You are on page 1of 9

Sepuluh Langkah menyambut Ramadhan

Oleh: Mochamad Bugi

1. Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan
Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah
secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a.
berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana
fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan
Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)

Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadan; dan
berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa
kepada Allah, ”Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal
islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada
bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik
agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.
2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita. Al-
Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang
mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai
tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di
antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan
kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita
dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.

3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar
gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan, “Telah datang kepada kalian
bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk
berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.”
(HR. Ahmad).

Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadan. Mereka sangat gembira dengan


kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadan
karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.

4. Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan
Ramadan. Ramadhan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang
berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.

5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah,
maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya
melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya
yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]

6. Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadan. Wajib bagi setiap mukmin
beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum
Ramadan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah. “Tanyakanlah kepada orang-
orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-
Anbiyaa’ ayat 7.

7. Sambut Ramadan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertaubatlah secara
benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadan adalah bulan taubat. “Dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur
(24): 31]

8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs.
Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga
secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.

9. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:

· buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da sholat subuh dan zhuhur.
· membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.

10. Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada Allah, dengan
taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan
menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan
mempererat hubungan silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling
bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi
orang lain.

(Disadur dari artikel kiriman seorang sahabat)

8 Tips Sambut Ramadhan


Oleh: Ulis Tofa, Lc

dakwatuna.com - Ramadhan yang penuh kelimpahan kebaikan dan keutamaan, akan dapat
dirasakan dan diraih ketika ilmu tentang Ramadhan dipahami dengan baik.

Bayangkan, para generasi awal Islam sangat merindukan bertemu dengan bulan suci ini. Mereka
berdo’a selama enam bulan sebelum kedatangannya agar mereka dipanjangkan umurnya
sehingga bertemu dengan Ramadhan. Saat Ramadhan tiba, mereka sungguh-sungguh meraih
kebaikan dan keuataman Ramadhan. Dan ketika mereka berpisah dengan Ramadhan, mereka
berdo’a selama enam bulan setelahnya, agar kesungguhannya diterima Allah swt. Kerinduan itu
ada pada diri mereka, karena mereka sadar dan paham betul keutamaan dan keistimewaan
Ramadhan.

Bagaimana menyambut bulan Ramadhan? Berikut kami hadirkan “8 Tips Sambut Ramadhan” :

1. Berdoa agar Allah swt. memberikan umur panjang kepada kita sehingga kita berjumpa dengan
bulan Ramadhan dalam keadaan sehat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah
secara maksimal: Puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa
Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa
sya’ban, wa balighna ramadan. Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan
sampaikan kami ke bulan Ramadan.” (HR. Ahmad dan Tabrani)

2. Pujilah Allah swt. karena Ramadhan telah diberikan kembali kepada kita. Imam An Nawawi
dalam kitab Adzkar-nya berkata: ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan
dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan
memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar
yang diberikan Allah swt. kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk
melakukan ibadah dan ketaatan.
3. Bergembira dengan datangannya bulan Ramadhan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar
gembira kepada para sahabatnya setiap kali datang bulan Ramadhan: “Telah datang kepada
kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk
berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.”
(HR. Ahmad).

4. Rencanakan agenda kegiatan harian untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan
Ramadhan. Ramadhan sangat singkat, karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang
berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah swt.

5. Kuatkan azam, bulatkan tekad untuk mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan.
Barangsiapa jujur kepada Allah swt., maka Allah swt. akan membantunya dalam melaksanakan
agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau
mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” Muhamad:21.

6. Pahami fiqh Ramadhan. Setiap mukmin wajib hukumnya beribadah dengan dilandasi ilmu.
Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadhan datang agar amaliyah
Ramadhan kita benar dan diterima oleh Allah swt. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang
berilmu, jika kamu tiada mengetahu.” Al-Anbiyaa’ ayat 7.

7. Kondisikan qalbu dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs –
pemberishan jiwa-. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah
puasa. Sehingga secara mental, dan jiwa kita siap untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah
swt. di bulan Ramadhan.

