
kaum muslimin yang mengambil manfaat darinya, dan atas pemahaman salafus shaleh
yang mereka sebarkan dimanapun berada serta loyalitasnya yang kuat dan
pembelaannya kepada pemerintah yang sesuai dengan sunnah ini dengan balasan yang
baik dan semoga dipanjangkan umurnya. Sebagaimana juga aku mengucapkan rasa
terimakasih kepada pemimpin-pemimpin kami yang mencintai para penasehat-
penasehat yang mukhlis dan menghasung untuk saling bekerja sama yang
menguntungkan yang terjalin dengan baik bersama mereka, yang membuka hati-hati
mereka sebelum membuka pintu-pintu mereka, memperhatikan setiap nasehat-nasehat
yang sampai kepada mereka dengan perhatian secara khusus, inilah yang mendorong
dan menyebabkan kami membuat penulisan catatan-catatan ini dan mengemukakan
judul ini dengan sejelas-jelasnya dan sesuai dengan realita, serta kami mengharapkan
mendapat keridhoan dan kebaikan mereka, maka saya katakan dengan yakin : bahwa
jikalau bukan karena kesabaran dan kemurahan hati kalian untuk kaum muslimin dan
sambutan kalian terhadap nasehat-nasehat para pembimbing maka saya tidak akan
berani di dalam mempersiapkan dan mengumpulkan catatan-catatan ini, kalau bukan
karena kewajiban nasehat untuk kalian dan tuntutan wala’ (loyalitas)ku yang murni
dari hati nuraniku bagi kalian maka saya tidak akan bersemangat untuk
menyampaikannya kepada kalian dan memberikannya secara khusus bagi kalian,
maka terimalah, ini bukan berarti aku memerintahkan untuk menerimanya, karena
kalian adalah pemimpin bagi orang-orang yang kalian berikan baginya dan bagi
keluarganya berupa kebaikan-kebaikan yang tidak mampu membalasnya kecuali
Allah, pelajarilah saran-saran mereka dan kalian lebih memahami apa yang akan
kalian pilih darinya. Kemudian saya mempunyai harapan yang lain – dan berharap
kepada orang-orang yang mulia dan memiliki keutamaan adalah berharap untuk
dikabulkan – untuk tidak menghukum kami lantaran penyimpangan-penyimpangan
atau aib-aib yang telah kalian dapatkan pada kami, hal itu adalah merupakan tabiat
manusia yang banyak terdapat pada diriku, semoga Allah mengekalkan kemuliaan dan
kebesaran kalian dengan pengabdianmu untuk islam dan kaum muslimin serta
penerapan hukum dengan syreat Allah yang jelas-jelas telah kalian lakukan, hinalah
orang-orang yang menentang, jengkel, hasad dan musuh-musuh Allah yang selalu
mengintai).
Dengan perkataan-perkataan yang penuh penghambaan kepada keluarga
Sa’ud, orang-orang Salafi menutup catatan-catatan mereka untuk badan intelejen. Apa
catatan itu? :
Catatannya mengingatkan kepada pemimpin-pemimpin – keluarga Sa’ud –
akan adanya Tandhim Sirri Islami (sistem rahasia yang islami) yang berusaha untuk
mendirikan daulah islam. Nasehat itu bunyinya : (Tandhim ini ada yang nampak dan
ada yang tersembunyi, yang nampak dari tandhim ini adalah yang dapat dilihat oleh
setiap orang yang memiliki mata yaitu : Berdakwah kepada Allah dibawah syiar
(slogan) Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan amar ma’ruf nahi mungkar…. Sedangkan
tandhim yang tersembunyi : Program-program yang menteror dan mengancam,
persiapan-persiapan yang matang, pelaksanaan yang bertahap, perkumpulan-
perkumpulan yang mencangkup seluruh masyarakat dan hal ini menyebar dengan
cepat keseluruh bidang serta berbagai kegiatan, berpura-pura mencintai perangkat
negara dan berteman dengan pemerintahan serta menempatkan di dalamnya pusat-
pusat evakuasi, semua itu sebagai sarana untuk menghantarkan mereka sampai
keperintahan untuk menegakkan negara islam yang telah mereka cari-cari”.
Lalu perkataannya dilanjutkan oleh pengarang Al Amniy : “Sesugguhnya apa
yang saya sebutkan tentang berbagai macam tingkatan akan kondisi realitas adalah
karena banyaknya program-program tandhim sirri (sistem rahasia) internasional
selama lebih dari 14 tahun, itu sebagian kecil dari segelintir saja dari banyaknya
tandhim-tandhim sirri yang ada. Itu yang telah saya jumpai sendiri secara pribadi, atau
yang saya dengar dari orang-orang yang berwala’ (loyal) di Madinah Munawwarah,
atau dari para pelajar dari orang-orang salafi yang loyal dan yang telah diketahui oleh
orang-orang selainku – dari orang-orang khusus – yang telah banyak saya sebutkan”.
Maka catatan itu adalah laporan data kepada intelejen dengan jelas, benar-
benar bahwa didalamnya terdapat beberapa penipuan yang keji karena di dalamnya
mencampur adukkan sekumpulan para dai dan pemikir serta menjadikan mereka
dalam satu tandhim dengan membuat headline yang dijadikan sebagai laporan yang
sangat mirip dengan laporan-laporan surat kabar yang dilakukan oleh majalah-majalah
jahat, akan tetapi yang kami anggap penting adalah orang yang sangat berbahaya ini
semakin bertambah kuat dalam diri para pemuda salafi sebagaimana mereka telah
sampai pada permasalahan yang sangat berbahaya ini, yaitu menyibukkan diri dengan
terang-terangan terhadap kaum muslimin mengenai kepentingan-kepentingan thoghut
Sa’udi yang jahat dan busuk.
Dan orang-orang yang memberikan laporan ini berharap agar pemimpin
mereka menjadikannya sebagai serangan terhadap para dai yang mereka sebut dalam
laporan itu adalah melawan Syaikh Safar dan Salman (seandainya sikap positif yang
sering dilakukan akhir-akhir ini oleh Hai’ah Kibarul Ulama’ (lembaga ulama’-
ulama besar) seperti Salman Audah dan Safar Hawali serta selain mereka berdua
dari orang-orang yang berjalan diatas manhaj kelompok mereka berdua, dengan
sangat jelas sungguh itu adalah merupakan kebaikan yang sangat besar) (dan
menjadikan laporan itu sebagai dasar pemikiran tandhim, yaitu pemikiran dan manhaj
Sayyid Quthub Rh dan berkata : “Maka dari itu sarana yang paling bermanfaat dan
kuat sebagai solusi adalah menkritisi (mengoreksi) pemikiran dan manhaj Sayyid
Quthub yang tersebar di berbagai buku yang sangat disayangkan masih tersebar di
negara kita hingga hari ini… dan untuk diketahui bahwa mengoreksi pemikiran dan
manhaj Sayyid Quthub itu pada hakekatnya adalah mengoreksi pemikiran dan
manhaj tandhim sirri yang dia pelopori. Maka hendaknya betul-betul memfokuskan
pada permasalahan ini, karangan-karangan, rekaman-rekaman dan penyebaran dengan
segala sarana yang memungkinkan, dalam hal ini banyak karangan-karangan fadhilah
Syaikh ustadz DR. Robi’ bin Hadi Al Madkhali yang dikhususkan untuk
mengoreksi pemikiran dan manhaj Sayyid Quthub dan dia didukung oleh
kebanyakan para ulama’ besar dan selain mereka, serta mereka memuji apa yang telah
dia tulis. Menyebarkan dan membagi-bagikan tulisannya adalah menbandung manfaat
yang sangat besar sekali, karena dengan izin Allah akan berperan andil dalam
menjaga kesatuan negara yang dijadikan obyek (tujuan) dari kelompok-kelompok
politik untuk menghantarkan mereka kepada jalan kekuasaan dan menjadi sebab yang
sangat penting dengan kehendak Allah untuk mengembalikan kebanyakan orang-
orang yang terpengaruh dengan manhaj atau pemikiaran atau sesuatu dari mereka
kepada manhaj yang asli yang dipegang oleh ulama dan negara, maka wajib
menyokongnya dengan materi dan membagi-bagikannya ke daerah-daerah seluas-
luasnya dan bersungguh-sungguh dalam menghilangkan rintangan-rintangan baik
dalam bentuk penulisan atau percetakan atau penyebaran, karena hal itu telah menjadi
bagian peperangan melawan pengikut-pengikut tandhim ini dengan segala cara, dan
mereka telah sukses pada batas-batas tertentu”).
