Professional Documents
Culture Documents
html
http://fredi-36-a1.blogspot.com/2009/12/voltameter-tembaga.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Voltmeter
http://www.scribd.com/doc/6961692/L2-Voltameter
VOLTAMETER TEMBAGA
Teori Dasar
Zat cair dipandang dari sudut hantaran listrik, dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu:
> Zat cair isolator seperti air murni dan minyak.
> Larutan yang mengandung ion-ion seperti larutan asam, basa dan garam-garam didalam air. Larutan ini dapat
dilalui arus listrik dengan ion-ion sebagai penghantarnya dan disertai dengan perubahan-perubahan kimia.
> Air raksa, logam-logam cair dapat dilalui arus listrik, tanpa ada perubahan kimia didalamnya.
Pada percobaan ini dipakai larutan garam CuSO4, dalam bejana seperti pada gambar 1 di samping ini.
Bila pada arus listrik mengalir, maka akan terjadi endapan Cu pada katoda. Jumlah Cu yang mengendap
sebanding dengan arus yang melewatinya, sehingga voltameter dipakai sebagai amperemeter.
SEL ELEKTROKIMIA
1. Sel Volta/Galvani
1. terjadi penubahan : energi kimia energi listrik
2. anode = elektroda negatif (-)
3. katoda = elektroda positif (+)
2. Sel Elektrolisis
1. terjadi perubahan : energi listrik energi kimia
2. anode = elektroda positif (+)
3. katoda = elektroda neeatif (-)
2. Prinsip
1. Anoda terjadi reaksi oksidasi ; Katoda terjadi reaksi reduksi
2. Arus elektron : anoda katoda ; Arus listrik : katoda anoda
3. Jembatan garam: menyetimbangkan ion-ion dalam larutan
2. Sel Aki
= Katoda: PbO2
= Anoda : Pb
= Elektrolit: Larutan H2SO4
= Sel sekunder
4. Baterai Ni - Cd
= Katoda : NiO2 dengan sedikit air
= Anoda : Cd
1. Katoda [elektroda -]
• Terjadi reaksi reduksi
• Jenis logam tidak diperhatikan, kecuali logam Alkali (IA) den Alkali tanah (IIA), Al dan Mn
• Reaksi:
2 H+(aq) + 2e- H2(g)
ion golongan IA/IIA tidak direduksi; penggantinya air
2 H2O + 2 e- basa + H2(g)
direduksi→ion-ion lain
2. Anoda [ektroda +]
• Terjadi reaksi oksidasi
• Jenis logam diperhatikan
Elektrolisis ialah proses penguraian elektrolit kepada unsur juzuknya apabila arus elektrik mengalir
melaluinya.Arus elektrik boleh dialirkan melalui elektrolit dengan menggunakan dua elektroda. Elektroda yang
disambungakan kepada terminal positif yang dinamakan anoda, manakala elektroda yang disambungkan kepada
terminal negati dinamakan katoda.Semasa elektrolisis berlaku, ion negatif akan bergerak ke anoda.Oleh itu ion
ini dikenali sebagai kation.Ion positif pula akan bergerak ke katoda yang mana ion ini dikenali sebagai kation.
Istilah elektrolisis diperkenalkan oleh Michael Faraday [1791 - 1867]. 'Lisis' bermaksud memecah dalam bahasa
Yunani. Jadi, elektrolisis bermaksud pemecahan oleh arus elektrik. Proses Elektrolisis adalah keadaan di mana
apabila elektrolit mengkonduksikan elektrik, perubahan kimia berlaku dan elektrolit terurai kepada unsurnya di
elektroda.
Voltameter Merupakan alat/perkakas untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Alat
ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah
tabung kaca atau plastik. Lempengan luar berperan sebagai anoda sedangkan yang di tengah sebagai katoda.
Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x 10cm (tinggi x diameter).
Metal/logam dapat bertindak sebagai konduktor listrik, akibat adanya pergerakan bebas dari elektron-elektron
pada strukturnya. Secara sederhana konduksinya disebut konduksi metalik.
Pada larutan elektrolit yang ada kecenderungan sebagai konduksi listrik, dalam
peristiwa ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Larutan elektrolit sebagai konduktor
Jika kedua elektrode dihubungkan dengan arus listrik searah (DC), maka ion-ion pada larutan akan bergerak
berlawanan arah. Artinya, ion-ion positif akan bergerak ke elektrode negatif, sebaliknya ion-ion negatif akan
bergerak kearah elektrode positif. Pergerakan-pergerakan muatan ion dalam larutan akan membawa energi listrik.
Kondisi demikian ini disebut elektrolitik. Apabila ion-ion dalam larutan terkontak dengan elektrode maka reaksi
kimia akan terjadi. Pada katode akan mengalami reduksi dan pada anoda akan mengalami oksidasi.
Sifat hantaran listrik zat cair dapat dibedakan
1. Isolator, misal : air murni, minyak, dll.
2. Larutan ion, misal :
a. mengalami perubahan kimia, misal : asam-basa, garam.
b. tidak mengalami perubahan kimia, misal : air raksa, logam cair.
Sesuai dengan tujuan percobaan ini, maka untukmenghitung arus, diperlukan endapan logam di katoda.
Maka, akan ditinjau aspek kuantitatif pada elektrolisis ini dengan mengggunakan hukum Faraday, yaitu :
“ Dalam elektrolisis, lewatnya 1 Faraday pada rangkaian menyebabakan oksidasi satu bobot ekivalen suatu zat
pada satu elektrode dan reduksi satu bobot ekivalen pada elektrode yang lain.”