8. Tinggalkan dosa dan maksiat. Isi Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersih.
Lembaran baru kepada Allah, dengan taubat yang sebenarnya taubatan nashuha. “Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu
beruntung.” An-Nur:31. Lembaran baru kepada Muhammad saw., dengan menjalankan sunnah-
sunnahnya dan melanjutkan risalah dakwahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat,
dengan mempererat hubungan silaturrahim. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang
paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, “Manusia yang paling baik adalah yang paling
bermanfaat bagi orang lain.”

Semoga Allah swt. memanjangkan umur kita sehingga berjumpa dengan Ramadhan. Dan
selamat meraih kebaikan-kebaikannya. Amin ya Rabbana. Allahu a’lam (io)

Piala Ramadhan, Siapa Merebutkan?


Oleh: Ulis Tofa, Lc

dakwatuna.com - Apa yang dirasakan oleh juara Euro 2008, Tim Spanyol, ketika ia dipastikan
menjadi juara dalam event besar itu? Tentu luapan kegembiraan dan suka cita menyatu dalam
diri mereka. Tidak hanya pemain, pelatih, dan tim saja, bahkan semua warga negara Spanyol
menyatu dalam kegembiraan itu. Dunia memujinya, publik menyanjungnya. Spanyol jadi buah
bibir.

Keberhasilan itu hasil jerih perjuangan panjang dan melelahkan. Penantian selama empat puluh
tiga tahun untuk merebut kembali predikat sang juara. Penuh kesungguhan dan kedisiplinan.

Bagaimana jika piala itu datangnya dari Tuhannya manusia?. Bagaimana jika predikat juara itu
disematkan oleh Pemilik alam raya ini?. Bagaimana jika yang menyanjung itu adalah Penentu
kehidupan semua makhluk?.

Secara fitriyah dan imaniyah, pasti orang akan berebut piala dan predikat juara dari Tuhannya.
Tentu jauh lebih mulia, istimewa dibandingkan dengan sanjungan manusia.

Ya, itulah peraih sukses Ramadhan. Orang yang mampu melewati event besar ini sampai finish
dengan kesungguhan. Ia meraih predikat taqwa, sebagai identitas tertinggi manusia. Ia meraih
piala Ar Royyan, surga spesial bagi shaaimin dan shaaimat.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).

“Sesungguhnya didalam surga ada pintu bernama Royyan, tidak ada yang memasukinya kecuali
mereka yang shaum Ramadhan.” (Muttafaq alaih)

Bahkan tidak hanya itu, orang yang sukses Ramadhan, mengisinya dengan kesungguhan, akan
meraih berbagai keistimewaan dan kemuliaan.

Karena Ramadhan menjanjikan: Kelipatan pahala, pengkabulan do’a, pemudahan amal shaleh,
penghapusan dosa, surga dibuka lebar-lebar, neraka ditutup rapat-rapat, setan-setan dibelenggu.
Dan di dalamnya ada malam lailatul qadar, malam lebih baik dari seribu bulan. Kebaikan senilai
usia rata-rata manusia, bagi yang meraihnya. Subhanallah!

Nabi saw. bersabda: “Bila Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka
ditutup, sementara setan-setan diikat.” (HR. Bukhari-Muslim).

“Setiap amal anak Adam -selama Ramadhan- dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat,
bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Kecuali puasa, Allah swt. berfirman: Puasa itu untuk-Ku,
dan Aku langsung yang akan memberikan pahala untuknya.” (HR. Muslim).

“Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan kesadaran iman dan penuh harapan ridha Allah, akan
diampuni semua dosa-dosa yang lalu.” (HR. Bukhari-Muslim).

“Orang yang berpuasa doanya tidak ditolak, terutama menjelang berbuka.” (HR. Ibn Majah,
sanad hadits ini sahih).
Yang lebih penting untuk diperhatikan di sini adalah, persiapan dan pengkondisian sebelum
Ramadhan datang.

Seperti Tim Spanyol, yang harus berjibaku sepanjang waktu mempersiapkan diri menghadapi
musim pertandingan.

