Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
NIM : 20.01.07.0098
DOSEN PEMBIMBING
TAHUN 2009
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I : PENDAHULUAN
BAB IV : PENUTUP
IV.1. : Kesimpulan.................................................................................. 39
IV.2. : Saran............................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 41
vii
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
tertentu agar aman dan efektif dan sebagai tidak lanjutnya WHO SEARO
megembangkan Standar Pelayanan Kebidanan yang kemudian diadaptasikan
untuk pemakaian di indonesia (IBI.2006)
1.2.2.Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORI
50. R asio antara jumlah Ekspor dan Impor dengan PDB (%).
51. Rasio antara Kredit dan Tabungan (LDR) Bank Umum
(%).
52. Rasio antara Kredit dan Tabungan (LDR) Bank Perkreditan
Rakyat (%).
Keterangan:
1. Menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan
Target 2015: memastikan bahwa setiap anak laki laki dan perempuan
mendapatkan dan menyelesaikan tahap pendidikan dasar.
II. 2. 1. Pengertian
3. Hasil yang akan dicapai oleh pelayanan yang diberikan dan dinyatakan
dalam bentuk yang dapat diatur.
BAB III
Kematian balita dan bayi. Pada tahun 1960, angka kematian bayi (AKB)
masih sangat tinggi yaitu 216 per 1.000 kelahiran hidup. Dari tahun ke tahun,
AKB ini cenderung membaik sebagai dampak positif dari pelaksanaan berbagai
program di sektor kesehatan. Pada tahun 1992 AKB tercatat 68 per 1.000
xxx
kelahiran hidup, kemudian menurun menjadi 57 per 1.000 kelahiran hidup pada
tahun 1994, turun lagi menjadi 46 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1997, dan
pada tahun 2002-2003 penurunannya sudah mencapai 35 per 1000 kelahiran hidup
(SDKI 2002-2003). Menurut proyeksi BPS (BPS-UNDP-Bappenas, 2005), pada
tahun 2003 angka AKB terus membaik hingga mencapai 33,9 per 1.000 kelahiran
hidup. Dengan kecenderungan perkembangan pencapaian AKB secara nasional
seperti ini, pencapaian target MDGs pada tahun 2015 diperkirakan sudah akan
tercapai pada tahun 2013.
Gambar 3.1
Sumber: Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) (1994, 1997, 2002-
2003); Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) (1992); Survey Penduduk
Antar-Sensus (Supas) (2005).
Penurunan AKBA dalam kurun waktu tahun 1992 (SDKI) sampai 2005
(Supas) lebih cepat dibandingkan penurunan AKB dalam kurun waktu yang sama.
Penurunan AKBA mencapai 57 kematian per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan
kecepatan penurunan AKB hanya mencapai 35 kematian per 1.000 kelahiran
hidup (lihat Gambar 4.2). Ini menunjukkan bahwa resiko kematian kelahiran bayi
lahir lebih besar ketimbang resiko kematian hingga usia balita. Pada tahun 2004,
BPS memperkirakan AKB dapat mencapai 33,9 kematian per 1.000 kelahiran
hidup, sementara AKBA dapat mencapai 40,9 kematian per 1.000 kelahiran
hidup.
Gambar 3.2
Perkembangan Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita Nasional tahun
1989-2005
xxxii
Sumber: Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) (1994, 1997, 2002-
2003); Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) (1992); Survey Penduduk
Antar-Sensus (Supas) (2005).
Gambar 3.2
Sebab kematian pada anak. Terdapat tiga penyebab utama kematian bayi
yang masih menjadi tantangan besar untuk diatasi. Ketiga hal tersebut adalah
infeksi saluran pernafasan akut (ISPA ), komplikasi perinatal, dan diare.
Gabungan ketiga penyebab ini memberi andil bagi 75 persen kematian bayi. Pola
penyebab utama kematian balita juga hampir sama, yaitu penyakit saluran
pernafasan, diare, penyakit syaraf—termasuk meningitis dan encephalitis—dan
tifus.
Kesehatan neonatal dan maternal. Tingginya kematian anak pada usia
hingga satu tahun menunjukkan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi
baru lahir; rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak; serta
perilaku ibu hamil, keluarga, serta masyarakat yang belum mendukung perilaku
hidup bersih dan sehat. Dua per tiga dari kematian bayi merupakan kematian
neonatal (kematian pada usia bayi 0-28 hari). Penurunan neonatal ini relatif lebih
lambat dibanding kematian bayi secara keseluruhan. Oleh karena itu,
upaya untuk menurunkan kematian neonatal merupakan kunci utama dalam
keberhasilan penurunan kematian bayi.