Dan dinyatakan dalam rumus :
G =a . i. t
Dimana : G = jumlah endapan logam (gr)
a = ekivalen elektrokimia (gr/coloumb)
i = arus (Ampere)
t = waktu (detik)
Dengan “i . t” adalah jumlah arus yang akan disuplai, secara kuantitatif dinyatakan sebagai 1 Faraday, sehingga
sesuai pula dengan kuantitas satuan standar kelistrikan yang menyatakan banyaknya elektron yang melewati
elektrolit adalah coloumb maka :
1 Faraday = 1 mol elektron = 96500 Coloumb
Sehingga rumus diatas menjadi :
G= a.i.t
96500
Karena larutan yang dipakai adalah dalam percobaan adalah CuSO4, maka reaksi
kimia yang terjadi bila terdapat arus listrik adalah :
CuSO4
> 2 Cu++ + SO42-
Pada anoda : SO42-
> 2 e + SO4
Pada katoda: Cu2+ + 2e
> Cu
Artinya Cu2+ dari larutan garam bergerak menuju katoda dan anoda kehilangan Cu2+
yang dipakai untuk menetralkan SO42- .
Sesuai dengan reaksi diatas, dan definisi ekivalensi elektrokimia, yaitu bobot zat yang diperlukan untuk
memperoleh atau melepaskan 1 mol elektron, maka harga elektrovalensi kimia untuk Cu dapat ditentukan sebagai
berikut:
Dari hukum Faraday, rumus untuk “a” adalah :
a = G / (i . t)
; dimana i . t adalah 1 Faraday
maka:
a = G / 1 Faraday = G / (96500 C)
Karena 1 mol Cu (63,5) gr menghasilkan 2 mol elektron, maka hanya diperlukan 0,5 mol Cu (63,5/2) gr untuk
menghasilkan 1 mol elektron. Sehingga harga “a” untuk Cu dapat dicari :
a =
G
gr = 0,3294 mg / C
2 . 96500 C
Setelah harga “a” diketahui maka harga i ditentukan berdasar persamaan :
i = G / (a . t)
= G / (0,3294 . t), dengan : G = dalam miligram
a = dalam miligram/C
t = dalam detik
i = dalam ampere
Dengan persamaan tersebut, akan dapat dihitung besarnya “i” sesungguhnya
yang nantinya akan dibandingkan dengan angka “i” pada amperemeter. Dengan demikian, besarnya keseksamaan
dari penunjukkan jarum amperemeter dengan voltameter tembaga dapat diperhitungkan dengan ralat perhitungan.
ABSTRAK
Elektrokimia mempelajari tentang perubahan energi listrik menjadi energi kimia didalam sel elektrolisis
sebagaimana terjadinya perubahan energi kimia menjadi energi listrik didalam sel galvani atau sel volta. Dalam
percobaan ini akan dipelajari tentang elektrolisis yang prosesnya terjadi karena adanya arus yang mengalir dalam
larutan, kemudian energi yang dihasilkan menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi-reduksi
spontan.
Pada proses elektrolisis ini dipakai larutan elektrolit sebagai
konduktor/penghantar, misalnya asam-basa atau garam karena larutan-larutan tersebut
mengandung ion-ion positif dan negatif dalam larutannya.
Percobaan ini menggunakan CuSO4 yang bersifat garam sebagai larutan
(mediator), pada katoda dipakai lempeng Cu dan Pb pada anoda. Dengan mengalirkan
sejumlah arus dari sumber tegangan dan ditunggu selama waktu tertentu maka akan
terjadi endapan Cu di katoda yang besarnya dapat kita hitung. Karena endapan yang
terjadi pada katoda adalah Cu maka percobaan ini dinamakan voltameter tembaga.
Dari data-data yang dihasilkan (seperti waktu, besar arus, dan selisih berat),
kemudian diolah, dapat digunakan untuk mengetahui banyaknya endapan pada katoda
dan menghitung perbandingan arus ampermeter dengan arus sesungguhnya.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita sering melihat orang menyepuh logam dengan logam lain. Proses penyepuhan logam yang terjadi
dengan perantara suatu larutan (media) tersebut terjadi karena adanya arus listrik (beda potensial listrik).
Dari proses penyepuhan itu sendiri kita dapat mengetahui berapa endapan logam dengan menggunakan
sebuah alat yaitu voltameter. Voltameter ini diberi nama sesuai dengan nama endapan yang terjadi pada katoda
(sebagai indikator) diantaranya adalah voltameter tembaga.
Dengan percobaan ini diharapkan praktikan mampu lebih memahami rumus-rumus
yang telah ada dan berhubungan dengan voltameter.
1.2 Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan keseksamaan dari penunjukkan jarum
amperemeter dengan memakai voltameter tembaga.
1.3 Permasalahan
Permasalahan yang timbul dalam percobaan ini adalah berapa besar kuat arus sesungguhnya, berdasarkan
perhitungan dengan menggunakan rumus yang ada. Hasilnya akan dibandingkan dengan angka yang ditunjukkan
oleh jarum amperemeter, sehingga diketahui keseksamaannya.
Grafik yang menggambarkan kuat arus yang sesungguhnya dengan kuat arus yang terbaca pada
amperemeter, akan digambarkan pula. Selanjutnya, akan dibahas kesimpulan dari percobaan ini dan apakah telah
sesuai dengan teorii dasar atau tidak.