Begitu juga dengan persiapan Ramadhan. Apa yang perlu dipersiapkan?

Persiapan fikriyah atau pemahaman tentang Ramadhan. Persiapan ruhiyah atau ibadah ritual.
Persiapan maddiyah atau fisik dan material.

Bulan Sya’ban telah menjelang. Bulan di mana Rasulullah saw. meningkatkan aktivitas ibadah.
Bahkan diriwayatkan beliau hampir-hampir shaum sunnah sebulan penuh.

Imam al-Nasa’i dan Abu Dawud meriwayatkan, disahihkan oleh Ibnu Huzaimah. Usamah
berkata pada Nabi saw.

“Wahai Rasulullah, saya tidak melihat Engkau melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang
Engkau lakukan dalam bulan Sya’ban.’ Rasul menjawab: ‘Bulan Sya’ban adalah bulan
antara Rajab dan Ramadhan yang dilupakan oleh kebanyakan orang. Di bulan itu perbuatan
dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku
dalam keadaan puasa.”

Dari Aisyah r.a. beliau berkata: “Rasulullah s.a.w. berpuasa hingga kita mengatakan tidak
pernah tidak puasa, dan beliau berbuka (tidak puasa) hingga kita mengatakan tidak puasa, tapi
aku tidak pernah melihat beliau menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali bulan
Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau memperbanyak puasa selain bulan Ramadhan
kecuali pada bulan Sya’ban.” Imam Bukhari.

Subhanallah, kondisi ruhiyah, fikriyah dan maddiyah sudah dipersiapkan sebulan, bahkan dua
bulan sebelum Ramadhan menjelang. Sehingga ketika Ramadhan datang, kita sudah terbiasa,
terkondisikan dengan kesungguhan dan ketaatan. Dan karena itu kebaikan-kebaikan dan
keutamaan-keutamaan Ramadhan akan dapat diraih. Keluar Ramadhan meraih predikat muttaqin
dan piala Jannatur Rayyan, insya Allah. Allahu a’lam

Bagaimana Menyambut Ramadhan

Oleh: Dr. Muhammad Hasan Abdul Baqi


(Dewan Da'wah dan Tarbiyah, International Islamic Universtiy Islamabad)

Segala puji bagi Allah tuhan sekalian alam.Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan
kepada baginda Nabi Muhammad s.a.w.. Mari kita mohon kepada Allah, Dzhat Yang Maha
Agung, semoga menjadikan kita termasuk orang-orang yang apabila mendapatkan rizqi
bersyukur, apabila mendapatkan cobaan bersabar dan apabila melakukan dosa atau kesalahan
mau meminta ampunan. Umat Islam saat ini sedang berada dalam masa yang sangat
mencemaskan dan dalam perjalanan sejarahnya yang penuh onak dan duri. Tidak sedikit negara-
negara Islam saat ini mengalami penderitaan yang sangat berat berupa kemiskinan, ditindas,
dibantai, dijajah dlsb.

Ramadhan sebentar lagi akan tiba, dan ini merupakan suatu momentum yang sangat tepat bagi
kita kaum muslimin untuk menyamakan persepsi bahwa kita ini sebenarnya adalah satu tubuh,
apabila salah satu organ tubuh terserang sakit maka seluruh tubuh akan merasakan sakit yang
sama. Bulan Ramadhan juga merupakan ajang kita untuk "bertadharru', meratap kepada Allah
agar segala kesusahan, kedlaliman dan diskriminasi dijauhkan dari kita. Dan semoga umat ini
juga ditunjukkan jalan yang benar, yaitu jalan dimana para pejuang kebenaran diberikan
kejayaan atas orang-orang pembuat kerusakan. Semoga Allah menggandeng tangan umat ini
kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Tinggal beberapa hari lagi, kita kedatangan bulan
Romadhan. Sudah sewajarnya kita menyambutnya dengan suka cita. Dulu para sahabat dan
tabi'in senantiasa memanjatkan do'a agar di pertemukan kembali dengan bulan Ramadhan. "Ya
Allah sampaikan kami kepada bulan Ramadhan berikutnya".