Lalu penulis laporan mulai membuka (menyingkap) sarana-saran Hizbus Sirri
(sesuai dengan akalnya) di dalam mencapai tujuan tujuannya.
1. Penugasan untuk berkhutbah di mihrab-mihrab dan mimbar-mimbar, serta
mendirikan majlis-majlis di Masjid-Masjid, mengadakan dialog-dialog dan
diskusi-diskusi mingguan dan bulanan, sebaliknya (sesuai dengan perkataannya)
mereka tidak meminta dan memanggil seorangpun dari para Syaikh di Madinah al
Munawarah, dan tidak mengundang para pelajar salafi ahlul wala’ untuk mengisi
ceramah atau ikut serta dalam diskusi bahkan mereka secara terang-terangan
melarang akan hal itu atau membuat-buat alasan dengan segala cara, dan itulah
yang dilakukan oleh pusat dakwah di Madinah sejak tahun 1412 H tanpa bekerja
sama dengan para Syaikh atau mengumumkan dialog-dialog mereka dengan
alasan yang jelas dalam hal itu. Begitu juga apa yang dilakukan oleh pusat dakwah
di Riyadh dengan berusaha untuk melarang Syaikh Falih Al Harbi untuk mengisi
ceramah (padahal dia adalah salah seorang penasehat) pada salah satu perguruan
tinggi di Riyahd. Dan yang lainnya terjadi di kota Al Majma’ah ketika Syaikh
Abdul Aziz bin Baaz mencoba masuk kota itu lalu pusat dakwah memutuskan
untuk berdialog dengan beliau namun ada pengumuman susulan untuk
membatalkan acara itu.
2. Mengembangkan pusat-pusat penelitian, memperluas dalam membuat yayasan-
yayasan ilmiyah dan masuk ke dalam instansi hukum, dia bekata : “Sekumpulan
para hakim yang memperjuangkan manhaj hizbi (kelompok) atau orang-orang
yang terpengaruh dengannya sampai menduduki jabatan-jabatan yang bermacam-
macam, ada yang sampai berhasil menguasai jabatan hakim untuk mewujudkan
beberapa tujuan-tujuan kelompok tersebut, seperti apa yang dilakukan oleh salah
seorang hakim di Madinah Munawwarah dengan mengancam seorang pemilik
rekaman yang terkenal dengan tuduhan bahwa kasetnya menyebabkan perbedaan
dan mengakibatkan perpecahan. Dan menamakan sebagian kaset-kasetnya
diantaranya, bantahan Syaikh Muhammad terhadap DR. Safar Hawali ditengah-
tengah krisis teluk dan mengancamnya dengan mensegel tempatnya (menutup
tempat rekaman”).
3. Memanfaatkan perpustakaan-perpustakaan milik Masjid-Masjid, dan mengadakan
acara-acara para pemuda dipusat-pusat kegiatan pada musim panas serta di camp-
camp militer, kelompok-kelompok pramuka dan petualangan-petualangan serta
masuk ke lembaga Amar ma’ruf dan nahi munkar, berkata penulis laporan ini :
“Di bidang amar ma’ruf dan nahi munkar ini mereka telah berhasil mencapai pada
jabatan yang tinggi dan strategis, dan mereka tidak memilih berbagai pimpinan
cabang, pusat dan bagian-bagiannya – kebanyakan – kecuali dari orang-orang
yang setuju dengan manhaj perjuangan, dan orang-orang yang tidak
menyelisihinya serta orang-orang yang tidak banyak berkomentar tentang
dakwahnya, setiap orang yang nampak berbeda dengannya atau nampak dia
seorang salafi yang loyalis kepada pemerintahan maka dia akan dicopot dari
jabatannya dengan sepenuhnya”. Contoh seperti ini sangat banyak, diantaranya
apa yang terjadi dengan pimpinan pusat di daerah At Thoowiyah sebagaimana dia
menjadi kandidat yang dinominasikan untuk menaikkan jabatannya kepada posisi
yang kosong di pusat yang sama, akan tetapi mereka berubah pandangan tentang
itu setelah terjadi dialog antara dia dengan wakil ketua umum bagian administrasi
dan bendahara yang mana di dalam diskusi itu dia mengingkari perkataan dia yang
disampaikan di dalam kepemimpinan pergerakan dan dia memperingatkannya.
4. Perang teritorial dengan rekaman-rekaman yang islami yang mencapai lebih dari
250 tempat di berbagai daerah di Saudi, dia berkata : “Dan tidak tersebar kecuali
kaset-kaset para dai hizbi daripada orang-orang yang melarang atau dari orang-
orang yang nampak berbeda, dan mereka tidak menerima peredaran satu kasetpun
dari kaset-kaset para Syaikh di Madinah… ini selain penguasaan mereka untuk
beberapa petugas di kementrian penerangan dan beberapa cabangnya dengan hal-
hal yang memudahkan kaset-kaset mereka tersebar luas, padahal beberapa
kasetnya mengandung masalah-masalah yang berbahaya dan menyerang agama
dan negara, seperti kaset-kaset Salman Audah, yang terakhir seperti Shoni’ul
khiyam dll. Sesungguhnya perilisan kaset-kaset ini oleh kelompok tersebut adalah
pembicaraan yang sangat menyedihkan, itu disebabkan eratnya hubunganku dan
pergaulanku bersama mereka, akan tetapi saya bersyukur kepada Allah yang telah
membimbingku untuk mengikuti dua orang ahlul wala’ dalam membuat sebuah
kajian yang realistis dan bersifat lapangan serta dikuatkan dalil-dalil tentang
pemanfaatan orang-orang yang berjama’ah dengan cara-cara yang sangat penting
sekali seperti kaset ini, kemudian memberikan solusi yang sesuai dengannya dan
didukung oleh keadaannya yang realistis, dan Allah telah membimbing kami
untuk menyampaikannya kepada yang mulia meteri dalam negeri pada
pertengahan tahun 1414 H”.