Imunisasi campak. Cakupan imunisasi campak terus mengalami
peningkatan dari waktu ke waktu. Akan tetapi cakupan di daerah perdesaan
cenderung tertinggal dibandingkan dengan di daerah perkotaan. Variasi cakupan
antarprovinsi juga masih tinggi, dengan cakupan tertinggi di DI Yogyakarta (91,1
persen). Angka ini dua kali lebih tinggi dari Banten (44,0 persen) yang merupakan
provinsi dengan cakupan terendah. Pada tahun 2005, menurut catatan Departemen
Kesehatan (Profil Kesehatan 2005) cakupan imunisasi campak mencapai 86,7
persen dan angka drop-out yang menurun dari tahun-tahun sebelumnya, menjadi
1,5 persen.
Gambar 3.4
Persentase balita usia 12-23 bulan yang mendapat imunisasi campak Nasional,
1990-2003
xxxiv
Sumber: Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) (1994, 1997, 2002-
2003)
Pencapaian target MDGs akan dapat terwujud hanya jika dilakukan upaya
yang lebih intensif untuk mempercepat laju penurunannya. Resiko kematian ibu
karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari 65, jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan resiko 1 dari 1.100 di Thailand. Selain itu disparitas kematian ibu
antarwilayah (provinsi) di Indonesia masih tinggi
xxxvii
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Gambaran Angka Kematian Ibu, Provinsi Sumsel, Kota Palembang tahun 2005
dan target MDGs tahun 2015
xxxviii
Gambar 3.7
Persentase kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan Nasional tahun 1990-
2006
xxxix
Gambar 3.8
Gambar 3.9
Persentase kelahiran yang dibantu oleh Tenaga Kesehatan Nasional tahun 1990-
2006
xli
dan terpadu dalam intervensi klinis dan sistem kesehatan serta penekanan pada
kemitraan. MPS ini dilakukan dengan meningkatkan akses dan cakupan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir; membangun kemitraan yang efektif melalui
kerjasama lintas program dan lintas sektor; mendorong pemberdayaan wanita dan
keluarga; dan mendorong keterlibatan masyarakat.
Gambar 5.4
Secara keseluruhan, program kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak
balita masih belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kendati harus diakui
dari tahun ke tahun menunjukkan prestasi yang lebih baik. Berbagai implementasi
program dilapangan mengalami berbagai tantangan dan hambatan berasal dari
berbagai faktor penghambat capaian target.
kematian anak dan tujuan (5) MDGs Meningkatkan kesehatan ibu (Laporan
MDGs-Bapenas 2007).
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Dari delapan tujuan/ goals yang akan dicapai oleh MDGs/ TPM, masalah
kesehatan menjadi urgen dan bahkan pada tujuan MDGs/ TPM sudah lebih tegas
lagi disebutkan seperti pada tujuan (4) MDGs yakni menurunkan kematian anak
dan tujuan (5) MDGs Meningkatkan kesehatan ibu (Laporan MDGs-Bapenas
2007).
IV.2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
karena karunia dan berkat Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat
pada waktunya.
Salah satu faktor untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB adalah
kualitas Sumber Daya Manusia yang mampu melakasanakan dan memberikan
pelayanan yang bermutu dan professional sesuai dengan standar pelayanan yang
berlaku. Salah satu upaya yang dilakukan Depkes dalam mempercepat penurunan
AKI adalah mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang
membutuhkannya.
Tugas ini terdiri dari 3 BAB Utama, pada BAB I berisikan Pendahuluan;
BAB II berisikan Tinjauan teori; BAB III diuraikan Analisa SPK melalui
Kep.MenKes No.900 thaun 2002 dan pada BAB IV berisikan kesimpulan dari
hasil uraian pembahasan
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis
dalam menyelesaikan tugas ini, terutama kepada:
Dalam penulisan tugas ini, tentu masih banyak kekurangan yang ada. Oleh
karena itu penulis sangat beterima kasih bila pembaca memberi saran dan kritik
yang membangun demi perbaikan dalam pembuatan tugas selanjutnya. Akhirnya,
semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi para
mahasiswa kebidanan.
Penulis
li
lii