Professional Documents
Culture Documents
KAJIAN TEORI
Parameter kuantitatif
Kekerapan menyangkut keseragaman terdapatnya individu suatu
spesies di dalam suatu daerah. Kekerapan diukur dengan mencatat ada atau
tiadak adanya suatu spesies dalam daerah contoh (luas) yang secara idealnya
tersebar secara acak di seluruh daerah yang dikaji. Karenanya kekerapan
dinyatakan sebagai persentase dari seluruh daerah contoh atau luas yang
dipakai yang di dalamnya terdapat spesies tertentu. Jika misalnya suatu spesies
ditemukan dalam 15 dari 30 contoh maka kekerapannya adalah 50%.
Sebagian besar spesies cenderung mempunyai sebaran yang tidak acak.
Untuk menguji kebenaran sifat sebaran gabungan dari semua spesies yang ada
dalam suatu komunitas, maka Raunkiaer mengelompokkan spesies ke dalam
lima kelas kekerapan:
A, 1-20% B, 21-40% C, 41-60% D, 61-80% E, 81-100%. Penerapan
perumpunan yang demikian pada berbagai komunitas menunjukkan bahwa
sebaran yang normal dari persentase kerapatan yang diturunkan dari
perumpunan seperti itu dinyatakan dalam perbandingan kelas A, > B, > C, ≥
D, dan < E. Ini dinamakan nisbah Raunkiaer. Terjadinya nisbah in terutama
disebabkan kenyataan bahwa sejumlah besar spesies yang kurang lazim
terpencar secara luas (kelas A) bila dibandingkan dengan kelas kekerapan
lainnya. dan bahwa sejumlah yang cukup besar spesies lazim sedikit banyak
tersebar secara lebih merata (kelas E). Kelas E inilah yang terdapat paling
mencolok. nisbah itu berguna untuk menentukan keseragaman komunitas atau
sebaliknya ketaksergaman komunitas di lapangan. corak yang penting adalah
bahwa kelas E harus lebih besar