5. Perhatian tentang kewanitaan, dan berkata informan intelejen : “Dan tidak tidak
ketinggalan juga saya ingatkan disini tetang permasalahan yang sangat berbahaya,
bahwa pusat-pusat dakwah dan bimbingan di Madinah sejak tahu 1412 H hingga
sekarang telah mangumumkan adanya ceramah-ceramah khusus bagi wanita,
kebanyakan para pengisinya (nara sumbernya) adalah para pemuda yang
berjama’ah, sebaliknya mereka berusaha untuk menipu para Syaikh dari Madinah
untuk tidak menerima atau tidak mengumumkan ceramah-ceramah mereka dengan
segala methode dan sarana pembolehan akan hal itu.
Dilanjutkan data-data tersebut dengan menyingkap tandhim khayalan ini…
dan sangat terpuji langkah-langkah yang dilakukan oleh beberapa negara yang
melarang kegiatan-kegiatan islam, lalu dia berkata : “Dan saya sangat ingin tunjukkan
disini bahwa tindakan-tindakan yang diambil oleh pemerintah Mesir akhir-akhir ini
berkenaan dengan peredaran buku-buku yang jelas-jelas menyelisihi pelajaran islam
yang benar dan pembentukan lembaga-lembaga yang bekerja sama dengan Al Azhar
yang mengurus masalah pelajaran buku-buku yang beredar di pasar-pasar Mesir serta
mengeluarkan larangan untuk setiap buku yang berusaha membuat kacau gambaran
tentang islam, sesungguhnya pemerintahan kita yang berbarakah ini harus mengambil
tindakan-tindakan yang banyak lagi dengan data-data (laporan) seperti ini”.
Kemudian laporan ini diakhiri dengan nasehat-nasehat dan bimbingan-
bmbingan mengenai solusi untuk menghadapi tandhim ini. Yang paling penting
adalah : mengkritisi buku-buku haraki (pergerakan) dan bersandar kepada buku-buku
Al Madkhali (karangan-karangan Rabi' Al Madkhali), dalam hal ini dia berkata :
“Solusi inilah yang Allah tunjukkan kepada yang mulia Syaikh DR. Ustadz Rabi’
bin Hadi Al Madkhali dalam seluruh karangan-karangannya dahulu maupun
sekarang”.
Dia menyeru untuk memperhatikan kepada kaset-kaset yang membantah
orang-orang yang berjama’ah, lalu memuji Al Madkhali dan Amman Al Jaami serta
kelompok keduanya : “Dan kaset-kaset mereka yang telah direkam dalam hal itu telah
mendapatkan manfaat yang sangat besar sekali bagi masyarakat, ceramah-ceramahnya
yang paling penting dan sudah direkam adalah : (Fa’tabiruu Yaa Ulil Abshaar),
(Yaa Ahlal Bilaad Iyyaakum Wa Kufril Mun’imin) dll, oleh yang mulia Syaikh
Falih bin Nafi’, dan (Lasnaa Ghoofiliin Walakin Nataghaafal), (Al baroo’ah
ilallah Mimmaa Jaa’a Fii Syariith Fafirru Ilallah), (Liqaa’ Maftuh) dan
(Katsbun Wa Watsaaiq)dll oleh Syaikh Muhammad bin Hadi Al Madkhali, juga
(Risaalah Ilal Akhi Safar Al Hawali) dll oleh Oleh Muhammad Amman Al
Jaami, serta ceramah-ceramah lainnya yang sangat bagus dan penting, yang paling
besar dalam mewujudkan rekaman dan pengedarannya adalah studio rekaman At
Thoyyibah di Madinah, yang berhak untuk mendapat bantuan dan semangat karena
tekadnya yang besar dari para pegawainya ditengah-tengah krisis teluk hingga hari
ini, begitu juga dari bidang penulisan dan pengarangan bagi orang-orang yang diberi
kemudahan oleh Allah dalam hal itu diantara mereka seperti kitab Syaikh Robi’ Al
Madkhali (Manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Fi Naqdil Kutub Wa Rijaal
Wath Thawaif) dan kitab lainnya (Ahlul Hadits Hum Ath Thoifah al Manshurah
Wal Firqah An Najiyah) (Hiwar Ma’a Salman bin Fahd Al Audah) dan kitab
yang mengandung seluruh permasalahan ini yang disusun dan dikeluarkan oleh yang
mulia Syaikh Falih bin Nafi’ Al Harbi dengan judul (Lughatul Hiwaar Fil Manhaj
Wal Afkaar Ma’a Salman Al Audah Wa Safar Al Hawali). Dan yang banyak
mengandung perkataan-perkataan mereka yang direkam dan ditulis yang menyelisihi
manhaj salafus shaleh disertai bantahannya serta penetapan manhaj salafus shaleh
didalamnya. Kitab itu adalah (Haqiiqatud Da’wah Ilallah Wa Maa Ikhtashshot
Bihi Jaziiratul Arab Wa Taquumu Manahijud Da’awaat Al Islamiyyah Al
Waafidah Ilaiha) ditahqiq dan ditakhrij oleh Syaikh Falih Al Harbi”. Kemudin
sampai pada perkataan selanjutnya : “Hendaknya betul-betul diberitahukan oleh para
pemimpin dan penanggung jawab dari orang-orang yang loyalis akan pentingnya
menyampaikan hal ini kepada menteri dalam negeri sebelum mencalonkan atau
menaikkan jabatan atau menugaskan siapapun pada jabatan-jabatan pusat dan
strategis, dan menanyakan keadaannya, jati diri yang sebenarnya dan loyalitasnya
serta seberapa besar manfaat dan mashlahatnya”. Dan mendorong untuk betul-betul
menjaga perangkat keamanan di dalam negara bersama para Syaikh yang loyalis dari
kalangan orang-orang salafi yang ikhlash khususnya diantara mereka yang berasal
dari Madinah Nabawiyah, disebabkan tindakan-tindakan mereka yang telah
disebutkan diatas dan sudah diketahui oleh setiap orang (sesuai dengan lafadznya)”.
Dengan ini selesailah pemaparan laporan data-data intelejen salafi untuk diserahkan
secara langsung kepada menteri dalam negeri dikarenakan kebesaran daulah islamiyah
kepada sejarah kepahlawanan yang berani, kecerdikan yang tinggi, pemimpin yang
arif, seorang satrawan dan kritikus yang mulia Imam akbar Nayif bin Abdul Aziz,
maka hiduplah suatu kelompok salafi yang loyalis. Dan saudaraku saya mempunyai
beberapa point penting terhadap laporan ini saya paparkan dengan singkat
diantaranya:
Pertama : Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh para antek-antek thoghut itu hasil
dari kejadian yang bertahun-tahun bagi orang yang menyatakan akan kepemimpinan
keluarga Sa’ud atau selain mereka dari kalangan pemimpin-pemimpin kafir yang
murtad, ini adalah data-data dan laporan dari Sa’udi, begitu juga orang-orang yang
seperti itu banyak sekali terdapat di Aljazair, Libya, Urdun, Mesir dan Suriah,
sesungguhnya apabila seseorang meyakini kebenaran (keabsahan) wala’ (loyalitas)
kepada para penguasa maka dia tidak akan menolak untuk menjadi mata-mata bagi
mereka terhadap kaum muslimin, dan sama sekali tidak merasa bersalah dan
menyesal, untuk itu hendaknya hati-hati dari orang-orang yang memiliki pemikiran-
pemikiran seperti ini.