Keutamaan Ramadhan.

Keutamaan ini bisa dilihat dari turunnya Al-Qur'an pada bulan Ramadhan. Ini merupakan tanda
yang cukup jelas betapa mulianya bulan ini, karena Al-Qur'an adalah Kalamullah yang
diturunkan untuk menjadi petunjuk dan pedoman hidup bagi umat manusia. Allah berfirman
"Bulan Ramadhan merupakan bulan dimana diturunkan al-Qur'an di dalamnya untuk menjadi
petunjuk bagi manusia, dan tanda-tanda dari petunjuk dan pembeda (dari yang benar dan batil)".
Untuk itulah Allah mewajibkan kaum muslimin untuk memanfaatkan bulan ini dengan sebaik-
baiknya dengan melaksanakan puasa sebagai realisasi rasa syukur kita kepada Allah atas ni'mat
bulan Ramadhan, "Barangsiapa menemukan bulan (Ramadhan) maka berpuasalah”. Ramadhan
merupakan bulan puasa, bulan mendirikan sholat, bulan memperbanyak membaca al-Qur'an,
bulan yang penuh rahmat, maghfiroh dan pembebasan dari api neraka, bulan dimana segala amal
kebajikan dilipatgandakan dan amal keburukan dan maksiat dimaafkan, bulan segala do'a
dikabulkan, dan derajatnya ditinggikan. Allah mewajibkan puasa ini agar kita bisa bertaqwa
dengan sesungguhnya, sebagaimana firman Allah :

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu melaksanakan puasa sebagaimana yang
diwajibkan atas kaum sebelummu, agar kamu bertaqwa".

Taqwa adalah buah yang diharapkan mampu di hasilkan oleh puasa. Buah tersebut akan menjadi
bekal orang beriman dan periasai baginya agar tidak terjatuh dalam jurang kemaksyiatan.
Seorang ulama sufi pernah berkata tentang pengaruh taqwa bagi kehidupan seorang muslim;
“Dengan bertaqwa, para kekasih Allah bisa terlindungi dari perbuatan yang tercela, dalam
hatinya diliputi rasa takut kepada Allah sehingga menyebabkannya senantiasa terjaga di malam
hari untuk beribadah, lebih suka menahan kesusahan dari pada mencari hiburan, rela merasakan
lapar dan haus, merasa dekat dengan ajal sehingga mendorongnya untuk memperbanyak amal
kebajikan. Taqwa merupakan kombinasi kebijakan dan pengetahuan, serta gabungan antara
perkataan dan perbuatan.

Di antara keutamaan bulan Ramadhan adalah seperti yang dijelaskan Rasulullah s.a.w. : "Ketika
datang malam pertama dari bulan Ramadhan seluruh syaithan dibelenggu, dan seluruh jin diikat.
Semua pintu-pintu neraka ditutup , tidak ada satu pintu pun yang terbuka. Semua pintu sorga
ibuka hingga tidak ada satupun pintu yang tertutup. Lalu tiap malam datang seorang yang
menyeru; "Wahai orang yang mencari kebaikan kemarilah; wahai orang yang mencari keburukan
menyingkilah. Hanya Allah lah yang bisa menyelamatkan dari api neraka". (H.R.Tirmidzi.)

Dalam riwayat Bukhari dari Abu Hurairoh RA berkata: berkata Rasulullah SAW: "Ketika telah
masuk bulan Ramadhan maka dibuka pintu-pintu langit, dan ditutup pintu-pintu neraka
jahannam, dan dibeleggu semua syaithan". Dalam Riwayat Bukhari yang lain; "ketika telah tiba
bulan Ramadhan maka di bukakan pinti-pintu sorga".

