You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia pada umumnya pengobatan dengan menggunakan bahan-


bahan dari alam sekitar penduduk tinggal sudah sangat umum. Keahlian
penduduk lokal dan menggunakan obat yang berasal dari tumbuhan di sekitarnya
sudah menjadi tradisi yang menjadi pengalaman empirik selama beratus-ratus
tahun dan sudah menjadi warisan budaya secara turun temurun. Penggunaan
kunyit, sirih, daun jarak, mahkota dewa, kumis kucing, dan sebagainya sudah
sangat umum dikenal sebagai obat tradisional mujarab dalam kehidupan
masyarakat. Setiap rerumputan atau tumbuhan pada dasarnya merupakan apotek
lengkap yang menyediakan zat-zat penting dengan banyak species yang telah
diciptakan oleh Allah Swt berdasarkan pada hikmah dan ketetapan-Nya.
Misalnya bawang merah yang merupakan sayuran atau bumbu yang biasa
digunakan, digemari, dan sangat dikenal oleh masyarakat dunia, sungguh
menakjubkan. Ternyata bawang ini mengandung bahan yang dapat membantu
pencernaan, juga dapat membakar dan mengolah zat gula sama persis seperti
yang dilakukan oleh insulin. Bawang ini juga mengandung minyak yang mudah
menguap (tak jenuh) yang memiliki bau khas, yang menjadi pembersih yang
sangat efektif dan mampu membunuh kuman. Sebagaimana bawang ini
mengandung zat garam yang dapat menguatkan saraf juga dapat melindungi
pembuluh darah dari pembekuan serta dapat menguatkan akar rambut.

Herbalogi berasal dari dua kata yaitu ‘herba’ berarti tumbuhan dan ‘logi’
atau ‘logos’ yang berarti ilmu. Dengan demikian herbalogi adalah ilmu yang
mempelajari segala sesuatu yang terkait dengan tumbuh-tumbuhan. Dalam dunia
pengobatan herbalogi dipahami sebagai sebuah konsep atau metode pengobatan
menggunakan bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan. Istilah herba sendiri
biasanya dikaitkan dengan tumbuh-tumbuhan yang tidak berkayu atau tanaman
yang bersifat perdu. Dalam dunia pengobatan, istilah herba memiliki makna
yang lebih luas, yaitu segala jenis tumbuhan beserta bagian-bagiannya yang
mengandung satu atau lebih bahan aktif yang dapat digunakan sebagai obat
(therapeutic).

Tanaman herba adalah salah satu tanaman yang memiliki ketinggian


kurang dari satu meter, umumnya hidup pada lingkungan dengan kandungan air
yang rendah dan intensitas cahaya yang tinggi. Berdasarkan pada kondisi tersebut
tanaman ini umumnya banyak tumbuh di daerah yang tidak terlalu tinggi
intensitas hujannya. Kondisi lingkungan pada suatu area tertentu akan
berpengaruh pada pola penyebaran suatu tanaman. Pola penyebaran tanaman
yang ada di alam umumnya memiliki pola yang tidak sama, jarak antara satu
tanaman dengan tanaman yang lain. Tetapi kondisi lingkungan yang tanaman ini
tidak hanya dipengaruhi oleh faktor di atas. Faktor lingkungan lain yang
berpengaruh pada pola penyebaran tanaman adalah adanya perbedaan kondisi
lingkungan meliputi: sumber daya, pH, suhu, intensitas cahaya, predator, dan
persaingan interspesies maupun intraspesies. Perbedaan kondisi lingkungan tidak
hanya memodifikasi pola penyebaran tanaman, tetapi juga mengubah laju
pertumbuhan, produksi biji, pola percabangan, area daun, area akar dan ukuran
individu.

Di lingkungan FMIPA terdapat banyak pohon yang disekitarnya


ditumbuhi tanaman herba seperti urang-aring, vernonia, rumput teki dan lain-
lain. Pada matakuliah ekologi terdapat praktikum vegetasi herba disekitar
FMIPA untuk mengidentifikasi herba-herba yang belum teridentifikasi.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami ambil dalam penelitian yang


mengkaji tentang analisi vegetasi herba adalah sebagai berikut :
1. Spesies pohon apa saja yang terdapat di area atau komplek FMIPA ?
2. Bagaimana kerapatan relatif dari populasi vegetasi herba yang terdapat di area
atau komplek FMIPA?
3. Bagaimana dominansi relatif dari vegetasi herba yang terdapat di area atau
komplek FMIPA?
4. Bagaimana frekuensi relatif dari vegetasi herba yang terdapat di area atau
komplek FMIPA?
5. Bagaimana nilai penting dari vegetasi herba yang terdapat di area atau
komplek FMIPA?

C. TUJUAN

Tujuan dari penelitian yang mengkaji tentang analisis vegetasi herba


adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengidentifikasi nama ilmiah dari spesies pohon
yang terdapat di area atau komplek FMIPA
2. Untuk menentukan kerapatan relatif dari populasi
vegetasi pohon yang terdapat di area atau komplek FMIPA
3. Untuk menentukan dominansi relatif dari populasi
vegetasi pohon yang terdapat di area atau komplek FMIPA
4. Untuk menentukan frekuensi relatif dari populasi
vegetasi pohon yang tetrdapat di area atau komplek FMIPA
5. Untuk menentukan nilai penting dari populasi vegetasi
pohon yang terdapat di area atau komplek FMIPA
6. Untuk melakukan analisis vegetasi pohon yang terdapat
di area atau komplek FMIPA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam penelitian ekologi sering kali seseorang perlu mendapatkan
informasi besarnya populasi makluk hidup di alam, baik di laboratorium, di
lapangan medan penelitian seperti di hutan, di pantai, di rawa, maupun di
sungai atau di lautan. Kerap kali pertanyaan pertama yang harus dicari
jawabannya ialah tentang berapa kerapatan populasi, yaitu cacah individu
seluruh jenis populasi itu. Tentu saja yang paling akurat ialah dengan cara
menghitung segenap makluk hidup yang dimaksud namun, hal itu sering kali
akan menimbulkan gangguan sedemikian rupa sehingga menyebutkan tujuan
penelitian selain itu perhitungan total tidak praktis, sebab populasi makluk
hidup itu sangat besar dan membutuhkan biaya yang besar untuk itu dilakukan
metode kuadran.

You might also like