Kedua : Pemerintah thoghut Saudi telah mampu membentuk pasukannya dari para
Syaikh salafi di seluruh dunia sebagai antek-anteknya mereka menulis data laporan
keamanan tentang kegiatan-kegiatan harakah (pergerakan) islam, ini semua juga hasil
dari apa yang dilakukan selama bertahun-tahun, sesungguhnya seorang salafi yang
meyakini keimaman Abdul Aziz bin Baz, Muhammad Shalih Al Utsaimin,
Lahidan, Fauzan dan Rabi’ Al Madkhali siapapun dia dan dari manapun dia,
sesungguhnya dia pada akhirnya akan meyakini kepemimpinan keluarga Sa’ud,
karena para Syaikh mereka yang beragama telah mengiklankan wala’ (loyalitas) dan
ketaatan mereka kepada keluarga Sa’ud, maka pemimpin Syaikhku adalah juga
pemimpinku dan imam bin Baaz adalah imam orang-orang salafi, maka begitu juga
Fahd bin Abdul Aziz adalah imam orang-orang salafi di seluruh dunia, karena dia
adalah imam resmi bagi para Syaikh salafi yang baru, maka dari itu disana jangan
heran akan adanya pelajar salafi dari Aljazair, Libya, Urdun, Mesir, Suriah, India
dan Pakistan serta dari negara-negara lain yang menjadi antek-anteknya keluarga
Sa’ud dengan pekerjaan-pekerjaan yang telah disebutkan diatas.
Ketiga : Sesungguhnya disana terdapat perbedaan antara tholibul ilmi (penuntut ilmu)
yang berbeda pendapat dengan para pekerja yang mendapatkan gaji, namun orang-
orang salafi ini yang telah menjadi pekerja yang digaji, berdasarkan dengan pemikiran
seperti ini hendaknya kita mendiskusikan dan melakukan dialog bukan atas dasar
perbedaan dalam satu sisi pemikiran dan perbedaan manhaj dan hendaknya kita
mengetengahkan perbedaan ini dalam diskusi serta dialog dan itu sangat penting
sekali. Orang-orang salafi ini hendaknya kita letakkan pada barisan pekerja-pekerja
yang mendapatkan gaji dengan kewajiban dan hak-hak mereka tanpa di sembunyikan
dan dirahasiakan lagi.
Keempat : Sesungguhnya apa yang kami katakan adalah keadaan yang sebenarnya
dan realitas yang terjadi, sesungguhnya banyak para pelaku dan harakah yang telah
disingkap perkaranya serta terbuka rahasianya melalui jalan para pekerja (antek-
antek) salafi ini, diantaranya adalah laporan data ini serta yang lainnya, sesungguhnya
ditanganku ada laporan-laporan keamanan yang lainnya milik Syaikh DR. Amman
Al Jaami (Syaikhnya orang-orang salafi) yang diajukan kepada Sulthan bin Abdul
Aziz, juga kepada pemimpin orang-orang salafi Fahd bin Abdul Aziz yang lebih
jelas daripada hal ini. Maka hati-hatilah dan hati-hatilah dari orang-orang salafi yang
busuk ini, kami dalam tulisan ini belum bisa dapat menyingkap nama-nama para
antek-antek ini baik personil-personil maupun kelompok-kelompoknya akan tetapi
tidak mustahil saudara mengetahui tanda-tanda dan petunjuk-petunjuknya untuk dapat
mengetahui kelompok-kelompok dan personil-personilnya. Selesailah ringkasan dari
makalah-makalah diantara dua manhaj makalah no 76.
Termasuk diantara kebid’ahan mereka adalah juga sama dengan Khawarij
dan Mu’tazilah tentang kebid’ahan menjadikan kepemimpinan selain dari quraisy.
Sesungguhnya mereka menamakan Fahd bin Abdul Aziz dengan imam kaum
muslimin, sesungguhnya mereka mengikuti manhaj Khawarij dan Mu’tazilah tentang
tidak menganggap syarat orang quraisy didalam keimaman … kajilah kembali hal itu
dalam Shahih Al Bukhari, Kitabul Ahkam Bab : Al Umara’ min quraisy, dan kitab-
kitab sunnah dan fiqh serta hukum-hukum kepemimpinan yang lainnya.
Sesungguhnya itu adalah masalah yang sudah diketahui dan kamu tidak akan
kesulitan dalam mengkajinya… bahkan imam Al Hafidz Ibnu Hajar menukil di
dalam kitab Fathul Baari dari Qadhi Iyadh, perkataannya adalah : (“Disyareatkan
pengangkatan imam dari quraisy oleh seluruh madzhab ulama’ dan mereka
memasukkannya kedalam masalah ijma’, serta tidak ada seorangpun dari para salaf
berpendapat yang menyelisihi hal itu dan begitu juga orang-orang setelah mereka
diseluruh tempat” dia berkata : “Namun tidak termasuk perkataan Khawarij dan
orang-orang yang sepakat dengan mereka dari kalangan mu’tazilah”). (XIII / 91).
Padahal telah diketahui bahwa thoghut-thagut mereka itu tidak menguasai
(memiliki) sifat-sifat kepemimpinan, artinya syarat dari syarat-syarat kepemimpinan,
maka permasalahannya tidak berhenti hanya tentang syarat dari quraisy saja, karena
dia tidak berakal, bukan islam, tidak berilmu bahkan tidak mempunayi muru’ah
(kewibawaan) atau sifat-sifat lelaki.
Maka dengan hal itu mereka lebih jelek dan jahat daripada orang-orang
Khawarij, karena Khawarij tidak membolehkan kepemimpinan orang kafir dan
murtad sebagaimana yang telah mereka lakukan.
Maka renungkanlah berapa banyak sifat Khawarij di dalam manhaj mereka
terhadap para dai, kemudian kamu akan melihat mereka para dai yang mukhlis dan
para mujahidin bahwa mereka adalah orang-orang Khawarij dan Takfiriyyin untuk
memuaskan thoghut-thoghut mereka….
- Mereka menuduh orang-orang tersebut melampaui batas, padahal
mereka…
- Mereka lebih pantas disebut orang yang melampaui batas….
- Untuk membela perbuatan-perbuatan orang-orang yang jahat….
- Atau sebagaimana yang dikatakan : dia menuduhku dengan kejelekannya
lalu dia bersembunyi…..