Jadi di dalam bulan yang suci ini Allah menjauhkan semua penyebab kehancuran dan
kemaksiatan, syaitan diikat dan dibelenggu, hingga tidak kuasa untuk membujuk manusia
melakukan kemaksiatan yang keji dan terlarang, karena manusia sibuk melakukan ibadah,
mengekang hawa nafsu mereka dengan beribadah, berdzikir dan membaca al-Qur'an. Ini
sekaligus penggugah hamba beriman bahwa tidak ada alasan lagi untuk meninggalkan ibadah
dan taat kepada Allah ataupun melakukan maksiat karena sumber utama penyebab kemaksiatan,
yaitu syetan telah dibelenggu.

Ditutupnya pintu neraka mempunyai arti bahwa setiap hamba hendaknya tidak lagi melakukan
perkara yang munkar dan mengekang diri dari menuruti hawa nafsunya, karena neraka sebagai
tempat pembalasannya sedang ditutup. Pintu neraka ditutup semata untuk menghukum syaithan
dan saat itulah selayaknya kemaksiatan berkurang dan sirna lalu digantikan dengan perbuatan
mulia dan kebajikan.

Sementara dibukanya pintu-pintu sorga mengisyaratkan terhamparnya kesempatan seluas-


luasnya untuk meraih sorga dalam bulan Ramadhan. Iyadl berkata: ini merupakan tanda bagi
para malaikat bahwa bulan yang istimewa telah tiba agar mereka menghormatinya dan
menghadang syetan dari pekerjaannya mengganggu orang mu'min. Bisa juga itu mengisyaratkan
banyaknya pahala dan ampunan yang diturunkan Allah agar mereka yang mengharapkannya
berlomba-lomba meningkatkan amal ibadahnya dan agar mereka yang memimpikannya semakin
berusaha mendapatkannya. Bisa juga maksud dibukanya pintu sorga adalah terbukanya
kesempatan bagi hamba Allah untuk lebih meningkatkan ketaatan, dengan terbukanya semua
jalan kataatan dan tertutupnya jalan-jalan syetan. Adapun maksud terbukanya pintu-pintu langit
adalah kata kiasan bagi turunnya rahmat Allah dan terbukanya tirai penutup bagi amal-amal
hamba, di satu pihak karena taufiq Allah dan di lain pihak karena semua amal akan diterima
Allah pada bulan tersebut. Taibi berkata : Malaikat diperintahkan memintakan rahmat kepada
Allah untuk hambanya yang berpuasa dan agar mereka mendapatkan derajat yang mulia.

Maka sangat beruntunglah bagi mereka yang mau memanfaatkan kesempatan tersebut, dan
mudah-mudahan menjadi salah satu dari mereka yang dimuliakan dan diselamatkan dari api
neraka di bulan suci tersebut. Sesungguhnya Allah membebaskan hamba-Nya dari siksa neraka
karena beberapa amal : ada yang karena mentauhidkan Allah, ada yang karena sholat dan zakat,
dan pembebasan pada bulan Ramadhan adalah karena puasa dan barakah yang terkandung di
dalamnya, dengan banyaknya dzikir dan taubat yang di lakukan dalam bulan suci itu. Nabi
Muhammad s.a.w. telah menceritakan dari tuhannya (Allah).; "Barang siapa berpuasa di bulan
suci itu dengan beriman dan mengharap pahala dari sisi Allah maka diampuni segala dosa yang
telah ia lakukan" dan barang siapa menghidupkan malam lailatul qadar dengan beriman dan
bertulus hati maka diampunilah dosa yang telah ia lakukan.

Berpuasa disertai dengan ketulusan niyat dan ikhlas akan mengantarkan hamba mendapatkan
ampunan dan mendatangkan rahmat dan keridloan dari Allah. Inilah kesempatan yang terbuka
bagi orang beriman agar berlomba-lomba dalam beramal kebajikan dan meninggalkan
kemungkaran. Saudaraku!! jangan lewatkan kesempatan ini, apalagi sampai merugi dalam
perkara ini, tidak saja kehilangan modal yang telah ada ditanganmu namun juga tidak sepeser
pun keuntungan yang kau dapat, padahal di sana banyak orang-orang yang mendapatkannya.
“Dan pada itu berlomba-lombalah orang-orang yang berlomba” (Q.S. 84:26).

You might also like