Diantara kebid’ahan mereka juga adalah mengeluarkan masalah tauhid kepada
Allah di dalam pembuatan hukum dan syareat – atau yang dikenal dalam istilah
modern dengan kehakiman – dan memisahkannya dari tauhid, dan memasukkannya
kedalam kebid’ahan yang diada-adakan bahkan memasukkan orang-orang yang
perhatian terhadap rukun yang mulia ini termasuk orang-orang yang setuju dengan
rukun syiah di dalam aqidah mereka yang jelek tentang kepemimpinan, lihatlah
perkataan Rabi’ bin Hadi Al Madkhali di dalam kitanya (Manhajul Anbiyaa’ fid
Dakwah Ilallah) dan diikuti maksudnya oleh Al Halabi di dalam kitabnya (At
Tahdziir Min Fitnatit Takfiir) keduanya hanyalah berbuat kebohongan dan
pencampuradukan lalu dia berpegangan dan bersandar di dalam menjelekkan orang-
orang yang perhatian terhadap rukun ini dengan perkataan Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyyah dalam membantah orang-orang Rafidhah di dalam akidah tentang
kepemimpinan dan cabang-cabangnya yang sesat dan rusak menurut mereka
sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Minhajus Sunnah.6
Termasuk kebid’ahan mereka adalah tidak mahu menerima alasan para dai dan
mujahidin dalam menta’wilkan atau melakukan kesalahan mengenai masalah-masalah
yang tersembunyi atau musykil atau yang tidak diketahui kecuali dengan jalan
penjelasan dan penyampaian hujjah ar risaliyah dan yang semacam itu, dari hal-hal
yang dapat diterima alasan-alasannya oleh ahlus sunnah, namun menerima alasan para
thoghut dan orang-orang kafir dengan kekafiran mereka yang sangat jelas dan
kemurtadan mereka yang besar, serta membela mereka dengan berbagai macam
sarana dan methode…. Hal itu nampak dengan jelas di dalam perlakuan Al
Madkhali, dan seluruh orang-orang yang berjalan diatas manhajnya terhadap
Syaikhul mujahid Sayyid Quthub Rh di seluruh tulisannya…
Dan orang-orang akan bertanya dengan penuh pengingkaran : “Apakah dosa-
dosa dan kesalahan-kesalahan Sayyid Quthub lebih besar dan berat menurut orang-
orang yang murtad dan para pengikutnya dari pada dosa-dosa pemimpin yang suka
mabuk Fahd, pemimpin para pengikutnya Madkhali dan Al Jaami”? hingga Fahd dan
para thoghut semisalnya selamat darinya dan dari lisannya yang panjang dan
kritikannya yang pedas, sedangkan Sayyid Quthub tidak selamat darinya!
Subhanallah !!! mereka itu telah menutupi aib Fahd dan orang-orangnya, perbuatan-
perbuatan, kejahatan-kejahatannya dan penolong-penolongnya dari barat hingga timur
serta berhukum dengan undang-undang (mahkamah) thoghut baik nasional maupun
internasional, dan membela perbuatannya seperti memakai salib juga peperangan
mereka terhadap orang-orang yang bertauhid dan mujahidin, semua itu menurut
mereka adalah merupakan pilihan yang baik dan pembelaan serta penta’wilan yang
dibolehkan, sedangkan beberapa kecacatan, takwil-takwil dan kesalahan-kesalahan
yang dapat diterima oleh ahlus sunnah tidak diberi ruang gerak baginya dan tidak
melakukan pembelaan sebagaimana pembelaan yang diberikan kepada kekafiran Fahd
dan pemimpin-pemimpin kafir serta pentolan-pentolan kemurtadan yang lainnya!!
Syaikh Bakar bin Abu Zaid berkata di dalam risalahnya yang ditujukan
kepada Rabi’ bin Hadi Al Madkhali seputar beberapa tulisan Al Madkahli dan
serangan-serangannya secara terang-terangan terhadap Sayyid Quthub Rhm :
(Maka saya anjurkan kepadamu untuk membaca buku yang terlampir
(Adhwa’un islamiyyah ‘ala Aqidah Sayyid Quthub Wa Fikruhu) apakah ada hal-

6
Dan telah aku singgung kebohongannya yang pertama sebelum kurang lebih 14 tahun di catatan kaki
dalam kitab (Mizaanul I’tidal fi taqyiimi kitaabi mauridiz zalaal), sedangkan yang kedua telah saya
perhatikan keikut-ikutannya kepada Syaikhnya di dalam hal ini dalam keteranganku tentang
kebohongan-kebohongan dan penipuan-penipuan serta bermain-main dengan agama Allah di dalam
kitabku (Tabshiirul Uqolaa’ bit Talbiisaat ahlit Tajahhum wal Irjaa’).
hal yang perlu untuk dicermati, lalu apabila ada yang perlu dicermati apakah
diselesaikan saja proyek ini lalu ditutup dan tidak perlu untuk dibicarakan lagi? Atau
itu sesuatu yang mungkin dapat diperbaiki dan diluruskan kemudian setelah itu
dipelihara buku-buku yang telah dicetak dan disebarkan dan menjadi peninggalan
bagi kalian di akherat nanti, sebagai bashirah bagi orang-orang yang dikehendaki oleh
Allah bagi hambanya di dunia, untuk itu saya akan paparkan sebagai berikut ini :
1. Saya melihat pada halaman pertama dari (daftar isi judul) maka
saya dapatkan judul-judul yang telah terkumpul pada diri Sayyid Quthub Rhm,
dasar-dasar kekafiran, penyimpangan dan kezindikan, perkataan dengan adanya
wihdatul wujud, perkataan bahwa Al Qur’an adalah makhluk, membolehkan
selain Allah untuk membuat syareat, berlebih-lebihan di dalam mengagungkan
sifat-sifat Allah, tidak menerima hadits mutawatir, ragu-ragu di dalam masalah
aqidah yang wajib untuk diyakini, mengkafirkan masyarakat dan judul-judul
lain yang membuat bulu kuduk orang-orang yang beriman merinding.
Dan tragisnya adalah keadaan para ulama’ kaum muslimin diberbagai tempat
tidak memperhatikan bencana ini, bagaimana mungkin menghubungkan antara
hal ini dengan kitab-kitab beliau yang tersebar di penjuru dunia seperti terang
benderangnya matahari dan kebanyakan manusia mengambil manfaat dari kitab-
kitabnya sampai-sampai ada dalam tulisan anda, dalam hal ini anda telah
melakukan hal yang sama dengan judul-judul dan bahasannya, lalu kamu dapati
kabar yang mendustakan atsar-atsarnya, intinya seluruh judul-judul yang
provokatif tersebut menarik perhatian bagi pembaca yang terprovokasi untuk
menjerumuskan Sayyid Quthub Rhm, dan sesungguhnya saya dan kalian serta
setiap muslim yang sangat tidak suka jika terjerumus ke tempat-tempat dosa dan
salah, dan sesungguhnya termasuk orang yang bodoh (pengecut) dan keji adalah
memberikan kebaikan manusia kepada orang yang meyakini kebencian dan
permusuhannya.
2. Saya melihatnya dan mendapatkan kitab ini telah kehilangan
methode mengkritik, amanah dalam menukil ilmu, dasar-dasar pembahasan
ilmiyah, jauh dari kenetralan ilmiyah dan tidak memegang teguh kebenaran.
Sedangkan adab-adab berdialog dan methode-methode ilmiyah yang tinggi serta
pemaparan yang tenang dan teguh jangan kamu harapkan dari kitab yang
membahayakan ini.
Saya paparkan alasan-alasannya ssebagai berikut ini :
Pertama : Saya telah melihat rujukan-rujukan di dalam menukil dari kitab-kitab
Sayyid Quthub adalah dari cetakan yang telah lama seperti kitab Fi Dhilalil Qur’an
dan Al Adaalah Al Ijtimaiyyah, padahal telah kalian ketahui sebagaimana dalam
catatan hal 29 dll, telah ada cetakan revisi setelahnya, dan seharusnya sesuai dengan
dasar-dasar mengkritik dan amanah ilmiyah adalah melakukan kritikan apabila nash
(teks) tersebut merupakan cetakan yang paling akhir pada setiap kitab apa saja, karena
mungkin ada revisi yang dapat menghapus tulisan awal, hal ini insyaallah tidak
tertutup lagi (telah jelas) dengan pengetahuan dasar yang anda ketahui, mungkin saja
terjadi kerancuan pada diri pelajar yang hadir dalam pelajaran kalian sehingga tidak
tahu akan hal ini, dan ini tidak samar lagi (sudah jelas) bagi kalangan ahlul ilmi,
contonnya kitab Ar Ruh karangan Ibnul Qayyim ketika dia melihat sesuatu yang
cacat di dalam kitab itu dia berkata : “Mungkin itu ditulis ketika awal-awal hidupnya”
dan begitu juga pada hal-hal yang lainnya, dan kitab Al ‘Adalah Al Ijtimaiyyah
adalah buku pertama kali yang beliau karang tentang islam….
Kedua : Serasa merinding bulu kudukku ketika saya membaca perkataan anda dalam
daftar isi buku ini yaitu (Sayyid Quthub membolehkan selain Allah untuk membuat
syareat), maka cepat-cepat saya melihatnya sebelum melakukan apapun, lalu saya
lihat seluruh perkataannya adalah nukilan yang sama untuk beberapa baris dari
kitabnya Al Adalah Al Ijtimaiyyah, dan perkataannya tidak ada yang berisi judul-
judul yang penuh provokatif ini, taruhlah seandainya di dalamnya ada ungkapan yang
meragukan atau bersifat umum (secara lepas), lalu bagaimana hal ini bisa dibawa
kepada kekafiran yang menyamaratakan apa yang dilakukan oleh Sayyid Quthub
Rhm didalam kehidupannya dan tulisan-tulisannya yang berupa ajakan kepada tauhid
(mengesakan Allah) di dalam masalah hukum dan pembuatan syareat, serta menolak
berlakunya hukum positif dan menentang orang-orang yang berbuat seperti itu,
sesungguhnya Allah mencintai keadilan dan sikap obyektif di dalam segala hal, dan
saya tidak melihat anda Insya Allah kecuali anda adalah orang yang ingin berbuat adil
dan bersikap obyektif.
Ketiga : Temasuk judul yang mengandung provokasi adalah perkataan anda
(perkataan Sayyid Quthub dengan adanya wihdatul wujud : sesungguhnya Sayyid
Quthub berkata dengan perkataan yang mengandung syubhhat yang disusun di dalam
tafsir surat Al Hadid dan Al Ikhlash lalu dijadikan sandaran bagi dia untuk
menuduhnya berpaham dengan adanya wihdatul wujud pada diri Sayyid Quthub,
maka anda akan beranggapan baik kepada Sayyid Quthub ketika menukil
perkataannya di dalam tafsir surat Al Baqarah sebagai bantahan yang sangat jelas dan
gamblang tentang pemikiran wihdatul wujud, perkataannya adalah : “Dari sini kita
akan hilangkan pemikiran wihdatul wujud dari pemikiran islam yang shahih”, saya
tambahkan bahwa di dalam kitabnya (Maquumaatut Tashawwur Al Islami) sebagai
bantahan terhadap orang-orang yang berkata dengan adanya wihdatul wujud, untuk itu
kita katakan semoga Allah mengampuni Sayyid Quthub Rhm karena perkataannya
yang rancu yang cenderung kepada wihdatul wujud dengan ungkapan yang sangat
umum, dan sesuatu yang rancu tidak bisa dipertentangkan dengan nahs (teks) yang
jelas dan pasti dari perkataannya, untuk itu segeralah menghapus pengkafiran yang
diberikan kepada Sayyid Quthub dan saya sebenarnya sangat kasihan terhadap
kalian.
Keempat : Dari sini saya katakan sebagai teman anda yang baik dengan penuh
penjelasan bahwa judul anda (Sayyid Quthub di dalam menafsirkan Laa ilaaha
illallah menyelisihi para ulama’ dan ahli bahasa dan tanpa menjelaskan Rububiyyah
dan Uluhiyyah menurut Sayyid Quthub)
Saya katakan wahai orang-orang yang saya cintai, aku telah menyaring seluruh
apa yang telah ditetapkan oleh Sayyid Quthub berupa petunjuk-petunjuk tauhid dan
tuntutan-tuntutannya, serta kewajiban-kewajibannya yang memiliki tanda-tanda yang
jelas di dalam kehidupannya yang panjang, maka semua apa yang telah saya sebutkan
mengarah pada satu kalimat yaitu bahwa mentauhidkan Allah di dalam hukum dan
pembuatan syareat adalah sebagai salah satu tuntutan kalimat tauhid, dan Sayyid
Quthub Rhm telah memfokuskan ke dalam perkara ini, karena dia melihat adanya
kejahatan dan dosa yang menghapus untuk berhukum dengan syareat Allah di dalam
memutuskan perkara dll, dan menghalalkan undang-undang positif sebagai pengganti
darinya, tidak diragukan lagi bahwa kejahatan yang sangat besar ini tidak pernah
terjadi pada ummat islam sepanjang sejarah sebelum tahun 1342 H.
Kelima : Dalam daftar isi (perkataan Sayyid Quthub bahwa Al Qur’an adalah
makhluk dan kalam Allah termasuk masalah iradah)
Ketika saya kaji dalam halaman-halaman yang telah disebutkan saya tidak
dapatkan satu lafadzpun yang didalamnya menjelaskan bahwa Sayyid Quthub
menyatakan lafadz ini (Al Qur’an adalah makhluk) lalu bagaiman bisa dengan mudah
sekali dia menuduh hal ini dengan kekafiran, sesungguhnya terakhir kali yang saya
lihat ungkapannya adalah seperti perkataannya (akan tetapi mereka tidak mampu
untuk mengarangnya) – artinya huruf-huruf putus – seperti AlQur’an ini, karena
Alqur’an itu buatan Allah bukan buatan manusia)… itu tidak diragukan lagi memang
ada kesalahan akan tetapi apakah dengan kesalahan itu kita hukumi bahwa Sayyid
Quthub berkata dengan perkataan kekafiran ini? !!! Ya Allah saya tidak mampu
untuk bertanggung jawab akan hal itu…telah ada yang menyampaikan hal itu
kepadaku perkataan seperti ini, yang dikatakan oleh Syaikh Muhammad Abdul
Khaliq Adhimah Rhm di dalam mukaddimah kitabnya Diraasaat Fii Ushuulil
Qur’anil Kariim yang dicetak oleh Universitas Al Imam Muhammad bin Sa’ud
Al Islami, lalu apakah kita akan menuduh Universitas tersebut dengan mengatakan
AlQur’an adalah makhluk? Ya..Allah, kan jelas tidak!!. Cukuplah pembahasan dari
sisi ini dan ini sangat penting.
Dari sisi yang lain saya ungkapkan beberapa hal sebagai berikut :
Catatan buku ini sebanyak 161 halaman dengan tulisan tangan, yaitu dengan
berbagai bentuk tulisan dan saya tidak mengetahui satu halamanpun ada tulisan anda
sesuai dengan kebiasaan tulisan anda, kecuali memang tulisan-tulisan anda telah
berbeda, atau terjadi kebingungan pada diri saya, atau sesungguhnya hal itu pesanan
khusus bagi buku-buku Sayyid Quthub Rhm untuk sebagian para pelajar lalu
meminta kepada setiap murid untuk mengungkapkan apa yang telah mereka lihat
dengan bimbingan-bimbingan anda atau anda yang mendekte mereka…
Maka daripada hal ini, saya tidak yakin bahwa itu tulisan anda kecuali apa
ynag telah anda tulis di pojok (pinggir) buku bahwa hal itu adalah tulisan anda. Ini
menurutku sudah cukup sebagai petunjuk bagi saya bahwa itu adalah tulisan anda
yang terhormat.
Meskipun terdapat tulisan-tulisan yang berbeda-beda namun kitab ini dari
awal hingga akhirnya ditulis dengan satu cara yaitu dengan perasaan yang tegang dan
kemarahan yang terus menerus, penjungkirbalikan fakta yang menyempitkan nash-
nash (teks-teks) hingga melahirkan kesalahan yang besar dan menyebabkan terjadinya
penafsiran-penafsiran dan perkataan-perkataan yang syubhat pada pemasalahan yang
yang sudah pasti yang tidak menerima bantahan, hal ini juga mengingkari methode
(kaedah) ilmiyah dalam mengkritik, yaitu kenetralan atau ketidak berpihakan secara
ilmiyah.
Dari segi susunan kalimat, apabila dihubungkan hal itu dengan methode
(uslub)nya Sayyid Quthub, dia berada pada tingkatan bawah sedangkan Sayyid
Quthub berada pada tingkatan yang tinggi, meskipun kami akui apa yang kalian tulis,
namun tulisan itu adalah termasuk bagi orang yang pemula yang ciri-cirinya tidak
sesuai dengan ciri-ciri seorang pelajar yang memiliki ilmu tinggi, harus ada
kesetaraan kemampuan dalam membuat tata bahasa, dan kemampuan dengan ilmu
balaghah dan bayannya serta kemampuan untuk memaparkan yang baik jika tidak
maka hendaknya lebih baik dipatahkan saja penanya.
Tulisan yang emosional dan penuh dengan kemarahan telah mengalahkan
manhaj mengkritik yang ilmiyah, untuk itu bantahan itu tidak memenuhi adab-adab
dalam berdialog.
Di dalam buku ini dari awal hingga akhir penuh dengan serangan-serangan
dan pemaksaan-pemaksaan serta pengerutan-pengerutan dalam pengungkapan.
Kenapa bisa seperti itu?
Kitab ini memotivasi terjadinya kelompok-kelompok baru yang
menumbuhkan di dalam jiwa para pemuda memiliki kecondongan kepada kekafiran.
Kadang-kadang dengan pengharaman dan kadang-kadang dengan pengingkaran, serta
mengatakan ini adalah bid’ah, dia adalah orang bid’ah, ini sesat, itu sesat, padahal
tidak ada keterangan yang jelas (cukup) untuk menghukuminya, maka terjadi
penipuan-penipuan agama dan kesombongan, sehingga seakan-akan seseorang yang
melakukan pekerjaan ini dianggap telah meletakkan beban yang berat dari
punggungnya dan beristirahat dari kecapekannya, dan dia telah mengahalangi ummat
ini dari terjerumus ke dalam jurang dan dia menurut orang lain telah membinasakan
sikap wara’ dan kecemburuan terhadap kehormatan syareat yang suci, disertai tanpa
ada klarifikasi yang pada hakekatnya adalah telah hilang, dan meskipun dianggap
sebagai bangunan yang menjulang tinggi namun sebenarnya dia akan runtuh
kemudian dingin terkena tiupan angin.
Enam tanda-tanda ini menghiasi kitab ini sehingga kitab ini berubah menjadi
tidak baik, ini yang nampak bagiku sesuai dengan maksudmu, dan saya mohon maaf
dengan jawaban yang lambat ini, karena sebelumnya saya tidak punya keinginan
untuk membaca buku-buku orang ini walaupun banyak orang-orang yang
membutuhkannya, namun apa yang kalian sebutkan telah mendorongku untuk
membaca seluruh buku-bukunya lalu saya dapatkan di dalam buku-buku itu kebaikan
yang sangat banyak dan keimanan yang terang benderang serta kebenaran yang jelas,
dan penjelasan yang gamblang tentang rencana-rencana musuh-musuh islam, yang
berada di atas kebohongan-kebohongan dalam alur pembicaraan dan uraian yang
panjang, dan kebanyakan perkataannya bertentangan dengan perkataan yang lainnya
ditempat yang lain. Kesempurnaan ini adalah sangat jarang sekali. Orang ini (Sayyid
Quthub) adalah seorang sastrawan, kemudian mengarahkan pekerjaannya untuk
membela dan mengabdi untuk umat islam dengan AlQur’anul adhim dan sunnah
syarifah, serta sejarah yang penuh dengan keharuman, sehingga terjadilah apa yang
terjadi dari sikap-sikapnya dalam permasalahan-permasalahan yang terjadi pada
zamannya, dengan menjadikan sikapnya berada di jalan Allah Swt, menyingkap
kehinaan-kehinaan di zamannya, serta memintanya untuk menulis permintaan maaf
dengan penanya dan dia berkata dengan penuh keimanan yang sangat masyhur
“Sesungguhnya jari yang aku gunakan untuk bersyahadat ini sekali-kali tidak akan
aku gunakan untuk menulis sesuatu yang bertentangan dengannya” atau kalimat yang
semisalnya, maka kewajiban bagi seluruh manusia untuk mendoakan semoga dia
mendapatkan ampunan dan memanfaatkan ilmunya, menjelaskan apa-apa yang kita
yakini merupakan kesalahannya serta bahwa kesalahannya itu tidak menyebabkan kita
terhalangi untuk mengambil ilmunya dan memblokir buku-bukunya. Semoga Allah
menjagamu, sesungguhnya keadaannya adalah termasuk seperti keadaan orang-orang
terdahulu seperti Abu Ismail Al Harawi dan Jailani, bagaimana Syaikhui Islam
Ibnu Taimiyah membela keduanya padahal keduanya memiliki kesalahan, karena
pada dasarnya keduanya memiliki manhaj dalam membela islam dan sunnah, lihatlah
buku Manaazilis Saa’iriin oleh Al Harawi Rhm, kamu pasti akan melihat keanehan
yang tidak bisa diterima, namun Ibnul Qayyim Rhm sangat memaafkannya dan tidak
menghukumnya, hal itu terdapat dalam Syarh Madaarijus Saalikiin dan telah saya
paparkan di dalam kitab (Tashnifun Naas Baina ad Dhanni Wal Yakin) yang
memudahkanku untuk nenerapa kaedah-kaedah yang telah ditentukan dalam hal itu.
Sebelum penutupan saya nasehatkan bagi Saudara-Saudaraku fillah yang
terhormat supaya berbuat adil dalam mencetak buku ini (Adhwa’un Islamiyyah) dan
tidak boleh disebarkan serta dicetak karena di dalamnya terdapat pemikiran-pemikiran
yang keras dan dorongan yang kuat bagi para pemuda ummat ini dengan mengumpat
dan memfitnah para ulama’, menolak mereka dan meremehkan kemampuan mereka
serta berpaling dari keutamaan-keutamaan mereka..maafkanlah saya semoga Allah
memberikan berkah kepadamu apabila saya keras dalam penulisan ini, itu disebabkan
karena apa yang telah saya lihat dan sikap kalian yang sangat keras juga rasa
sayangku terhadap kalian dan kecintaan kalian kepada kehormatan seperti yang telah
saya ketahui.
Itulah apa yang dapat saya tulis semoga Allah membenarkan seluruh tulisan
tersebut… wassalaamualaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh..
Saudara kalian Bakar Abu Zaid.
Lalu apa yang dikatakan oleh Al Madkhali dan bantahannya terhadap
perkataan yang ilmiyah tinggi ini??
Sesungguhnya perkataanya menyerupai celaan orang-orang yahudi kepada
Abdullah bin Salam ketika dihadapkan kepada mereka bahwa dia telah mengikuti
kebenaran dan islam setelah mereka mengatakan sebelumnya tentang dia (Dia adalah
sebaik-baik kami anak dari sebaik-baik kami).
Setelah penghormatan, pemuliaan dan pujian serta sanjungan yang telah
dilakukan oleh Al Madkhali kepada Syaikh Bakar Abu Zaid supaya mendapat
dukungan atau dia memujinya dengan penyerangannya terhadap Sayyid Quthub, lalu
kamu lihat dia berkata tentang Syaikh Bakar Abu Zaid – ketika dia merasa kecewa
dan hilang harapan dari dukungannya dan setelah sampai risalah ini kepadanya –
“Sesungguhnya dia termasuk pembela dan penolong kebid’ahan serta bersimpati
kepada Ahlul bid’ah dan kebathilan dan hatinya sakit karena hawa nafsu”. (Al
Haddul Faashil fir Raddi Ala Bakar Abu Zaid) oleh Rabi’ Al Madkhali hal. 5 dan
98.
Dan ketahuilah perkara ini tidak hanya berhenti bersama dengan orang-orang
yang murtad dan sesat dari kalangan Al Jaamiyah dan Madkhaliyah serta orang-orang
yang menempuh diatas jalan mereka dengan membela para thoghut itu, namun lebih
daripada itu mereka melihat para thagut yang sesat itu sebagai pemimpin-pemimpin
kaum muslimin atas peperangan mereka terhadap para dai, ulama’ dan mujahidin
bahkan sampai melampaui batas hingga lebih jelek daripada itu. Ketika orang-orang
salib Amerika dan lain-lainnya telah masuk ke jazirah Arab pada waktu perang teluk,
DR. Safar Hawali berkata : “Sesungguhnya partai Ba’ats itu adalah musuh kita saat
ini sedangkan Amerika dan Romawi (orang-orang barat Eropa), mereka itu adalah
musuh kita hingga hari kiyamat”7. Maka Muhammad Al Jami segera melancarkan
serangan terhadap DR. Safar Hawali, dia mencela perkataannya dan sikapnya
tentang kejadian itu, sampai-sampai dia mengatakannya sesat dan mengatakannya
dengan kefasikan, mencaci maki Syaikh Salman Al Audah, padahal partai Ba’ats
dan thoghutnya sebelum terjadi peperangan adalah yang termasuk disebut sebagai
kalangan yang paling dicintai oleh Al Jaami dan penguasa yang paling dia bela, yang
mana mereka telah membela, menolong dan memberi bantuan dengan segala macam
bentuk pertolongan kepada partai Ba’ats juga pertolongan mereka ketika melawan
Iran serta menutup mata bahwa partai itu memusuhi islam dan kaum muslimin juga
pembantaian mereka terhadap orang-orang islam di Irak dan Kurdistan, pada waktu
itu partai Ba’ats menurut keluarga Sa’ud dan antek-anteknya bukan orang kafir dan
atheis, namun mereka menjadikannya kafir ketika partai itu melawan para thoghut
keluarga Sa’ud dan keluarga Sa’ud senang dalam mentakfirkan mereka, tidak cukup
disitu kesesatan mereka, ketika itu mereka membela pemerintah thoghut bahkan
membangun sebuah pembelaan dan pertolongan dengan sekutu mereka dari kalangan
orang-orang salib, memuji mereka bahkan mendoakan mereka sampai-sampai
kesalahan mereka semakin panjang dengan berdiri diatas mimbar Masjidil Haram
dengan mengatakan : (“Jazakumullah Amerika Anna khairan”) (semoga Allah
7
Cetakan revisi di Sa’udi hal 12 menukil dri kitab (Tanqihul manaahij min bida’til Khawarij). Dan
telah banyak memberi bantuan dalam masalah diatas, sebagaimana saya meminta bantuan dari khabar-
khabar dari Sa’udara-Sa’udaraku yang terpercaya di teluk Arab dan Maghribi.
membalas kebaikan kepada kalian wahai Amerika)!!! Sebaliknya dari semua hal ini
kamu melihat mereka memuji peperangan para thoghut terhadap orang-orang yang
bertauhid dan banyak berkomentar terhadap para dai yang menentang untuk bersekutu
dengan orang-orang salib dan membela mereka. mereka membolehkan
(menghalalkan) darah-darah para mujahidin bagi para salib dan menolong
pemerintahan thoghut serta membela mereka terhadap pembunuhan dan hukuman
mati bagi para mujahidin, sebagaimana contohnya dalam syairnya Al Madkhali
tersebut.!!
Mereka telah melebihi Khawarij yang sesat dalam hal ini, karena orang-orang
Khawarij dahulu dan pemimpin-pemimpin mereka tidak pernah mereka bersekutu
dengan orang-orang Ramawi dan orang-orang kafir serta tidak menolong mereka di
dalam memerangi kaum muslimin dan orang-orang yang bertauhid, namun hal ini
dilakukan oleh kelompok yang keji pada hari ini, dan hanya kepada Allah lah tempat
meminta pertolongan dan Allah bertanggung jawab untuk menyediakan bagi din ini
urusan yang dapat memberi petunjuk yang dapat memuliakan orang-orang yang taat
kepada-Nya dan menghinakan orang-orang yang berbuat maksiat serta merendahkan
orang-orang zindik dan munafik.
WashallAllahu wa sallam ala Nabiyyina Muhammad wa ala alihi wa ashaabihi
ajma’iin.

Disusun oleh : Abu Muhammad Al Maqdese


Diterjemahkan oleh : Muhammad Ar Rahiil.
31-5-2005 M

You might also like